Anda di halaman 1dari 10

Pengembangan Modul Pemahaman ....

(Dita Yuliantika Sari) 20

PENGEMBANGAN MODUL PEMAHAMAN DIRI REMAJA PADA SISWA


KELAS VII SMPN 3 PAKEM

DEVELOPMENT OF ADOLESCENCE SELF UNDERSTANDING MODULE TO STUDENT OF


CLASS VII 3 PAKEM JUNIOR HIGH SCHOOL

Oleh: Dita Yuliantika Sari, Universitas Negeri Yogyakarta


ditayuliantika19@yahoo.co.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan modul pemahaman diri remaja yang layak digunakan
oleh siswa kelas VII SMPN 3 Pakem. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan dengan
strategi pengembangan yang dikemukakan oleh Borg and Gall. Uji validasi dilakukan oleh ahli materi,
ahli media dan guru bimbingan dan konseling. Hasil uji ahli materi diperoleh rata-rata skor 3,214 dengan
kategori baik dan layak untuk digunakan. Hasil uji ahli media diperoleh rata-rata skor 3,410 dengan
kategori sangat baik dan dinyatakan telah layak untuk digunakan. Hasil uji guru bimbingan dan konseling
SMPN 3 Pakem diperoleh rata-rata skor 3,077 dengan kategori baik dan dinyatakan telah layak untuk
digunakan. Uji lapangan awal yang dilakukan oleh 4 siswa memperoleh skor rata-rata 3,56 dengan
kategori sangat baik. Uji lapangan utama yang dilakukan oleh 8 siswa memperoleh skor rata-rata 3,221
dengan kategori baik. Uji lapangan operasional yang dilakukan oleh 32 siswa memperoleh skor rata-rata
3,55 dengan kategori sangat baik.

Kata kunci: modul, pemahaman diri remaja

Abstract
This study aims to generate adolescence self-understanding module fit for use by students of
class VII 3 Pakem Junior High School. This study is a research and development with the development
strategy proposed by Borg and Gall. Test validation is performed by materials experts, media specialists
and teacher guidance and counseling. The test results matter experts, obtained an average score of 3,214
with good categories and has been declared fit for use. The result of media experts obtained an average
score of 3,410 with very good category and otherwise been feasible for used. The result of guidance and
counseling teacher at 3 Pakem Junior High School obtained an average score of 3.077 in good categories
and has been declared fit for use. Initial field tests conducted by four students obtain an average score of
3.56 with a very good category. The main field test conducted by eight students obtain an average score
of 3.221 in good categories. Operational field tests conducted by 32 students obtain an average score of
3.55 with a very good category.

Keywords: module, adolescence self understanding.


21 E-Journal Bimbingan dan Konseling Edisi 2 Tahun ke-5 2016

PENDAHULUAN bukan lagi seorang kanak-kanak tetapi juga


Pendidikan berperan penting dalam belum dianggap dewasa, oleh sebab itu seringkali
mencerdaskan generasi suatu bangsa. Melalui remaja mengalami konflik peran sosial. Ini
pendidikan, manusia dapat berkembang secara disebabkan oleh keinginan untuk mandiri tetapi
optimal sehingga ia bisa menjadi manusia yang ia harus mengikuti kemauan orang tua. Konflik
berguna bagi bangsa dan negaranya. Seperti yang peran ini dapat menimbulkan gejolak emosi dan
dikatakan oleh Dwi Siswoyo, dkk (2011: 37) kesulitan-kesulitan lain pada masa remaja
bahwa pendidikan diharapkan meningkatkan dan (Sarlito Wirawan Sarwono, 2006: 84). Selain
mengembangkan seluruh potensi atau bakat konflik peran masa remaja dikenal dengan masa
alamiah yang dimiliki manusia kearah yang positif badai dan topan atau masa dimana individu
agar nantinya manusia itu dapat berdaya guna. memiliki emosi yang tidak stabil dan meledak-
Bangsa yang hebat dapat dilihat dari kualitas ledak.
pendidikannya. Untuk itu, pendidikan haruslah Ada gejala yang dapat membedakan masa
diberikan secara merata sebagai upaya remaja dengan masa kanak-kanak, yaitu gejala
memajukan suatu bangsa. Sekolah sebagai sarana timbulnya seksualitas sehingga masa remaja
pendidikan merupakan tempat para siswa untuk juga dikenal sebagai masa pubertas (Monks dkk,
mengembangkan potensi diri yang dimiliki. 2004: 262). Masa pubertas pada anak laki-laki
Sekolah merupakan lingkungan yang paling terjadi sekitar usia 9-14 tahun yang ditandai
berpengaruh pada perkembangan siswa selain dengan kemampuan testis memproduksi air mani.
lingkungan keluarganya. Pada remaja perempuan, masa pubertas terjadi
SMP atau sekolah menengah pertama sekitar usia 8-13 tahun yang ditandai dengan
merupakan jenjang pendidikan tingkat menengah. menstruasi. Dalam hal menangani suatu masalah
Pada jenjang ini nilai-nilai positif yang terkadang remaja yang pada saat kanak-kanak
ditanamkan oleh guru sangat penting, karena mendapat bantuan dari orang tua atau guru untuk
siswa SMP baru memasuki masa remaja. Seperti menanganinya, ingin mengatasinya sendiri
yang diketahui masa remaja merupakan masa walaupun masyarakat menganggapnya belum
transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. mampu untuk bertanggung jawab. Masa ini
Masa remaja dibagi menjadi tiga yaitu, remaja sangat penting bagi perkembangan individu
awal, remaja tengah dan remaja akhir. Remaja karena menurut Erikson (Rita Eka Izzaty,
awal kurang lebih berlangsung di masa sekolah 2008: 140) masa remaja merupakan masa-masa
menengah pertama yaitu usia 12-15 tahun. individu mengalami krisis identitas. Individu di
Remaja tengah berlangsung saat individu masa remaja dihadapkan dengan pertanyaan
berusia 15-18 tahun atau masa sekolah menengah tentang siapa dirinya, bagaimana dirinya dan apa
atas. Remaja akhir kurang lebih terjadi pada perannya di masyarakat.
pertengahan dasawarsa yang kedua dari Peran sekolah adalah memberikan arahan
kehidupan yaitu usia 18-21 tahun (Hendriati kepada siswa yang berusia remaja tersebut agar
Agustiani, 2006: 29). Pada masa remaja individu pertanyaan tentang siapa dirinya, bagaimana
dirinya dan apa perannya di masyarakat bisa
Pengembangan Modul Pemahaman ....(Dita Yuliantika Sari) 22

terjawab dengan tepat sehingga bisa menjadi masyarakat. Kasus seperti itu tentu saja tidak
pribadi yang bertanggung jawab. Hal ini akan terjadi jika remaja memahami siapa dirinya.
didukung oleh pernyataan King (2010: 195) yang Pemahaman akan dirinya sendiri sangat penting
menyatakan bahwa remaja yang kompeten sangat bagi remaja untuk menghindari pengaruh-
dipengaruhi oleh akses mereka terhadap pengaruh negatif yang ada.
pendidikan yang berkualitas, dukungan komunitas Remaja yang memahami dirinya sendiri
dan masyarakat. Pada masa remaja, pergaulan akan mengetahui seperti apa dirinya dan apa
dan hubungan sosial dengan teman sebaya yang terbaik bagi dirinya. Konsep diri dibedakan
bertambah luas daripada masa-masa sebelumnya. menjadi dua jenis yaitu konsep diri positif dan
Apabila hubungan tersebut bersifat positif, maka konsep diri negatif. Menurut Ridwan (2004: 121)
kemungkinan remaja melakukan hal negatif remaja yang mengalami pubertas banyak yang
kecil. Sebaliknya, jika hubungan tersebut memiliki konsep diri yang negatif. Hal ini
negative dapat mengakibatkan remaja rawan disebabkan oleh pribadi dan lingkungan. Kalau
bertindak kriminal. Selain pengaruh hubungan konsep diri negative pada remaja berkembang,
sosial remaja, kemungkinan remaja terjerumus maka hal tersebut akan segera tampak dalam
pada hal-hal yang negative dapat disebabkan perilaku. Misalnya remaja menarik diri, sedikit
adanya dorongan yang kuat untuk mencoba dan melibatkan diri dalam kegiatan atau pembicaraan
melakukan kegiatan orang dewasa (Yustinus kelompok, atau menjadi agresif dan bertahan,
Semiun, 2006: 304). Jika pada masa remaja tidak serta membalas dendam perlakuan yang dianggap
diberikan arahan yang tepat dan diberikan tidak adil. Ciri-ciri individu memiliki
kebebasan tanpa pengawasan, maka akan besar pemahaman diri rendah adalah individu tersebut
kemungkinan remaja terjerumus dalam hal-hal memiliki harga diri rendah dan konsep diri yang
negatif seperti tawuran pelajar, pergaulan bebas negatif. Dengan demikian individu yang
hingga penyalahgunaan narkoba. Seperti yang memiliki pemahaman diri rendah adalah individu
dikatakan oleh Sofyan S. Willis (2012: 1) masa yang merasa dirinya tidak berharga, memiliki
remaja merupakan masa yang paling rawan gambaran diri yang negatif dan belum bisa
terhadap hal-hal negatif seperti narkoba, kriminal melihat potensi-potensi diri yang dimiliki.
dan kejahatan seksual. Masalah pemahaman diri ternyata dialami
Saat ini banyak sekali berita tentang oleh siswa kelas VII SMPN 3 Pakem.
berbagai tindak kejahatan yang dilakukan oleh Berdasarkan hasil observasi dan wawancara
para remaja. Seperti kasus yang terjadi tanggal dengan guru BK menyatakan bahwa siswa kelas
3 Oktober 2014, Polres Sleman mengemankan VII masih belum memahami dirinya. Hal ini
satu buah bom Molotov yang didapat dari disebabkan oleh kurangnya informasi siswa
seorang pelajar yang diduga akan melakukan aksi mengenai pemahaman diri dan layanan
tawuran di wilayah kecamatan Demak Ijo, bimbingan dan konseling belum diberikan di
Godean, Sleman (www.merdeka.com). Hal ini sekolah dasar. Observasi yang dilakukan pada
tentu meresahkan orang tua, guru dan saat bimbingan klasikal menemukan bahwa siswa
23 E-Journal Bimbingan dan Konseling Edisi 2 Tahun ke-5 2016

kelas VII masih belum memahami dirinya, bimbingan dan konseling yang ada di sekolah
terlihat saat mendapat tugas menuliskan 5 ciri diharapkan dapat membantu siswa mendapatkan
khas yang ada pada diri sendiri. Sebagian besar berbagai informasi yang dibutuhkan dan
siswa lama menuliskan 5 ciri khas, bahkan ada menangani masalah seperti kurangnya
yang mengisi tidak sampai 5. Kesulitan lainnya pemahaman diri. Media yang digunakan dalam
yaitu menuliskan kelebihan dan kekurangan diri pemberian layanan bimbingan dan konseling
serta bakat yang dimiliki saat layanan bimbingan berpengaruh pada penerimaan siswa terhadap
klasikal dengan tema “Apa Bakatku”. Hasil dari materi yang disampaikan, sehingga media yang
observasi di atas menunjukkan bahwa siswa digunakan harus sesuai dengan materi yang akan
kelas VII SMPN 3 Pakem masih belum paham disampaikan. Media layanan bimbingan dan
mengenai dirinya. konseling yang digunakan di SMPN 3 Pakem
Pada hasil analisis Identifikasi Kebutuhan adalah papan bimbingan, poster, slide power
dan Masalah Siswa (IKMS) item merasa point, dan video motivasi. Penggunaan media di
sebagai siswa yang paling bodoh dikelas dipilih SMPN 3 Pakem belum maksimal dalam
oleh 4 siswa, belum mempunyai cita-cita dipilih penggunaanya terutama pada media cetak. Modul
oleh 7 siswa, merasa tidak mampu dipilih oleh 6 sebagai salah satu media cetak dapat menjadi
siswa, takut mengajukan dan menjawab salah satu media yang digunakan dalam
pertanyaan di kelas dipilih oleh 12 siswa dan pemberian layanan bimbingan dan konseling.
tidak percaya diri dengan nilai tugasnya dipilih Menurut Yudhi Munadi (2013: 99) modul
oleh 15 siswa. Berdasarakan angket yang merupakan bahan belajar yang utuh dan
disebar kepada 29 siswa kelas VII menunjukkan sistematis agar dapat digunakan oleh siswa
bahwa 19 siswa kurang paham tentang masa secara mandiri dengan bantuan seminimal
remaja, 5 siswa merasa bingung dan takut mungkin dari orang lain. Salah satu upaya yang
dalam menghadapi masa remaja dan pubertas. dapat dilakukan untuk meningkatkan pemahaman
Hal ini menunjukkan bahwa siswa tersebut diri siswa bisa melalui pemberian modul
memliliki pemahaman diri yang rendah. pemahaman diri remaja. Modul pemahaman diri
Bimbingan dan Konseling di sekolah remaja adalah media pembelajaran mandiri
sangat berperan dalam mengoptimalkan dengan menyajikan materi mengenal masa
perkembangan peserta didik baik dari aspek remaja, teman sepermainan, hobiku, dan be the
pribadi, sosial, belajar, maupun karir peserta best. Berdasarkan angket kebutuhan modul
didik. Pemberian bantuan khusus yang diberikan pemahaman diri remaja yang disebar kepada 31
kepada siswa bertujuan agar siswa dapat siswa menunjukkan bahwa 24 siswa butuh modul
memahami diri, mengarahkan diri dan bertindak pemahaman diri remaja.
serta bersikap sesuai dengan tuntutan dan keadaan Pengembangan modul pemahaman diri
lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat remaja didasarkan pada teori belajar
dalam rangka mencapai perkembangan yang behavioristik. Teori belajar behavioristik
optimal (Depdikbud dalam W.S. Winkel dan menekankan pada perubahan tingkah laku yang
M.M. Sri Hastuti, 2010: 66). Layanan dilahirkan dari proses belajar karena adanya
Pengembangan Modul Pemahaman ....(Dita Yuliantika Sari) 24

stimulus, respon dan pengkondisian. Sejalan materi. Menurut Azhar Arsyad (2006: 113)
dengan pendapat Suyono dan Hariyanto (2014: tujuan adanya gambar pada suatu media adalah
59) yang mengatakan bahwa belajar menurut untuk memvisualisasikan konsep yang
teori behavioristik adalah proses interaksi antara disampaikan kepada siswa. Hujair A. H.
stimulus atau rangsangan yang berupa Sanaky (2013: 82) juga berpendapat bahwa
serangkaian kegiatan yang bertujuan agar gambar dapat memperjelas maksud dari materi
mendapatkan respon belajar dari objek penelitian. yang disajikan dalam bidang apa saja dan tingkat
Respon yang dimaksud adalah reaksi yang usia berapa saja. Gambar pendukung yang
dimunculkan siswa ketika belajar yang dapat berwarna dapat membantu menyampaikan isi
berupa pikiran, perasaan atau tindakan. materi (Asri Budiningsih, 2003: 113). Bahasa
Berdasarkan hasil observasi siswa kelas VII yang digunakan dalam modul pemahaman diri
SMPN 3 Pakem masih kurang memahami diri, bersifat semi formal agar siswa kelas VII SMPN
maka siswa diberikan stimulus berupa modul 3 Pakem mudah memahami materi modul
pemahaman diri remaja. Siswa juga dapat pemahaman diri remaja. Seperti yang
memberikan respon dengan mengerjakan tugas diungkapkan oleh Rayandra Asyhar (2012: 162)
dan latihan soal yang ada pada modul bahwa modul harus ditulis dengan bahasa yang
pemahaman diri remaja. sederhana dan menarik. Modul pemahaman diri
Modul pemahaman diri remaja berisi kata remaja dibuat dalam bentuk buku cetak ukuran
pengantar, pendahuluan, petunjuk penggunaan, A5 agar mudah dibawa oleh siswa. Menurut
daftar isi, peta konsep, isi materi, tugas, Geldard & Geldard (2011: 271) media dalam
rangkuman, latihan soal, glosarium, kunci bentuk buku merupakan media yang sesuai
jawaban, tentang penulis dan daftar pustaka. digunakan bagi kelompok usia remaja awal.
Modul pemahaman diri remaja dilengkapi Pengembangan modul pemahaman diri remaja
dengan tugas, latihan soal, kunci jawaban dan untuk siswa kelas VII SMPN 3 Pakem
cara penghitungan skor, maka siswa dapat belajar diharapkan dapat membantu siswa dalam
mandiri dengan modul pemahaman diri remaja. memahami dirinya. Atas dasar pertimbangan
Hal ini sejalan dengan pendapat Novan Ardy tersebut, maka peneliti mengembangkan modul
Wiyani (2013: 140) yang mengatakan bahwa pemahaman diri remaja untuk siswa kelas VII di
modul hendaknya dibuat lengkap agar siswa SMPN 3 Pakem.
dapat belajar mandiri tanpa terikat oleh Menurut Santrock (2007: 177)
waktu, tempat dan hal-hal lain diluar dirinya. pemahaman diri adalah pemikiran seseorang
Sunarto dan B. Agung Hartono (2002: 43) juga mengenai diri, substansi isi dari konsepsi diri
mengatakan bahwa pada masa remaja seseorang seseorang. Pemahaman diri mencakup dua aspek
bisa mengatasi sifat tergantung pada orang lain, yaitu harga diri dan konsep diri. Harga diri
bertindak dan bertanggung jawab sendiri. berkaitan dengan penilaian kualitas terhadap diri
Modul pemahaman diri remaja juga sendiri. Harga diri dibedakan menjadi tiga jenis
dibuat berwarna dan ada gambar pendukung yaitu harga diri tinggi, harga diri sedang dan
25 E-Journal Bimbingan dan Konseling Edisi 2 Tahun ke-5 2016

harga diri rendah. Sedangkan menurut untuk uji lapangan operasional.


Nirmalawati (2011: 63) konsep diri
merupakan semua persepsi kita terhadap aspek Prosedur

fisik, aspek sosial, dan aspek psikologis yang Penelitian ini menggunakan angket untuk

didasarkan pada pengalaman dan interaksi mengambil data yang dibutuhkan. Menurut

seseorang dengan orang lain serta terbentuk Sugiyono (2007: 142) angket merupakan teknik

dalam waktu yang relatif lama. pengumpulan data yang dilakukan dengan
memberikan seperangkat pertanyaan atau
METODE PENELITIAN pernyataan tertulis kepada responden untuk
Model penelitian yang digunakan dalam menjawabnya. Angket penilaian modul
penelitian ini adalah penelitian dan pemahaman diri remaja menggunakan skala
pengembangan. Sugiyono (2007: 297) likert untuk pengukurannya. Angket penilaian
mengatakan bahwa metode penelitian dan modul pemahaman diri remaja juga dilengkapi
pengembangan adalah metode penelitian yang dengan saran-saran terhadap modul pemahaman
tujuannya menghasilkan produk tertentu dan diri remaja.
menguji keefektifan produk tersebut. Penelitian
ini menggunakan strategi pengembangan yang Data, Intrumen, dan Teknik Pengumpulan
dikemukakan oleh Borg and Gall (dalam Zainal Data

Arifin, 2011: 129-132), yaitu penelitian awal dan Pada penelitian ini, data yang diambil

pengumpulan informasi, perencanaan, yaitu penilaian terhadap modul pemahaman diri

pengembangan draft produk, uji lapangan awal, remaja yang dikembangkan untuk siswa kelas

revisi produk uji lapangan awal, uji lapangan VII SMPN 3 Pakem. Instrumen yang digunakan

utama, revisi produk uji lapangan utama, uji dalam penelitian ini adalah angket (kuesioner)

lapangaan operasional, revisi produk uji lapangan penilaian terhadap komponen dan materi modul

operasional, dan desiminasi serta implementasi. pemahaman diri remaja. Teknik pengumpulan

Penelitian ini hanya sampai pada tahap ke data menggunakan angket terbuka. Angket

Sembilan yaitu revisi produk uji lapangan terbuka terdiri dari empat pilihan jawaban yaitu

operasional. Sangat Baik, Baik, Kurang Baik, Tidak Baik,


serta kolom kritik dan saran. Angket terbuka
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan memiliki rentang skor 1-4, skor tertinggi adalah
September-Oktober 2015 di SMPN 3 Pakem 4 dan skor terendah adalah 1.
yang beralamat di Pojok, Harjobinangun, Pakem,
Sleman. Teknik Analisis Data
Target/Subjek Penelitian Teknik analisis data yang digunakan
Subjek penelitian ini adalah siswa dalam penelitian ini meliputi teknik analisis data
kelas VII SMPN 3 Pakem. Pada penelitian ini kuantitatif dan kualitatif. Teknik analisis data
diambil 4 siswa untuk uji lapangan awal, 8 kuantitatif dilakukan dengan analisis deskriptif
siswa untuk uji lapangan utama, dan 32 siswa kuantitatif sedangkan teknik analisisdata
Pengembangan Modul Pemahaman ....(Dita Yuliantika Sari) 26

kualitatif yaitu analisis isi. Modul pemahaman Tabel 2. Data Penilaian Uji Lapangan
diri remaja dapat dikatakan layak jika analisis Awal, Utama, dan Operasional.
data yang dihasilkan Skor
mendapat kategori
Penilaian Kategori
Rata-Rata
“layak” atau mendapatkan
Uji Lapangan Awal skor rentang
3,56 Sangat2,5<
Baik x
Uji Lapangan
<3,25 Utama
atau 3,25< x <4,003,221
saat validasiBaik
ahli, uji
Uji Lapangan 3,55 Sangat Baik
coba lapangan
Operasionalawal, uji coba lapangan utama,
dan uji coba lapangan operasional. Modul
pemahaman diri remaja dikatakan “tidak layak” Deskripsi pada tabel 2 adalah modul
apabila mendapatkan skor rentang 1,75< x pemahaman diri remaja pada uji lapangan awal
<2,5 atau 1< x <1,75. mendapatkan rata-rata skor 3,56 dengan kategori
sangatbaik, pada uji lapangan utama
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN mendapatkan rata-rata skor 3,221 dengan
Deskripsi analisis data kuantitatif yang kategori baik, sedangkan pada uji lapangan
disajikan merupakan analisis data yang diperoleh opersional mendapatkan rata-rata skor 3,55
dari angket pada uji validitas, uji lapangan awal, dengan kategori sangat baik.
uji lapangan utama, dan uji lapangan operasional.
Ringkasan hasil analisis analisis data penilaian Pembahasan
modul pemahaman diri remaja dapat dilihat pada Penelitian dan pengembangan ini
tabel 1. menghasilkan produk berupa modul pemahaman
Tabel 1. Ringkasan Hasil Data Penilaian diri remaja yang layak digunakan oleh siswa
Modul
kelas VII SMPN 3 Pakem. Pembuatan modul ini
Pemahaman Diri Remaja
Penilaian Skor Kategori melalui 9 tahapan penelitian pengembangan
Rata-Rata model Borg dan Gall. Tahap pertama yang
Uji Ahli Materi 3,214 Baik
dilakukan adalah penelitian awal dan
Uji Ahli Media 3,410 Sangat
Baik pengumpulan informasi. Peneliti melakukan
Guru 3,077 Baik observasi kepada siswa kelas VII dan wawancara
Bimbingan dan
Konseling dengan guru bimbingan dan konseling SMPN
3 Pakem. Hasil dari kegiatan observasi dan
Deskripsi pada tabel 1 adalah modul wawacara terkumpul informasi bahwa siswa
pemahaman diri remaja pada uji ahli materi kelas VII SMPN 3 Pakem masih kurang
mendapatkan rata-rata skor 3,214 dengan memahami diri dan membutuhkan informasi
kategori baik, pada uji ahli media mendapatkan mengenai pemahaman diri remaja. Guru
rata-rata skor 3,410 dengan kategori sangat baik, bimbingan dan konseling SMPN 3 Pakem belum
sedangkan oleh guru bimbingan dan konseling pernah menggunakan modul pemahaman diri
mendapatkan rata-rata skor 3,077 dengan remaja sebagai media layanan bimbingan dan
kategori baik. Data hasil uji lapangan awal, uji konseling. Penggunaan media dalam layanan
lapangan utama, dan uji lapangan operasional bimbingan dan konseling dapat mempermudah
dapat dilihat pada tabel 2.
27 E-Journal Bimbingan dan Konseling Edisi 2 Tahun ke-5 2016

guru bimbingan dan konseling dalam dinyatakan telah layak uuntuk digunakan.
menyampaikan materi kepada siswa. Media yang Hasil uji validasi guru bimbingan dan
digunakan dalam memberikan layanan konseling SMPN 3 Pakem yang meliputi 39 item
bimbingan dan konseling bisa bermacam-macam pernyataan, diperoleh rata-rata skor 3,077 dengan
seperti papan bimbingan, modul, poster, dan lain- kategori baik dan dinyatakan telah layak untuk
lain. Media yang dikembangkan berupa modul digunakan. Setelah modul mendapatkan penilaian
pemahaman diri remaja. dari para ahli, guru bimbingan dan konseling dan
Menurut Sukiman (2012: 131) modul dinyatakan telah layak untuk digunakan, maka
adalah jenis kesatuan kegiatan belajar terencana selanjutnya dilakukan uji coba kepada siswa
yang disusun agar siswa mandiri dalam mencapai kelas VII SMPN 3 Pakem.
tujuan belajarnya. Tahap selanjutnya adalah
Uji coba dilakukan sebanyak tiga kali,
mengembangkan modul pemahaman diri remaja
yaitu uji lapangan awal, uji lapangan utama, dan
pada siswa kelas VII SMPN 3 Pakem sesuai
uji lapangan operasional. Uji lapangan awal yang
dengan hasil analisis kebutuhan. Modul
dilakukan oleh 4 siswa kelas VII SMPN 3 Pakem
pemahaman diri remaja yang berjudul “Akulah
meliputi 39 item pernyataan memperoleh skor
Remaja” ini berisi halaman judul, kata pengantar,
rata-rata 3,56 dengan kategori sangat baik. Uji
pendahuluan, petunjuk penggunaan modul, daftar
lapangan utama yang dilakukan oleh 8 siswa
isi, peta konsep modul, materi modul, tugas,
kelas VII SMPN 3 Pakem meliputi 39 item
rangkuman, latihan soal, glosarium, kunci
pernyataan memperoleh skor rata-rata 3,221
jawaban, tentang penulis, daftar pustaka. Materi
dengan kategori baik. Uji lapangan operasional
yang disajikan dalam modul adalah mengenal
yang dilakukan oleh 32 siswa kelas VII SMPN
masa remaja, teman sepermainan, hobiku, dan be
3 Pakem meliputi 39 item pernyataan
the best. Modul ini menyediakan tugas dan
memperoleh skor rata-rata 3,55 dengan kategori
latihan soal guna mengetahui pemahaman siswa
sangat baik.
terhadap materi modul. Seperti yang dikatakan
Angket penilaian yang disebar oleh
oleh Andi Prastowo (2012: 106) bahwa dengan
peneliti pada saat uji lapangan awal, uji lapangan
modul diharapkan siswa dapat mengukur sendiri
utama dan uji lapangan operasional, item
tingkat pemahaman terhadapmateri yang
daya tarik materi untuk modul 1 kegiatan belajar
disajikan.
1 mendapat jumlah skor rata-rata paling besar
Modul yang telah dikembangkan
dibanding materi yang lain. Modul 1 kegiatan
kemudian diuji validitasnya oleh ahli materi, ahli
belajar 1 dengan judul “Mengenal Masa Remaja”
media dan guru bimbingan dan konseling.
mendapat jumlah skor rata-rata 10,785, modul 1
Hasil uji ahli materi yang meliputi 42 item
kegiatan belajar 2 dengan judul “Teman
pernyataan, diperoleh rata-rata skor 3,214
Sepermainan” mendapat jumlah skor rata-rata
dengan kategori baik dan dinyatakan telah layak
10,59, modul 2 kegiatan belajar 1 dengan judul
untuk digunakan. Hasil uji ahli media yang
“Hobiku” mendapat jumlah skor-rata-rata 10,505,
meliputi 39 item pernyataan, diperoleh rata-rata
dan modul 2 kegiatan belajar 2 dengan judul “Be
skor 3,410 dengan kategori sangat baik dan
Pengembangan Modul Pemahaman ....(Dita Yuliantika Sari) 28

