Anda di halaman 1dari 2

NAMA : JOKO SUBIYANTO

NIM : 048997628

SESI TUGAS 3

Apakah para PSK dalam kasus tersebut dapat dipidana menurut KUHP sebelum RKUHP
disahkan?

Pekerja Seks Komersial (PSK) merupakan pekerjaan yang masih tabu di Indonesia. PSK
menjajakan tubuhnya dengan maksud untuk memuaskan nafsu para lelaki dan mendapatkan
uang atau imbalan tertentu yang sudah disepakati sebelumnya. PSK merupakan salah satu
tindakan prostitusi yang dianggap sebagai kejahatan terhadap kesusilaan dan moral. Namun,
walaupun telah melanggar norma dan merupakan salah satu penyakit sosial dalam
bermasyarakat apakah para penjaja seks komersial dapat dikenai pidana menurut Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)
Negara Indonesia sendiri mengalami kekosongan hukum untuk menjerat pengguna ataupun
PSK itu sendiri. Dalam KUHP tidak ada pasal ataupun ketentuan khusus yang dapat
memidanakan PSK. Ketentuan KUHP yang menyinggung terkait praktik prostitusi tertuang
dalam beberapa pasal, yaitu:

“Barang siapa yang mata pencahariannya atau kebiasaannya yaitu dengan sengaja
mengadakan atau memudahkan perbuatan cabul dengan orang lain diancam dengan pidana
penjara paling lama satu tahun empat bulan atau pidana denda paling banyak lima belas
ribu rupiah” ( Pasal 296 KUHP)

“Barang siapa sebagai muncikari (souteneur) mengambil keuntungan dari pelacuran


perempuan, diancam dengan pidana kurungan paling lama satu tahun” (Pasal 506 KUHP)
Dari pasal tersebut jelas bahwa hanya muncikari yang dapat dijerat dalam tindak pidana.
Tetapi, lain hal apabila PSK sudah memiliki pasangan resmi atas dasar pernikahan, PSK
dapat dijerat dengan pasal perzinahan yang tertuang dalam Pasal 284 KUHP
Negara Indonesia sendiri mengalami kekosongan hukum untuk menjerat pengguna ataupun
PSK itu sendiri. Dalam KUHP tidak ada pasal ataupun ketentuan khusus yang dapat
memidanakan PSK. Ketentuan KUHP yang menyinggung terkait praktik prostitusi tertuang
dalam beberapa pasal, yaitu:

“Barang siapa yang mata pencahariannya atau kebiasaannya yaitu dengan sengaja
mengadakan atau memudahkan perbuatan cabul dengan orang lain diancam dengan pidana
penjara paling lama satu tahun empat bulan atau pidana denda paling banyak lima belas
ribu rupiah” ( Pasal 296 KUHP)

“Barang siapa sebagai muncikari (souteneur) mengambil keuntungan dari pelacuran


perempuan, diancam dengan pidana kurungan paling lama satu tahun” (Pasal 506 KUHP)
Dari pasal tersebut jelas bahwa hanya muncikari yang dapat dijerat dalam tindak pidana.
Tetapi, lain hal apabila PSK sudah memiliki pasangan resmi atas dasar pernikahan, PSK
dapat dijerat dengan pasal perzinahan yang tertuang dalam Pasal 284 KUHP

Anda mungkin juga menyukai