Artikel
“Saya sebagai Jaksa Agung tidak membutuhkan jaksa yang pintar, tetapi tak bermoral. Saya juga
tidak butuh jaksa yang cerdas, tetapi tidak berintegritas. Yang saya butuhkan jaksa yang pintar dan
berintegritas.”
Dalam sidang Pengukuhan Guru Besar Tidak Tetap itu, Prof. Dr. ST Burhanuddin menyampaikan
pidato orasi ilmiah berjudul "Hukum Berdasarkan Hati Nurani, Sebuah Kebijakan Penegakan
Hukum Berdasarkan Keadilan Restoratif”. Dia mengatakan setiap manusia memiliki dan mampu
menggunakan hati nuraninya sebagai anugerah dan cerminan dari sifat Tuhan Yang Maha Pengasih
dan Penyayang.
“Saya tidak menghendaki jaksa melakukan penuntutan asal-asalan tanpa melihat rasa keadilan di
masyarakat. Ingat, rasa keadilan tidak ada dalam text book, tetapi ada dalam hati nurani. Saya ingin
menekankan sekali lagi agar kita semua menggunakan hati nurani. Hukum berdasarkan hati nurani
akan dapat mencapai dan mewujudkan keadilan, kemanfaatan, dan kepastian hukum secara
bersamaan tanpa ada penegasian," kata Burhanuddin dalam orasinya.
Burhanuddin melihat hukum saat ini masih mengedepankan aspek kepastian hukum yang bersifat
legalistik formal daripada keadilan hukum yang lebih substansial bagi masyarakat. Bahkan,
sebagian besar kalangan masih memandang jika hukum bagaikan pisau yang tajam ke bawah, tapi
tumpul ke atas.
Sumber : https://www.hukumonline.com
Pertanyaan
Analisislah bagaimana seorang jaksa dapat mengemban kewajibannya dengan baik, sehingga dapat
melakukan penuntutan yang sesuai dengan kebenaran hukum? Jelaskan
Jawaban
Kode etik profesi merupakan norma yang ditetapkan dan diterima oleh kelompok profesi,
yang mengarahkan atau memberi petunjuk kepada anggotanya bagaimana seharusnya
berbuat dan sekaligus menjamin mutu moral profesi itu di mata masyarakat.
Peranan kajian etika, moral, termasuk psikologi hukum merupakan salah satu faktor
pendidikan yang dominan dalam merealisaikan etika profesi ini.
Tuntutan dasar etika profesi luhur yang pertama agar profesi itu dijalankan tanpa pamrih.
Bahkan B. Kieser (1981) menuliskan: ‘’Seluruh ilmu dan usahanya hanya demi kebaikan
pasien/klien. Menurut keyakinan orang yang menurut aturan-aturan kelompok (profesi
luhur), para profesional wajib mempraktikan keahlian mereka semata-mata kepada
kepentingan yang mereka layani, tanpa menghitung untung ruginya sendiri. Sebaliknya,
dalam semua etika profesi, cacat jiwa pokok dari seorang profesional ialah bahwa ia
mengutamakan kepentingannya sendiri di atas kepentingan klien’’. Kedua, para pelaksana
profesi luhur ini harus memiliki pegangan atau pedoman yang ditaati dan diperlukan oleh
para anggota profesi, agar kepercayaan para klien tidak disalahgunakan. Selanjutnya, hal
ini kita kenal sebagai kode etik. Mengingat fungsi dari kode etik itu, maka profesi luhur
menuntut seseorang untuk menjalankan tugasnya dalam keadaan apa pun tetap
menjunjung tinggi tuntutan profesinya.
Dengan memperhatikan pendidikan yang ada sampai saat ini yang mengajarakan
bagaimana cara kita mempertahankan dan memelihara etika profesi tersebut dapat
dikatakan masih sangat minim sekali terutama pada pendidikan terhadap pegawai /
karyawan yang telah mengemban tugas sesuai dengan profesinya masing- masing,
hingga saat ini belum dapat dikatakan maksimal dan tidak sebanding antara pendidikan
khusus etika profesi jika dibandingkan dengan pendidikan yang bersifat akademis lainnya.
Padahal, dengan melihat tujuan dan manfaat etika profesi itu sendiri pada dasarnya
adalah untuk menghindari penyalahgunaan profesi hukum atau dengan kata lain adalah
untuk terwujudnya profesionalime kerja sebagai penegak keadilan.
Dalam sejarah pendidikan, tentu seorang gurulah yang paling awal muncul, baru
kemudian murid dan infrastruktur lain yang terkait dengan paradigma pengelolaannya.
