Anda di halaman 1dari 2

Nama :PUTRI SEPTI ELISA

Nim :042248351

Kode/nama mata kuliah :HKUM4403/ILMU PERINDANG UNDANGAN

Assalamualikum wr.wb

Jawaban tugas 2 :

1. Keputusan Presiden berisi Keputusan yang bersifat Khusus adalah untuk melaksanakan
ketentuan undang-undang dasar yang bersangutan,etetapan MPR dalam bidang eseutif atau
peraturan pemerintah.sedangkan peraturan pemerintah adalah memuat aturan-aturan umum
untuk melaksanakan undang-undang, suatu keputusan (beschikking) selalu bersifat individual,
kongkret dan berlaku sekali selesai (enmahlig). Sedangkan, suatu peraturan (regels) selalu
bersifat umum, abstrak dan berlaku secara terus menerus (dauerhaftig). Kecuali untuk Keputusan
Presiden yang sampai saat ini masih berlaku dan mengatur hal yang umum contohnya Keppres
No. 63 Tahun 2004 tentang Pengamanan Objek Vital Nasional, maka berdasarkan Pasal 100 UU
No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (“UU 12/2011”),
Keppres tersebut harus dimaknai sebagai peraturan. Hal ini merujuk pada ketentuan Pasal 100
UU 12/2011 yang berbunyi:

“Semua Keputusan Presiden, Keputusan Menteri, Keputusan Gubernur, Keputusan


Bupati/Walikota, atau keputusan pejabat lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 97 yang
sifatnya mengatur, yang sudah ada sebelum Undang-Undang ini berlaku, harus dimaknai sebagai
peraturan, sepanjang tidak bertentangan dengan Undang-Undang ini.”

Jadi, Keputusan Presiden berbeda dengan Peraturan Presiden karena sifat dari Keputusan adalah
konkret, individual, dan sekali selesai sedangkan sifat dari Peraturan adalah abstrak, umum, dan
terus-menerus. Bila Keppres bersifat mengatur hal yang umum, maka harus dimaknai sebagai
Peraturan.

Jadi, Keppres berbeda dengan Perpres karena sifat-sifat dari Keputusan Presiden adalah konkret,
individual, dan sekali selesai sedangkan sifat dari Peraturan Presiden adalah abstrak, umum, dan
terus-menerus. Isi Keppres berlaku untuk orang atau pihak tertentu yang disebut dalam Keppres
tersebut, sedangkan isi Perpres berlaku untuk umum. Kecuali bila Keppres memiliki muatan
seperti Perpres, maka keberlakuannya juga sama seperti Perpres.

2. Dewan Perwakilan Rakyat adalah organ pembentuk undang-undang. Karena itu, dalam
memeriksa undang-undang yang diajukan pengujiannya, Mahkamah Konstitusi harus
memperhatikan dan mempertimbangkan dengan sungguh-sungguh keterangan, baik lisan
maupun tertulis dari pihak Dewan Perwakilan Rakyat sebagai pembentuk Undang- Undang. Di
samping itu, seperti sudah dikemukakan di atas, DPR juga merupakan salah satu lembaga yang
berwenang mengisi 3 (tiga) orang hakim konstitusi dengan cara memilih calon-calon untuk
diajukan 3 (tiga) orang terpilih kepada Presiden yang selanjutnya akan menerbitkan Keputusan
Presiden untuk mengangkat mereka bertiga sebagaimana mestinya.Dewan Perwakilan Rakyat
juga dapat bertindak sebagai pihak dalam persidangan perkara sengketa kewenangan antar
lembaga negara. Misalnya, DPR dapat saja berwengketa dengan Dewan Perwakilan Daerah
dalam menjalankan kewenangannya menurut Undang-Undang Dasar. Begitu juga DPR dapat
saja bersengketa dengan Presiden, dengan BPK, atau dengan MPR dalam menjalankan
kewenangan-kewenangan yang diberikan oleh Undan-Undang Dasar kepada lembaga-lembaga
tersebut. Di samping itu, DPR juga berperan penting dalam penentuan anggaran negara,
termasuk dalam hal ini adalah anggaran MK yang tersendiri sesuai ketentuan Undang-Undang.
DPR adalah lembaga perwakilan rakyat yang mencerminkan sistem demokrasi perwakilan
(representative democracy). Sebagai lembaga demokrasi, prosedur yang lebih diutamakan dalam
proses pengambilan keputusan politik di DPR adalah mayoritas suara (majoritarian democracy)
berdasarkan prinsip “Majority Rule”. Namun demikian, prinsip suara terbanyak itu sendiri tidak
identik dengan kebenaran konstitusional (constitutional truth) ataupun keadilan konstitusional
(constitutional justice). Jika demokrasi tidak hanya dipahami sebagai prosedur (procedural
democracy), maka prinsip “majority rule” harus dilengkapi dengan prinsip “minority rights”
yang harus dicerminkan dengan tegaknya “rule of law”, yang dimulai dengan tegaknya
konstitusi sebagai hukum tertinggi (the rule of the constitution). Meskipun UU yang
ditetapkan oleh DPR sudah mencerminkan kehendak mayoritas wakil rakyat, tetapi jika suara
mayoritas itu merugikan hak-hak asasi manusia suara minoritas, suara mayoritas itu tetap
harus dapat dibatalkan karena melanggar konstitusi. Untuk itulah diperlukan lembaga peradilan
yang akan menjaga dan mengawal tegaknya konstitusi sebagai hukum tertinggi itu. Itulah pada
hakikatnya fungsi Mahkamah Konstitusi, yang antara lain yaitu untuk mengawal konstitusi,
mengawal demokrasi, dan bahkan melindungi hak-hak minoritas.

Sumber : modul HKUM4403, https://www.mkri.id/index.php?page=web.Berita&id=%2011779,


https://www.hukumonline.com/klinik/a/keputusan-presiden-lt4ffce5b9240c9

Demikian tanggapan saya pada tugas 2 mohon maaf jika ada kata yang kurang jelas atau jawabn
yang kurang tepat

Anda mungkin juga menyukai