Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN SOSIAL MASA REMAJA DAN


IMPLIKASINYA DALAM PENDIDIKAN

Dosen Pengampu :
Nurhayati, M.Pd

Disusun Oleh :
Frika Tyas Nugroho (1983207006)
Syafiul Anan (1983207012)
Titin Setiarini (1983207014)

Mata Kuliah :

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

STKIP PGRI PACITAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN INFORMATIKA
TAHUN AKADEMIK 2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

            Masa remaja disebut juga masa untuk menemukan identitas diri (self identity). Usaha
pencarian identitas banyak dilakukan dengan menunjukkan perilaku coba-coba, perilaku imitasi
atau identifikasi. Ketika remaja gagal menemukan identitas dirinya, dia akan mengalami krisis
identitas atau identity confusion, sehingga mungkin saja akan terbentuk sistem kepribadian yang
bukan menggambarkan keadaan diri yang sebenarnya. Reaksi-reaksi dan ekspresi emosional
yang masih labil dan belum terkendali pada masa remaja dapat berdampak pada kehidupan
pribadi maupun sosialnya. Dia menjadi sering merasa tertekan dan bermuram durja atau justru
dia menjadi orang yang berperilaku agresif. Pertengkaran dan perkelahian seringkali terjadi
akibat dari ketidakstabilan emosinya
            Remaja yang berkembang baik kepribadiannya, salah satu tugas perkembangan yang
harus dikuasainya adalah membina hubungan sosial dengan teman sebaya maupun dengan orang
dewasa selain dari guru dan orang tua. Remaja dapat berprestasi maksimal dalam belajar jika ia
diterima dan dikagumi dalam kelompok sebayanya dan mampu memecahkan masalah sosial
secara baik dengan orang dewasa terutama orang tua dan orang-orang dewasa lainnya. Perlu
disadari bahwa perkembangan kepribadian remaja perlu dipahami oleh para guru maupun orang-
orang yang bertugas mendidik remaja, karena perkembangan kepribadian sangat penting untuk
mengembangkan prestasi belajar remaja.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan - rumusan yang akan dibahas pada makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa yang disebut dengan masa remaja?
2. Apa Perkembangan Hubungan Sosial itu?
3. Bagaimana Karakteristik Perkembangan Sosial Remaja?
4. Faktor-Faktor apa saja yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial?
5. Pengaruh Perkembangan Sosial terhadap Tingkah Laku?
6. Apa Implikasi Perkembangan Kepribadian Pada Remaja Dalam Pendidikan
C. Tujuan Penulisan Makalah
Makalah ini ditulis dengan tujuan :
1. Memahami Definisi Masa Remaja.
2. Memahami Pengertian Perkembangan Hubungan Sosial
3. Mengetahui Karaktristik Perkembangan Sosial Remaja
4. Mengetahui Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial
5. Memahami Pengaruh Perkembangan Sosial terhadap Tingkah Laku
6. Mengetahui Implikasi Perkembangan Kepribadian Pada Remaja Dalam Pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Masa Remaja (adolescence)

Masa remaja disebut juga masa untuk menemukan identitas diri (self identity).
Usaha pencarian identitas banyak dilakukan dengan menunjukkan perilaku coba-coba,
perilaku imitasi atau identifikasi. Ketika remaja gagal menemukan identitas di-rinya, dia
akan mengalami krisis identitas atau identity confusion, sehingga mungkin saja akan
terbentuk sistem kepribadian yang bukan menggambarkan keadaan diri yang sebenarnya.
Reaksi-reaksi dan ekspresi emosional yang masih labil dan belum terkendali pada masa
remaja dapat berdampak pada kehidupan pribadi maupun so-sialnya. Dia menjadi sering
merasa tertekan dan bermuram durja atau justru dia menjadi orang yang berperilaku
agresif. Pertengkaran dan perkelahian seringkali terjadi akibat dari ketidakstabilan
emosinya.