Setelah terciptanya pendidikan, baru kemudian berkembang kurikulum yang berkaitan
dengan manajemen lembaga pendidikan, seperti bangunan sekolah, kepala sekolah,
karyawan, dan sebagainya. Dengan adanya sarana pendidikan adalah salah satu sarana
yang paling tepat untuk menyampaikan pesan kepada pemegang profesi hukum yang
dapat dikemas dalam bentuk kurikulum pembelajaran melalui diklat dan pendidikan resmi
lainnya yang seharusnya menjadi prioritas dalam mengunggulkan etika dan moral sebagai
prinsip pengendalian diri yang kemudian dapat diimplementasikan dalam pelayanan
masyarakat dan menjalakan tugas yang tujuan utamanya adalah untuk penegakan hukum
dan mencapai keadilan. Adapun tujuan kode etik profesi diantaranya sebagai berikut :
Yang kemudian didukung dengan prinsip-prinsip dasar yang melandasi pelaksanaan etika
profesi diantaranya sebagai berikut :
4. Prinsip Integritas Moral, Integritas moral ini merupakan kualitas kejujuran serta prinsip
moral dalam diri seseorang yang dilakukan dengan secara konsisten dalam
menjalankan profesinya. Artinya, seorang profesional tersebut harus memiliki
komitmen pribadi untuk dapat menjaga kepentingan profesi, dirinya, serta juga
masyarakat.
Sedangkan Menurut Darmastuti (2007), terdapat tiga prinsip yang harus dipegang dalam
etika profesi, diantaranya sebagai berikut :
Dengan demikian untuk mencapai nilai- nilai yang menjadi tujuan dan prinsip etika profesi
tersebut maka perlu dilakukan secara konsisten oleh setiap pemegang profesi dengan
cara diterapkan didalam pelaksanaan tugas dan dengan cara pemeliharaan etika profesi
itu sendiri melalui sarana pendidikan berupa kurikulum pembelajaran khusus etika profesi
dan pembekalan- pembekalan moral keagamaan sehingga tidak pudar dan dapat
terealisasi di dalam pelaksanaan tugas yang professional.
Sumber.
http://pji.kejaksaan.go.id/index.php/home/berita/1252
Hukum Ketenagakerjaan ADBI4336
Soal
Oleh karena itu diskusikan dengan menjawab benar dan tepat, serta gunakan gaya
bahasa anda sendiri dalam menjawab. Tidak diharapkan melakukan kopi paste dari
sumber manapun karena akan terindikasi plagiasi.
Jawaban
Jawaban
Indonesia sebagai negara hukum yang menganut civil law tentunya telah membentuk
Undang-undang No 32/ 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Kajian perspektif dalam penegakan hukum administrasi dianggap sebagai upaya
penegakan hukum yang terpenting harus dilakukan penataan hukum lingkungan
administrasi yang lebih baik.
Pendekatan atur dan awas atau yang dikenal juga CAC approach menekankan pada
upaya pencegahan pencemaran melalui pengaturan dengan pengaturan perundang-
undangan, termasuk juga pengaturan melalui izin yang menetapkan persyaratan-
persyaratan lingkungan hidup (command approach). Pengaturan yang diikuti dengan
sistem pengawasan agar penataan dapat dijamin (control approach).
Untuk di lingkungan saya dalam hal penegakan hukum lingkungan lebih mengedepankan
pendekatan Atur Diri Sendiri.
Atur Diri Sendiri (ADS). Maknanya adalah tanggung jawab menjaga kepatuhan dan
penegakkan hukum banyak ditanggung oleh masyarakat. Pendekatan ini dipelopori oleh
dunia usaha yang sadar akan lingkungannya. Hal ini karena adanya dorongak kuat dari
masyarakat terhadp para pelaku usaha untuk berlaku ramah lingkungan, sehingga para
pelaku usaha mengembangkan kode praktik pengelolaan lingkungan sukarela (voluntary
environmental practice code).
Contoh : kasus unlawful killing laskar Front Pembela Islam (FPI), Briptu Fikri
Ramadhan dan Ipda Yusmin Ohorella, dijatuhi vonis lepas.
"Menyatakan kepada terdakwa tidak dapat dijatuhi pidana karena adanya alasan
pembenaran dan pemaaf," kata hakim ketua Muhammad Arif Nuryanta dalam
persidangan, Jumat (18/3/2022). Majelis hakim menyatakan bahwa penembakan itu
merupakan upaya membela diri. Maka, pada kedua terdakwa tidak dapat dijatuhi
hukuman pidana. (Pasal 49 ayat (2) KUHP).
Proses dilakukan secara formal oleh lembaga yang ditunjuk negara (Pengadilan hingga
Mahkamah Agung) Keputusan dibuat oleh hakim dimana tidak ada keterlibatan dari kedua
belah pihak. Fakta hukum menjadi orientasi dari pengambilan keputusan dari hakim.
Jelaskan upaya hukum yang dilakukan pemerintah Indonesia dalam mencegah cyber crime