Anda di halaman 1dari 3

JAWABAN TUGAS 2

NAMA : IKU TRISAHPUTRA


NIM : 044039579
KODE/MATA KULIAH : HKUM4201.60/ Hukum Telematika

1. Klasifikasikan apa saja yang termasuk ujaran kebencian dan apa dasar hukumnya.
Jelaskan.

Jawaban :

Untuk ujaran kebencian sudah diatur dalam Pasal 28 ayat (2) UU ITE, “Setiap Orang dengan
sengaja dan tanpa hak menyebarkan informasi yang ditujukan untuk menimbulkan rasa
kebencian atau permusuhan individu dan/atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas
suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).”

Kriteria ujaran kebencian dapat menunjuk pada Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
(KUHP) dan ketentuan pidana lainnya di luar KUHP, yang berbentuk antara lain:

a. Penghinaan; b. Pencemaran nama baik; c. Penistaan; d. Perbuatan tidak menyenangkan; e.


Memprovokasi; f. Menghasut; g. Penyebaran berita bohong.

Ujaran kebencian yang ditujukan kepada individu dan/atau kelompok masyarakat dalam
berbagai komunitas dapat dibedakan dari aspek.

1. Suku; 2. Agama; 3. Aliran keagamaan; 4. Keyakinan/kepercayaan; 5. Ras; 6. Antar


golongan; 7. Warna kulit; 8. Etnis; 9. Gender; 10. Kaum difabel (cacat); dan 11. Orientasi
seksual.

Ujaran kebencisn dapat pula dilakukan melalui berbagai media, antara lain:

1. Dalamn orasi kegiatan kampanye; 2. Spanduk atau banner; 3. Jejaring media sosial; 4.
Penyampaian pendapat dimuka umum (demonstrasi); 5. Ceramah keagamaan; 6. Media
massa cetak maupun elektronik; dan 7. Pamphlet.

Sumber :
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/16275/05.3%20bab%203.pdf?sequence=
8&isAllowed=y

2. Jika seseorang memberikan komentar negatif terhadap suatu konten di media


sosial, apakah termasuk ke dalam ujaran kebencian (hate speech). Berikan
pendapat saudara disertai dengan dasar hukumnya.

Jawaban :
Ujaran kebencian adalah ujaran yang mengandung kebencian, menyerang dan berkobarkobar
yang dimaksudkan untuk menimbulkan dampak tertentu, baik secara langsung (aktual)
maupun tidak langsung (berhenti pada niat) yaitu menginspirasi orang lain untuk melakukan
kekerasan atau menyakiti orang atau kelompok lain.

Komentar negatif pada media sosial belum tentu merupakan ujaran kebencian. Kasus ujaran
kebencian yang dapat ditemukan di media sosial sangat beragam. Dapat berupa penghinaan
terhadap suatu ras, penghinaan terhadap fisik atau penampilan seseorang, bahkan hal miris
seperti menyuruh suatu individu untuk mati atau menghilang. Sudah menjadi hal umum,
bahwa banyak individu yang memberikan hujatan dengan kedok mengkritik. Mereka berdalih
menyampaikan suatu pesan untuk memperbaiki sesuatu yang dianggap salah dari individu
yang dikritik. Sayangnya, hal yang disebut kritik tersebut bahkan sudah tidak dapat dianggap
membangun dan cenderung mengarah terhadap penghinaan.

Seharusnya, sebelum mengunggah komentar seharusnya kita sebagai sesama manusia, ikut
memikirkan dampak yang akan diterima bagi diri sendiri maupun orang yang menerimanya.

Sumber : https://berkas.dpr.go.id/sipinter/files/sipinter-2475-180-20210722101553.pdf

3. Termasuk ke dalam delik apakah ujaran kebencian? Apakah sama antara ujaran
kebencian dengan pencemaran nama baik? Jelaskan dan berikan dasar hukumnya.
Jawaban :
Jika dikaitkan dengan pasal-pasal dalam hukum pidana. Dalam hukum pidana, tidak ada satu
pun pasal yang mengatur delik bernama ujaran kebencian. Selanjutnya, karena tidak ada
penjelasan dalam KUHP maupun Undang-undang lain, maka perlu ditelusuri perundang-
undangan lain yang lebih rendah dalam hal ini Surat Edaran Kapolri Nomor : SE/ 6 D/2015
tentang Penanganan Ujaran Kebencian (Hate Speech) yang menyatakan bahwa ujaran
kebencian dapat berupa tindak pidana yang diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana (KUHP) dan ketentuan pidana lainnya di luar KUHP. Dengan demikian, Surat Edaran
Kapolri yang paling dapat diterapkan dalam mengartikan ujaran kebencian adalah point 1
sampai 3 yang sebenarnya merujuk pada satu delik saja yaitu delik penghinaan atau dapat
diperluas jika korbannya adalah kelompok suku, agama, ras, dan antara golongan
sebagaimana diatur dalam Pasal 156 dan Pasal 156 a.

Pasal Ujaran Kebencian dan Pasal Pencemaran Nama Baik di dalam UU ITE menjadi saling
pakai, padahal tujuan dari kedua Pasal ini sangat berbeda satu sama lain. Pasal Ujaran
Kebencian bertujuan untuk melindungi kelompok minoritas dari adanya hasutan untuk
membenci sehingga berpotensi untuk mengalami diskriminasi ataupun kejahatan berdasar
kebencian. Pada dasarnya ujaran kebencian (Hate Speech) adalah Perkataan, perilaku, tulisan
ataupun pertunjukan yang dilarang karena dapat memicu terjadinya tindakan kekerasan dan
memiliki dampak yang merendahkan harkat martabat manusia dan kemanusiaan serta
menyebabkan sikap prasangka dari pihak pelaku pernyataan tersebut atau korban dari
tindakan tersebut.

Perbuatan pencemaran nama baik termasuk dalam kategori penghinaan berdasarkan KUHP.
Adapun, pasal pencemaran nama baik diatur di dalam Pasal 310 KUHP. Bentuk
penghinaan/pencemaran nama baik tidak hanya dilakukan secara lisan, melainkan juga
dilakukan secara tulisan maupun gambar. Bentuk-bentuk pencemaran nama baik tersebut
dapat berupa penistaan, penistaan dengan surat, fitnah, penghinaan ringan, pengaduan fitnah
dan perbuatan fitnah.

Sumber :
https://www.ejournal.warmadewa.ac.id/index.php/analogihukum/article/view/1627/1182

Anda mungkin juga menyukai