Lefrancois (2002: 130) menyatakan bahwa periode masa remaja itu kiranya
dapat didefinisikan secara umum sebagai suatu periode dalam perkembangan yang
dijalani seseorang yang terbentang sejak berakhirnya masa kanak-kanaknya sampai
datang awal masa dewasanya. Secara tentatif pula para ahli umumnya sependapat bahwa
rentangan masa remaja itu berlangsung dari sekitar 11-13 tahun sampai 18-20 tahun
menurut umur kalender kelahiran seseorang.

Masa perkembangan remaja juga ditandai dengan keinginan


mengaktualisasikan segala ide pikiran yang dimatangkan selama mengikuti pendidikan.
Mereka bersemangat untuk meraih keberhasilan. Oleh karena itu, mereka berlomba dan
bersaing dengan orang lain guna membuktikan kemampuannya. Segala daya upaya yang
berorientasi untuk mencapai keberhasilan akan selalu ditempuh dan diikuti. Sebab
dengan keberhasilan itu, ia akan meningkatkan harkat dan martabat hidup mereka di mata
orang lain.
B. Pengertian Perkembangan Hubungan Sosial

Manusia tumbuh dan berkembang pada masa bayi ke masa dewasa melalui beberapa
langkah dan jenjang . Kehidupan anak dalam menelusuri perkembangan itu pada dasarnya
merupakan kemampuan mereka berinteraksi dengan lingkungan .
Interaksi sosial merupakan proses sosialisasi yang mendudukan anak sebagai insan yang secara
aktif melakukan proses sosialisasi. Bersosialisasi pada dasarnya merupakan proses penyesuaian
diri terhadap lingkungan kehidupan sosial.

Hubungan sosial merupakan hubungan antarmanusia yang saling membutuhkan.


Hubungan sosial dimulai dari tingkat yang sederhana yang didasari oleh kebutuhan yang
sederhana. Semakin dewasa, kebutuhan manusia menjadi kompleks dan dengan demikian,
tingkat hubungan sosial juga berkembang menjadi amat kompleks. Pada jenjang perkembangan
remaja, seorang remaja bukan saja memerlukan orang lain demi memenuhi kebutuhan
pribadinya, tetapi mengandung maksud untuk disimpulkan bahwa pengertian perkembangan
sosial adalah berkembangnya tingkat hubungan antar manusia sehubungan dengan meningkatnya
kebutuhan hidup manusia.

C. Karakteristik Perkembangan Sosial Remaja

Remaja pada tingkat perkembangan anak yang telah mencapai jenjang menjelang dewasa.
Pada jenjang ini, kebutuhan remaja telah cukup kompleks, cakrawala interaksi sosial dan
pergaulan remaja telah cukup luas. Dalam penyesuaian diri terhadap lingkungannya, remaja telah
mulai memperlihatkan dan mengenal berbagai norma pergaulan, yang berbeda dengan norma
yang berlaku sebelumnya di dalam keluarganya. Remaja menghadapi berbagai lingkungan,
bukan saja bergaul dengan berbagai kelompok umur. Dengan demikian, remaja mulai memahami
norma pergaulan dengan kelompok remaja, kelompok anak-anak, kelompok dewasa, dan
kelompok orang tua. Pergaulan dengan sesama remaja lawan jenis dirasakan yang paling penting
tetapi cukup sulit, karena di samping harus memperhatikan norma pergaulan sesama remaja, juga
terselip pemikiran adanya kebutuhan masa depan untuk memilih teman hidup.
• Pada masa remaja, anak mulai memperhatikan dan mengenal berbagai norma pergaulan.
Pergaulan sesama teman lawan jenis dirasakan sangat penting, tetapi cukup sulit, karena di
samping harus memperhatikan norma pergaulan sesame remaja juga terselip pemikiran adanya
kebutuhan masa depan untuk memilih teman hidup.
• Kehidupan sosial remaja ditandai dengan menonjolnya fungsi intelektual dan emosional.
Remaja sering mengalami sikap hubungan sosial yang tertuutup sehubungan dengan masalah
yang dialaminya.
• Menurut “Erick Erison” Bahwa masa remaja terjadi masa krisis, masa pencarian jati diri. Dia
berpendapat bahwa penemuan jati diri seseorang didorong oleh sosiokultural. Sedangkan
menurut Freud, Kehidupan sosial remaja didorong oleh dan berorientasi pada kepentingan
seksual.
• Pergaulan remaja banyak diwujudkan dalam bentuk kelompok – kelompok, baik kelompok
besar maupun klelompok kecil.

