Anda di halaman 1dari 5

Tugas Tutorial Online 1

Mata Kuliah :

Ilmu Perundang - Undangan

Oleh :

Nama : Muhammad Samsul Alam


Nim : 045177649

Program Studi Ilmu Hukum


Fakultas Hukum, Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Terbuka
2022
Tugas 1 Ilmu Perundang - Undangan

1. Kades di Purwakarta Protes Pembatalan Peraturan Desa Berbudaya oleh Gubernur

Sejumlah kepala desa di Purwakarta tidak dapat menerima pembatalan Peraturan


Bupati Purwakarta Nomor 70A tentang Desa Berbudaya. Pembatalan itu dituangkan
dalam Keputusan Gubernur Jawa Barat No 188.342/Kep.1354-Hukham/2015 yang
ditandatangani Gubernur Jabar Ahmad Heryawan pada 10 Desember 2015. Dalam
keputusan tersebut, ada 14 poin yang dibatalkan. Di antaranya beas perelek dan
kewajiban lapor untuk tamu warga yang berkunjung di atas jam 21.00 WIB. Karena
peraturan itu sebenarnya norma kebiasaan masyarakat setempat. Perbut tersebut
hanya memperkuat kebiasaan dalam aspek legal formal. "Saya heran dengan
pembatalan itu, sebenarnya itu kan hal yang biasa kami lakukan. Beas perelek sudah
ada sejak lama dan rutin menjadi kebiasaan masyarakat kami, tuan rumah wajib lapor
ke aparat RT satu kali 24 Jam pun kan biasa itu," ujar Engkos Koswara, Kepala Desa
Cianting, Kecamatan Sukatani Purwakarta, saat dihubungi, Jumat (4/11/2016). Menurut
Engkos, secara kelembagaan, pihaknya sudah menjadikan Peraturan Bupati
Purwakarta No 70A sebagai acuan untuk membuat peraturan desa di wilayahnya.
Peraturan yang sudah menjadi "konstitusi desa" itu dibahas bersama badan
musyawarah desa dan seluruh tokoh masyarakat.

Analisislah kedudukan peraturan desa dalam peraturan perundang-undangan di


Indonesia sesuai dengan wacana di atas.
Jawab : Kades di Purwakarta Protes Pembatalan Peraturan Desa Berbudaya oleh
Gubernur Sejumlah kepala desa di Purwakarta tidak dapat menerima pembatalan
Peraturan Bupati Purwakarta Nomor 70A tentang Desa Berbudaya. Pembatalan itu
dituangkan dalam Keputusan Gubernur Jawa Barat No
188.342/Kep.1354-Hukham/2015 yang ditandatangani Gubernur Jabar Ahmad
Heryawan pada 10 Desember 2015. Dalam keputusan tersebut, ada 14 poin yang
dibatalkan. Di antaranya beas perelek dan kewajiban lapor untuk tamu warga yang
berkunjung di atas jam 21.00 WIB. Karena peraturan itu sebenarnya norma kebiasaan
masyarakat setempat. Perbut tersebut hanya memperkuat kebiasaan dalam aspek legal
formal. "Saya heran dengan pembatalan itu, sebenarnya itu kan hal yang biasa kami
lakukan. Beas perelek sudah ada sejak lama dan rutin menjadi kebiasaan masyarakat
kami, tuan rumah wajib lapor ke aparat RT satu kali 24 Jam pun kan biasa itu," ujar
Engkos Koswara, Kepala Desa Cianting, Kecamatan Sukatani Purwakarta, saat
dihubungi, Jumat (4/11/2016). Menurut Engkos, secara kelembagaan, pihaknya sudah
menjadikan Peraturan Bupati Purwakarta No 70A sebagai acuan untuk membuat
peraturan desa di wilayahnya. Peraturan yang sudah menjadi "konstitusi desa" itu
dibahas bersama badan musyawarah desa dan seluruh tokoh masyarakat.
Pertanyaan: Analisislah kedudukan peraturan desa dalam peraturan perundang-
undangan di Indonesia sesuai dengan wacana di atas. Pemerintah Desa memiliki dasar
untuk membentuk Peraturan Desa berdasarkan UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa.
Peraturan Desa berkedudukan sebagai peraturan perundang-undangan sebagaimana
ditegaskan dalam Pasal 1 angka (7) UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa yang berbunyi
bahwa Peraturan Desa ditetapkan oleh Kepala Desa setelah dibahas dan disepakati
bersama BadanPermusyawaratan Desa. Pasal 7 ayat (1) UU No. 12 Tahun 2011
tentang Pembentukan PeraturanPerundang-Undangan tersebut menegaskan bahwa
keberadaan Peraturan Desa dalam hierarki (tata urutan) peraturan perundang-
undangan telah dihapuskan artinya bentuk pengujian konstitusionalitas Peraturan Desa
dalam peraturan perundang-undangan menjadi tidak jelas, namun merupakan salah
satu peraturan perundang-undangan yang diakui keberadaannya dan mempunyai
kekuatan hukum mengikat sepanjang diperintahkan oleh peraturan perundang-
perundangan yang lebih tinggi atau dibentuk berdasarkan kewenangan.

