Anda di halaman 1dari 6

Tugas Tutorial Online 2

Mata Kuliah :

Ilmu Perundang - Undangan

Oleh :

Nama : Muhammad Samsul Alam


Nim : 045177649

Program Studi Ilmu Hukum


Fakultas Hukum, Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Terbuka
2022
Tugas 2 Ilmu Perundang - Undangan

1. Soal Polemik Aset Akademi TNI, Pemkot Magelang Akan Ikuti Keputusan Presiden

Pemerintah Kota (Pemkot) Magelang, Jawa Tengah, akan mengikuti keputusan


Presiden Joko Widodo terkait polemik aset eks Mako Akabri. "Iya jelas. Kami
menyerahkan kepada Bapak Presiden, karena Bapak Presiden adalah kuasa pengelola
aset negara, jadi semua aset negara ini di bawah kewenangannya," kata Sekretaris
Daerah Kota Magelang, Joko Budiyono, kepada wartawan, Jumat (27/8/2021).

Joko mengaku telah melayangkan surat ke Istana tidak lama setelah logo TNI
terpasang di muka atas gedung kantor Wali Kota di Jalan Sarwo Edhie Wibowo Kota
Magelang, Rabu (26/8/2021) lalu. Surat itu juga ditujukan untuk Wakil Presiden, Ketua
DPR RI, Menhankam, Panglima TNI, Mendagri, Menkeu, Gubernur Jawa Tengah,
DPRD Tingkat I dan Kementerian Pertanahan. "Langsung kemarin tanggal 26 Agustus
2021 sudah kita kirim langsung lewat kurir (utusan), langsung tidak via pos atau via jasa
pengiriman, langsung kami kirim kurir ke Bapak Presiden," kata Joko.

Joko mengungkapkan, surat yang ditujukan kepada presiden itu berisi permohonan
bantuan penyelesaian polemik aset yang melibatkan Akademi TNI tersebut. Dia
berharap, pemerintah pusat bisa turun tangan agar polemik ini tidak berkepanjangan.

Ia pun melampirkan dasar dan penjelasan historis bagaimana Pemkot Magelang bisa
menempati tanah dan bangunan eks Mako Akabri sejak 1 April 1985 itu. "Isi surat ke
presiden, mohon penyelesaian permasalahan aset ini, dimana permohonan kami ini
didasarkan kepada prasasti dan dokumen-dokumen serah terima aset dari Dephan ke
Mendagri pada tahun 1985 lalu," ujarnya. Joko menyatakan, siap dan menerima apa
pun keputusan Presiden nantinya.

Pertanyaan:
Bandingkanlah kekuatan hukum mengikat antara Keputusan Presiden dan Peraturan
Presiden.
Jawab : hukum mengikat antara keputusan presiden dan peraturan presiden, dapat
saya sampaikan bahwa :
1. Apabila keputusan presiden tersebut bersifat konkret, individual, final atau sekali
selesai, maka isi keputusan hanya berlaku dan mengikat kepada orang atau pihak
tertentu yang disebut dan mengenai hal yang diatur dalam keputusan presiden tersebut.
2. Jika keputusan presiden tersebut berisi muatan yang bersifat abstrak, umum, dan
terus menerus, yang dikeluarkan sebelum berlakunya UU 10/2004 dan UU 12/2011,
maka keputusan presiden tersebut dianggap sebagai peraturan dan berlaku untuk
semua orang sampai keputusan presiden tersebut dicabut atau diganti dengan aturan
baru.

Artinya kedudukan keputusan presiden yang bersifat mengatur (regeling) dan


dikeluarkan sebelum berlakunya UU 10/2004 dan UU 12/2011 sama dengan peraturan
presiden. Peraturan presiden berisi muatan yang bersifat umum, abstrak dan berlaku
secara terus menerus. Semua orang terikat dengan peraturan presiden tersebut sampai
peraturan tersebut dicabut atau diganti dengan yang baru.
2. PEMERINTAH melalui Menteri Dalam Negeri, Menteri Hukum dan HAM, Menteri
Komunikasi dan Informatika, Jaksa Agung, Kapolri, dan Kepala Badan Nasional
Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengeluarkan Surat Keputusan Bersama (SKB)
tentang Larangan Kegiatan, Penggunaan Simbol, dan Atribut, serta Penghentian
Kegiatan Front Pembela Islam (FPI). Kepala Kepolisian RI menindaklanjutinya dengan
menerbitkan Maklumat Nomor Mak/1/I/2021 yang mengatur kepatuhan terhadap
larangan kegiatan, penggunaan simbol, dan atribut serta penghentian FPI pada Jumat,
1 Januari 2021.

Secara substansi materi muatan maklumat ini justru terlihat lebih mengikat dan
operasional dibandingkan dengan SKB karena mengatur hal-hal sebagai berikut.
Pertama, masyarakat diminta tidak terlibat secara langsung maupun tidak langsung
dalam mendukung dan memfasilitasi kegiatan serta menggunakan simbol dan atribut
FPI. Kedua, masyarakat diminta melaporkan kepada aparat apabila menemukan
kegiatan, simbol, dan atribut FPI. Ketiga, mengedepankan Satpol PP dengan dukungan
TNI-Polri untuk melakukan penertiban spanduk, atribut, pamflet. Keempat, masyarakat
dilarang mengakses, mengunggah, dan menyebarluaskan konten terkait FPI baik
melalui website maupun media sosial.

