FENOMENA CYBERBULLYING
DI KALANGAN PELAJAR KOTA SEMARANG
Disusun oleh
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
C. Tujuan Penelitian
Dari rumusan pertanyaan di atas,penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui bentuk-bentuk cyberbullying di kalangan pelajar kota Semarang
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya cyberbullying di
kalangan pelajar kota Semarang
3. Untuk mengetahui dampak cyberbullying bagi korban dan pelakunya
4. Untuk mengetahui cara mengatasi cyberbullying
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.Secara Teoritis
Secara teoritis peneliti berharap dapat memberikan kontribusi positif untuk
menambah khazanah ilmu pengetahuan,khususnya dalam ilmu sosiologi. Baik itu untuk
referensi dalam melakukan penelitian dengan permasalahan yang sama ataupun untuk
menjadi bahan pembelajaran.
2. Secara Praktis
Secara praktis,penelitian ini memiliki manfaat,yaitu :
1. Bagi peneliti ; mengembangkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki.
2. Bagi guru ; bisa menjadi masukan yang berharga dalam upaya sosialisasi mengenai
bahaya cyberbullying di kalangan pelajar.
3. Bagi masyarakat ; memberikan informasi,masukan,serta strategi pemecahan
masalah,khususnya tentang cyberbullying.
BAB I I
A. Landasan Teori
Proses belajar norma penyimpangan ini persis dengan proses belajar konformitas
(penyesuaian) dimana ada sosialisasi atas nilai-nilai yang disepakati bersama oleh suatu
kelompok masyarakat. Namun, yang membedakannya adalah jika konformitas adalah
proses belajar bagaimana menyesuaikan diri dengan nilai dan norma bersama serta
berperilaku terhadap orang lain sesuai dengan harapan kelompok, maka penyimpangan
justru sebaliknya. Peyimpangan adalah proses belajar bagaimana mempelajari nilai dan
norma yang menyimpang.
B. Penelitian Relevan
Berkaitan dengan penelitian ini sebelumnya telah ada penulis yang melakukan
penelitian mengenai objek penelitian, diantaranya:
Destiana Damantri (2011) yang berjudul, “Perilaku Bullying Pada Remaja Stikes
Surya Global Yogyakarta. Yang hasilnya perilaku bullying didasari oleh dasar power yang
mencolok atau tidak seimbang. Perilaku bullying sangat rentan terjadi pada remaja putra
dan putri, akan tetapi bullying lebih banyak terjadi pada anak laki-laki. Hasil penelitian
yang pada skripsi ini yaitu bullying yang terjadi pada remaja lebih banyak terjadi kepada
remaja lakilaki yang disebabkan oleh kurangnya didikan prilaku yang baik, sehingga
memiliki sifat menindas yang lemah. Persamaan dalam penelitian ini sama-sama meneliti
suatu perilaku bullying terhadap remaja putra dan putri, sedangkan perbedaan dari
penelitian ini dia lebih meneliti perilaku bullying pada remaja ditinjau dari jenis kelamin
akan tetapi bullying lebih banyak terjadi pada anak laki-laki.
C. Kerangka Berpikir
Kenakalan Remaja
Fenomena Cyberbullying di
Kalangan Pelajar kota Semarang
Apa faktor-faktor
Bagaimana yang
bentuk-bentuk Apa saja dampak
menyebabkan Bagaimana cara
cyberbullying di cyberbullying bagi
terjadinya mengatasi
kalangan pelajar korban dan
cyberbullying di cyberbullying ?
kota Semarang ? pelakunya ?
kalangan pelajar
kota Semarang ?
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Adapun lokasi yang menjadi objek penelitian penulis yakni SMAN 4 Semarang
yang beralamat di Jalan Karang Rejo Raya no 12A,Srondol Wetan,Kecamatan
Banyumanik,Kota Semarang,Jawa Tengah.Sementara itu,untuk lama penelitian
memerlukan waktu 3 bulan meliputi proses pengambilan data,hingga pengolahan dan
penulisan laporan.
Populasi merupakan seluruh kumpulan elemen yang menjadi amatan dalam suatu
penelitian, atau seluruh kumpulan elemen yang digunakan dalam membuat beberapa
kesimpulan. Dalam penelitian ini, populasinya adalah Siswa SMA Negeri 4 Semarang..
Sedangkan menurut Kriyantono, sampel adalah sebagian dari keseluruhan objek atau
fenomena yang akan diamati. Dalam penelitian ini, jumlah sampel yang digunakan adalah
sebanyak 11 orang siswa dari SMA Negeri 4 Semarang.
a. Wawancara
b. Observasi
c. Dokumentasi
Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data
berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Menurut Miles
dan Huberman, mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan
secara interaktif dan berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas, sehingga datanya
sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data tersebut, yaitu sebagai berikut:
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, maka perlu dicatat
secara teliti dan rinci. Untuk itu, perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data.
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-
hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian, data yang telah direduksi
akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan
pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan.
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman adalah
penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat
sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat dan mendukung
pada tahap pengumpulan data berikutnya. tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan
pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali
ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan
kesimpulan yang kredibel. Dengan demikian, kesimpulan dalam penelitian kualitatif
mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang telah dirumuskan sejak awal, tetapi
mungkin juga tidak.