Anda di halaman 1dari 7

Nama Mahasiswa : Oktavianus Prayoga

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 042990643


Nama Mata Kuliah : Hukum Acara Pidana 54
Kode/Nama UPBJJ : 47/ PONTIANAK

1. Putusan Pengadilan Tinggi (PT) menyatakan tidak dapat diterima (NO) terhadap
permohonan banding yang diajukan oleh Terdakwa karena Terdakwa mengajukan
banding melebihi jangka waktu pengajuan banding. Terdakwa mengajukan kasasi
terhadap putusan PT tersebut. Menurut saudara apakah dibenarkan Terdakwa dapat
mengajukan kasasi? Kalau dapat diajukan kasasi apa argumentasi saudara? Kalau tidak
dapat dilakukan upaya kasasi apa upaya Terdakwa yang bisa dilakukan? (poin25)

Jawab :
Secara hukum, pengertian dari Upaya Hukum diatur dalam Pasal 1 angka 12 KUHAP, yang
berbunyi: “Upaya hukum adalah hak terdakwa atau penuntut umum untuk tidak menerima
putusan pengadilan yang berupa perlawanan atau banding atau kasasi atau hak terpidana untuk
mengajukan permohonan peninjauan kembali dalam hal serta menurut cara yang diatur dalam
undang-undang ini.” Dalam praktek Kasus Pidana kita mengenal ada 2 (dua) macam upaya
hukum yaitu, upaya hukum biasa dan upaya hukum luar biasa. Upaya Hukum Biasa terdiri dari
Upaya Bandig dan Kasasi. Banding Banding merupakan salah satu upaya hukum biasa yang
dapat diminta oleh salah satu atau kedua belah pihak yang berperkara terhadap suatu putusan
pidana. Terpidana dapat mengajukan Banding bila merasa tidak puas dengan isi putusan
Pengadilan Negeri. Proses Banding akan diperiksa oleh Pengadilan Tinggi nantinya.
Sebagaimana diatur Pasal 67 KUHAP, yang berbunyi: “Terdakwa atau Penuntut Umum berhak
untuk meminta Banding terhadap Putusan Pengadilan Tingkat Pertama, Kecuali terhadap
Putusan Bebas, Lepas dari segala tuntutan hukum yang menyangkut masalah kurang tepatnya
penerapan hukum dan putusan pengadilan dalam acara cepat.” Keputusan pengadilan yang dapat
dimintakan banding hanya keputusan pengadilan yang berbentuk Putusan bukan penetapan,
karena terhadap penetapan upaya hukum biasa yang dapat diajukan hanya kasasi. Tenggang
waktu pernyataan mengajukan banding adalah 7 (tujuh) hari sejak putusan dibacakan
sebagaimana diatur dalam Pasal 233 ayat (2) KUHAP. Apabila jangka waktu pernyatan
permohonan banding telah lewat maka terhadap permohonan banding yang diajukan akan ditolak
oleh Pengadilan Tinggi karena terhadap putusan Pengadilan Negeri yang bersangkutan dianggap
telah mempunyai Berkekuatan Hukum Tetap/Inkrach. Kasasi Kasasi merupakan salah satu upaya
hukum biasa yang dapat diminta oleh salah satu atau kedua belah pihak yang berperkara terhadap
suatu putusan pidana. Terpidana dapat mengajukan Kasasi atas Putusan Banding, apabila merasa
tidak puas dengan isi Putusan Banding Pengadilan Tinggi. Proses Kasasi akan diperiksa oleh
Mahkamah Agung nantinya. Sebagaimana diatur Pasal 244 KUHAP, yang berbunyi: “Terdapat
putusan perkara pidana yang diberikan pada tingkat terakhir oleh Pengadilan lain selain daripada
Mahkamah Agung, terdakwa atau penuntut umum dapat mengajukan permintaan pemerikasaan
