Anda di halaman 1dari 3

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 1

Nama Mahasiswa : KAHARUDDIN

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 043116692

Kode/Nama Mata : Hukum Perjanjian

Kuliah Kode/Nama : 08 / MAKASSAR

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
Kasus 1, terdiri dari pertanyaan:
a. Jika dikaitkan dengan perikatan, perjanjian dan kontrak, apakah transaksi jual beli rumah
antara penjual dan pembeli tersebut akan bermasalah secara hukum?
b. Bagaimana agar perjanjian jual beli rumah dapat berjalan sesuai dengan ketentuan Pasal
1313 KUHPerdata?

Kasus 2, terdiri dari pertanyaan:


a. Berdasarkan asas kepribadian, apakah perjanjian antara Joni dan Joko telah tepat ?
b. Perjanjian antara Joni dan Joko di atas apakah dapat memenuhi asas itikad baik sesuai
dengan ketentuan Pasal 1338 KUHPerdata?
Kasus 3, terdiri dari pertanyaan:
a. Apakah perjanjian sewa rumah kos antara Tono dan Amin dapat disebut sebagai
perjanjian yang telah memenuhi syarat subjektif dan syarat objektif? Jelaskan sesuai
dengan aturan yang mendasarinya!
b. Dari kasus di atas, apakah Tono dapat membatalkan perjanjian sewa rumah kos? Jelaskan
sesuai dengan dasar hukumnya!
Jawaban
Kasus 1
a. Dalam KUH perdata ,pengertian perikatan tidak dinyatakan secara tegas, tetapi hanyab
termuat ruang lingkup seperti terdapat dalam pasal 1233 yang berbunyi “ tiap-tiap
perikayan dilahirkan baik karena persetujuan/perjanjian maupun karena undang-undang.
” dari paparan diatas, transaksi jual beli antara penjual dan pembeli akan bermasalah
secara hukum, dimana terjadi perbuatan yang melanggar hukum, yang mana penjual tiba-
tiba menaikkan harga jual rumah menjadi RP. 650.000.000 tanpa mengingat bahwa ia
sebelumnya telah membuat kesepakatan/ perjanjian tetulis, sehingga penjual tidak dapat
seenaknya menaikkan harga jual rumah tersebut dengan alasannya tertentu.
b. Pasal 1313 KHUP perdata menyatakan bahwa suatu perjanjian adalah suatu perbuatan
manakala satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih. Agar
perjanjian jual beli rumah tersebut berjalan lancar sesuai ketentuan pasal 1313 KUHP ,
maka harus memenuhi unsur-unsur pembentuk perjanjian diantaranya:
1) Perbuatan hukum
2) Kesepakatan/consensus
3) Obyek perjanjian
4) Para pihak
5) Akibat hukum

Kasus 2
a. Asas kepribadian merupakan asas yang menentukan bahwa seseorang membuat
perjanjian hanya untuk kepentingan dirinya saja, dari paparan tersebut , dapat
disimpulkan bahwa perjanjian antara joni dan joko sudah tepat berdasarkan asas
kepribadian, dimana ditegaskan oleh pasal 1340 KHUP yang menyatakan bahwa:
1) Persetujuan hanya berlaku anatara pohak pihak yang membuatnya
2) Persetujuan tidak dapat merugikan pihak ketiga
3) Persetujuan tidak dapat memberi keuntungan kepada pihak ketiga selain dalam hal
yang ditentukan dalam pasal 1317 KHUP.
b. Asas etikda baik merupakan pembatasan dari asas Pacta sunt servenda. Jika suatu
perjanjian dibuat tanpa etikad baik maka perjanjiantersebut dapat dibatalkan dan tidak
mengikat bagi para pihak. Dari paparan tersebut dapat disimpulkan bahwa perjanjian
antara Joni dan Joko telah memenuhi asas etikad baik , dimana Joni merupakan kuasa
dari Ali si pemilik mobil tersebut, sehingga Joni dapat menjual mobil Ali ke Joko karena
adanya pemberian kuasa tersebut maka terdapat juga pemberian izin dari Ali untuk
menjual mobilnya.
Kasus 3
a. perjanjian sewa rumah kos antara Tono dan Amin dapat disebut sebagai perjanjian yang
telah memenuhi syarat subjektif dan syarat objektif. Dimana subyek perjanjian adalah
pihak-pihak terikat dengan diadaknnya suatu perjanjian. Pihak-pihak perjanjian diatur
dalam didalam pasal 1315, pasal 1317, pasal 1318, dan pasal 1340 KHUP. Sedangkan
obyek perjanjian adalah prestasi. Salah satu bentuk prestasi yang paling umum adalah
benda. Benda diajadikan obyek perjanjian harus memenuhi beberapa ketentuan
diantaranya:
1) benda tersebut dapat diperdagangkan,
2) benda yang dipergunakan untuk kepentingan umum,
3) dapat ditentukan jenisnya,
4) dapat berupa barang yang akan datang jika tidak memenuhi salah satu syarat tersebut
maka perjanjian itu batal demi hukum. Sehingga dapat disimpulkan bahwa perjanjian
rumah kos antara Tono dan Amin disebut sebagai perjanjian yang memenuhi syarat
subjektif, yang mana subjektifknya yaitu pihak yang membuat perjanjian itu sendiri (
Tono dan Amin ). Sedangkan obyeknya yaitu rumah yang terdiri dari dari ruang tidur,
ruang tamu, kamar mandi dalam, dilengkapi dengan AC dan fasilitas carport untuk
masing-masing kamar, akses internet wifi dan tentunya listrik dan air.
b. Dari kasus diatas, Tono dapat membatalkan perjanjian sewa rumah kost, dimana Menurut
Pasal 1571 KUH Perdata, kegiatan sewa menyewa dapat diakhiri apabila salah satu pihak
menghentikan perjanjiannya. Begitupun perjanjian yang telah dibuat sebelumnya tidak
ada surat perjanjian, sehingga Baik pemberi sewa ataupun penyewa rumah dapat
menghentikan masa sewa di luar jangka waktu yang telah ditetapkan Ketika mereka
merasa tidak nyaman atau dirugikan

Anda mungkin juga menyukai