Terkait wacana diatas Kedudukan Peraturan Desa dalam Peraturan Perundang-


Undangan di Indonesia yaitu keberadaannya tetap diakui dan tetap memiliki kekuatan
hukum yang mengikat serta masih masuk dalam hierarki Peraturan Perundang-
Undangan walau tidak disebut secara tegas. Terkait pembatalan Peraturan Desa masih
terdapat problematika di sana. Pasal 87 PP No. 43 Tahun 2014 menyebutkan bahwa
peraturan desa dapat dibatalkan ketika bertentangan dengan kepentinganumum atau
peraturan di atasnya dan dilakukan oleh Bupati atau walikota. Berdasarkan wacana
disebutkan ada 14 poin yang bertentangan dengan UU yang ada, hal ini bisa menjadi
dasar dalam pembatalan Peraturan Desa. Namun kewenangan pembatalan Peraturan
Desa dari Bupati atau Walikota tidak memiliki kekuatan mengikat, sehingga hal ini
masih menimbulkan persoalan

2. Jokowi Ingin Pancasila Dibumikan dengan Kekinian

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan pengarahan kepada para Purnapaskibraka


tahun 2021 yang juga ditetapkan menjadi Duta Pancasila di halaman tengah Istana
Merdeka, Jakarta, pada Rabu, 18 Agustus 2021. Dalam arahannya, Jokowi ingin agar
nilai-nilai Pancasila dibumikan dalam kehidupan sehari-hari. "Kenapa Saudara-Saudara
semuanya dijadikan Duta Pancasila? Kita ingin Pancasila ini menjadi ideologi yang
bekerja sehingga harus kita bumikan dalam kehidupan kita sehari-hari, bukan hanya
slogan, bukan hanya hafalan, seperti tadi disampaikan oleh Bu Mega. Nilai-nilai luhur
yang terkandung di dalamnya harus menjadi panduan, harus menjadi inspirasi bagi
seluruh anak bangsa dalam karya nyata di dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara," ungkap Presiden.

