Anda di halaman 1dari 3

BUKU JAWABAN TUGAS MATA

KULIAH TUGAS 2

Nama Mahasiswa : KAHARUDDIN

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 043116692

Kode/Nama Mata Kuliah : INTERPRETASI DAN PENALARAN HUKUM

Kode/Nama : 80 / MAKASSAR

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
No Tugas Tutorial Skor Maksimal Sumber Tugas Tutorial
1 Sebutkan jenis-jenis interpretasi purposive 25 Modul 6
kemudian jelaskan secara singkat!
2 Jelaskan tahapan dalam interpretasi 25 Modul 6
kontekstual
3 Jelaskan pengertian hermeneutika hukum 25 Modul 5
besera urgensinya!
4 Sebutkan enam langkah utama 25 Modul 5
hermeneutika hukum?
Jawaban :
1. Jenis jenis Interpretasi purposivi yaitu :
• Penafsiran Tekstual (textualism or literalism) atau penafsiran harfiah adalah metode
penafsiran konstitusi yang dilakukan dengancara memberikan makna terhadap arti
dari kata – kata di dalam dokumen atau teks yang dibuat oleh lembaga legislatif;
• Penafsiran historis atau penafsiran orisinal adalah metode penafsiran konstitusi yang
didasarkan pada sejarah konstitusi ayau undang – undang itu dibahas, dibentuk,
diadopsi atau diratifikasi oleh pembentuknya atau ditandatangani institusi yang
berwenang;
• Penafsiran Doktrinal adalah metode penafsiran yang dilakukan dengan cara
memahami urutan Undang – Undang melalui sistem presenden atau melalui praktik
peradilan;
• Penafsiran prudensial adalah metode penafsiran yang dilakukan dengan cara mencari
keseimbangan antara biaya – biaya yang harus dikeluarkan dan keuntungan –
keuntungan yang diperbolekan dari penerapan suatu aturan atau Undang – Undanga
tertentu;
• Penafsiran struktural adalah metode penafsiran yang dilakukan dengancara
mengaitkan aturan dalam Undang – Undang dengan konstitusi atau Undang -Undang
Dasar yang mengatur tentang struktur – struktur ketatanegaraan;
• Penafsiran etikal adalah metode penafsiran yang dilakukan dengan cara menurunkan
prinsip – prinsip moral dan etik sebagaimana terdapat dalam konstitusi atau undang –
undang dasar.
2. Interpretasi Kontekstual atau Literal/Lettelijk dapat di bagi dalam beberapa
tahapan, Yaitu :
1) Penggunaan aturan terutama atau primer dalam penafsiran apabila kata – kata
berhasil diketahui;
2) Pencarian makna apabila kata – kata tidak jelas atau ambigu;
3) Kata – kata yang tidak jelas untuk penafsiranya mengunakan alat bantu sekunder;
dan
4) Melakukan pengkontruksian dengan bantuan alat bantu sekunder tersebut.
3. Hermeneutika Hukum adalah ajaran filsafat mengenai hal mengerti / memahami sesuatu,
atau sebuah metode interpretasi terhadap teks dimana metode dan teknik menfsirkanya
dilakukan secara holistik dalam bingkai keterkaitan antara teks, konteks, dan
kontekstualisasi. Sedangkan urgensi Hermeneutika Hukum bagi hakim pada dasarnya
berperan penting dalam menghindari hakim dari kesesatan dalam menafsirkan teks-teks
hukum. Dengan hermeneutika, hakim akan berupaya menemukan substansi atau makna
hakiki dari teks - teks tersebut dan karenanya hakim tidak akan salah menafsir dan
menerapkannya pada kasus atau perkara in konkreto.
4. Enam langkah utama hermeneutika hukum, yaitu :
• Mengidentifikasi fakta – fakta untuk menghasilkan suatu struktur;
• Menghubungkan (mensubsumsi) struktur kasus tersebut dengan sumber – sumber
hukum yang relevan, sehingga ia dapat menetapkan perbuatan hukum dalam
peristilahan yuridis (legal term);
• Menyeleksi sumber hukum dan aturan hukum yang relevan kemudian untuk mencari
tahu kebijakan yang terkandung di dalam aturan hukum itu sehingga dihasilkan suatu
struktur (peta) aturan yang koheren;
• Menghubungkan struktur aturn dengan struktur kasus;
• Mencari alternatif – alternatif penyelesaian yang memungkinkan; dan
• Menetapkan pilihan atas salah satu alternatif untuk kemudian diformulasikan sebagai
putusan akhir
Sumber : Buku Materi pokok HKUM4401 “INTERPRETASI DAN PENALARAN
HUKUM

Anda mungkin juga menyukai