kasasi kepada Mahkamah Agung kecuali terhadap putusan bebas.” Tenggang waktu pernyataan
mengajukan banding adalah 14 (empat belas) hari sejak diberitahukan kepada terdakwa
sebagaimana diatur dalam Pasal 245 ayat (1) KUHAP. Apabila jangka waktu pernyatan
permohonan kasasi telah lewat maka terhadap permohonan kasasi yang diajukan dianggap
menerima putusan sebelumnya. Dan akan ditolak oleh Mahkamah Agung karena terhadap
putusan Pengadilan Tinggi yang bersangkutan dianggap telah mempunyai Berkekuatan Hukum
Tetap/Inkrach. Berdasarkan Pasal 43 - Pasal 55 UU No. 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah
Agung RI, permohonan kasasi dapat diajukan hanya jika pemohon terhadap perkaranya telah
menggunakan upaya hukum banding kecuali ditentukan lain oleh undang-undang, permohonan
kasasi dapat diajukan hanya 1 (satu) kali, dan Permohonan kasasi dapat diajukan oleh : a. Pihak
yang berperkara atau wakilnya yang secara khusus dikuasakan untuk itu dalam perkara perdata
atau perkara tata usaha negara yang diperiksa dan diputus oleh Pengadilan Tingkat Banding atau
Tingkat Terakhir di Lingkungan Peradilan Umum, Lingkungan Peradilan Agama, dan
Lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara b. Terdakwa atau wakilnya yang secara khusus
dikuasakan untuk itu atau Penuntut Umum atau Oditur dalam perkara pidana yang diperiksa dan
diputus oleh Pengadilan Tingkat Banding atau Tingkat Terakhir di Lingkungan Peradilan Umum
dan Lingkungan Peradilan Militer. c. Permohonan kasasi demi kepentingan hukum dapat
diajukan oleh Jaksa Agung karena jabatannya dalam perkara perdata atau tata usaha negara yang
diperiksa dan diputus oleh Pengadilan Tingkat Pertama atau Pengadilan Tingkat Banding di
Lingkungan Peradilan Umum, Peradilan Agama dan Peradilan Tata Usaha Negara. d. Putusan
kasasi demi kepentingan hukum tidak boleh merugikan pihak yang berperkara. Putusan kasasi
demi kepentingan hukum tidak boleh merugikan pihak yang berperkara.

2. Dalam Pasal 237 KUHAP mengatur: Selama pengadilan tinggi belum mulai memeriksa
suatu perkara dalam tingkat banding, baik terdakwa atau kuasanya maupun penuntut
umum dapat menyerahkan memori banding atau kontra memori banding kepada
pengadilan tinggi. Menurut Saudara bagaimana akibat hukumnya jika Terdakwa atau
kuasanya maupun penuntut umum tidak mengajukan memori banding atau kontra
memori banding? (poin25)
Jawab:
Memori banding secara singkat dapat diartikan sebagai risalah yang disusun oleh pemohon
banding dan merupakan tanggapan terhadap sebagian maupun atas seluruh pemeriksaan dan
putusan yang dijatuhkan. Tanggapan itu tidak terbatas hanya sepanjang mengenai kesalahan
penerapan, penafsiran, dan kewenangan mengadili, tapi meliputi aspek penilaian keadaan dan
pembuktian. Di samping itu, memori banding dapat juga mengemukakan hal-hal baru atau fakta
dan pembuktian baru, dan meminta supaya halhal atau fakta baru itu diperiksa dalam suatu
pemeriksaan tambahan. Memori banding diajukan oleh pemohon banding, pihak yang lain dapat
mengajukan kontra memori banding. Misalnya, jika terdakwa mengajukan permintaan banding.