D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial

Perkembangan sosial manusia dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: keluarga,


kematangan anak, status ekonomi keluarga, tingkat pendidikan, dan kemampuan mental terutama
emosi dan inteligensi.
1. Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh terhadap berbagai
aspek perkembangan anak, termasuk perkembangan sosialnya. Kondisi dan tata cara kehidupan
keluarga merupakan lingkungan yang kondusif bagi sosialisasi anak. Di dalam keluarga berlaku
norma-norma kehidupan keluarga, dan dengan demikian pada dasarnya keluarga merekayasa
perilaku kehidupan budaya anak.
Proses pendidikan yang bertujuan mengembangkan kepribadian anak lebih banyak
ditentukan oleh keluarga. Pola pergaulan dan bagaimana norma dalam menempatkan diri
terhadap lingkungan yang lebih luas ditetapkan dan diarahkan oleh keluarga.
E.Faktor – faktor keluarga yang mempengaruhi perkembangan remaja:

1) Keberfungsian Keluarga
Keluarga yang fungsional (normal) yaitu keluarga yang telah mampu melaksanakan
fungsinya sebagaimana yang telah dijelaskan. ditandai oleh karakteristik: Saling memperhatikan
dan mencintai, bersikap terbuka dan jujur, orangtua mau mendengar anak, menerima
perasaannya dan menghargai pendapatnya, ada “Sharing” masalah atau pendapat diantara
keluarga, mampu berjuang mengatasi masalah hidupnya, saling menyesuaikan dirinya dan
mengakomodasi, orang tua melindungi (mengayomi) anak, komunikasi antar anggota
berlangsung dengan baik, keluarga memenuhi kebutuhan psikososial anak dan mewariskan nilai
– nilai budaya, dan mampu beraaptasi dengan perubahan yang terjadi.
Apabila dalam suatu keluarga tidak mampu menerapkan atau melaksanakan fungsi
– fungsi seperti diatas, keluarga tersebut berarti mengalami stagnasi (kemandegan) atau disfungsi
yang pada gilirannya akan merusak kekokohan konstelasi keluarga tersebut (khususnya terhadap
perkembangan kepribadian anak).
Adapun ciri – ciri keluarga yang mengalami disfungsi yaitu: Kematian salah satu atau
kedua orangtua, kedua orangtua bercerai(Divorce), hubungan kedua orangtua tidak baik (por
marriage), hubungan orangtua dengan anak tidak baik (por parent – child relationship), suasana
rumah tangga yang tegang tanpa kehangatan (high tensión and low warmth), orangtua sibuk dan
jarang di rumah (parent’s absence), dan salah satu atau kedua orangtua mengalami kelainan
kepribadian atau gangguan kejiwaan (personality or psychological disorder).

2) Pola Hubungan Keluarga


Peck (Loree, 1970: 144) telah meneliti hubungan antara karakteristik emocional dan pola
perlakuan keluarga dengan elemen – elemen Struktur kepribadian remaja. yaitu sebagai berikut:
a. Remaja yang memiliki “ego strenght” secara konsisten berkaitan erat dengan pengalamannya
dilingkungan keluarga yang saling mempercayai dan menerima.
b. Remaja yang memiliki “super ego strenght”, sangat berkaitan erat dengan keteraturan dan
konsistensi kehidupan keluarganya.
c. Remaja yang “friendliness” dan “spontanetty”, berhubungan erat dengan iklim keluarga yang
demokratis.
d. Remaja yang bersikap bermusuhan dan memiliki perasaan gelisah atau cemas terhadap
dorongan – dorongan dari dalam, berkaitan dengan keluarga yang otoriter.

