Anda di halaman 1dari 3

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 1

Nama Mahasiswa : W OWO

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 4496 54

Kode/Nama Mata Kuliah : G 1 Kriminologi

Kode/Nama UPBJJ : UPBJJ-UT SAMARINDA

Masa Ujian : SUNDAY, 07 MEI 2023

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
TUGAS 1 - Kriminologi
Nomor 1 - Coba saudara uraikan fokus perhatian kriminologi dari perspektif
viktimologi berdasarkan permasalahan diatas?

Viktimologi adalah studi tentang korban (victim), interaksi dan hubungan mereka dengan
hubungan antara korban dan pelaku, korban dan sistem peradilan, yaitu polisi, pengadilan, dan
hubungan antara mereka yang terlibat juga disertakan. Antara korban dan kelompok sosial serta
institusi lain seperti media, komunitas bisnis dan gerakan sosial. Viktimologi juga
menggambarkan peran dan posisi korban dalam kejahatan di masyarakat, dan tanggapan
masyarakat terhadap korban kejahatan. Proses dimana seseorang menjadi korban kejahatan
dikenal sebagai victimisasi.
Tujuan dari viktimologi itu sendiri adalah untuk:

1. Menganalisis berbagai aspek yang terkait dengan viktimisasi.

Dari Kasus di atas, di lihat dari bukti video yang beredar lalu di adakannya mediadi oleh
pihak sekolah kepada pelaku dan korban.

2. Mencoba menjelaskan penyebab viktimisasi.

Adanya Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung Hikmat Ginanjar mengaku pihaknya
langsung berkomunikasi dengan sekolah dan menugaskan pengawas pembina ke lokasi.

3. Mengembangkan sistem penanggulangan untuk mengurangi penderitaan manusia.

Polisi berperan penting pada kasus seperti ini untuk menegahi atas nama penegak hukum.
Dari kasus di atas polisi sudah berupaya untuk penanggulangan seperti memanggilan
lima orang saksi untuk dimintai keterangan terkait aksi perundungan yang viral di media
sosial itu.

Nomor 2 - Buatlah argumentasi saudara mengenai faktor penyebab terjadinya tindakan


bulliying terhadap anak?
penyebab timbulnya perilaku bullying di kalangan peserta didik era milenial dalam kasus ini, sebab
keluarga (khususnya keluarga para pelaku) tidak memberikan kasih sayang dan perhatian yang
penuh kepada anak-anaknya, padahal seharusnya anak-anak di usia remaja seperti para pelaku dan
korban bullying di atas diberikan perhatian yang ekstra karena di usia inilah para remaja rentan
terhadap hal-hal yang berbau negatif. Selain itu, keluarga yang tidak harmonis juga menciptakan
iklim rumah yang negatif. Pola asuh yang selalu membeda-bedakan anak di dalam keluarga juga
memicu timbulnya perasaan iri yang berakibat pada pelampiasan kekesalannya kepada teman-
temannya di sekolah.
Kemudian, faktor teman sebaya sebagai penyebab bullying juga memiliki andil yang cukup besar
dalam kasus ini, karena sebagian besar waktu yang dimiliki remaja ini adalah untuk berinteraksi
dengan teman sebayanya, baik di sekolah maupun di lingkungan rumah. Intensitas komunikasi
antar teman sebaya yang berlebih inilah yang memungkinkan munculnya hasrat ingin menindas
atau melakukan bullying atas hasutan teman-temannya. Selain itu juga, timbul keinginan untuk
diakui oleh anggota kelompok teman sebayanya yang lain agar dianggap sebagai pemegang
kekuasaan penuh atas kelompoknya dan supaya kelompoknya (genk) ditakuti oleh kelompok lain.
Hal ini didasarkan pada pentingnya meningkatkan eksistensi kelompok teman sebaya di dalam
sekolah terutama di kalangan peserta didik yang lain.
Terakhir, faktor media massa (televisi, radio, dan surat kabar) sebagai penyebab bullying dalam
kasus ini tidak terlalu memiliki andil yang besar karena tontonan atau acara televisi yang paling
sering ditonton oleh para pelaku atau korban bullying tidak mengandung unsur kekerasan. Mereka
cenderung menyukai film-film kartun dan sepak bola. Dalam media massa lainnya, seperti internet
dan media sosial memiliki andil yang cukup besar. Sebagian besar peserta didik tingkat SMA yang
kisaran berusia 15 – 18 tahun sudah memiliki alat komunikasi canggih, seperti smartphone.
Mereka terbiasa bermain media sosial di smartphone mereka. Salah satu kasus yang pernah terjadi
di sekolah ini adalah dimulai dengan adanya intimidasi yang dilakukan pelaku kepada korbannya
melalui sosial media Whatsapp yang belanjut pada intimidasi secara langsung di sekolah.

Nomor 3 - Berdasarkan ilustrasi diatas upaya apakah yang dapat dilakukan untuk
menanggulangi tindakan bulliying dengan menggunakan pendekatan Utilitarian prevention
deterrence?
Salah satu dasar teori Utilitarian Prevention: Deterrence ini adalah teori yang dikemukakan oleh
Bentham yang menyatakan bahwa manusia itu sebenarnya bersifat hedonistik dan rasional. Jadi,
manusia, kalau dia tahu bahwa bagi perbuatan tertentu ia akan menerima hukuman maka ia akan
menimbang untung ruginya, kalau untungnya lebih besar dari ruginya maka perbuatan tersebut
akan dilakukannya, begitu pula sebaliknya.
Dengan pendekan Utilitarian prevention deterrence terhadap masyarakat maka dapat
menciptakan masyarakat yang semakin takut untuk melakukan pelanggaran hukum atau Bulliying.
Melalui teori Utilitarian Prevention: Deterrence, kita bisa mengerti mengapa dilakukan usaha
misalnya ancaman hukuman berat untuk tindak-tindak kejahatan tertentu. Upaya ini sebenarnya
lebih ditujukan terhadap masyarakat yang taat hukum.

Referensi :
Dermawan. Ruang Lingkup Studi Kriminologi. Modul 1 UT

Anda mungkin juga menyukai