Permintaan banding itu didukung dengan memori banding. Dalam hal ini pihak penuntut umum
mempunyai hak untuk mengajukan kontra memori banding. Pengadilan berkewajiban untuk
memberitahukan memori dan kontra memori banding kepada pihak lain, karena mana mungkin
membuat dan menyerahkan kontra memori banding, tanpa ada diberitahukan kepadanya adanya
penyerahan memori banding dari pihak lain? Jadi, harus ada pemberitahuan kepada yang
mengajukan kontra memori banding bahwa ada yang mengajukan memori banding. Membuat
dan mengajukan memori banding “bukan kewajiban hukum” yang dibebankan oleh undang-
undang terhadap pemohon banding. Undang-undang tidak mewajibkan pemohon banding untuk
mesti mengajukan memori banding. Permohonan banding tidak mesti dibarengi dengan memori
banding. Tanpa memori banding, permintaan banding sah dan dapat diterima. Ada atau tidak
memori banding, tidak menjadi masalah.
3. Dengan adanya Putusan MK No. 34/PUU-XI/2013, untuk upaya hukum luar biasa yaitu
peninjauan kembali dapat dilakukan lebih dari satu kali, namun Mahkamah Agung
berdasarkan SEMA Nomor 7 Tahun 2014, menyatakan “tidak ada Peninjauan Kembali
kedua atau lebih, kecuali dengan alasan terdapat berbagai putusan dalam satu obyek
perkara”, bagaimana pendapat saudara mengenai hal tersebut? (poin50)
Jawab:
SEMA pada dasarnya dapat diklasifikan sebagai peraturan kebijakan (beleidsregel) karena
SEMA adalah surat edaran yang dikeluarkan oleh pimpinan MA yang ditujukan kepada hakim
dan jajaran peradilan yang berisi bimbingan dalam penyelenggaraan peradilan yang lebih bersifat
administrasi dan mengatur kedalam. Oleh karenanya tidak dapat mengubah ataupun
menyimpangi peraturan perundang-undangan termasuk SEMA No. 7 Tahun 2014 tidak boleh
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Untuk menjamin kepastian
hukum dalam pengajuan PK pada perkara pidana, Putusan MK ini harus dijadikan pedoman bagi
MA beserta semua pengadilan negeri dibawahnya dalam menangani pengajuan PK pada perkara
pidana. Pasal 47 Undang-Undang No. 8 Tahun 2011 jo. Undang-Undang No. 24 Tahun 2003
Tentang Mahkamah Konstitusi (UU MK) menyatakan “Putusan Mahkamah Konstitusi
memperoleh kekuatan hukum tetap sejak selesai diucapkan dalam sidang pleno terbuka untuk
umum”. Ketentuan tersebut menunjukan bahwa dengan sendirinya. Putusan MK tidak
memerlukan pelaksanaan lain, karena sejak selesai diucapkan dalam sidang pleno putusan telah
memiliki kekuatan hukum. Putusan MK merupakan tafsir tertinggi terhadap ketentuan konstitusi
yang dilakukan oleh MK sebagai the sole interpreter of constitution memiliki sifat final and
binding sehingga harus ditaati oleh setiap warga negara dan semua cabang-cabang kekuasaan
negara termasuk MA. Tindakan MA menerbitkan SEMA No. 7 Tahun 2014 yang membatasi PK
hanya sekali, jelas bertentangan dengan Putusan MK yang membatalkan Pasal 268 ayat (3)
KUHAP Dengan dibatalkanya Pasal 268 ayat (3) KUHAP telah berimplikasi pada PK dapat
diajukan berkali-kali sementara melalui SEMA, MA justru mengukuhkan PK hanya sekali.
Penerbitan SEMA No.7Tahun 2014 dapat dikatakan sebagai suatu bentuk ketidakpatuhan
terhadap konstitusi sebagai hukum dasar dan juga pelanggaran terhadap konsepsi negara hukum.
