Petunjuk
1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.
NIM : 041453201
Program Studi : S1
UPBJJ-UT : 89/Ternate
1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada
laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal
ujian UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai
pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan
aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan
tidak melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media
apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik
Universitas Terbuka.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat
pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik
yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.
PEWAJOI
1. A. Perbedaan Eropa Kontinental dengan Anglo Saxon Kedua sistem tersebut
memiliki perbedaan, beberapa diantaranya adalah:
a. Sistem Eropa Kontinental mengenal sistem peradilan administrasi,
sedangkan Anglo Saxon hanya mengenal satu peradilan untuk semua jenis
perkara.
b. Sistem Eropa Kontinental menjadi modern karena perguruan tinggi
melakukan kajian, sedangkan pada Anglo Saxon dikembangkan melalui
praktek prosedur hukum.
c. Penemuan kaidah dijadikan pedoman dalam pengambilan keputusan atau
penyelesaian masalah sehingga bersifat abstrak pada Eropa Kontinental,
sedangkan kaidah pada Anglo Saxon secara kongkrit langsung digunakan
untuk menyelesaikan perkara.
d. Pada sistem Eropa Kontinental dikenal dengan adanya kodifikasi hukum
sedangkan pada sistem Anglo Saxon tidak ada kodifikassi.
e. Keputusan hakim yang lalu pada sistem Eropa Kontinental tidak dianggap
sebagai kaidah atau sumber hukum, sedangkan pada sistem Anglo Saxon
keputusan hakim terdahulu terhadap jenis perkara yang sama mutlak harus
diikuti.
B. Ilmu negara adalah ilmu yang menyelidiki atau yang membicarakan
tentang negara atau sendi-sendi pokok tentang negara. Dari batasan di atas,
objek ilmu negara adalah negara dalam dalam pengertian yang abstrak, umum,
dan universal. Hal ini berarti ilmu negara mempelajari negara pada umumnya,
baik yang ada dalam konsep-konsep pemikiran para ilmuwan maupun negara
yang ada dan yang pernah ada dalam keniscayaan.
C. Ilmu negara adalah ilmu pengetahuan yang membahas mengenai
pengertian-pengertian pokok serta sendi-sendi pokok tentang negara adalah
mengenai hal-hal yang pada umumnya mempunyai pengertian yang sama.
Sendi-sendi pokok tentang negara adalah mengenai ha-hal karena pengaruh
dari pandangan hidup negara dan kondisi masyarakat setempat maka
seringkali isinya menjadi berbeda-beda beliau menggunakan beberapa aspek
teori ilmu negara umum dari George Jellinek kemudin menerapkan sesuai
dengan pandangan hidup bangsa Indonesia.
2. A. Kekuasaan adalah salah satu komponen penting apabila kita berbicara
mengenai politik. Miriam Budiarjo dalam Dasar-dasar ilmu
politik mengilustrasikan kekuasaan sebagai salah satu pilar penunjang politik,
selain dari kebijakan, ekonomi, dll. Oleh karena itu, persoalan politik pasti
akan berujung pada kekuasaan dan pastinya kedua hal itu (politik dan
kekuasaan) tidak bisa dipisahkan.
Akan tetapi, politik bukan hanya sebatas persoalan kekuasaan belaka
melainkan kekuasaan yang sifatnya lebih spesifik. Dalam artian, tidak hanya
membahas mengenai "merebut dan mempertahankan kekuasan" tetapi
kekuasaan dalam ilmu politik atau kekuasaan yang dipelajari dalam politik
ialah kekuasaan untuk mengatur yang dilakukan oleh negara dengan
serangkaian proses pembuatan keputusan terhadap masyarakat. Lebih lanjut,
politik membicarakan suatu negara (state) yang berkaitan dengan masalah
kekuasaan (power) pengambilan keputusan (decision making), kebijakan
publik (public policy), dan alokasi atau distribusi (allocation or distribution).
Negara, sebagai pemegang kekuasaan memiliki kemampuan untuk menguasai
masyarakat secara keseluruhan dan menggunakan kekerasan fisik secara sah
untuk mematuhi aturan.
Karenanya, negara tidak boleh lemah dan tegas agar negara "disegani" oleh
rakyat. Perihal ini, kita rupanya perlu melihat agar kekuasaan tidak over
power, yaitu dengan membuat batasan-batasan dalam kekuasan, misalkan
berupa konstitusi yang legal dan mengatur itu.
B. Weber membagi wewenang ke dalam tiga tipe berikut.
C. Ide tentang demokrasi saya kira memang harus merujuk pada pemikiran J.J
Rousseau soal kedaulatan rakyat. Apa artinya kedaulatan rakyat? Yah,
kedaulatan rakyat berarti rakyat yang memegang kekuasaan. Artinya, ketika
rakyat sudah menyerahkan kekuasaan kepada eksekutif untuk memimpin
sebuah negara, hal itu tidak serta merta rakyat sudah lepas tangan dan lepas hak
kekuasaannya. Rakyat tetap berkuasa, dengan mengontrol eksekutif atau
legislatif yang berbuat salah, atau menyalahgunakan kekuasaan.