3) Kelas Sosial dan Status Ekonomi


Pikunas (1976: 72) mengemukakan pendapat Becker, Deutsch, Kohn dan Sheldon, tentang kaitan
antara kelas sosial dengan cara atau teknik orangtua dalam mengatur
(mengelola/memperlakukan) anak, yaitu bahwa:
a. Kelas Bawah (Lower Class) cenderung lebih keras dalam “toilet training” dan lebih sering
meggunakan hukuman fisik, dibandingkan dengan kelas menengah.
b. Kelas Menengah (Middle Class) cenderung lebih memberikan pengawasan, dan perhatiannya
sebagai orangtua.
c. Kelas Atas (Upper Class) cenderung lebih memanfaatkan waktu luangnyadengan kegiatan –
kegiatan tertentu, lebih memiliki latar belakang Pendidikan yang reputesinya tinggi, dan
biasanya senang mengembangkan apresiasi estetikanya.

2. Kematangan anak
Bersosialisasi memerlukan kematangan fisik dan psikis. Untuk mampu mempertimbangan
dalam proses sosial, memberi dan menerima pendapat orang lain, memerlukan kematangan
intelektual dan emosional. Di samping itu, kemampuan berbahasa ikut pula menentukan.Dengan
demikian, untuk mampu bersosialisasi dengan baik diperlukan kematangan fisik sehingga setiap
orang fisiknya telah mampu menjalankan fungsinya dengan baik.

3. Status Sosial Ekonomi


Kehidupan sosial banyak dipengaruhi oleh kondisi atau status kehidupan sosial keluarga
dalam lingkungan masyarakat. Masyarakat akan memandang anak, bukan sebagai anak yang
independen, akan tetapi akan dipandang dalam konteksnya yang utuh dalam keluarga anak itu.
“ia anak siapa”. Secara tidak langsung dalam pergaulan sosial anak, masyarakat dan
kelompoknya dan memperhitungkan norma yang berlaku di dalam keluarganya.

Dari pihak anak itu sendiri, perilakunya akan banyak memperhatikan kondisi normatif
yang telah ditanamkan oleh keluarganya. Sehubungan dengan itu, dalam kehidupan sosial anak
akan senantiasa “menjaga” status sosial dan ekonomi keluarganya. Dalam hal tertentu, maksud
“menjaga status sosial keluarganya” itu mengakibatkan menempatkan dirinya dalam pergaulan
sosial yang tidak tepat. Hal ini dapat berakibat lebih jauh, yaitu anak menjadi “terisolasi” dari
kelompoknya. Akibat lain mereka akan membentuk kelompok elit .

4. Pedidikan
Pendidikan merupakan proses sosialisasi anak yang terarah. Hakikat pendidikan sebagai
proses pengoperasian ilmu yang normatif, akan memberikan warna kehidupan sosial anak di
dalam masyarakat dan kehidupan mereka di masa yang akan datang. Pendidikan dalam arti luas
harus diartikan bahwa perkembangan anak dipengaruhi oleh kehidupan keluarga, masyarakat,
dan kelembagaan. Penanaman norma perilaku yang benar secara sengaja diberikan kepada
peserta didik yang belajar di kelembagaan pendidikan(sekolah).

Kepada peserta didik bukan saja dikenalkan kepada norma-norma lingkungan dekat, tetapi
dikenalkan kepada norma kehidupan bangsa(nasional) dan norma kehidupan antarbangsa. Etik
pergaulan membentuk perilaku kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

5. Kapasitas Mental, Emosi, dan Integensis memecahkan masalah, dan berbahasa. Anak yang
berkemampuan intelektual tinggi akan berkemampuan berbahasa secara baik. Oleh karena itu
kemampuan intelektual tinggi, kemampuan berbahasa baik, dan pengendalian emosional secara
seimbang sangat menentukan keberhasilan dalam perkembangan sosial anak.Sikap saling
pengertian dan kemampuan memahami orang lain merupakan modal utama dalam kehidupan
sosial dan hal ini akan dengan mudah dicapai oleh remaja yang berkemampuan intelektual tinggi.

