Anda di halaman 1dari 2

1.

Kriteria dan Proses Pencarian Kebenaran


Menurut Randall & Bucher, Benar adalah “Persesuaian antara pikiran dan
kenyataan”. Sedangkan menurut Jujun S Suriasumantri, Benar adalah
“Pernyataan tanpa ragu”. Jadi untuk menentukan kriteria kebenaran kita harus
memperhatikan beberapa aspek, yaitu :
a. kesesuaian suatu pernyataan dengan kenyataan yang ada
b. penyataan tersebut dikemukakan tanpa adanya keraguan dari orang lain.
Sebagai contoh : Pernyataan Bumi bergerak mengelilingi matahari adalah
kesesuaian pernyataan tersebut dengan kenyataannya.
Ada beberapa teori tentang penentuan kebenaran. Yaitu :
a. Teori Keherensi (Teori Kebenaran Saling Berhubungan)
b. Teori Korespondensi (Teori Saling Berkesesuaian)
c. Teori Pragmatisme (Teori Konsekuensi Kegunaan)

2. Penelitian Hukum Normatif atau Doktrinal


Pada penelitian hukum seperti ini, acapkali hukum dikonsepkan sebagai apa
yang tertulis di dalam peraturan perundang-undangan (law in books) atau hukum
dikonsepkan sebagai kaidah atau norma yang merupakan patokan berprilaku
manusia yang dianggap pantas.
Untuk itu, karakteristik hukum normatif antara lain :
a. Sebagai sumber datanya hanyalah data sekunder, yang terdiir dari bahan
hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan tersier.
 Bahan hukum primer, yaitu bahan hukum yang mengikat dan terdiri dari :
Norma atau kaidah dasar, peraturan dasar, peraturan perundang-
undangan, bahan hukum yang tidak dikodifikasi seperti hukm adat, dan
yurisprudensi.
 Bahan hukum sekunder, yaitu bahan yang memberikan penjelaan
mengenai bahan hukum primer, seperti rancangan undang-undang, hasil-
hasil penelitian atau pendapat para pakar.
 Bahan hukum tersier, yaitu bahan hukum yang memberikan petunjuk
maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder, seperti
kamus hukum dan ensiklopedia.
b. Penyusunan kerangka teoritis bersifat tentatif (skema) dapat ditinggalkan,
tetapi penyusunan kerangka konsepsional mutlak diperlukan, dapat
dipergunakan perumusan-perumusan yang terdapat di dalam peraturan
perundang-undangan yang menjadi dasar penelitian.
c. Tidak diperlukan hipotesis, kalaupun ada hanyalah hipotesis kerja.
d. Konsekuensi dari menggunakan data sekunder, maka pada penelitian hukum
normatif tidak diperlukan sampling, karena data sekunder (sebagai data
utamanya) memiliki bobot dan kualitas tersendiri yang tidak bisa diganti
dengan data jenis lainnya. Biasanya penyajian data dilakukan sekaligus
dengan analisanya.

3. Penelitian Hukum Empiris atau NonDoktrinal


Metode penelitian hukum empiris adalah suatu metode penelitian hukum yang
berfungsi untuk melihat hukum dalam artian nyata dan meneliti bagaimana
bekerjanya hukum di lingkungan masyarakat. Dikarenakan dalam penelitian ini
meneliti orang dalam hubungan hidup di masyarakat maka metode penelitian
hukum empiris dapat dikatakan sebagai penelitian hukum sosiologis. Dapat
dikatakan bahwa penelitian hukum yang diambil dari fakta-fakta yang ada di
dalam suatu masyarakat, badan hukum atau badan pemerintah.

Sumber :
http://catatan-anakfikom.blogspot.com/2012/04/kriteria-cara-menemukan-
kebenaran.html
http://zriefmaronie.blogspot.com/2014/05/penelitian-hukum-normatif.html
https://idtesis.com/metode-penelitian-hukum-empiris-dan-normatif/

demikia tanggapan dari saya, lebih dan kurangnya mohon koreksi, terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai