Anda di halaman 1dari 6

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 2

Nama Mahasiswa : RISKA ADI SYAPUTRA

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 042879058

Kode/Nama Mata Kuliah : HKUM4209/Ilmu Negara

Kode/Nama UPBJJ : 20/Bandar Lampung

Masa Ujian : 2020/21.1 (2020.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
1. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ebagai lembaga penegak hukum
independen selama ini telah dimaknai dan diimplementasikan menjadi lembaga
yang tidak boleh diawasi dan diintervensi siapa pun, kapan pun, dan dengan
cara apa pun. Karena itu, kita menyambut baik pengesahan keberadaan Dewan
Pengawas KPK oleh DPR bersama pemerintah dalam Rapat Paripurna DPR,
Keberadaan Dewan Pengawas yang disahkan DPR dan pemerintah dalam
sidang paripurna itu diatur dalam Pasal 37E pada revisi Undang-Undang (UU)
Nomor 30 Tahun 2002 tentang KPK. Terlepas dari pro-kontra yang mengiringi
pengesahan revisi UU tersebut, dapat kita katakan bahwa sebagai sebuah
lembaga penegak hukum, KPK kini sudah memiliki perangkat organisasi yang
lengkap. Dengan demikian, prinsip akuntabilitas dan transparansi atas kinerja
lembaga antirasuah itu dalam pertanggungjawaban di muka publik menjadi
lebih sempurna. Jika lembaga penegak hukum lainnya seperti kepolisian,
kejaksaan, dan kehakiman memiliki lembaga pengawas, KPK pun demikian.
Kepolisian bekerja di bawah pengawasan Komisi Kepolisian Nasional
(Kompolnas). Kejaksaan Agung berkaya di tengah pantauan Komisi Kejaksaan.
Kehakiman berkarya dengan pantauan Komisi Yudisial. Kini KPK pun tak
terkecuali, yakni memiliki mekanisme pengawasan internal dengan lahirnya
Dewan Pengawas KPK. Kita tidak sependapat dengan asumsi dan praduga
bahwa lahirnya Dewan Pengawas KPK akan membuat lembaga antirasuah ini
menjadi lembaga yang lemah. Justru kita percaya bahwa kehadiran Dewan
Pengawas akan Menempatkan KPK sebagai lembaga yang memiliki legitimasi
lebih kuat, baik secara hukum, moral, maupun profesional. Adanya Dewan
Pengawas di KPK pun membuat akuntabilitas lembaga itu dalam melaksanakan
tugas menjadi lebih baik.Dewan Pengawas akan membuat KPK terhindar dari
tuduhan sewenang-wenang atau melakukan abuse of power seperti yang selama
ini kerap mengemuka. Efektivitas dan profesionalitas dari Dewan Pengawas
KPK tentu sangat dipengaruhi figur-figur yang akan mengisi posisi tersebut.
Karena itu, kita mendorong kepada Presiden yang memiliki wewenang untuk
itu agar memilih sosok-sosok yang akseptabel, kapabel, dan kredibel. Dengan
jalan itu, kita berharap legitimasi dan integritas moral, hukum, dan
profesionalisme KPK dapat lebih ditingkatkan dan dikukuhkan.
Dasar Hukum Pembentukan KPK:
Komisi Pemberantasan Korupsi dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor
30 Tahun 2002 Tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Pasal
1 Undang-Undang ini menentukan bahwa pemberantasan tindak pidana korupsi
merupakan serangkaian tindakan untuk mencegah dan memberantas tindak
pidana korupsi melalui upaya koordinasi, supervise, monitor, penyelidikan,
penyidikan, penuntutan dan pemeriksaan di sidang pengadilan, dengan peran
serta masyarakat berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Tindak pidana korupsi itu sendiri adalah tindak pidana sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2001 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Setiap penyelenggaraan Negara
yang bersih dan dan bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, diharapkan
dapat dibebaskan dari segala bentuk perbuatan yang tidak terpuji ini, sehingga
terbentuk aparat dan aparatur penyelenggara negara yang benar-benar bersih
dan bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme.
Dengan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 ini, nama Komisi
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi selanjutnya disebut Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK). Status hukum komisi ini secara tegas
ditentukan sebagai lembaga negara yang dalam melaksanakan tugas dan
wewenangnya bersifat independen dan bebas dari pengaruh kekuasaan
manapun. Pembentukan komisi ini bertujuan untuk meningkatkan daya guna
dan hasil guna upaya pemberantasan tindak pidana korupsi yang sudah berjalan
sejak sebelumnya. Dalam menjalankan tugas dan wewenang itu, komisi bekerja
berdasarka asas-asas (a) kepastian hukum, (b) keterbukaan, (c) akuntabilitas, (d)
kepentingan umum, (e) proposionalitas.

