Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Eksplorasi Bimbingan dan Konseling

Volume 1 No 1 Juli 2019 Hlm 1-10


Available online at: http://journal.unucirebon.ac.id/index.php/JEBK

PENGARUH TEMAN SEBAYA


TERHADAP PERILAKU BULLYING SISWA
Aam Aminah1) dan Fitriyah Nurdianah2)
Universitas Nahdlatul Ulama Cirebon
aamaminah0802@gmail.com
Universitas Nahdlatul Ulama Cirebon
fitriyafadwa22@gmail.com

ABSTRACT
Cases of bullying in Indonesia often occur in educational institutions. Bullying behavior most often
occurs in adolescence. Every child entering adolescence will be faced with social adjustment
problems, which include the problem of peer relations. Peers will usually form peer groups. This
study aims to: (1) find out the description of peers of students, (2) know the description of student
bullying behavior, (3) prove the presence or absence of peer influence on student bullying behavior.
The method of this research is quantitative with the type of associative research. The sample of this
study was 32 students. The results showed: (1) peers have a high category, (2) bullying behavior in
students has a high category, (3) There is a positive influence between peers on student bullying
behavior.

Keywords: Peers and Bullying behavior

1. PENDAHULUAN Kepribadian utama adalah kepribadian


Pendidikan merupakan kebutuhan yang sesuai dengan nilai-nilai
sepanjang hayat (long life education), yang kependidikan. Dalam prakteknya
merupakan tumpuan harapan bagi pendidikan merupakan sebagian dari
peningkatan kualitas sumber daya manusia fenomena interaksi yang digunakan untuk
(SDM) secara keseluruhan. Hal ini melihat perilaku individu dan kelompok
dilakukan untuk dapat menjawab dalam realitas sosial.
tantangan perkembangan zaman. Oleh Output pendidikan dalam UUD RI.
karena itu, dunia pendidikan dimasa depan No Tahun 2003 menyebutkan bahwa
diharapkan bisa lebih dekat dengan realitas pendidikan harus diupayakan sedemikian
dan permasalahan hidup sehari-hari, rupa membekali siswa untuk memahami
sehingga bisa ikut berperan aktif dalam lingkungan dengan mengadaptasikan
memecahkan problem sosial yang dihadapi pengetahuan-pengetahuan yang
masyarakat. Ahmad D. Marimba diperolehnya agar mereka dapat
(2011:20) mengartikan pendidikan adalah menciptakan hubungan melalui
bimbingan jasmani dan rohani menuju komunikasi yang baik, mampu beradaptasi
terbentuknya kepribadian utama menurut dengan baik, mampu menghindari
ketentuan-ketentuan yang berlaku. terjadinya perselisihan dan konflik serta
Pengaruh Teman Sebaya ……..

