TUGAS
JAWABAN:
1. Negara bersusunan tunggal disebut juga negara kesatuan , yaitu kekuasaan untuk
mengatur seluruh wilayahnya berada ditangan pemerintah pusat , sehingga pemerintah
pusat memegang kedaulatan sepenuhnya , baik itu kedalam maupun keluar dan hubungan
antara pemerintah pusat dengan rakyat serta daerahnya dapat dijalankan secara langsung .
Didalam negara kesatuan atau bersusunan tunggal hanya terdapat satu konstitusi , satu
kepala negara serta satu dewan menteri / kabinet serta satu parlemen dan pemerintah
pusat lah yang memegang wewenang tertinggi didalam segala aspek pemerintahan.
Negara bersusunan jamak disebut juga negara serikat , yaitu terdiri dari beberapa negara-
negara bagian , yang masing-masing negara bagian tersebut tidak berdaulat , meskipun
negara bagian tersebut dapat memiliki konstitusi sendiri , kepala negara sendiri , parlemen
sendiri , maupun kabinet sendiri , yang berdaulat dalam negara bersusunan jamak atau
serikat adalah gabungan negara-negara bagian yang disebut dengan negara Federal dan
setiap negara bagian pun bebas melakukan tindakan kedalam tetapi tidak bertentangan
dengan konstitusi federal dan tindakan keluar hanya dapat dilakukan oleh pemerintah
Federal.
Perbedaan nya yaitu:
Negara kesatuan: Tetap berada di dalam pusat serta pemerintah pusat mempunyai
wewenang dalam membuat keputusan sementara.
Negara federal: Sebagian besar kekuasaan kecuali kekuasaan yang memiliki keterkaitan
dengan urusan internasional didelegasikan pada pemerintah daerah ataupun provinsi.
2. Bentuk pemerintahan
3. Konstitusi
Pemerintah negara kesatuan: terkadang ada yang memiliki konstitusi ataupun tidak memiliki
konstitusi.
Pemerintah negara federal: harus mempunyai suatu konstitusi.
5.Kekuasaan
Pemerintah negara kesatuan: kekuasaan dan otoritas terbagi atas pemerintah tingkat
bawah jika diperlukan.
Pemerintah negara federal: terdapat hirarki kekuasaan yang berasal dari tingkat fedaral
hingga tingkat negara begian dan lokal.
2. Kewenangan membuat UU pada negara federasi adalah baik pemerintah daerah dan
pusat memiliki kewenangan untuk membuat UU sendiri. Hal ini karena pada federasi,
negara bagian berdiri dan bertindak secara otonom. Keberadaan pemerintah pusat hanya
sebatas koordinasi antarnegara bagian.
3.Menurut saya jika ditinjau secara normatif-yuridis UU IKN memiliki banyak kekurangan
substansi yang mendasar karena minimnya ruang lingkup pengaturan. Substansi
pengaturan yang termaktub dalam UU IKN banyak yang digambarkan secara abstrak atau
tidak detail mengatur persoalan konkret. Contoh paling jelas pengaturan yang abstrak
adalah Pasal 21 dan Pasal 37 UU IKN.
Selain Pasal 21 dan Pasal 37 di atas, sebenarnya masih banyak aspek pengaturan UU IKN
yang bisa dikritisi. Namun demikian, tulisan ini hanya terbatas menguraikan kelemahan
mendasar bahwa UU IKN bermasalah secara formil dan materiil. Hal tersebut jelas
menunjukkan bahwa kualitas kebijakan pemindahan IKN sangat buruk, tidak prosedural,
tidak terencana, tergesa-gesa, hingga mengabaikan aspirasi masyarakat. Sikap tergesa-
gesa itu setidaknya dapat diamati dari pembentukan UU IKN yang super kilat hanya 42 hari.
Praktik pembentukan UU tersebut tidak lazim terjadi. UU IKN yang menjadi legitimasi
kebijakan politik seharusnya memuat berbagai aspek pengaturan yang jelas, konkret, dan
komprehensif.
Demikian terimakasih