2. Menurut Hobbes keadaan yang berpotensi menimbulkan anarkhi dan perang


didasarkan pada hakikat alamiah yang melekat pada diri manusia itulah yang
melahirkan persaingan sesama manusia. Dalam usaha memaksimalisasi
kebahagiaan dan meminimalisai penderitaan diri, manusia akan berhadapan
dengan manusia lain. Maka ada sebagian manusia yang akan lebih berhasil
mencapai lebih banyak kebahagiaan dan sedikit penderitaannya, tetapi dilain
pihak sebagian besar manusia lainnya lebih banyak menderita dari pada
memperoleh kebahagiaan mereka yang kalah dalam persaingan itu akan
tersingkir dan mereka yang menang akan berkuasa. Hobbes berpendapat bahwa
kehidupan manusia akan selalu diwarnai oleh persaingan dan konflik
kekuasaan, kekerasan menjadi alat yang ampuh yang sering digunakan dalam
persaingan dan konflik itu. Secara alamiah manusia akan memerangi manusia
lain manusia akan menjadi serigala bagi manusia lain ( homo homini lupus).
Semua manusia akan berperang melawan semua (bellum omnium contra
omnes). Keadaan ini menurut Thomas Hobbes menyadarkan manusia untuk
melakukan antisipasi, bentuknya biasa bermacam macam. Diantara antisipasi
terbaik adalah mempertahankan diri dengan menyerang cara menyerang orang
lain, jadi menurut Hobbes bila ingin selamat harus agresif, menyerang orang
lain terlebih dahulu sebelum orang lain menyerang kita. Pemikiran hobbes
mengenai sifat agresif manusia, memberikan sumbangan berarti bagi para
teoritis perang dan damai. Sigmund freud atas dasar teori Hobbes
mengembangkan teori psikoanalisa yang menyatakan bahwa perang terjadi
dalam sejarah manusia karena adanya watak agresif dalam diri manusia. Jika
kita hubungkan dengan relitas social politik yang ada saat ini dan pernah di
alami sendiri dalam sejarah bangsa Indoesia, kiranya tidaklah berlebihan apa
yang di kemukakan Hobbes mengenai kemungkinan akan timbul anarkhi,
perang sipil mudah meletus dan kekuasaan akan terbelah jika kekuasaan Negara
lemah hingga pada akhirnya dapat mengancam keselamatan bangsa dan Negara.
Hukum harus dapat mengantisipasi kemungkinan situasi Negara dalam keadaan
darurat di mana Hukum tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya, apa yang
harus dilakukan Negara untuk menciptakan perdamaian dan terhindarnya
perang. Hukum Alam Thomas Hobbes Setelah menjelaskan kondisi manusia
yang tidak menentu dalam keadaan alamiahnya, Hobbes menerapkan filsafat
mekaniknya untuk melahirkan mosi tandingan yang akan mendorong menusia
untuk masuk ke dalam masyarakat politk . Perasaan yang paling kuat manusia
adalah perasaan takut akan kematian dan hal ini diikuti keinginan untuk hidup
lebih leluasa. Dengan perasaan ini mendorang manusia untuk mecari
perdamaian, karena perang merupakan ancaman kehidupan serta kepemilikan
materi individu. Perasaan ini mendorong manusia pada perdamaian yang
memadai, di mana manusia bisa sampai persetujuan. Piranti ini dapat disebut
hukum alam. Hukum alam sebagaiman didefiniskan oleh Thomas Hobbes
adalah ketetapan atau peraturan umum, ditemukan oleh akal, yang dengannya
akal itu manusia dilarang melakukan yang dapat merusak kehidupan, atau
merampas sarana kelangsungan hidup orang lain. Manusia mempunyai hak
alamiah untuk mencari apa saja yang akan memuaskan keinginannya. Thomas
Hobbes berpendapat bahwa tiap-tiap orang bertindak untuk menyelamatkan apa
saja yang dianggapnya sebagai kebaikan tertinggi dan menghindari bahaya yang
ada pada waktu ia bertindak. Tetapi sejauh ini karena hak alamiah bagi semua
orang tetap ada, maka tidak ada rasa aman bagi setiap orang untuk hidup dalam
perjalanan masa yang sebelumnya disediakan oleh alam kepada manusia.
Berdasarkan konsepsi ini, akallah yang mendikte bahwa manusia harus mencari
perdamaian dan mengikutinya. Dari hukum ini diturunkan hukum kedua yang
menetapkan bahwa manusia akan bersedia, ketika orang lain juga demikian.
Hukum alam Thomas Hobbes hanyalah seperangkat prinsip-prinsip
materialistik bagi pengembangan masyarakat yang aktif yang berasal dari
tindakan dan interaksi individu-individu. Dengan kata lain, ia adalah kumpulan
aturan atau petuah tentang kebijaksanaan sehingg diharapkan manusia mampu
mengatasi ketakuktan akan kematian dan menikmati kehidupan yang
menyenangkan. Kelemahan pemikiran ini, menolak setiap uji transendental
tentang kebaikan dan keburukan. Obyek apapun yang diinginkan adalah baik
dan yang dibencinya adalah buruk. Ukuran kebaikan dan keburukan adalah
murni suyektif, karena perkataan baik, jahat dan tercela selalu digunakan dalam
kaitannya dengan orang yang menggunakannya. Sementara itu tidak ada
pedoman umum tentang yang baik dan buruk, yang berasal dari sifat obyek-
obyek itu sendiri.

3. Aspek positis kekuasaan merupakan Kemampuan yang dianugerahkan oleh


Allah kepada individu sebagai pemegang kekuasaan tertinggi yang dapat
mempengaruhi dan mengubah pemikiran orang lain atau kelompok untuk
melakukan suatu -tindakan yang diinginkan oleh pemegang kekuasaan dengan
sungguh-sungguh dan atau bukan karena paksaan baik secara fisik maupun
mental. Namun di dalam kekuasaan tidak semua yang berkuasa memiliki
kewenangan, karena kewenangan bersifat khusus.

Aspek negative kekuasaan Merupakan sifat atau watak dari seseorang yang
bernuansa arogan, egois, serta apatis dalam memengaruhi orang lain atau
kelompok untuk melakukan tindakan yang diinginkan oleh pemegang kuasa
dengan cara paksaan atau tekanan baik secara fisik maupun mental. Biasanya
pemegang kekuasaan yang bersifat negatif ini tidak memiliki kecerdasan
intelektual dan emosional yang baik,mereka hanya berfikir pendek dalam
mengambil keputusan tanpa melakukan pemikiran yang tajam dalam
mengambil suatu tindakan, bahkan mereka sendiri kadang-kadang tidak dapat
menjalankan segala perintah yang mereka perintahkan kepada orang atau
kelompok yang berada di bawah kekuasannya karena keterbatasan daya pikir
tadi. dan biasanya kekuasaan dengan karakter negatif tersebut hanya mencari
keuntungan pribadi atau golongan di atas kekuasannya itu. karena mereka tidak
memiliki kemampuan atau modal apapun selain kekuasaan untuk menghasilkan
apapun, dan para pemegang kekuasaan bersifat negatif tersbut biasanya tidak
akan berlangsung lama karena tidak akan mendapatkan dukungan sepenuhnya
oleh rakyatnya.

Anda mungkin juga menyukai