Menurut MA dasar diterbitkanya SEMA, bukanlah KUHAP melainkan Pasal 24 ayat (2)
Undang-Undang No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman (UU Kekuasaan
Kehakiman) dan Pasal 66 ayat (1) UU MA. Diabaikanya Putusan MK yang membatalkan Pasal
268 ayat (3) KUHAP dalam SEMA No. 7 Tahun 2014 merupakan alasan yang kurang tepat
karena Pasal 268 ayat (3) KUHAP yang telah dibatalkan ini harus dimaknai bersifat lex specialis
terhadap UU MA dan UU Kekuasaan Kehakiman. Perlu dijelaskan bahwa ketentuan yang
mengatur tentang PK dalam UU MA dan UU Kekuasaan Kehakiman adalah ketentuan yang
berlaku umum terhadap pengajuan PK dalam perkara perdata, tata usaha negara dan agama.
Khusus untuk perkara pidana mengacu pada Pasal 268 ayat (3) KUHAP yang dalam hal ini telah
dibatalkan oleh MK. Dengan demikian untuk menjamin kepastian hukum dalam pengajuan PK
pada perkara pidana, Putusan MK ini harus dijadikan pedoman bagi MA beserta semua
pengadilan negeri dibawahnya dalam menangani pengajuan PK pada perkara pidana. Dalam
setiap perumusan SEMA dan PERMA sepanjang itu menyangkut pengajuan PK pada perkara
pidana harus mencantumkan Putusan MK dalam konsideranya. Sekarang semua peraturan
perundang-undangan yang diterbitkan oleh pemerintah sejauh mengacu ke undang-undang yang
pernah diputus MK selalu disebutkan putusan MK sebagai salah satu konsideranya
1. Jawablah pertanyaan di bawah ini. Pastikan jawaban Anda
tidak duplikasi dengan jawaban dari mahasiswa lain.Apabila
gugatan yang dibuat oleh Penggugat telah diajukan dan
didaftarkan ke Pengadilan, maka Ketua Majelis Hakim yang
telah ditunjuk memeriksa perkara tersebut akan menetapkan
hari persidangan dan memerintahkan Penggugat dan Tergugat
agar dapat hadir pada persidangan. Saksi-saksi juga
dipersiapkan untuk dapat dihadirkan dengan membawa segala
surat keterangan yang akan dipergunakan (Pasal 121 ayat (1)
HIR/Pasal 145RBg).
Pertanyaan:
Dari pernyataan di atas silahkan Anda uraikan bagaimana proses
permulaan sidang gugatan perdata berdasarkan tiga tahapan ?
1. Jawablah pertanyaan di bawah ini. Pastikan jawaban Anda
tidak duplikasi dengan jawaban dari mahasiswa lain.Apabila
gugatan yang dibuat oleh Penggugat telah diajukan dan
didaftarkan ke Pengadilan, maka Ketua Majelis Hakim yang
telah ditunjuk memeriksa perkara tersebut akan menetapkan
hari persidangan dan memerintahkan Penggugat dan Tergugat
agar dapat hadir pada persidangan. Saksi-saksi juga
dipersiapkan untuk dapat dihadirkan dengan membawa segala
surat keterangan yang akan dipergunakan (Pasal 121 ayat (1)
HIR/Pasal 145RBg).
Pertanyaan:
Dari pernyataan di atas silahkan Anda uraikan bagaimana proses
permulaan sidang gugatan perdata berdasarkan tiga tahapan ?
1. Jawablah pertanyaan di bawah ini. Pastikan jawaban Anda
tidak duplikasi dengan jawaban dari mahasiswa lain.Apabila
gugatan yang dibuat oleh Penggugat telah diajukan dan
didaftarkan ke Pengadilan, maka Ketua Majelis Hakim yang
telah ditunjuk memeriksa perkara tersebut akan menetapkan
hari persidangan dan memerintahkan Penggugat dan Tergugat
agar dapat hadir pada persidangan. Saksi-saksi juga
dipersiapkan untuk dapat dihadirkan dengan membawa segala
surat keterangan yang akan dipergunakan (Pasal 121 ayat (1)
HIR/Pasal 145RBg).