Pemilihan para Purnapaskibraka menjadi Duta Pancasila juga didasari pentingnya


Membumikan Pancasila dengan cara-cara baru dan pendekatan yang lebih kekinian
sehingga nilai-nilai Pancasila bisa tertanam di generasi muda. Untuk itu, Kepala Negara
mengapresiasi pemilihan para putra-putri terbaik bangsa tersebut sebagai Duta
Pancasila. "Ini sebuah langkah terobosan karena anggota Paskibraka merupakan putra-
putri terbaik, putra-putri pilihan dari seluruh penjuru Tanah Air, dari Sabang sampai
Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote. Mendapatkan tugas yang tidak ringan yaitu
memperkuat nilai-nilai Pancasila di kalangan anak-anak muda dan yang paling penting
juga menjaga agar Pancasila tetap kokoh, sebagai pemersatu bangsa," paparnya.
Sebagai sebuah negara yang besar, Indonesia memiliki penduduk yang besar, suku
yang beragam, hingga bentangan ribuan pulau yang memanjang dari Sabang sampai
Merauke. Bangsa Indonesia juga memiliki adat, tradisi, hingga agama yang beragam.
Menurut Presiden, semua perbedaan tersebut dapat disatukan oleh ideologi Pancasila.
Kepala Negara menaruh harapan besar terhadap para Purnapaskibraka tersebut
karena semuanya memiliki talenta-talenta yang hebat di berbagai bidang. Menurutnya,
hal tersebut merupakan kekuatan yang harus terus dirawat ke depannya. "Saya
harapkan Saudara-Saudara nanti bisa menjadi motivator bagi anak-anak muda yang
lainnya, berbagi pengalaman, mendorong prestasi, membentuk kesadaran akan nilai-
nilai, dan tergerak untuk merajut simpul-simpul persatuan, menjadi pelopor perubahan
dan kemajuan yang bermanfaat bagi nusa, bangsa, dan negara," tandasnya.

Analisislah kedudukan Pancasila sebagai pedoman kehidupan bernegara di Indonesia.


Jawab : Pancasila dalam kedudukannya sebagai kristalisasi nilai-nilai yang dimiliki dan
diyakıni kebenarannya oleh bangsa Indonesia, telah dirumuskan dalam alinea keempat
pembukaan Undang Undang Dasar 1945. Pancasila merupakan pandangan hidup
bangsa, memiliki fungsi utama sebagai dasar negara Indonesia. Dalam kedudukannya
yang demikian Pancasila menempati kedudukan yang paling tinggi, sebagai sumber
dari segala sumber hukum atau sebagai sumber hukum dasar nasional dalam tata
hukum di Indonesia.

Hukum yang dibuat dan berlaku di negara Indonesia harus mencerminkan kesadaran
dan rasa keadilan yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Hukum di Indonesia harus
menjamin dan merupakan perwujudan serta tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai
yang terkandung dalam rumusan Pancasila sebagaimana tercantum dalam pembukaan
UUD 1945 dan interpretasinya dalam tubuh UUD 1945 tersebut.
Kaidah pokok yang fundamental itu mempunyai hakikat dan kedudukan yang tetap,
kuat dan tidak berubah bagi negara tersebut. Pancasila tidak dapat diubah dan
ditiadakan, karena Ia merupakan kaidah pokok yang fundamental. Bung Karno
menyebut Pancasila itu sebagai philosofische grondslag (fundamen filsafat), pikiran
sedalam-dalamnya, untuk kemudian di atasnya didirikan bangunan “Indonesia merdeka
yang kekal dan abadi”.

Secara yuridis formal berdasarkan Pasal 37 UUD 1945, konstitusi sebagai hukum dasar
memungkinkan adanya perubahan. namun Pancasila dalam kedudukannya sebagai
kaidah pokok negara (staats fundamental norm) sifatnya tetap kuat dan tak berubah.
Staats fundamental norm adalah norma yang merupakan dasar bagi pembentukan
konstitusi. Ia ada terlebih dahulu sebelum adanya konstitusi. Pancasila sebagai staats
fundamental norm diletakkan sebagai dasar asas dalam mendirikan negara, maka ia
tidak dapat diubah. Hukum di Indonesia tidak membenarkan perubahan Pancasila,
karena ia sebagai sumber dari segala sumber hukum atau sebagai sumber hukum
dasar nasional di Indonesia. Mengubah Pancasila berarti mengubah dasar atau asas
negara. Kalau dasar asas atau fundamental dari negara tersebut diubah maka dengan
sendirinya negara yang diproklamasikan hasil perjuangan para pahlawan bangsa akan
berubah atau tidak ada sebab dasarnya atau fundamennya tidak ada.

Sumber :
Buku materi HKUM4403 modul 3 - 4
https://media.neliti.com/media/publications/267441-none-dbfda17b.pdf
https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/13144/Pancasila-Sebagai-Philosopische-
Grondslag-Dan-Kedudukan-Pancasila-Dikaitkan-Dengan-Theorie-Von-Stafenufbau-Der-
Rechtsordnung

Anda mungkin juga menyukai