Anda di halaman 1dari 3

Nam : Muhammad Jimy Aminnuddin

Nim : 044227679

Prodi : Ilmu Hukum

1. Coba saudara uraikan fokus perhatian kriminologi dari perspektif viktimologi


berdasarkan permasalahan diatas ?
2. Buatlah argumentative saudara mengenai faktor penyebab terjadinya tindakan bulliying
terhadap anak ?
3. 3. Berdasarkan ilustrasi diatas upaya apakah yang dapat dilakukan untuk menanggulangi
tindakan bulliying dengan menggunakan pendekatan Utilitarian prevention deterrence ? J

Jawab :

1. Viktimologi merupakan istilah bahasa Inggris yaitu victimology yang berasal dari
bahasa latin victima yang berarti korban dan logos yang berarti ilmu. Secara
terminologis, viktimologi berarti suatu studi atau ilmu pengetahuan yang mempelajari
tentang korban, penyebab timbulnya korban dan akibat-akibat penimbulan korban yang
merupakan masalah manusia sebagai suatu kenyataan sosial. Pada kasus diatas, korban
bullying yang merupakan anak-anak terlebih dahulu memancing kemarahan dari pelaku
dengan bersikap (berkata) "iya' tolo'na Ma'rang", yang artinya Saya Jagoannya Ma'rang
dan juga berusaha untuk melipat Plat Nomor sepeda motor dari Pelaku yang kemudian
menyulut emosi dari pelaku yang pada akhirnya pelaku melakukan tindakan bullying
kepada korban dan direkam oleh teman teman pelaku. sehingga pada dasarnya bullying
yang diterima korban adalah akibat dari perbuatan korban sendiri yang memancing para
pelaku untuk melakukan tindakan bullying tersbut

2. beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya bullying terhadap anak-anak


diantaranya adalah:

a. Faktor Keluarga Anak yang tumbuh dan berkembang di dalam keluarga yang
kurang harmonis, orang tua yang terlalu emosional, dan kurangnya perhatian orang tua
terhadap anaknya dapat menyebabkan timbulnya perilaku menyimpang, salah satunya
bullying
b. Faktor Teman Sebaya Pada usia remaja, anak lebih banyak menghabiskan
waktunya diluar rumah. Pada masanya, remaja memiliki keinginan untuk tidak lagi
terlalu bergantung pada keluarganya dan mulai mencari dukungan dan rasa aman dari
kelompok sebayanya. Hal ini yang kemudian menimbulkan kelompok-kelompok (genk)
teman sebaya.

c. Faktor Media Massa Remaja adalah kelompok atau golongan yang mudah
dipengaruhi, karena remaja sedang mencari identitas diri sehingga mereka dengan mudah
untuk meniru atau mencontoh apa yang dia lihat, seperti pada film atau sinetron yang
berisi adegan kekerasan, dan sebagainya. Akan lebih berbahaya lagi jika tayangan yang
mengandung unsur kekerasan yang kemudian ditonton anak-anak, misalnya sinetron yang
tayang di salah satu stasiun televisi swasta yang mempertontonkan perkelahian diantara
dua geng motor yang saling bermusuhan dan itu terjadi terus menerus tanpa ada kata
damai.

d. Faktor Perbedaan kelas (senioritas), ekonomi, etnisitas atau rasisme. Faktor


bullying dapat terjadi ketika terdapat perbedaan ekstrim individu dengn suatu kelompok
dimana ia bergabung dan jika tak dapat disikapi dengan baik oleh anggota kelompok
tersebut, dapat menjadi faktor penyebab bullying.

e. Faktor Tradisi senioritas. Senioritas yang salah diartikan dan dijadikan


kesempatan atu alasan untuk membully junior terkadang tak berhenti pada satu periode
saja. Perilaku bullying itu seringkali dilakukan hanya karena ingin memenuhi keinginan
untuk melanjutkan masalah senioritas, untuk mencari kepopuleran, penyaluran dendam
dan menunjukkan kekuasaan.
f. Faktor Karakter individu/kelompok. Dendam atau iri hati, untuk meningkatkan
populritas pelaku di kalangan teman sepermainan (peers), persepsi nilai yang salah atas
perilaku korban.
3. Salah satu unsur utama dalam teori utilitarian adalah mencari suatu keseimbangan
antara perlunya hukuman dengan biaya penghukuman. Utilitarian Prevention: Deterrence
adalah pencegahan pelanggaran hukum dengan manfaat melalui penolakan. Seorang
pelaku kejahatan potensial diharapkan akan mengurungkan niatnya karena melihat begitu
kerasnya hukuman yang dijatuhkan pada para pelanggar hukum.
ini terbagi menjadi 2, yaitu:
- General Deterence: menakut-nakuti orang banyak yan belum pernah melakukan
kejahatan, dan
- Special Deterrence: menakut-nakuti pelaku (penjahat) yang sedang atau telah dihukum
untuk tidak mengulangi kejahatannya.
Dengan menggunakan teori tersebut, upaya yang dapat dilakukan untuk
mengurangi tindakan dari Bullying adalah dengan menakut-nakuti para pelaku amupun
yang berpotensi untuk melakukan bullying dengan ancaman hukuman yang berat,
sehingga diharapkan orang-orang yang akan melakukan tindakan bullying berfikir ulang
untuk melakukan tindakan bullying tersebut.

Referensi:
- Ahmad Zaky, “Perspektif Viktimologis Terhadap Kejahatan Kekerasaan Fisik Terhadap
Pembantu Rumah Tanggadi Wilayah Hukum Polrestabes Makassar (Studi Kasus Tahun
2006-2011)” Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin Makassar 2012
- Ani Sarifah Hidayat, “Analisis Faktor-Faktor Penyebab Bullying Di Kalangan Peserta
Didik Era Milenial” Program Studi Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan Dan Ilmu
Pendidikanuniversitas Muhammadiyah Surakarta 2019,
http://eprints.ums.ac.id/78891/9/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf
- Dewi Bunga, “Analisis Cyberbullying Dalam Berbagaiperspektif Teori Viktimologi”
Vyavahara Duta Volume XIV, No.2, September 2019.
- Ahmad Yamin, dkk. “Pencegahan Perilaku Bulying Pada Siswa-Siswi SPN 2 Tarogong
Kidul Kabupaten Garut” Dosen Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran,
http://jurnal.unpad.ac.id/ pkm - https://www.dictio.id/t/apakah-yang-dimaksud-dengan-
teori-relatif-deterrence theory/8986/2

Anda mungkin juga menyukai