bisa memberikan kontribusi untuk bullying, sehingga memberi ketakutan bagi


masyarakat. anak untuk memasukinya.
Perilaku bullying dari waktu ke Data KPAI menyebutkan bahwa
waktu terus menghantui anak-anak kasus bullying menduduki peringkat
Indonesia. Bullying muncul dimana-mana. teratas pengaduan masyarakat. Dilansir
Bullying tidak memilih umur atau jenis dari Republika (2014), 2011 hingga
kelamin korban, yang menjadi korban agustus 2014, KPAI mencatat 369
umumnya adalah anak yang lemah, pengaduan terkait masalah bullying.
pemalu, pendiam dan spesial (cacat, Jumlah itu sekitar 25% dari total
tertutup, pandai, cantik, atau punya ciri pengaduan dibidang pendidikan sebanyak
tubuh tertentu) yang dapat menjadi bahan 1.480 kasus. Bullying yang disebut KPAI
ejekan. Selain itu, kasus bullying yang sebagai bentuk kekerasan di sekolah,
sering dijumpai adalah kasus senioritas mengalahkan tawuran pelajar, diskriminasi
atau adanya intimidasi siswa yang lebih pendidikan, ataupun aduan pungutan liar.
senior terhadap adik kelasnya baik secara Maraknya beberapa kasus bullying,
fisik maupun non fisik. antara lain dipicu oleh belum adanya
Kasus bullying di Indonesia kesamaan persepsi antara pihak sekolah,
seringkali terjadi di institusi pendidikan. orang tua, maupun masyarakat dalam
Hal ini dibuktikan dengan data dari melihat pentingnya permasalahan bullying
Komisi nasional perlindungan anak, tahun serta penanganannya. Ditambah lagi
2011 menjadi tahun dengan tingkat kasus dengan belum adanya kebijakan secara
bullying tertinggi di lingkungan sekolah menyeluruh dari pihak pemerintah dalam
yaitu sebanyak 339 kasus kekerasan dan rangka menanganinya.
82 diantaranya meninggal dunia (Komnas Bullying adalah sebuah situasi
PA, 2011). Maraknya kasus-kasus dimana terjadinya penyalahgunaan
kekerasan yang terjadi pada anak-anak kekuatan atau kekuasaan yang dilakukan
usia sekolah saat ini sangat oleh seseorang atau kelompok. Pihak yang
memprihatinkan bagi pendidik dan orang kuat di sini tidak hanya berarti kuat dalam
tua. Sekolah yang seharusnya menjadi ukuran fisik, tapi bisa juga kuat secara
tempat bagi anak menimba ilmu serta mental. Dalam hal ini korban bullyingtidak
membantu membentuk karakter pribadi mampu membela atau mempertahankan
yang positif ternyata menjadi tempat dirinya karena lemah secara fisik atau
tumbuh suburnya praktek-praktek mental. Yang perlu dan sangat penting kita

2
Pengaruh Teman Sebaya ……..

perhatikan adalah bukan sekedar tindakan dan kedewasaan yang kira-kira sama.
yang dilakukan, tetapi dampak tindakan Sebaya memegang peran yang unik dalam
tersebut bagi korban. perkembangan anak. Salah satu fungsi
Remaja sebagai manusia yang terpenting sebaya adalah memberikan
sedang tumbuh dan berkembang terus sumber informasi dan perbandingan
melakukan interaksi sosial baik antara tentang dunia di luar keluarga. Teman
remaja maupun terhadap lingkungan lain. sebaya disebut juga dengan kelompok
Melalui proses adaptasi, remaja sebaya atau peer group. Menurut Santosa
mendapatkan pengakuan sebagai anggota (2009:20) bahwa secara umum kelompok
kelompok baru yang ada dalam lingkungan sebaya dapat diartikan sebagai sekumpulan
suatu kelompok remaja. Dalam pergaulan orang (seumuran) yang mempunyai
remaja, kebutuhan untuk dapat diterima kesamaan serta kesenangan yang relatif
bagi setiap individu merupakan suatu hal sama.
yang sangat mutlak sebagai makhluk Hubungan sebaya bisa negatif
sosial. Setiap anak yang memasuki usia maupun positif (Bukowski & Adams,
remaja akan dihadapkan pada 2005; Kupersmidt & DeRosier, 2004).
permasalahan penyesuaian sosial, yang Seseorang yang biasanya berada dalam
diantaranya adalah problematika pergaulan sebuah kelompok teman sebaya akan
teman sebaya. Pembentukan sikap, tingkah selalu mengikuti apapun yang dilakukan
laku, dan perilaku sosial remaja banyak anggota kelompok lainnya. Solidaritas dan
ditentukan oleh pengaruh lingkungan interaksi yang terjadi dalam kelompok
ataupun teman-teman sebaya. Apabila teman sebaya mempengaruhi anggota
lingkungan sosial itu memfasilitasi atau kelompoknya sebagai sebuah bentuk
memberikan peluang terhadap remaja pembuktian bahwa mereka merupakan
secara positif, maka remaja akan mencapai bagian dari anggota kelompok.
perkembangan sosial secara matang. Tindakan bullying tidak hanya
Begitu pula sebaliknya apabila lingkungan dilakukan individu tertentu tetapi juga
sosial memberikan peluang secara negatif kelompok. Apabila ada anggota
terhadap remaja, maka perkembangan kelompoknya melakukan bullying
sosial remaja akan terhambat. biasanya anggota kelompok lainnya akan
Pengaruh lingkungan diawali ikut juga melakukan, baik itu hanya
dengan pergaulan dengan teman sebaya. sebagai penonton atau juga ikut melakukan
Sebaya adalah orang dengan tingkat umur tindakan bullying.