The Best” mendapat jumlah skor rata-rata 9,685. SMPN 3 Pakem. Materi yang ada pada modul
Modul 1 kegiatan belajar 1 berjudul pemahaman diri remaja, yaitu mengenal masa
“Mengenal Masa Remaja” yang berisi materi remaja, teman sepermainan, hobiku, dan be the
tentang pengertian masa remaja, perubahan- best. Susunan modul pemahaman diri remaja
perubahan yang terjadi pada masa remaja, dan terdiri dari kata pengantar, pendahuluan,
pubertas. Siswa memiliki ketertarikan yang petunjuk penggunaan modul, daftar isi, peta
tinggi terhadap materi “Mengenal Masa Remaja” konsep modul, materi modul, tugas, rangkuman,
dibandingkan dengan yang lain. Hal ini sejalan latihan soal, glosarium, kunci jawaban, tentang
dengan teori Erikson (Rita Eka Izzaty, dkk, penulis dan daftar pustaka. Modul pemahaman
2008: 140) yang menyatakan bahwa masa remaja diri remaja telah diuji oleh ahli materi, ahli
merupakan masa pencarian identitas, sehingga media, dan guru bimbingan dan konseling. Uji
remaja dihadapkan pada pencarian informasi validitas yang dilakukan oleh ahli materi dan ahli
tentang dirinya. Materi “Mengenal Masa media, dilakukan dua tahap. Uji validitas oleh
Remaja” yang ada pada modul pemahaman diri ahli materi tahap 1 secara keseluruhan
remaja membantu siswa kelas VII SMPN 3 memperoleh skor 2,975 dan mendapatkan
Pakem memahami dirinya sebagai remaja. kategori baik. Hasil uji validasi ahli materi tahap
Materi “Mengenal Masa Remaja” yang 2, modul pemahaman diri remaja mendapat skor
membahas tentang menghadapi pubertas dan rata-rata 3,214 dengan kategori baik. Hasil uji
perubahan-perubahan bentuk tubuh dengan lebih validasi ahli media tahap 1 mendapatkan skor
percaya diri juga membantu siswa rata-rata 2,56 dengan kategori baik,
mengembangkan konsep diri yang positif karena sedangkan hasil uji validasi ahli media tahap 2
menurut Ridwan (2004: 121) remaja yang mendapatkan skor rata-rata 3,410 dengan
mengalami pubertas banyak yang memiliki kategori sangat baik. Uji validasi yang dilakukan
konsep diri yang negatif. oleh guru bimbingan dan konseling mendapatkan
Berdasarkan tahapan dan hasil uji coba skor rata-rata 3,077 dengan kategori baik.
yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan Hasil uji lapangan awal dari 4 siswa,
bahwa penelitian pengembangan ini telah modul pemahaman diri remaja mendapatkan skor
mencapai tujuan yang diinginkan, yaitu rata-rata 3,56 dengan kategori sangat baik.
menghasilkan modul pemahaman diri remaja Penilaian yang dilakukan oleh 8 siswa pada uji
yang layak untuk siswa kelas VII SMPN 3 lapangan utama mendapatkan skor rata-rata 3,221
Pakem. dengan kategori baik, sedangkan penilaian yang
dilakukan oleh 32 siswa pada uji lapangan
SIMPULAN DAN SARAN
operasional mendapatkan skor rata-rata 3,55
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan dengan kategori sangat baik. Berdasarkan data di
pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan atas dapat disimpulkan bahwa modul pemahaman
bahwa peneliti telah mengembangkan modul diri remaja pada siswa kelas VII SMPN 3 Pakem
pemahaman diri remaja pada siswa kelas VII layak digunakan sebagai media bimbingan dan
29 E-Journal Bimbingan dan Konseling Edisi 2 Tahun ke-5 2016