Pertanyaan:
a. Berdasarkan artikel di atas, berikan analisis anda mengenai kedudukan Maklumat
Polri dalam hierarki peraturan perundang-undangan di Indonesia.

b. Berikan analisis anda apakah Surat Keputusan Bersama yang dibuat oleh Menteri
Dalam Negeri, Menteri Hukum dan HAM, Menteri Komunikasi dan Informatika, Jaksa
Agung, Kapolri, dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dapat
dikategorikan sebagai Keputusan Menteri.
Jawab :
a. Berdasarkan kamus bahasa Indonesia, maklumat adalah pengumuman atau
pemberitahuan. Maklumat masih banyak digunakan sebagai pijakan hukum di negara-
negara monarki.
Di negara hukum, termasuk Indonesia, hukum berpijak pada peraturan perundang-
undangan yang perlu memperhatikan dua tertib yaitu :
1. Tertib dasar peraturan perundang-undangan terkait dengan asas, jenis, hierarki dan
materi muatan.
2. Tertib pembentukan peraturan perundang-undangan terkait dengan tahapan
pembentukan undang-undang (perencanaan, penyusunan, pembahasan, pengesahan
atau penetapan dan perundangan).
Menurut analisis saya maklumat polri tidak memiliki kedudukan dalam hierarki
peraturan perundang-undangan di Indonesia. Sebab berdasarkan pasal 7 ayat 1 UU
nomor 12 tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan perundang-undangan
jenis dan herarki peraturan perundang-undangan adalah :
1. UUD NRI Tahun 1945
2. Ketetapan MPR
3. UU atau Perpu
4. PP (Peraturan Pemerintah)
5. Peraturan Presiden (Perpres)
6. Peraturan Daerah (Perda) Provinsi
7. Perda Kabupaten/ Kota

Selanjutnya di dalam pasal 8 juga tidak ditemukan jenis peraturan perundang-undangan


lain. Jadi maklumat polri tersebut tidak termasuk dalam hierarki peraturan perundang-
undangan di Indonesia.

b. Surat Keputusan Bersama (SKB) menteri yang dibuat sejumlah kementerian dalam
pertanyaan, tidak bisa dikategorikan sebagai keputusan menteri. Karena keputusan
menteri hanya dikeluarkan oleh satu kementerian saja dan menyangkut bidang tugas
yang menjadi kewenangan kementerian bersangkutan. Dalam hal SKB yang
dikeluarkan oleh menteri, menteri memiliki wewenang membuat aturan kebijakan yang
tidak didasarkan kepada suatu peraturan perundang-undangan tetapi didasarkan
asalkan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang ada dan
prinsip-prinsip umum penyelenggaraan pemerintahan yang baik.
SKB Menteri bisa dikeluarkan jika memenuhi unsur diskresi pemerintah :
1. Dilakukan untuk kepentingan umum/ kesejahteraan umum.
2. Dilakukan atas inisiatif administrasi Negara itu sendiri.
3. Untuk menyelesaikan masalah konkrit dengan cepat yang timbul secara tiba-tiba.
4. Tindakan itu dimungkinkan oleh hukum.

Adapun keputusan Menteri selalu bersifat individual, kongkret berlaku sekali selesai.
Seperti dijelaskan diatas, keputusan menteri hanya dikeluarkan oleh satu kementerian
saja dan menyangkut bidang tugas yang menjadi kewenangan kementerian
bersangkutan.
Sumber :
Buku materi HKUM4403 modul 6
Ahmad Husen. Eksistensi Peraturan Presiden Pasca Diberlakukannya Undang-Undang
Nomor 10 Tahun 2004 dan Implikasi Yuridisnya terhadap Sistem Perundang-undangan
di Indonesia. Al-Ahkam, Vol. 15 No. 1, Juni 2019.
Maria Farida Indrati S. Ilmu Perundang-undangan 1: Jenis, Fungsi, dan Materi Muatan.
Cet. 22. Yogyakarta: Penerbit PT Kanisius, 2020.
Achmad Nasrudin Yahya, Maklumat Kapolri: Masyarakat Tak Boleh Mengakses,
Mengunggah, dan Menyebarluaskan Konten FPI,
https://nasional.kompas.com/read/2021/01/01/12011121/maklumat-kapolri-masyarakat-
tak-boleh-mengakses-mengunggah-dan (diakses pada 5 Agustusu 2021);
Luqman Nurhadi Arunanta, Polri Akan Tindak Masyarakat yang Tak Patuhi Maklumat
Kapolri soal FPI, https://news.detik.com/berita/d-5319141/polri-akan-tindak-masyarakat-
yang-tak-patuhi-maklumat-kapolri-soal-fpi (diakses pada 19 Januari 2021);
https://www.bnpt.go.id/bnpt-teken-surat-keputusan-bersama-tentang-larangan-kegiatan-
penggunaan-simbol-dan-atribut-serta-penghentian-kegiatan-fp

Anda mungkin juga menyukai