Pertanyaan:
Dari pernyataan di atas silahkan Anda uraikan bagaimana proses
permulaan sidang gugatan perdata berdasarkan tiga tahap
1. Jawablah pertanyaan di bawah ini. Pastikan jawaban Anda
tidak duplikasi dengan jawaban dari mahasiswa lain.Apabila
gugatan yang dibuat oleh Penggugat telah diajukan dan
didaftarkan ke Pengadilan, maka Ketua Majelis Hakim yang
telah ditunjuk memeriksa perkara tersebut akan menetapkan
hari persidangan dan memerintahkan Penggugat dan Tergugat
agar dapat hadir pada persidangan. Saksi-saksi juga
dipersiapkan untuk dapat dihadirkan dengan membawa segala
surat keterangan yang akan dipergunakan (Pasal 121 ayat (1)
HIR/Pasal 145RBg).
Pertanyaan:
Dari pernyataan di atas silahkan Anda uraikan bagaimana proses
permulaan sidang gugatan perdata berdasarkan tiga tahapan ?
1. Jawablah pertanyaan di bawah ini. Pastikan jawaban Anda
tidak duplikasi dengan jawaban dari mahasiswa lain.Apabila
gugatan yang dibuat oleh Penggugat telah diajukan dan
didaftarkan ke Pengadilan, maka Ketua Majelis Hakim yang
telah ditunjuk memeriksa perkara tersebut akan menetapkan
hari persidangan dan memerintahkan Penggugat dan Tergugat
agar dapat hadir pada persidangan. Saksi-saksi juga
dipersiapkan untuk dapat dihadirkan dengan membawa segala
surat keterangan yang akan dipergunakan (Pasal 121 ayat (1)
HIR/Pasal 145RBg).
Pertanyaan:
Dari pernyataan di atas silahkan Anda uraikan bagaimana proses
permulaan sidang gugatan perdata berdasarkan tiga tahapan ?
1. Jawablah pertanyaan di bawah ini. Pastikan jawaban Anda
tidak duplikasi dengan jawaban dari mahasiswa lain.Apabila
gugatan yang dibuat oleh Penggugat telah diajukan dan
didaftarkan ke Pengadilan, maka Ketua Majelis Hakim yang
telah ditunjuk memeriksa perkara tersebut akan menetapkan
hari persidangan dan memerintahkan Penggugat dan Tergugat
agar dapat hadir pada persidangan. Saksi-saksi juga
dipersiapkan untuk dapat dihadirkan dengan membawa segala
surat keterangan yang akan dipergunakan (Pasal 121 ayat (1)
HIR/Pasal 145RBg).
Pertanyaan:
Dari pernyataan di atas silahkan Anda uraikan bagaimana proses
permulaan sidang gugatan perdata berdasarkan tiga tahapan ?
1. Jawablah pertanyaan di bawah ini. Pastikan jawaban Anda
tidak duplikasi dengan jawaban dari mahasiswa lain.Apabila
gugatan yang dibuat oleh Penggugat telah diajukan dan
didaftarkan ke Pengadilan, maka Ketua Majelis Hakim yang
telah ditunjuk memeriksa perkara tersebut akan menetapkan
hari persidangan dan memerintahkan Penggugat dan Tergugat
agar dapat hadir pada persidangan. Saksi-saksi juga
dipersiapkan untuk dapat dihadirkan dengan membawa segala
surat keterangan yang akan dipergunakan (Pasal 121 ayat (1)
HIR/Pasal 145RBg).
Pertanyaan:
Dari pernyataan di atas silahkan Anda uraikan bagaimana proses
permulaan sidang gugatan perdata berdasarkan tiga tahapan ?
1. Jawablah pertanyaan di bawah ini. Pastikan jawaban Anda
tidak duplikasi dengan jawaban dari mahasiswa lain.Apabila
gugatan yang dibuat oleh Penggugat telah diajukan dan
didaftarkan ke Pengadilan, maka Ketua Majelis Hakim yang
telah ditunjuk memeriksa perkara tersebut akan menetapkan
hari persidangan dan memerintahkan Penggugat dan Tergugat
agar dapat hadir pada persidangan. Saksi-saksi juga
dipersiapkan untuk dapat dihadirkan dengan membawa segala
surat keterangan yang akan dipergunakan (Pasal 121 ayat (1)
HIR/Pasal 145RBg).