F. Pengaruh Perkembangan Sosial terhadap Tingkah Laku

Pikiran remaja sering dipengaruhi oleh ide - ide dari teori – teori yang menyebabkan siakp kritis
terhadap situasi dan orang lain.
Pengaruh egosentris sering terlihat pada pemikiran remaja, yaitu :
1. Cita-cita dan idealisme yang baik, terlalu menitik beratkan pikiran sendiri tanpa memikirkan
akibat jauh dan kesulitan-kesuliatn praktis.
2. Kemampuan berpikir dengan pendapat sendiri belum disertai pendapat orang lain
Pencerminan sifat egois dapat menyebabkan dalam menghadapi pendapat oaring lain, maka sifat
ego semakin kecil sehingga terjadi perubahan tingkah laku yang semakin baik dan matang.

G. Implikasi Perkembangan Kepribadian Pada Remaja Dalam Pendidikan

Kenyataan psikologi yang selalu dipegang oleh Kurt Lewin ialah bahwa pribadi itu selalu ada
dalam lingkungannya, pribadi tak dapat dipikirkan lepas dari lingkungannya. Oleh karena itu,
implikasi perkembangan kepribadian masa remaja dalam pendidikan pun tidak dapat terlepas
dari lingkungan remaja tersebut. Dimulai dari lingkungan keluarga sampai lingkungan
masyarakat sangat memberikan andil besar dalam implikasi perkembangan kepribadian masa
remaja dalam pendidikan. Jadi, apabila dalam kenyataannya terdapat ketidak selarasan dalam
perkembangan kepribadian remaja yang akhirnya menjadi suatu permasalahan lingkungan pun
memberikan pengaruhnya pada saat itu.
Conger (dalam Abin, 1975: 11) menegaskan bahwa pemahaman dan pemecahan masalah
yang timbul pada masa remaja harus dilakukan secara interdisipliner dan antar lembaga.
Meskipun demikian, pendekatan dan pemecahannya dari pendidikan merupakan salah satu jalan
yang paling efektif dan strategis, karena bagi sebagian besar remaja bersekolah dengan para
pendidik, khususnya para guru, banyak mempunyai kesempatan berkomunikasi dan bergaul.
Diantara usaha-usaha pembinaan yang perlu di perhatikan, sekurang-kurangnya untuk
mengurangi kemungkinan tumbuhnya permasalahan yang timbul pada masa remaja, dalam
rangka kegiatan pendidikan yang dapat dilakukan para pendidik umumnya dan para guru
khususnya:
1.Hendaknya seorang guru mengadakan program dan perlakuan layanan khusus bagi siswa
remaja pria dan siswa remaja wanita (misalnya dalam pelajaran anatomi, fisi-ologi dan
pendidikan olahraga) yang diberikan pula oleh para guru yang dapat me-nyelenggarakan
penjelasannya dengan penuh dignity. Tujuan dari usaha tersebut ada-lah untuk memahami dan
mengurangi masalah-masalah yang mungkin timbul bertalian dengan perkembangan fisik dan
psikomotorik remaja.

2.Memperhitungkan segala aspek selengkap mungkin dengan data atau informasi secermat
mungkin yang menyangkut kemampuan dasar intelektual (IQ), bakat khusus (aptitudes),
disamping aspirasi atau keinginan orangtuanya dan siswa yang bersang-kutan. Terutama pada
masa penjurusan atau pemilihan dan penentuan program studi. Upaya tersebut bertujuan untuk
memahami dan mengurangi masalah-masalah yang mungkin timbul bertalian dengan
perkembangan bahasa dan perilaku kognitif.

3. Seharusnya seorang guru bisa mengaktifkan dan mengkaitkan hubungan rumah dengan
sekolah (parent teacher association) untuk saling mendekatkan dan menyela-raskan system nilai
yang dikembangkan dan cara pendekatan terhadap siswa remaja serta sikap dan tindakan
perlakuan layanan yang diberikan dalam pembinaannya. Tujuannya adalah untuk memahami dan
mengurangi masalah-masalah yang mungkin timbul bertalian dengan perkembangan perilaku
social, moralitas dan kesadaran hidup atau penghayatan keagamaan.

4.Seorang guru atau pendidik untuk memahami dan mengurangi masalah-masalah yang mungkin
timbul bertalian dengan perkembangan fungsi-fungsi konatif, afektif dan kepribadian,
seyogyanya seorang guru memberikan tugas-tugas yang dapat menumbuhkan rasa tanggung
jawab, belajar menimbang, memilih dan mengambil ke-putusan /tindakan yang tepat akan sangat
menunjang bagi pembinaan kepribadiannya.

H. Implikasi dalam Pendidikan

Fatimah,Enung (2006:88) menyatakan bahwa Implikasi pengembangan hubungan sosial


remaja terhadap penyelenggaraan pendidikan. Masa remaja merupakan masa mencari jati diri
sehingga ia memiliki sikap yang terlalu tinggi dalam menilai dirinya atau sebaliknya. Remaja
umumnya belum memahami benar tentang nilai dan norma sosial yang berlaku dalam kehidupan
masyarakatnya. Hal itu menimbulkan hubungan sosial yang kurang serasi dengan kondisi yang
terjadi dalam masyarakat. Pola kehidupan remaja yang berbeda dengan kelompok dewasa dan
kelompok anak-anak dapat menimbulkan konflik sosial. Penciptaan kelompok sosial remaja
perlu dikembangkan untuk memberikan ruang kepada mereka kearah perilaku yang bermanfaat
dan dapat diterima dalam masyarakat umum. Disekolah perlu sering diadakan kegiatan bakti
sosial, kelompok belajar, dan kegiatan-kegiatan lainya dibawah asuhan guru pembimbing
Ali,Muhamad dan Muhamad Asrori (2012: 85) Menyatakan bahwa upaya pengembangan
hubungan sosial remaja dan implikasinya bagi pendidikan masa remaja merupakan fase yang
sangat potensial bagi tumbuh dan berkembangnya aspek fisik maupun psikis, baik secara
kuantitatif maupun kualitatif. Mereka menganggap dirinya sudah bukan anak-anak lagi, tetapi
orang-orang disekelilingnya masih menganggap mereka belum dewasa. Sering kali remaja ingin
bertindak sebagaimana orang dewasa. Akan tetapi, perilaku mereka sering kali masih bersifat
impulsif dan belum menunjukkan kedewasaan. Disebabkan dorongan yang kuat ingin
menemukan dan menunjukkan jati dirinya, remaja seringkali ingin melepaskan diri dari orang
tuanya dan mengarahkan perhatian kepada lingkungan di luar keluarganya dan cenderung lebih
senang bergabung dengan teman sebaya.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Masa remaja disebut juga masa untuk menemukan identitas diri (self identity).
Bersosialisasi pada dasarnya merupakan proses penyesuaian diri terhadap lingkungan kehidupan
sosial.Pada masa remaja, anak mulai memperhatikan dan mengenal berbagai norma pergaulan.
Kehidupan sosial remaja ditandai dengan menonjolnya fungsi intelektual dan emosional
Menurut Erick Erison, Penemuan jati diri seseorang didorong oleh sosiokultural. Sedangkan
menurut Freud, Kehidupan sosial remaja didorong oleh dan berorientasi pada kepentingan
seksual.Pergaulan remaja banyak diwujudkan dalam bentuk kelompok – kelompok, baik
kelompok besar maupun klelompok kecil. Perkembangan sosial manusia dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu: keluarga, kematangan anak, status ekonomi keluarga, tingkat pendidikan,
dan kemampuan mental terutama emosi dan inteligensi. Pikiran remaja sering dipengaruhi oleh
ide - ide dari teori – teori yang menyebabkan siakap kritis terhadap situasi dan orang lain.

B. Saran

Setelah tadi dipaparkan tentang karakteristik perkembangan sosial masa remaja, maka
remaja – remaja yang akan datang dengan pengetahuan yang luas dan dengan kedewasaan yang
benar – benar dewasa, adalah remaja yang siap untuk berkompetensi didalam segala bidang hal,
mulai dari hal keagamaan sampai kepada teknologi yang mutakhir/canggih. Dan yang terpenting
adalah bagaimana kita bisa bersosialisasi dengan baik bersama masyarakat sekitar.
DAFTAR PUSTAKA

Abin, S.M. 2002. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Gunawan, Ary. 2000. Sosiologi Pendidikan: Suatu Analisis Sosiologi tentang Berbagai Problem
Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai