Anda di halaman 1dari 2

NAMA : MUH.

FADEL SOFYAN
NIM : 043135947
PRODI : HUKUM
UPBJJ : MAJENE
MATA KULIAH : HUKUM PERDATA INTERNASIONAL/HKUM4304

Ditandatanganinya kontrak jual beli antara Perusahaan ekspor dari Indonesia dan
Perusahaan Impor dari Korea Selatan mengenai jual beli baja untuk bahan pembuatan
mobil. Perjanjian kontrak kerja ditandatangani di Lampung dan disepakati Pengiriman baja
akan dilakukan dari Pelabuhan Panjang ke Pelabuhan Busan di Korea Selatan. Ketika barang
sudah siap kirim, importir melakukan wanprestasi dengan hanya membayar separuh dari
nilai kontrak yaitu 37.000.000 USD. Tentu pengusaha exportir Indonesia tidak mau rugi dan
terima begitu saja, maka ia mengirimkan tagihan namun tidak ditanggapi oleh perusahaan
Korea. Oleh karena itu eksportir Indonesia melakukan gugatan wanprestasi dan menuntut
pembayaran melalui pengadilan di Tokyo.
1. Subjek hukum pada kasus di atas yakni, Perusahaan ekspor dari Indonesia dan
Perusahaan Impor dari Korea Selatan. Serta . Perjanjian kontrak kerja ditandatangani
di Lampung dan disepakati Pengiriman baja akan dilakukan dari Pelabuhan Panjang
ke Pelabuhan Busan di Korea Selatan
2. HPI adalah hukum nasional. Tepatnya hukum perdata nasional untuk masalh-
masalah yang bersifat internasionalIlmu hukum yang memperlihatkan unsur asing
disebut Hukum Perdata Internasional (HPI). Dari kasus diatas terjadi persoalan Jual
Beli Internasional yang dimana, ini merupakan kasus HPI. kontrak jual beli antara
Perusahaan ekspor dari Indonesia dan Perusahaan Impor dari Korea Selatan
mengenai jual beli baja untuk bahan pembuatan mobil. Karena, kasus diatas
terdapat adanya unsur asing yang menyebabkan suatu masalah menjadi masalah HPI
ini disebut sebagai titidk pertalian primer (TTP).
3. Hukum negara yang akan digunakan adalah Hukum Indonesia. Seperti yang dapat
dilihat pada kasus diatas,perjanjian kontrak kerja ditandatangani di Lampung dan
disepakati Pengiriman baja akan dilakukan dari Pelabuhan Panjang ke Pelabuhan
Busan di Korea Selatan. Hukum yang berlaku atas perjanjian itu adalah hukum
Indonesia, tempat perjanjian itu di tanda tangani. Hal ini sesuai dengan Tempat
Dilangsungkannya Perbuatan Hukum (Lex Loci Actus), Tempat Perjanjian Dibuat (Lex
Loci Contractus). Tempat suatu perbuatan hukum dilakukan atau suatu kontrak
dibuat merupakan pula faktor yang menentukan hukum yang harus diberlakukan
(TPS).
4. Menurut saya, pengadilan Tokyo tidak berhak mengadili perkara ini. Wanprestasi
salah satu resiko wajib dihadapi oleh pihak-pihak yang terlibat dalam perjanjian,
apalagi perjanjian tersebut melibatkan uang. Maka sebalum melakukan kesepakatan
di atas materai, harus berhati-hati dalam memilih rekan kerja untuk bekerja
sama.akan tetapi, apabila sudah terlanjur terjebak dalam perjanjian dengan potensi
wanprestasi tinggi, dapat mengajukan gugat wanprestasi ke pengadilan perdata.
Pada kasus di atas, pengusaha eksportir Indonesia hanya melakukan gugatan
wanprestasi dan menuntut pembayaran melalui pengadilan di Tokyo bukan untuk
mengadili perkara ini. Tetapi yang berhak mengadili perkara ini adalah peradilan
tempat dimana perjanjian ini dibuat. Karena, perjanjian ini dibuat di lampung,
Indosenia, maka yang berhak mengadili adalah peradilan Indonesia

SUMBER REFERENSI: HKUM4303 MODUL 1-3

Anda mungkin juga menyukai