Pertanyaan:
Dari pernyataan di atas silahkan Anda uraikan bagaimana proses
permulaan sidang gugatan perdata berdasarkan tiga tahapan ?
1. Jawablah pertanyaan di bawah ini. Pastikan jawaban Anda
tidak duplikasi dengan jawaban dari mahasiswa lain.Apabila
gugatan yang dibuat oleh Penggugat telah diajukan dan
didaftarkan ke Pengadilan, maka Ketua Majelis Hakim yang
telah ditunjuk memeriksa perkara tersebut akan menetapkan
hari persidangan dan memerintahkan Penggugat dan Tergugat
agar dapat hadir pada persidangan. Saksi-saksi juga
dipersiapkan untuk dapat dihadirkan dengan membawa segala
surat keterangan yang akan dipergunakan (Pasal 121 ayat (1)
HIR/Pasal 145RBg).
Pertanyaan:
Dari pernyataan di atas silahkan Anda uraikan bagaimana proses
permulaan sidang gugatan perdata berdasarkan tiga tahapan ?
1. Jawablah pertanyaan di bawah ini. Pastikan jawaban Anda
tidak duplikasi dengan jawaban dari mahasiswa lain.Apabila
gugatan yang dibuat oleh Penggugat telah diajukan dan
didaftarkan ke Pengadilan, maka Ketua Majelis Hakim yang
telah ditunjuk memeriksa perkara tersebut akan menetapkan
hari persidangan dan memerintahkan Penggugat dan Tergugat
agar dapat hadir pada persidangan. Saksi-saksi juga
dipersiapkan untuk dapat dihadirkan dengan membawa segala
surat keterangan yang akan dipergunakan (Pasal 121 ayat (1)
HIR/Pasal 145RBg).
Pertanyaan:
Dari pernyataan di atas silahkan Anda uraikan bagaimana proses
permulaan sidang gugatan perdata berdasarkan tiga tahapan ?
1. Jawablah pertanyaan di bawah ini. Pastikan jawaban Anda
tidak duplikasi dengan jawaban dari mahasiswa lain.Apabila
gugatan yang dibuat oleh Penggugat telah diajukan dan
didaftarkan ke Pengadilan, maka Ketua Majelis Hakim yang
telah ditunjuk memeriksa perkara tersebut akan menetapkan
hari persidangan dan memerintahkan Penggugat dan Tergugat
agar dapat hadir pada persidangan. Saksi-saksi juga
dipersiapkan untuk dapat dihadirkan dengan membawa segala
surat keterangan yang akan dipergunakan (Pasal 121 ayat (1)
HIR/Pasal 145RBg).
Pertanyaan:
Dari pernyataan di atas silahkan Anda uraikan bagaimana proses
permulaan sidang gugatan perdata berdasarkan tiga tahapan ?
1. Jawablah pertanyaan di bawah ini. Pastikan jawaban Anda
tidak duplikasi dengan jawaban dari mahasiswa lain.Apabila
gugatan yang dibuat oleh Penggugat telah diajukan dan
didaftarkan ke Pengadilan, maka Ketua Majelis Hakim yang
telah ditunjuk memeriksa perkara tersebut akan menetapkan
hari persidangan dan memerintahkan Penggugat dan Tergugat
agar dapat hadir pada persidangan. Saksi-saksi juga
dipersiapkan untuk dapat dihadirkan dengan membawa segala
surat keterangan yang akan dipergunakan (Pasal 121 ayat (1)
HIR/Pasal 145RBg).
Pertanyaan:
Dari pernyataan di atas silahkan Anda uraikan bagaimana proses
permulaan sidang gugatan perdata berdasarkan tiga taha

Anda mungkin juga menyukai