Anda di halaman 1dari 4

Tugas Tutorial Online 2

Mata Kuliah :

Kriminologi

Oleh :

Nama : Muhammad Samsul Alam


Nim : 045177649

Program Studi Ilmu Hukum


Fakultas Hukum, Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Terbuka
2022
Tugas 2 Kriminologi

1. Jelaskan, apa yang menjadi penyebab timbulnya penipuan dalam interaksi melalui
media sosial?
Jawab : Perkembangan teknologi Internet telah memberikan begitu banyak kemudahan,
mulai dari mudahnya bertukar pesan dan informasi, sampai pada kemudahan seorang
pengguna yang ingin mempublikasikan karyanya agar dapat diketahui orang lain,
bahkan menghilangkan batasan generasi. Namun, penggunaan teknologi internet juga
dapat berdampak pada munculnya anggota masyarakat yang kurang bertanggung
jawab dengan melakukan tindakan yang mengganggu interaksi sosial yang terjadi.

Media social sebagai perantara interaksi yang menghubungkan korban dengan pelaku
memiliki peran dalam menciptakan kesan sungguh-sungguh pada interaksi yang terjadi.
Media social juga membuat penggunanya tanpa sadar membuka informasi tentang
dirinya terlaalu banyak. Keterbukaan ini memiliki resiko bagi penggunanya untuk
menjadi sasaran orang-orang yang mencari keuntungan. Praktik penipuan yang terjadi
dalam interaksi melalui media sosia terjadi karena adanya persepsi yang diberikan oleh
korban penipuan bahwa semua pernyataan. Tawaran dan ajakan yang disampaikan
oleh pelaku adalah sebuah realitas.

Pembentukan persepsi yang terjadi dalam diri korban adalah karena korban melakukan
konstruksi interpretif berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya terhadap semua
lambing yang diterimanya. Kepercayaan korban pada semua pernyataan, tawaran atau
ajakan yang diterima dari pelaku penipuan sebagai sebuah realitas realitas objektif
adalah hasil tipifikasi. Sebagai contoh adalah mudah tergiurnya seseorang dengan
hadiah yang ditawarkan, hal ini dapat terjadi karena faktor ekonomi yang kurang

Pelaku penipuan terencana terkadang telah terlebih dahulu mempelajari dan mengenali
profil koban. Sehingga dia dapat langsung menyesuaikan topik pembicaraan tentang
hal-hal yang disukai dan tidak disukai untuk menimbulkankesan bawha dia adalah
orang yag baik sehingga membuat orang lain percaya. Kepercayaan pada pelaku
membuat korban kurang peka dan tidak memperhatikan adanya kejanggalan situasi
yang dibuat oleh pelaku. Untuk dapat lebih memahami peranan media social dalam
menguatkan pesan verbal sehingga dapat di persepsi sebagai sebuah realitas .
2. Berdasarkan ilustrasi diatas coba jelaskan dengan contoh reaksi represif masyarakat
terhadap kasus penipuan yang terjadi!
Jawab : Represif yaitu suatu upaya yang dilakukan pada saat telah terjadi tindak pidana
atau kejahatan yang tindakannya berupa penegakan hukum (law enforcemenet)
dengan menjatuhkan hukuman. Penaggulangan dengan upaya represif dimaksudkan
untuk menindak para pelaku kejahatan sesuai dengan perbuatannya serta
memperbaikinya kembali agar sadar bahwa perbuatan yang dilakukannya merupakan
perbuatan yang melanggar hukum dan merugikan masyarakat, sehingga tidak akan
mengulanginya dan orang lain tidak akan melakukannya mengingat sanksi yang akan
ditanggungnya sangat berat. Dalam membahas sistem represif, tentunya tidak terlepas
dari sistem peradilan pidana Indonesia, yang didalamnya terdapat lima sub sistem yaitu
sistem kehakiman, kejaksaan, kepolisian, pemasyarakatan dan kepengacaraan yang
merupakan suatu keseluruhan yang terangkai dan berhubungan secara fungsional.

Faktor-Faktor yang menjadi penyebab pelaku melakukan kejahatan penipuan dengan


pelaku menggunakan identitas palsu melalui media sosial berdasarkan penelitian yang
telah dilakukan penulis, dapat digolongkan menjadi dua yaitu :
- faktor dari dalam (intern) yaitu : faktor iseng atau coba-coba dan faktor pendidikan.
- Faktor dari luar (ekstern) yaitu : faktor ekonomi, faktor agama, faktor lingkungan, faktor
perkembangan global dan faktor penegakkan hokum

Selain itu terdapat beberapa contoh lain yaitu :


- Menulis komen negatif mengenai situs atau perusahaan yang melakukan penipuan di
media sosial atau forum online
- Melaporkan kejahatan penipuan internet ke pihak keamanan atau perusahaan
telekomunikasi lokal maupun internasional
3. Dalam kasus penipuan coba saudara jelaskan dengan menggunakan ajaran
sosiologis dari Sutherland ?
Jawab : Ajaran sosiologis dari Sutherland, yaitu seseorang yang berperilaku jahat dan
yang tidak berperilaku jahat memiliki cara yang sama dalam tindakannya. Pernyataan
tersebut memiliki maksud yaitu kejahatan itu terjadi karena adanya interaksi dengan
orang yang bertindak jahat. Sosiologi yaitu ilmu pengetahuan di bidang sosial yang
berkaitan dengan masyarakat baik secara individu atau kelompok pada segala aspek
kehidupan.

Dalam kasus penipuan menurut ajaran sosiologis dari Sutherland yaitu Semakin
maraknya praktik penipuan dalam interaksi media sosial terjadi karena adanya persepsi
yang diberikan oleh si korban penipuan bahwa semua pernyataan, tawaran dan semua
ajakan yang disampaikan oleh para pelaku menurut korban adalah sebuah realitas atau
kenyataan.

Perkembangan dari teknologi informasi semakin membawa perubahan sosial. Dengan


semakin berkembang dan majunya media sosial, maka pola perilaku dari masyarakat
itu sendiri akan mengalami banyak sekali perubahan budaya, etika dan norma yang
ada. Indonesia dengan penduduknya yang beragam suku, ras, dan budaya serta
agamanya memiliki potensi yang besar bagi terjadinya perubahan sosial. Faktanya
hampir dari seluruh masyarakat Indonesia dan berbagai latar belakang dan usia
memiliki dan menggunakan media sosial yang digunakan sebagai sarana untuk bisa
mendapatkan sarana dalam berbagi informasi dengan masyarakat luas, namun banyak
sekali terjadi kasus penipuan melalui media sosial.

Sumber :
Buku materi SOSI4302 modul 4 - 5
http://jurnal.unpad.ac.id/jkip/article/view/9994
http://repository.ut.ac.id/4563/2/SOSI4302-M1.pdf
http://digilib.unila.ac.id/58299/3/SKRIPSI%20TANPA%20BAB%20PEMBAHASAN.pdf
http://eprints.umm.ac.id/37813/3/jiptummpp-gdl-gustiyaram-48578-3-babii.pdf

Anda mungkin juga menyukai