konseling yang dapat dimanfaatkan untuk Membuat Bahan Ajar Inovatif.


Yogyakarta: Diva Press.
menambah wawasan siswa kelas VII SMPN
3 Pakem tentang pemahaman diri remaja. Asri Budiningsih. (2003). Desain Pesan
Pembelajaran. Yogyakarta: FIP UNY.
Saran
Azhar Arsyad. (2006). Media Pembelajaran.
Berdasarkan hasil penelitian, telah Dwi
Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Siswoyo, dkk. (2011). Ilmu Pendidikan.
Yogyakarta: UNY Press. Santrock, J. W. (2007). Remaja: Edisi
Dwi Siswoyo, dkk. (2011). Kesebelas. Jakarta: Erlangga.
Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press. Sarlito W. Sarwono. (2006). Psikologi
Dinyatakan bahwa modul pemahaman diri remaja Remaja.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
pada siswa kelas VII SMPN 3 Pakem ini sudah
layak digunakan dan telah memenuhi kriteria Sofyan S. Willis. (2012). Remaja
dan Masalahnya: Mengupas Berbagai
sebagai media bimbingan yang baik serta Bentuk Kenakalan Remaja, Narkoba, Free
tervalidasi oleh ahli materi, ahli media, dan guru Sex dan Pemecahannya. Bandung:
Alfabeta.
bimbingan dan konseling. Adapun beberapa saran
sebagai berikut: Sugiyono. (2007). Metode Kualitatif, Kuantitatif
dan R&D. Bandung: Alfabeta.
1. Bagi guru bimbingan dan konseling Guru
bimbingan dan konseling SMPN 3 Pakem Sukiman. (2012). Pengembangan Media
Pembelajaran. Yogyakarta: PT. Pustaka
dapat menggunakan modul pemahaman diri Insan Madani.
remaja ini sebagai media bimbingan dan
Sunarto & B. Agung Hartono. (2002).
konseling. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT. Asdi
2. Bagi siwa Mahasatya.
Siswa dapat menggunakan modul pemahaman Suyono & Hariyanto. (2014) Belajar dan
diri remaja untuk membantu dalam memahami Pembelajaran (Teori dan Konsep Dasar).
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.
diri. W.S Winkel dan M.M Sri Hastuti.
3. Bagi peneliti selanjutnya (2004).
Bimbingan dan Konseling di Institusi
Modul pemahaman diri remaja yang Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi.
dikembangkan masih terdapat beberapa
Yudhi, Munadi. (2013). Media Pembelajaran
keterbatasan dalam pengembangannya, (Sebuah Pendekatan Baru).
terutama pada segi materi dan gambar. Modul Jakarta: Referensi (GP Press
Group).
pemahaman diri remaja ditujukan hanya untuk
siswa kelas VII SMPN 3 Pakem, jika ingin Yustinus, Semiun. (2006). Kesehatan Mental 1:
Pandangan Umum Mengenai Penyesuaian
digunakan untuk sekolah lain maka peneliti Diri dan Kesehatan Mental serta Teori-
selanjutnya harus menyesuaikan materi Teori yang Terkait. Yogyakarta: Kanisisus.
dengan kebutuhan pembaca. Zainal, Arifin. (2011). Penelitian Pendidikan
(Metode dan Paradigma Baru). Bandung:
DAFTAR PUSTAKA PT Remaja Rosdakarya.

Andi, Prastowo. (2012). Panduan Kreatif

Anda mungkin juga menyukai