3
Pengaruh Teman Sebaya ……..

Berdasarkan hasil observasi Adapun perilaku bullying terjadi


dilapangan, bahwa di sekolah tersebut dalam teman sebaya (peer group) baik dari
siswa cenderung bergaul dengan teman sikap, tingkah laku, dan perilaku sosial.
sebayanya dan membentuk kelompok Sehingga pembentukan teman sebaya
bermain (kelompok sebaya). Kelompok memberikan pengaruh terhadap perilaku
bermain tersebut terbentuk sesuai dengan bullying siswa di sekolah. Oleh karena itu,
tingkatan kelas masing-masing. Selain itu, penelitian ini memiliki tujuan untuk
terlihat beberapa siswa kelas VIII yang menggambarkan umum tentang teman
sering melakukan bullying secara verbal sebaya; perilaku bullying siswa serta
seperti menghina, mengejek, membuktikan ada atau tidak adanya
mengeluarkan kata-kata tidak sopan, pengaruh teman sebaya terhadap perilaku
membentak, dan menebar gosip. bullying siswa kelas VII di SMP Negeri 1
Disamping observasi, studi pendahuluan Ciwaringin Kabupaten Cirebon.
dilakukan juga wawancara dengan guru
BK, dapat disimpulkan bahwa siswa 2. METODE PENELITIAN
cenderung memiliki genk (berkelomp ok). Metode penelitian yang digunakan
Biasanya kelompok tersebut terbentuk dalam penelitian ini menggunakan metode
sesuai dengan kesamaan dan kesenangan penelitian kuantitatif assosiatif, yang
yang relatif sama. Di sekolah tersebut juga menghubungkan antara pengaruh teman
sering terlihat beberapa siswa yang suka sebaya (variabel yang mempengaruhi)
mengejek temannya. Selain itu ada siswa terhadap perilaku bullying (variabel yang
kelas VIII yang berkelahi dikarenakan ada dipengaruhi).
seorang siswa yang menjuluki nama orang Adapun ruang lingkup dalam
tua temannya, sehingga anak tersebut penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP
merasa malu dan tidak terima. Akhirnya Negeri 1 Ciwaringin tahun pelajaran
terjadilah perkelahian. Kejadian tersebut 2017/2018 yang berjumlah 320 siswa,
merupakan salah satu tindakan bullying yang selanjutnya disebut dengan populasi.
verbal yang berujung kepada tindakan Adapun pengambilan sampel 10% dari 320
bullying fisik. Dari hasil wawancara siswa yaitu 32, dengan dasar bahwa
dengan guru BK, di sekolah tersebut 50% “penentuan pengambilan sampel apabila
siswa kelas VIII sering melakukan kurang dari 100 lebih diambil semua, akan
tindakan bullying, dan kebanyakannya tetapi jika jumlah subjeknya besar dapat
yaitu bullying secara verbal.

4
Pengaruh Teman Sebaya ……..

diambil antara 10-15% atau 20-25% konseling dengan bertujuan untuk


(Arikunto, 2013: 174)”. memperoleh informasi mengenai teman
Alat utama dalam penelitian ini sebaya terhadap perilaku bullying beserta
yaitu menggunakan instrumen penelitian faktor-faktor yang memengaruhinya.
yang terdiri dari dua instrumen. Adapun Adapun teknik wawancara yang digunakan
instrumen yang digunakan yaitu angket adalah teknik wawancara tidak terstruktur.
teman sebaya dan angket perilaku Peneliti melakukan wawancara tidak
bullying. menggunakan pedoman wawancara yang
Penelitian dilaksanakan di SMP sistematis dan lengkap untuk pengumpulan
Negeri 1 Ciwaringin di Jalan Desa datanya, akan tetapi hanya berupa garis-
Babakan Ciwaringin Kabupaten Cirebon, garis besar permasalahan yang akan
dengan rentan waktu Oktober sampai ditanyakan.
dengan Maret Tahun ajaran 2017/2018. Terakhir teknik pengumpulan data
Penelitian ini menggunakan yang digunakan yaitu dengan kuesioner
beberapa teknik pengumpulan data, hal ini (angket) berupa seperangkat pertanyaan
dimaksudkan untuk mendapatkan data atau pernyataan tertulis yang dijawab oleh
yang lengkap dan valid, yang dapat responden.
mendukung keberhasilan dalam penelitian Definisi operasional teman sebaya
ini. Pengumpulan data dilakukan melalui yang terdapat dalam pergaulan teman
observasi, wawancara, dan kuesioner sebaya terdiri atas kerjasama, persaingan,
(angket). Jenis observasi yang digunakan pertentangan, penerimaan atau akulturasi,
dalam penelitian ini adalah observasi non- persesuaian atau akomodasi, dan
partisipan, karena dalam observasi non- perpaduan atau asimilasi. Sedangkan
partisipan Peneliti tidak terlibat dan hanya perilaku bullying dikelompok menjadi tiga
sebagai pengamat independen. Sedangkan kategori yaitu bullying fisik, bullying
cara observasinya, Peneliti menggunakan verbal, dan bullying mental atau
obervasi tidak terstruktur yang dimana psikologis. Teknik analisis data dalam
observasi yang tidak dipersiapkan secara penelitian ini menggunakan bantuan
sistematis tentang apa yang akan program SPSS 21.0
diobservasi.
Teknik pengumpulan data yang 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
kedua yaitu dengan wawancara yang Berdasarkan hasil kategorisasi
dilakukan kepada guru bimbingan dan teman sebaya menunjukkan bahwa tingkat

5
Pengaruh Teman Sebaya ……..

teman sebaya pada siswa kelas VIII SMP dengan nilai-nilai agama dan berakhlak
Negeri 1 Ciwaringin memiliki kategori baik maka remaja tersebut cenderung akan
tinggi sejumlah 20 siswa dengan berperilaku baik. Namun apabila teman
persentase 62,5% dan kategori sedang sebaya menampilkan perilaku yang kurang
sejumlah 12 siswa dengan persentase baik, melanggar norma-norma, maka
37,5%. Maka dapat disimpulkan bahwa remaja tersebut cenderung terpengaruh
tingkatan teman sebaya pada kelas VIII untuk mengikuti atau mencontoh perilaku
adalah tinggi pada aspek kerjasama, tersebut.
seperti saling membantu, memberi, Berdasarkan hasil kategorisasi
percaya sesama teman, dan menutupi perilaku bullying menunjukkan bahwa
kelemahan yang dimiliki masing-masing tingkat perilaku bullying pada siswa kelas
individu. Pernyataan tersebut sesuai VIII SMP Negeri 1 Ciwaringin memiliki
dengan yang dilakukan siswa kelas VIII kategori tinggi sejumlah 15 siswa pada
SMP Negeri 1 Ciwaringin ditunjukkan persentase 46,9% dan kategori sedang
dengan banyaknya siswa yang memilih sejumlah 17 siswa dengan persentase
pernyataan tersebut dalam skala teman 53,1%. Maka dapat disimpulkan bahwa
sebaya. Selain itu terdapat 12 siswa yang tingkatan perilaku bullying pada kelas VIII
memiliki tingkat teman sebaya kategori adalah sedang. Meskipun memiliki
sedang dengan persentase 37,5% pada kategori sedang, namun dapat diartikan
aspek persaingan, pertentangan, sebagian besar siswa memiliki
penerimaan, persesuaian, dan perpaduan. kecenderungan bullyingseperti mengejek
Hal tersebut dapat dimaknai dengan masih teman dengan sebutan orang tuanya,
banyaknya siswa yang memiliki memanggil teman dengan nama julukan,
kecenderungan berperilaku sama dengan menyebarkan gosip, memperolok-olok,
teman sebaya akibat dari tekanan mengejek kekurangan yang dimiliki orang
kelompok. lain, untuk mendapatkan sesuatu yang
Yusuf (2000:10) mengemukakan diinginkan. Pernyataan tersebut sesuai
pada masa remaja mempunyai dengan yang dilakukan siswa kelas VIII
kecenderungan untuk menyerah atau SMP Negeri 1 Ciwaringin ditunjukkan
mengikuti opini, pendapat, nilai, dengan banyaknya siswa yang memilih
kebiasaan, kegemaran atau keinginan pernyataan tersebut dalam skala perilaku
teman sebaya. Jadi apabila teman sebaya bullying. Selain itu terdapat 15 siswa yang
itu menampilkan perilaku yang sesuai memiliki perilaku bullying kategori tinggi

6
Pengaruh Teman Sebaya ……..

dengan persentase 46,9 % , hal tersebut Karena > yaitu 2,895 > 2,042
dapat diartikan masih terdapat siswa yang dan nilai signifikansinya 0,007 < 0,05
melakukan bullying dengan taraf tinggi maka ditolak dan diterima. Hal ini
pada bullying fisik dan mental. berarti bahwa ada pengaruh dan signifikan
Perilaku bullying merupakan salah antara teman sebaya terhadap perilaku
satu bentuk kenakalan remaja karena bullying siswa. Sehingga, hipotesis yang
perilaku tersebut melanggar norma menyatakan bahwa teman sebaya
masyarakat. Bullying merupakan bentuk berpengaruh terhadap perilaku bullying
awal dari perilaku agresif yaitu tingkah siswa terbukti kebenarannya. Perilaku
laku yang kasar. Bisa secara fisik, psikis, bullying dapat dipengaruhi dari teman
melalui kata-kata (verbal), ataupun sebaya dengan nilai koefisien regresi
kombinasi dari ketiganya. Hal itu bisa 0,657. Dengan demikian terdapat
dilakukan oleh kelompok atau individu. pengaruh teman sebaya terhadap perilaku
Bullying memiliki dampak tertentu bullying siswa kelas VIII SMP Negeri 1
yang ditimbulkannya. Pada jangka pendek, Ciwaringin Kabupaten Cirebon. Dengan
korban dapat merasa cemas pergi ke adanya pengaruh ini maka dapat diartikan
tempat dimana bullying terjadi, perasaan bahwa semakin tinggi pengaruh teman
tidak aman, merasa terisolasi, mengalami sebaya, maka semakin tinggi pula perilaku
harga diri rendah, dan merasa depresi. bullying, demikian juga sebaliknya
Sedangkan pada jangka panjang, korban semakin rendah pengaruh teman sebaya
bullying dapat mengalami gangguan maka semakin rendah pula perilaku
emosional dan kepribadian. Sementara bullying. Oleh karena itu dapat dikatakan
bagi pelaku, bullying akan berdampak bagi bahwa variabel teman sebaya (X)
hilangnya rasa empati, menipisnya berbanding lurus dengan variabel perilaku
toleransi dan penghargaan terhadap orang bullying (Y).
lain, mudah menyalahkan orang lain, dan Kasus bullying yang dilakukan
menjadi pelaku tindak kriminal. siswa di sekolah sedikit banyaknya
Hasil uji t menunjukkan bahwa mendapat pengaruh dari kelompok teman
nilai pada teman sebaya adalah sebaya (peer group). Artinya peran
sebesar 2,895 dengan tingkat signifikansi kelompok teman sebaya cukup besar
sebesar 0,007 sedangkan dalam menentukan perilaku siswa di
berdasarkan distribusi t yaitu 2,042. sekolah karena siswa tersebut memiliki
keterikatan dengan kelompok teman

7
Pengaruh Teman Sebaya ……..

sebayanya yang merupakan kelompok bullying siswa kelas VIII SMP Negeri 1
untuk menunjukkan eksistensi dan Ciwaringin Kabupaten Cirebon, hal
aktualisasi dirinya sebagai remaja yang tersebut ditunjukkan dengan perhitungan
sedang mencari jati diri. Ketika remaja > yaitu 2,895 > 2,042 dan nilai
melihat teman sebayanya melakukan signifikansinya 0,007 < 0,05. Perilaku
perilaku bullying, mereka akan mungkin bullying dapat dipengaruhi dari teman
melakukan hal yang sama seperti yang sebaya dengan nilai koefisien regresi
dilakukan teman sebayanya dengan alasan 0,657. Dengan demikian dapat diartikan
menghindari penolakan demi memenuhi bahwa semakin tinggi pengaruh teman
harapan kelompok, karena melihat adanya sebaya, maka semakin tinggi pula perilaku
daya tarik kelompok dan memiliki bullying, demikian juga sebaliknya
kepercayaan tertentu terhadap teman semakin rendah pengaruh teman sebaya
sebaya. Lemahnya emosi pada remaja juga maka semakin rendah pula perilaku
menyebabkan remaja kurang dapat bullying.
mengontrol perilaku mana yang baik dan
tidak baik. Oleh karena itu, teman sebaya 5. DAFTAR PUSTAKA
memiliki pengaruh penting dalam Anas, Salahudin. (2011). Filsafat
terbentuknya perilaku bullying pada Pendidikan. Bandung: CV Pustaka
Setia.
remaja. Astuti, Ponny Retno. (2008). Meredam
Bullying. Jakarta: PT Grasindo.
4. KESIMPULAN Arikunto, Suharsimi. (2013). Prosedur
Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Berdasarkan hasil penelitian yang Aunurrahman. (2009). Belajar dan
telah dilakukan maka dapat disimpulkan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Boeree, George. (2008). Psikologi Sosial.
bahwa tingkatan teman sebaya pada siswa Yogyakarta: R422 Media.
kelas VIII di SMP Negeri 1 Ciwaringin Edwards, D.C. (2006). Ketika Anak Sulit
Diatur: Perpaduan Bagi Orang tua
Kabupaten Cirebon adalah tinggi, hal Untuk Mengubah Masalah Perilaku
tersebut ditunjukkan dengan porsentase Anak. Bandung: Kaifa.
E. Gardner,James . (1988). Memahami
62,5%. Adapun kategorisasi perilaku Gejolak Masa Remaja. Jakarta:
bullying pada siswa kelas VIII di SMP Penerbit Mitra Utama.
Haditono, Siti Rahayu. (2006). Psikologi
Negeri 1 Ciwaringin Kabupaten Cirebon Perkembangan Pengantar dalam
adalah sedang, dengan ditunjukkan Berbagai Bagiannya.Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
prosentase 53,1%. Dan terakhir terdapat Hapsari, Iriani Indri. (2016). Psikologi
pengaruh teman sebaya terhadap perilaku Perkembangan Anak. Jakarta:
Permata Puri Media.

8
Pengaruh Teman Sebaya ……..

Huda, Miftahul. (2008). Interaksi


Pendidikan, 10 Cara AlQur’an
Mendidik anak. Malang: UIN
Malang Press.
Muin, Idianto. (2013). Sosiologi untuk
SMA/MA Kelas X Kelompok
Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta:
Erlangga.
Myers, David. (2012). Social Psychologi.
Jakarta: Salemba Humanika.
Novan, A.W. (2012). Save Our Children
From School Bullying. Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media.
Pratiwi, Ika Wahyu, dkk. (2017).
Psychology For Daily Life. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada.
Rahmat, J. (2004). Psikologi Remaja.
Bandung: Rosdakarya.
Santoso, S. (2006). Dinamika Kelompok
Sosial. Jakarta: Erlangga.
Santrock, John W. (2007). Perkembangan
Anak. Jakarta: Erlangga.
Sejiwa. (2008). Bullying. Jakarta: PT
Grasindo.
Sopiatin, Popi dan Sohari Sahrani. (2011).
Psikologi Belajar dalam Perspektif
Islam. Bogor: Ghalia Indonesia.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Umar, Husein. (2014). Metode Penelitian
Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis.
Depok: Raja Grafindo Persada.
Yusuf, S. (2000). Psikologi Perkembangan
Anak Dan Remaja. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai