Anda di halaman 1dari 39

PENYUSUNAN RPP TUNA GRAHITA DAN ANAK

AUTIS
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas individu Mata Kuliah
Pembelajaran PAI Inklusif dan Difabel yang diampu oleh:
Dr. Yayah Nurmaliyah, MA

Oleh:
Kautsar Barkah 11170110000027

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA
2020
A. Pengertian Tuna Grahita
Tunagrahita merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut anak
atau orang yang memiliki kemampuan intelektual dibawah rata-rata atau bisa
juga disebut dengan retardasi mental.1
Seseorang dikategorikan berkelainan mental subnormal atau
tunagrahita, jika ia memiliki tingkat kecerdasan yang sedemikian rendahnya
(dibawah normal), sehingga untuk meniti tugas perkembangannya
memerlukan bantuan atau layanan secara spesifik, termasuk dalam program
pendidikannya.2
1. Strategi / model/ metode pembelajaran PAI Tuna Grahita
Strategi Active Learning, strategi Contextual Teaching Learning (CTL),
Cooperative Learning dan PAIKEM. Strategi ini pada umumnya, sering
dilakukan oleh guru Pendidikan Agama Islam dalam proses pembelajaran
untuk meningkatkan pemahaman materi, terlebih khusus bagi Anak
Tunagrahita dengan kategori sedang.3
Penggunaan metode yang tepat bagi Anak Tunagrahita Sedang yaitu,
metode kelompok, diskusi dan bertanya dalam menyampaikan materi. Materi
yang diberikan untuk setiap kelompok dibedakan, akan tetapi tetap saling
berkesinambungan dengan materi yang akan diajarkan. Contohnya materi
tentang sholat dan wudhu. Sebelum memulai pelajaran, guru melakukan
interaksi kepada peserta didik supaya lebih aktif bertanya dan memberikan
contoh terlebih dahulu. Kemudian guru sering mengulang penjelasan karena
Anak Tunagrahita Sedang sulit mengingat dan mudah lupa apa yang
disampaikan, didukung dengan menggunaan gambar dan poster tentang
praktek sholat dan wudlu.4

1
Hilyatin Ni’am, Skripsi Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Bagi Anak Bekebutuhan
Khusus (Tunagrahita) di SLB M. Surya Gemilang Kec. Limbangan kab. Kendal, (Semarang: UIN
Walisongo, 2016), h. 35
2
Ibid. H. 36
3
Soleha, Erika Setia Ningsih, Siska Dwi Paramitha, “Strategi Guru Dalam Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam Terhadap Anak Berkebutuhan Khusus (Tunagrahita Sedang) Di SDLB Negeri
Pangkalpinang”, Tarbawy : Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 7, No. 1, 2020, H. 82
4
Ibid, H. 83.
Secara khusus, ada beberapa strategi yang dapat dilakukan dalam
pembelajaran PAI, antara lain:
1) Strategi pembelajaran kasus

Pembelajaran kasus atau yang lebih dikenal dengan amar


ma’ruf dan nahi munkar tidak saja dimaksudkan untuk membekali
siswa dengan sejumlah contoh kejadian yang telah dialami oleh
umat manusia sebelumnya, tetapi yang lebih penting adalah agar
makna kejadian-kejadian dapat meresap dalam diri pribadi siswa.

2) Strategi pembelajaran targhib-tarhib

Pembelajaran targhib adalah strategi untuk meyakinkan


seseorang terhadap kebenaran Allah melalui janjinya yang disertai
dengan bujukan dan rayuan untuk melakukan amal saleh. Bujukan
yang dimaksud adalah kesenangan duniawi dan ukhrawi akibat
melakukan suatu perintah Allah atau menjauhi larangannya.
Sedangkan tarhib adalah strategi untuk meyakinkan seseorang
terhadap kebenaran Allah melalui ancaman siksaan sebagai akibat
melakukan perbuatan yang dilarang oleh Allah atau tidak
melaksanakan perintah Allah.

Strategi model targhib-tarhib sangat cocok untuk


mempengaruhi jiwa peserta didik karena kecintaan akan
keindahan, kenikmatan, dan kesenangan hidup serta rasa takut
akan kepedihan dan kesengsaraan yang merupakan naluri setiap
insan.
3) Pembelajaran pemecahan masalah/ problem solving

Model pembelajaran berupa pemecahan masalah (problem


solving) adalah suatu metode dalam Pendidikan Agama Islam yang
digunakan sebagai jalan untuk melatih siswa dalam mengahadapi
suatu masalah, baik yang timbul dari diri, keluarga, sekolah,
maupun masyarakat, mulai dari masalah yang paling sederhana
sampai masalah yang paling sulit. Model pembelajaran berupa
pemecahan masalah ini dimaksudkan untu melatih dan
mengembangkan kemampuan berfikir kritis dan analitis bagi siswa
dalam menghadapi situasi dan masalah.5

2. Evaluasi pembelajaran PAI bagi Tuna Grahita


Evaluasi pembelajaran agama di SDLB YPPLB ini tidak selengkap
evaluasi yang dilakukan pada sekolah siswa normal. Alasannya adalah
kemampuan siswa yang rendah, masing-masing siswa memiliki kemampuan
dan permasalahan beragam, dan sebagainya. Pada dasarnya sistem evaluasi
siswa ini dapat dibagi dengan evaluasi tulisan, lisan, dan praktik. Berdasarkan
data yang didapatkan, pelaksanaan ujian berbeda dari sekolah umum. Di
sekolah ini evaluasi dilakukan secara tertulis sekali satu semester. Evaluasi
harian atau bulanan dilakukan dalam bentuk tanya jawab lisan dan praktik.
Alasannya adalah kemampuan tulisan mereka yang beragam dan rendah. Pada
evaluasi akhir semester, guru harus membacakan soal, dan soal dibuat dalam
bentuk pilihan ganda.6
3. Problem pembelajaran PAI bagi Tuna Grahita
a. Problematika guru PAI dalam kegiatan pembelajaran pada anak
tunagrahita usia SD awal meliputi perencanaan, pelaksanaan dan
penilaian pembelajaran. Perencanaan pembelajaran yang didesain pada
RPP belum sepenuhnya dapat dilaksanakan sesuai perencanaan. Hal ini
disebabkan oleh faktor kondisi anak yang berbeda-beda dari aspek
karakteristik, minat dan kemampuan. Dalam pelaksanaannya,
pembelajaran cenderung menggunakan pendekatan kontekstual yang
digali berdasarkan situasi dan minat anak dibandingkan menggunakan
pendekatan tematik yang sudah menjadi acuan dalam rancangan RPP.

5
Hilyatin Ni’am, Op Cit, h. 45-46
6
Aziza Meria, “Model Pembelajaran Agama Islam bagi Anak Tunagrahita di SDLB YPPLB Padang
Sumatera Barat”, Jurnal TSAQAFAH, Vol. 11, No. 2, November 2015, H. 377.
Sekalipun demikian, proses pembelajaran masih tampak monoton dan
konvensional. Terlebih, metode ceramah lebih mendominasi metode
yang lain, termasuk media yang digunakan lebih banyak menggunakan
media yang dibawa oleh anak ke sekolah. Penilaian yang seharusnya
bersifat individual sesuai kemampuan dan kebutuhan masing-masing
anak, juga belum dapat dilaksanakan karena guru lebih fokus kepada
bantuan bina diri anak. Sementara hasil belajar yang diujikan
mengikuti standar ujian anak normal.
b. Problematika guru PAI dalam kompetensi meliputi kompetensi
paedagogik dan kompetensi profesional. Kompetensi paedagogik yang
berupa seperangkat keilmuan mendidik anak berkebutuhan khusus
tidak dibekali oleh LPTK yang khususnya menghasilkan guru PAI.
Dalam kompetensi profesional, guru PAI yang mempunyai beban
mengajar melampaui beban wajib tidak memperoleh kompensasi dari
pemerintah, sehingga pembelajaran PAI di SDLB kadang-kadang
ditangani secara langsung oleh guru kelas.
c. Problematika guru PAI dalam mengembangkan sarana agama
terkendala oleh faktor dana khususnya bantuan dari pemerintah
(Kemenag). Pengembangan laboratorium agama lebih mengandalkan
bantuan orang tua melalui sedekah/ infak.7
4. Upaya guru PAI dalam meningkatkan efektifitas pembelajaran PAI
Tuna Grahita
Ditinjau dari aspek manajemen kelas, cara guru melakukan manajemen
kelas dalam melaksanakan pembelajaran bagi anak tunagrahita yaitu guru
menggunakan waktu secara efisien dengan memulai dan mengakhiri
pembelajaran tepat waktu dan menunjukkan sikap tanggap dalam memberikan
bantuan ditunjukkan dengan guru sering duduk di dekat anak tunagrahita dan

7
Rika Sa’diyah, Siti Khosiah Rochmah, “PROBLEMATIKA GURU PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM DALAM PEMBELAJARAN PADA ANAK TUNA GRAHITA USIA SD AWAL”, JMIE :
Journal of Madrsah Ibtidaiyah Education, 2017, 45-58. H.57.
menunjukkan kesiapan untuk memberikan bantuan dengan menanyai
kesulitan yang dihadapi anak tunagrahita.8
Ditinjau dari aspek pemberian umpan balik, pemberian umpan balik
dilakukan guru yaitu memberikan umpan balik positif dan memberikan
bantuan kepada anak tunagrahita. Pemberian umpan balik positif dilakukan
dengan cara memberikan penguatan dan memberikan penghargaan kepada
anak tunagrahita. Penguatan dilakukan melalui kata-kata dan sentuhan dengan
menepuk bahu anak tunagrahita sedangkan penghargaan diberikan dengan
cara menggunakan kata-kata pujian dan memberikan nilai di buku siswa.9
Ditinjau dari aspek modifikasi pembelajaran, modifikasi pembelajaran
yang dilakukan guru meliputi modifikasi alokasi waktu yang dilakukan
dengan memberikan tambahan waktu mengerjakan tugas untuk anak
tunagrahita, modifikasi materi yang dilakukan dengan pengurangan materi
dan mengurutkan materi berdasarkan tingkat kesulitan, dan modifikasi proses
pembelajaran yang dilakukan dengan mengulang materi, memberikan tugas
yang singkat dan sederhana, menggunakan kalimat sederhana dalam
menyampaikan materi, dan mengunakan strategi tutor sebaya. Namun, guru
belum menggunakan media untuk membantu pemahaman anak tunagrahita.10
Ditinjau dari aspek suasana pembelajaran yang kondusif, guru
menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif dengan cara mendorong
anak tunagrahita untuk aktif ketika pembelajaran, yaitu dengan dilibatkan
setiap saat, sering ditanya, dan sering ditunjuk untuk maju membaca maupun
mengerjakan soal, memberikan respon dengan perhatian, yaitu merespon
pendapat anak tunagrahita dan mendukung anak tunagrahita yang bermasalah
dalam belajar dengan memberikan motivasi dan memberikan bimbingan
secara individu kepada anak tunagrahita. Guru membimbing anak tunagrahita

8
Titin Indrawati, “PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ANAK TUNAGRAHITA”, Jurnal
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 14 Tahun ke-5 2016, H. 395.
9
Ibid.
10
Ibid.
secara individu ketika anak tunagrahita kesulitan dalam membaca maupun
mengerjakan tugas.11

Lampiran RPP :

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Nama Sekolah : SMPLB Nurul Bahri


Kelas / Semester : 7 SMPLB-C / 1
Mapel / Tema : PABP
Alokasi Waktu : 9 Pertemuan (1x pert. 2 x 35 menit)

A. Kompetensi
KI-1 : Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
KI-2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, dan
percaya diri, dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru dan
tetangganya.
KI-3 : Memahami pengetahuan faktual dan konseptual dengan cara
mengamati, menanya dan mencoba berdasarkan rasa ingin tahu tentang
11
Ibid.
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda - benda yang
dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain.
KI-4 : Menyajikan pengetahuan faktual dan konseptual dalam bahasa yang
jelas, sistematis, logis dan kritis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan
yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan
perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator


1.1 Terbiasa membaca Al-Qur'an dengan baik
2.1 Menunjukkan sikap mau menolong antar sesama sebagai implementasi
pemahaman Q.S An-Nasr
3.1 Mengenal Q.S An - Nasr.
4.1 Melafalkan Q.S An - Nasr dengan baik.

Indikator
1.1.1 Meyakini Al-Qur'an sebagai kitab suci umat muslim.
2.1.1 Mengamalkan sikap tolong menolong.
3.1.2 Memahami makna bersyukur atas pertolongan Allah.
4.1.1 Mampu hafal Q.S An-Nasr.

C. Tujuan Pembelajaran
Siswa mampu mengenal dan hafal Q.S An-Nasr dan mengamalkannya pada
kehidupan di rumah serta sekolah.

D. Materi Pembelajaran
Q.S An-Nasr

E. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Discovery Learning
2. Strategi : Strategi pembelajaran langsung
3. Metode : Ceramah, Demonstrasi, Praktek

F. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran


Media / Alat : Al - Qur'an, gambar

G. Langkah – langkah Pembelajaran


Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu
Pendahuluan  Pada awal pelajaran guru mengucapkan salam 5 Menit
dan selamat datang kepada siswa
 Mengajak semua siswa berdo’a menurut
Agama dan keyakinan masing-masing (untuk
mengawali kegiatan pembelajaran).
 Melakukan komunikasi tentang kehadiran
siswa.
 Menyiapkan peralatan mengaji yang
beroirentasi pada kegiatan inti.
Inti Hari 1 25 Menit
 Guru membacakan siswa Q.S An-Nasr.
(mengamati)
 Kemudian siswa mengucapkan ayat - ayat yang
ada pada Q.S An-Nasr. (mengkomunikasikan)
 Siswa secara bergantian dan bertahap dengan
bantuan guru mengucapkan ayat - ayat yang
ada pada Q.S An-Nasr. (mengkomunikasikan)
 Kegiatan hafalan diulang terus menerus oleh
guru hingga siswa mampu hafal Q.S An- Nasr.

Hari 2
 Guru menunjukan gambar kegiatan tolong
menolong. (mengamati)
 Guru menjelaskan dan mencontohkan
perbuatan tolong menolong. (mengamati)
 Siswa mengidentifikasi dan mencocokkan
secara bergantian perbuatan tolong menolong.
(mengasosiasi)
 Siswa mengingat kembali dan menyebutkan
perbuatan tolong menolong. (mengasosiasi)
 Siswa secara bergantian dengan bantuan guru
menyebutkan perbuatan tolong menolong.
(mengasosiasi)
 Setelah itu siswa diberi kesempatan menanya
tentang perbuatan tolong menolong.
(mengasosiasi)
Penutup  Bersama-sama siswa membuat kesimpulan/ 5 Menit
rangkuman hasil belajar selama sehari
(Mengkomunikasikan).
 Bertanya jawab tentang materi yang telah di
pelajari (untuk mengetahui hasil ketercapaian
materi) (menanya)
 Melakukan penilaian hasil belajar

H. Penilaian
1. Penilaian sikap
a. Sikap Spiritual
Penilaian : Observasi
Lembar observasi sikap spiritual
Nama Peserta Didik : ………………….
Kelas : ………………….
Tanggal Pengamatan : …………………..
Materi Pokok : …………………..
Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4
1 Berdoa sebelum dan sesudah melakukan sesuatu
2 Mengucapkan rasa syukur atas karunia Tuhan
3 Memberi salam sebelum dan sesudah menyampaikan
pendapat/presentasi
4 Mengungkapakan kekaguman secara lisan maupun tulisan terhadap
Tuhan saat melihat kebesaran Tuhan
5 Merasakan keberadaan dan kebesaran Tuhan saat mempelajari ilmu
pengetahuan
Jumlah Skor

b. Sikap Tanggung Jawab


Penilaian : Observasi
Lembar observasi sikap spiritual
Nama Peserta Didik : ………………….
Kelas : ………………….
Tanggal Pengamatan : …………………..
Materi Pokok : …………………..
N Skor
Aspek Pengamatan
o 1 2 3 4
1 Melaksanakan tugas individu dengan baik
2 Menerima resiko dari tindakan yang dilakukan
3 Tidak menuduh orang lain tanpa bukti yang
akurat
4 Mengembalikan barang yang dipinjam
5 Meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan
Jumlah Skor

c. Sikap Gotong Royong


Penilaian : Observasi
Lembar observasi sikap spiritual
Nama Peserta Didik : ………………….
Kelas : ………………….
Tanggal Pengamatan : …………………..
Materi Pokok : …………………..
Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4
1 Aktif dalam kerja kelompok
2 Suka menolong teman/orang lain
3 Kesediaan melakukan tugas sesuai kesepakatan
4 Rela berkorban untuk orang lain
Jumlah Skor

d. Sikap Sopan Santun


Penilaian : Observasi
Lembar observasi sikap spiritual
Nama Peserta Didik : ………………….
Kelas : ………………….
Tanggal Pengamatan : …………………..
Materi Pokok : …………………..
Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4
1 Menghormati orang yang lebih tua
2 Mengucapkan terima kasih setelah menerima bantuan orang lain
3 Menggunakan bahasa santun saat menyampaikan pendapat
4 Menggunakan bahasa santun saat mengkritik pendapat teman
5 Bersikap 3S (salam, senyum, sapa) saat bertemu orang lain
Jumlah Skor

Petunjuk Penskoran :
Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :

Skor diperoleh
x 4=skorakhir
SkorMaksimal

Contoh :
Skor diperoleh 14, skor maksimal 4 x 5 pernyataan = 20, maka skor akhir :
14
x 4=2,8
20
Sesuaiskalaketentuan peserta didik memperoleh nilai adalah :
Sangat Baik : apabila memperoleh skor :3,33 < skor ≤ 4,00
Baik : apabila memperoleh skor : 2,33 < skor ≤ 3,33
Cukup : apabila memperoleh skor :1,33 < skor≤ 2,33
Kurang : apabila memperoleh skor:skor ≤ 1,33

2. Penilaian Pengetahuan
Skor Maksimal : 100
Penilaian : (skor yang diperoleh : skor maksimal) X 100
Konversi Nilai
Predikat Klasifikasi
(Skala 0-100)
81 – 100 A SS (Sangat Baik)
66 – 80 B B (Baik)
51 – 65 C C(Cukup)
0 - 50 D K (Kurang)

3. Penilaian Keterampilan
Keterampilan Menghafal Q.S An - Nasr
Penilaian : Observasi (pengamatan)
Lembar pengamatan kegiatan bertanya
Nama Peserta Didik : ………………….
Kelas : ………………….
Tanggal Pengamatan : …………………..
Materi Pokok : …………………..

Skor
NO Kriteria
1 2 3 4
1 Kelantangan suara saat membacakan ayat
2 Percaya diri
3 Ketepatan dalam mengaji / membaca ayat
4 Hafal Q.S An - Nasr

Petunjuk Penskoran :
Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :

Skor diperole h
x 4=skorak h ir
SkorMaksimal

Contoh :
Skor diperoleh 14, skor maksimal 4 x 5 pernyataan = 20, maka skor akhir :
14
x 4=2,8
20

Sesuai skala ketentuan peserta didik memperoleh nilai adalah :


Sangat Baik : apabila memperoleh skor :3,33 < skor ≤ 4,00
Baik : apabila memperoleh skor : 2,33 < skor ≤ 3,33
Cukup : apabila memperoleh skor :1,33 < skor≤ 2,33
Kurang : apabila memperoleh skor:skor ≤ 1,33

B. Pengertian Autis
Autisme adalah suatu gangguan perkembangan pada anak yang gejalanya
bisa dilihat sebelum anak mencapai usia tiga tahun. Sebahagian dari anak
autis gejalanya sudah ada sejak lahir namun itu tergantung kepada orang tua
apakah cermat atau tidak memantau perkembangan anaknya. Secara umum
gejala paling jelas terlihat antara umur 2 – 5 tahun.12
Menurut Kanner (dalam Wenar, 2004) autisme yaitu, suatu gangguan yang
dicirikan dengan tiga ciri utama. Pertama, pengasingan yang ekstrim (extreme
isolation) dan ketidakmampuan untuk berhubungan dengan orang lain. Kedua,

12
Marta Suhendra, “Pembinaan Anak Autis Di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 4
Padang”, Magistra Indonesia. h. 70
sering kali aktifitas anak terlihat sederhana misalnya duduk di lantai dan
berguling-guling maju mundur dalam waktu yang lama, memutar-mutar tali
sepatunya atau berlari-lari di dalam ruangan. Kadang-kadang perilaku anak
autis terlihat seperti suatu ritual.
Anak autis juga memiliki suatu kebutuhan akan kesamaan lingkungan
misalnya, anak harus memakan makanan yang dengan piring yang sama.
Ketiga, Mustism atau cara berbicara yang tidak komunikatif termasuk ecolalia
dan kalimat-kalimat yang tidak sesuai dengan situasi, misalnya ketika seorang
anak autis sedang menyiram toilet, ia tiba-tiba berkata, “Humburgernya di
kulkas”. Anak autis juga memiliki ketidakmampuan dalam menterjemahkan
kalimat secara harafiah dan membalikkan kata gantinya sendiri, biasanya anak
memanggilnya dirinya sendiri dengan kata ganti “kamu”( Lubis, 2009:2).
1. Strategi / model/ metode pembelajaran PAI Anak Autis
Penggunaan metode yang tepat akan menentukan efektivitas dan efisiensi
pembelajaran. Penggunaan metode yang bervariasi akan sangat membantu
siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Sehingga metode pembelajaran
pendidikan agama islam pada anak autis harus dipilih dan dikembangkan
untuk meningkatkan aktivitas dan kreativitas siswa. Berikut dikemukakan
beberapa metode pembelajaran yang dapat dipilih oleh guru :
a. Metode Drill
b. Metode Karyawisata
c. Metode Ganjaran dan Hukuman
d. Metode Demonstrasi.13
Dari beberapa metode diatas metode drill dinilai sangat efektif untuk
pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada anak autis jika penerapannya
pada siswa yang berusia kecil (autis infantil). Karena anak kecil memiliki
“rekaman” ingatan yang kuat dan kondisi kepribadian yang belum matang,
sehingga mereka mudah terlarut dengan kebiasaan-kebiasaan yang mereka
13
Emmy. F. W., “PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK
AUTIS DI SEKOLAH PUTRA MANDIRI SEMARANG”, pada skripsi sarjana IAIN Walisongo
Semarang, 2008.
lakukan sehari-hari. Oleh karena itu, sebagai awal dalam proses pembelajaran
pendidikan agama islam pada anak autis, metode pembiasaan merupakan cara
yang sangat efektif dalam menanamkan nilai-nilai moral ke dalam jiwa siswa.
Karena pembelajaran Pendidikan Agama Islam bagi anak autis terlebih dahulu
diutamakan syariat dari pada akidah.14
Dalam proses pembelajaran khusus untuk anak autis harus adanya
media
pembelajaran yang membuat mereka mau untuk mengikuti proses
pembelajaran,
seperti bola-bola kecil dengan berbagai macam warna, berbagai macam
puzzle,
mainan anak-anak (ayunan, prosotan, gantungan), jalan setapak (untuk
melatih
anak dalam berjalan/apabila mengalami susah berjalan), tali untuk
memanjat.15
Metode yang digunakan sekolah Fredofios dalam proses pembelajaran
yaitu dengan menggunakan metode TEACCH (Treatment and Education of
Autistic and related Communication Handicapped Children). Program
TEACCH merupakan program untuk anak autis dan anak gangguan
perkembangan lain yang terstruktur tetapi tujuan teach juga untuk mengurangi
struktur. Program TEACCH ini sangat memperhatikan proses sosialisasi dan
kemandirian anak.16
2. Evaluasi pembelajaran PAI bagi Anak Autis
Dalam proses evaluasi pembelajaran untuk anak berkebutuhan khusus
sangat berbeda dengan anak yang normal, sebab cara mengevaluasi anak
penyandang autisme berbeda, yaitu apabila anak itu dapat atau berhasil fokus
terhadap apa yang diajarkan, mampu mengenal benda-benda yang ada di

14
Ibid.
15
Ibid.
16
Marizka Wening Putri dan Nur Hidayah, “Pola Pendidikan pada Anak Autis di Sekolah Lanjutan
Autis Fredofios Yogyakarta”, Jurnal Pendidikan Sosiologi 2016, H. 12.
sekitarnya dengan baik, mampu berkomunikasi dengan orang lain, meskipun
itu pandangannya tidak fokus ke orang yang diajak komunikasi, tetapi dia
menyadari ada orang di sekitarnya.17 Anak dapat membuat ketrampilan sesuai
dengan arahan guru, meskipun itu harus dibimbing oleh 2 guru sekaligus,
karena jika anak itu fokus dan merasa nyaman dengan orang sekitarnya maka
ia akan melakukan aktivitas itu dengan sendirinya, tetapi jika ia merasa tidak
nyaman maka ia akan mengalihkan perhatiannya ke media lain yang bisa
menghilangkan kecemasannya.18
3. Problem pembelajaran PAI bagi Anak Autis
Dalam pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada anak
autis pasti ada problematika yang dihadapi. Problematika ini bisa bersifat
intern maupun extern. Demikian pula dengan Sekolah Putra Mandiri
Semarang. Beberapa problematika tersebut yaitu:
a. Tantrum pada anak autis: anak mengalami kesulitan moral over
sehingga siswa susah untuk dikendalikan.
b. Siswa kesulitan dalam memahami materi
c. Tidak adanya kurikulum tertulis mengenai pembelajaran
Pendidikan Agama Islam.
d. Belum adanya buku pegangan khusus mengenai pelaksanaan
pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
e. Terbatasnya waktu pembelajaran Pendidikan Agama Islam.19
4. Upaya guru PAI dalam meningkatkan efektifitas pembelajaran PAI
Anak Autis
Keberhasilan guru dalam mengembangkan pembelajaran Pendidikan
Agama Islam di Sekolah Putra Mandiri Semarang karena adanya sistem
pembelajaran yang menggunakan teknik pengajaran satu guru untuk satu
17
TITI IVONY, “STRATEGI PEMBELAJARAN ANAK AUTIS
DI SLB AUTISMA YOGASMARA, SEMARANG”, pada skripsi sarjana UNNES Semarang, 2016. H.
34.
18
Ibid. H. 36.
19
Emmy. F. W., “PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK
AUTIS DI SEKOLAH PUTRA MANDIRI SEMARANG”, pada skripsi sarjana IAIN Walisongo
Semarang, 2008.
siswa. Tehnik ini memusatkan perhatian dan tujuan akhir pada terbentuknya
tingkah laku (behaviour) siswa yang lebih baik. Tehnik ini diharapkan mampu
membantu siswa serta meminimalisir kesalahan persepsi siswa dalam
pelaksanaan pembelajaran. Disamping itu dapat memudahkan guru untuk
mengatasi perilaku reflek yang mungkin timbul dalam proses kegiatan belajar
mengajar.20
Berlakunya tehnik pengajaran satu guru satu siswa karena melihat
kondisi kognisi (kemampuan berpikir) siswa yang berbeda antara anak yang
satu dengan yang lainnya dalam memproses informasi. Sehingga dengan
keadaan ini tidak memungkinkan proses pembelajaran seperti anak normal
yaitu dengan satu guru untuk 10 siswa atau lebih.Dengan tehnik tersebut maka
memungkinkan pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Keadaan ini
menjadikan guru dapat menguasai kondisi secara penuh.21
Teknik-teknik yang digunakan untuk mengembangkan kreativitas :
a. Melakukan pendekatan “inquiry” (pemberitahuan)
b. Menggunakan teknik-teknik sumbang saran (brain storming
c. Memberikan penghargaan bagi prestasi kreatif
d. Meningkatkan pemikiran kreatif melalui banyak media.22

Lampiran RPP :

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Nama Sekolah/Madrasah : SMALB Nurul Bahri


Mata Pelajaran : Al-Qur'an Hadis
Kelas/SMT : XI / Ganjil
Materi Pokok : Fungsi Al-Quran dalam Kehidupan
20
Ibid. H. 62.
21
Ibid.
22
Ibid. H. 63.
Alokasi Waktu : 2x45 Menit (1 Pertemuan)

A. Kompetensi Inti (KI)

KI-1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya


KI-2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai) santun, rensponsif dan
proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia
KI-3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah
KI-4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan
metode sesuai kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar dan Indikator


1.1 Menghayati nilai-nilai yang terkait dengan taat pada orang tua dan guru
sebagaimana tuntunan Al-Qur’an dan hadis (KD pada KI-1)
2.1 Menunjukkan perilaku hormat dan patuh kepada orang tua dan guru sebagai
implementasi dari pemahaman Surah al-Isra’ (17): 23–24; Surah Lukman
(31): 13–17; hadis riwayat Muslim dari Abu Hurairah, hadis riwayat Al-
Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin Amru
3.1 Memahami ayat-ayat Al-Qur’an tentang perilaku hormat dan patuh kepada
orang tua dan guru pada Surah al-Isra’ (17) :23–24; Surah Lukman (31):
13–17; hadis riwayat Muslim dari Abu Hurairah, hadis riwayat Al-Bukhari
dan Muslim dari Abdullah bin Amru
Indikator:

3.1.1 Menerjemahkan ayat-ayat Al-Qur’an tentang perilaku hormat dan patuh


kepada orang tua dan guru pada Surah al-Isra’ (17) :23–24; Surah
Lukman (31): 13–17; hadis riwayat Muslim dari Abu Hurairah
3.1.2. Menjelaskan isi kandungan ayat-ayat Al-Qur’an tentang perilaku
hormat dan patuh kepada orang tua dan guru pada Surah al-Isra’ (17) :
23–24; Surah Lukman (31): 13–17; hadis riwayat Muslim dari Abu
Hurairah
3.1.3 Menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an tentang perilaku hormat dan patuh
kepada orang tua dan guru pada Surah al-Isra’ (17) :23–24; Surah
Lukman (31): 13–17; hadis riwayat Muslim dari Abu Hurairah

4.1. Menghafalkan ayat-ayat Al-Qur’an tentang perilaku hormat dan patuh kepada
orang tua dan guru pada Surah al-Isra’ (17): 23–24; Surah Lukman (31): 13–
17; hadis riwayat Muslim dari Abu Hurairah, hadis riwayat Al-Bukhari dan
Muslim dari Abdullah bin Amru
Indikator:
4.1.1. Melafalkan denga fasih ayat-ayat Al-Qur’an tentang perilaku hormat
dan patuh kepada orang tua dan guru pada Surah al-Isra’ (17) :23–24;
Surah Lukman (31): 13–17; hadis riwayat Muslim dari Abu Hurairah
4.1.2. Melafalkan denga lancar ayat-ayat Al-Qur’an tentang perilaku hormat
dan patuh kepada orang tua dan guru pada Surah al-Isra’ (17) :23–24;
Surah Lukman (31): 13–17; hadis riwayat Muslim dari Abu Hurairah
4.1.3 Melafalkan denga benar ayat-ayat Al-Qur’an tentang perilaku hormat
dan patuh kepada orang tua dan guru pada Surah al-Isra’ (17) :23–24;
Surah Lukman (31): 13–17; hadis riwayat Muslim dari Abu Hurairah

C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengamati, menanya,mengekplorasi, mengasosiasi dan
mengkomunikasikan, peserta didik dapat memahami, melafalkan dengan baik dan
benar ayat-ayat Al-Qur’an tentang perilaku hormat dan patuh kepada orang tua
dan guru pada Surah al-Isra’ (17) :23–24; Surah Lukman (31): 13–17; hadis
riwayat Muslim dari Abu Hurairah, hadis riwayat Al-Bukhari dan Muslim dari
Abdullah bin Amru

D. Materi Pembelajaran
3.1. ayat-ayat Al-Qur’an tentang perilaku hormat dan patuh kepada orang tua dan
guru pada Surah al-Isra’ (17) :23–24; Surah Lukman (31): 13–17; hadis riwayat
Muslim dari Abu Hurairah

E. Metode Pembelajaran
a. Metode Drill
b. Metode Karyawisata
c. Metode Ganjaran dan Hukuman

F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran


1. Media
Gambar tentang perilaku hormat dan patuh kepada orang tua dan guru
2. Alat/Bahan
- Laptop, LCD Proyektor, Slide
3. Sumber Belajar
- Buku Ajar siswa al-Quran Hadis Kelas X
- Departemen Agama, Al-Qur’an dan terjemahannya

G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


Kegiatan Deskripsi Waktu
Pendahuluan/Kegiatan Awal
1) Mengajak semua siswa untuk berdoa yang
dipimpin olehsalah satu siswa
2) Menyapa kondisi kelas dan mengkomunikasikan
10’
tentang kehadiran siswa serta kebersihan kelas
3) Guru mengajak siswa tadarrus bersama Surah al-
Isra’ (17): 23–24; Surah Luqman (31): 13–17
4) Guru menyampaikan tujuan belajar yang akan
dipelajari
5) Guru mengajak siswa untuk menentukan kontrak
belajar
Kegiatan Inti 65’
1). Mengamati
* Guru membagi kelas menjadi tiga kelompok dan
membagi tiga topik yang berbeda
* Guru mempersilahkan siswa untuk membaca dan
mengamati materi sesuai dengan tema yang
ditentukan dengan tujuan masing-masing
kelompok dapat memerankan topik
2) Menanya
Pada saat berdiskusi mengalami masalah, maka
siswa disilahkan bertanya pada teman lain atau
bertanya secara langsung pada guru.
3) Mengeksplorasi/mengumpulkan
data/mengeksperimen
 Masing-masing kelompok mendiskusikan
bagaimana cara memerankan topik mulai
membagi karakter dan bagaimana cara
mengekspresikan topik dalam peran
4) Mengasosiasi
Setiap siswa diminta untuk mengkaitkan materi
yang didiskusikan dengan kehidupan sehari-hari
5) Mengkomunikasikan
Setiap kelompok mendemonstrasikan masing-
masing peran di depan kelompok lain
Kegiatan Menutup 15’
1) Siswa menyimpulkan hasil pembelajaran
2) Guru memberikan penguatan materi ajar
3) Guru memberikan tugas untuk mencari bahan
bacaan sesuai materi ajar “ayat-ayat Al-Qur’an
tentang perilaku hormat dan patuh kepada orang
tua dan guru pada Surah al-Isra’ (17): 23–24;
Surah Lukman (31): 13–17; hadis riwayat
Muslim dari Abu Hurairah, hadis riwayat Al-
Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin Amru”
4) Guru bersama-sama siswa membaca doa penutup
majlis

H. Penilaian
1. Jenis/teknik penilaian
(Unjuk Kerja / Kinerja melakukan Praktikum / Sikap)
2. Bentuk instrumen
(Daftar chek/skala penilaian/Lembar penilaian kinerja/Lembar penilaian
sikap/LembarObservasi/Pertanyaan langsung/Laporan
Pribadi/Kuisioner/Memilih jawaban/ Mensuplai jawaban/Lembar penilaian
portofolio
3. Pedoman penskoran (terlampir)
LEMBAR PENILAIAN DIRI SIKAP SPIRITUAL

PETUNJUK
1. Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti
2. berilah tanda cek (√) sesuai dengan sesuai dengan kondisi dan keadaan
kalian sehari-hari

Nama Peserta Didik : ………………….


Kelas : ………………….
Materi Pokok : ………………….
Tanggal : ………………….

Pernyataan YA TIDAK
No
1 Saya semakin yakin dengan keberadaan dan kebesaran
Allah setelah mempelajari ayat-ayat Al-Qur’an tentang
perilaku hormat dan patuh kepada orang tua dan guru
pada Surah al-Isra’ (17): 23–24; Surah Lukman (31):
13–17; hadis riwayat Muslim dari Abu Hurairah
2 Saya berdoa sebelum dan sesudah melakukan sesuatu
kegiatan
3 Saya mengucapkan rasa syukur atas segala karunia
Allah
4 Saya memberi salam sebelum dan sesudah
mengungkapkan pendapat di depan umum
5 Saya mengungkapkan keagungan Allah apabila
melihat kebesaranNya

Petunjuk Penyekoran
Jawaban YA diberi skor 1, dan jawaban TIDAK diberi skor 0
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :
Skor diperole h
x 4=skorak h ir
Skoraksimal
Contoh :
Jawaban YA sebanyak 3, maka diperoleh nilai skor 3, dan skor maksimal 5
maka nilai akhir adalah :

3
----- x 4 = 2.4
LEMBAR PENILAIAN DIRI
SIKAP JUJUR

Nama Peserta Didik : ………………….


Kelas : ………………….
Materi Pokok : ………………….
Tanggal : ………………….

PETUNJUK
1. Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti
2. berilah tanda cek (√) sesuai dengan sesuai dengan kondisi dan keadaan
kalian sehari-hari

No Pernyataan TP KD SR SL
1 Saya menyontek pada saat
mengerjakan Ulangan
2 Saya menyalin karya orang lain
tanpa menyebutkan sumbernya pada
saat mengerjakan tugas
3 Saya melaporkan kepada yang
berwenang jika menemukan barang
4 Saya berani mengakui kesalahan
yang saya dilakukan
5 Saya mengerjakan soal ujian tanpa
melihat jawaban teman yang lain
Keterangan :
 SL = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
 SR = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-
kadang tidak melakukan
 KD = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering
tidak melakukan
 TP = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
Petunjuk Penskoran :
Skor 4 jika SL
Skor 3 jika SR
Skor 2 jika KD
Skor 1 jika TP

LEMBAR PENILAIAN DIRI


SIKAP TANGGUNGJAWAB

Nama Peserta Didik : ………………….


Kelas : ………………….
Materi Pokok : ………………….
Tanggal : ………………….

Petunjuk :
Lembaran ini diisi oleh peserta didik sendiri untuk menilai sikap sosial peserta
didik dalam tanggung jawab. Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai
sikap tanggung jawab yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria
sebagai berikut :
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan
kadang-kadang tidak melakukan
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan
sering tidak melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan

Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4
1 Sebagai peserta didik saya melakukan tugas-tugas
dengan baik
2 Saya berani menerima resiko atas tindakan yang
dilakukan
3 Saya menuduh orang lain tanpa bukti
4 Saya mau mengembalikan barang yang dipinjam
dari orang lain
5 Saya berani meminta maaf jika melakukan
kesalahan yang merugikan orang lain

Petunjuk Penskoran
Lihat petunjuk penskoran pada pedoman observasi sikap spiritual

LEMBAR PENILAIAN DIRI


SIKAP DISIPLIN

Nama Peserta Didik : ………………….


Kelas : ………………….
Materi Pokok : ………………….
Tanggal : ………………….

Petunjuk :
Lembaran ini diisi oleh peserta didik untuk menilai sikap disiplin diri peserta
didik. Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap disiplin yang kamu
miliki sebagai berikut :
Ya = apabila kamu menunjukkan perbuatan sesuai pernyataan
Tidak = apabila kamu tidak menunjukkan perbuatan sesuai
pernyataan.

Nama Peserta Didik : ………………….


Kelas : ………………….
Tanggal Pengamatan : …………………..
Materi Pokok : …………………..
Melakukan
No Sikap yang diamati
Ya Tidak
1 Saya masuk kelas tepat waktu
2 Saya mengumpulkan tugas tepat waktu
3 Saya memakai seragam sesuai tata tertib
4 Saya mengerjakan tugas yang diberikan
5 Saya tertib dalam mengikuti pembelajaran
6 Saya mengikuti praktikum sesuai dengan langkah
yang ditetapkan
7 Saya membawa buku tulis sesuai mata pelajaran
8 Saya membawa buku teks mata pelajaran
Jumlah

Petunjuk Penyekoran
Jawaban YA diberi skor 1, dan jawaban TIDAK diberi skor 0
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :

Skor diperole h
x 4=skorak h ir
Skoraksimal
Contoh :
Jawaban YA sebanyak 6, maka diperoleh nilai skor 6, dan skor maksimal 8
maka nilai akhir adalah :
6
x 4=3,00
8
Kriteria perolehan nilai sama dapat menggunakan seperti dalam pedoman
observasi.

LEMBAR PENILAIAN DIRI


SIKAP GOTONG ROYONG

Nama Peserta Didik : : ………………….


Kelas : ………………….
Materi Pokok : ………………….
Tanggal : ………………….

PETUNJUK PENGISIAN:
1. Cermatilah kolom-kolom sikap di bawah ini!
2. Jawablah dengan jujur sesuai dengan sikap yang kamu miliki.
3. Lingkarilah salah satu angka yang ada dalam kolom yang sesuai dengan
keadaanmu
4 = jika sikap yang kamu miliki sesuai dengan selalu positif
3 = Jika sikap yang kamu miliki positif tetapi sering positif kadang
kadang muncul sikap negatif
2 = Jika sikap yang kamu miliki sering negatif tapi tetapi
kadang kadang muncul sikap positif
1 = Jika sikap yang kamu miliki selalu negatif

Rela berbagi 4 3 2 1 Egois


Aktif 4 3 2 1 Pasif
Bekerja sama 4 3 2 1 Individualistis
Ikhlas 4 3 2 1 Pamrih

Petunjuk Penskoran
Lihat petunjuk penskoran pada pedoman observasi sikap spiritual

LEMBAR PENILAIAN DIRI

SIKAP TOLERANSI

Petunjuk :
Lembaran ini diisi oleh peserta didik sendiri untuk menilai sikap sosial peserta
didik dalam toleransi. Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap
toleransi yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut :
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan
kadang-kadang tidak melakukan
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan
sering tidak melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan

Nama Peserta Didik : ………………….


Kelas : ………………….
Tanggal Pengamatan : …………………..
Materi Pokok : …………………..

Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4
1 Saya menghormati teman yang berbeda pendapat
2 Saya menghormati teman yang berbeda suku, agama,
ras, budaya, dan gender
3 Saya menerima kesepakatan meskipun berbeda
dengan pendapatnya
4 Saya menerima kekurangan orang lain
5 Saya memaafkan kesalahan orang lain
Jumlah Skor

Petunjuk Penskoran
Lihat petunjuk penskoran pada pedoman observasi sikap spiritual

LEMBAR PENILAIAN DIRI


SIKAP PERCAYA DIRI
Petunjuk :
Lembaran ini diisi oleh peserta didik sendiri untuk menilai sikap sosial
peserta didik dalam percaya diri. Berilah tanda cek (v) pada kolom skor
sesuai sikap percaya diri yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria
sebagai berikut :
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan
kadang-kadang tidak melakukan
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan
sering tidak melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan

Nama Peserta Didik : ………………….


Kelas : ………………….
Tanggal Pengamatan : …………………..
Materi Pokok : …………………..

Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4
1 Saya melakukan segala sesuatu tanpa ragu-ragu
2 Saya berani mengambil keputusan secara cepat
dan bisa dipertanggungjawabkan
3 Saya tidak mudah putus asa
4 Saya berani menunjukkan kemampuan yang
dimiliki di depan orang banyak
5 Saya berani mencoba hal-hal yang baru
Jumlah Skor

Petunjuk Penskoran
Lihat petunjuk penskoran pada pedoman observasi sikap spiritual
LEMBAR PENILAIAN DIRI
SIKAP SANTUN
Nama Peserta Didik : ………………….
Kelas : ………………….
Materi Pokok : ………………….
Tanggal : ………………….

PETUNJUK PENGISIAN:
1. Bacalah dengan teliti pernyataan pernyataan yang pada kolom di bawah
ini!
2. Tanggapilah pernyataan-pernyataan tersebut dengan member tanda cek (√)
pada kolom:
STS : Jika kamu sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut
TS : Jika kamu tidak setuju dengan pernyataan tersebut
S : Jika kamu setuju dengan pernyataan tersebut
SS : Jika kamu sangat setuju dengan pernyataan tersebut

No Pernyataan Penilaian
STS TS S SS
1 Saya menghormasti orang yang lebih tua
2 Saya tidak berkata kata kotor, kasar dan
takabur
3 Saya meludah di tempat sembarangan
4 Saya tidak menyela pembicaraan
5 Saya mengucapkan terima kasih saat
menerima bantuan dari orang lain
6 Saya tersenyum, menyapa, memberi salam
kepada orang yang ada di sekitar kita

Keterangan:
Pernyataan positif :
 1 untuk sangat tidak setuju (STS),
 2 untuk tidak setuju (TS), ,
 3 untuk setuju (S),
 4 untuk sangat setuju (SS).
Pernyataan negatif :
 1 untuk sangat setuju (SS),
 2 untuk setuju (S),
 3 untuk tidak setuju (TS),
 4 untuk sangat tidak setuju (S)
Petunjuk Penskoran
Lihat petunjuk penskoran pada pedoman observasi sikap spiritual

Contoh
Program Pembelajaran Individual :

Model Profil Peserta Didik

1. Data Peserta Didik


a. Nama : Rahmat
b. Jenis Kelamin : Laki-laki
c. Tempat lahir : Bogor
d. Tanggal lahir : 18 Maret 1999
e. Diagnosa : Autis

2. Data Orangtua
a. Nama Bapak : Maulana Malik
b. Nama Ibu : Aisyah
c. Alamat : Jl. Pejanten Barat
d. Telepon : 021-8676899
3. Wali yang bisa dihubungi dalam keadaan darurat:
a. Nama : Ibu rahma
b. Status : nenek Budi
c. Alamat: Jl. pesanggrahan
d. Telepon : 021-7763992

4. Contoh Perkembangan Siswa


a. Sejarah semasa dalam kandungan
Pada tri-mester pertama perkembangan janin baik-baik saja, tidak ada kendala
yang berarti seperti muntah-muntah atau mual yang berlebihan. Kesibukan Ibu
yang cukup menyita waktu membuatnya tidak terlalu memperhatikan gejala-
gejala yang dianggap mengganggu. Pada bulan ke-2 dan bulan ke-7 sempat
mengalami keluar darah dalam bentuk flek, tapi bisa diantisipasi dengan obat
karena langsung berkonsentrasi ke dokter.
b. Sejarah kelahiran
Lahir pada jam 3 dini hari setelah mengalami kontraksi selama 17 jam. Proses
kelahiran normal dengan induksi karena tidak mengalami kemajuan
pembukaan. Setelah itu proses persalinan berjalan lancar, bayi lahir dengan
berat 2,8 kg dan tinggi 45 cm.

c. Sejarah kesehatan
 Rahmat harus dirawat di rumah sakit ketika Rahmat berumur 5
hari karena ada gejala kulit berwana kuning. Kulit kuning ini merupakan
indikasi fungsi hati yang belum berkembang optimal. Hal ini ditandai dengan
hasil pemeriksaan laboratorium dengan kadar bilirubin mencapai 13, batas
normal adalah dibawah 10.
 rahmat mengkonsumsi Air Susu Ibu (ASI) sampai usia 2 bulan.
Setelah mencoba beberapa macam susu formula diketahui ternyata Rahmat
alergi terhadap susu biasa. Hal itu terlihat dari munculnya bercak-bercak
merah di seluruh badan. Rahmat harus mengkonsumsi susu khusus dengan
dengan peptida rantai pendek selama 7 bulan. Setelah itu mulai sedikit demi
sedikit diganti dengan susu hypo-allergenic yang merupakan susu untuk anak
yang mengalami alergi sampai usia 1 tahun. Secara bertahap diganti juga
dengan susu biasa.
 Karena adanya masalah kesehatan, imunisasi yang dijalani
terhambat. rahmat mendapat seluruh imunisasi yang diwajibkan dan yang
disarankan. Walaupun pelaksanaannya terlambat 2-3 bulan.
d. Sejarah mengenai tugas-tugas yang sesuai dengan tugas perkembangan siswa
dari 0 sampai 4 tahun.
 rahmat tumbuh dengan berat badan normal. Mulai berguling
umur 4 bulan. Duduk di usia 8 bulan. Langsung berjalan pada usia 9 bulan
sehingga tidak melalui proses merangkak. Usia 1 tahun sudah bisa berjalan
walaupun jinjit dan kurang seimbang. Dapat lompat-lompat dengan 2 kaki di
usia 1.5 tahun. Sampai saat ini belum dapat melompat 1 kaki secara berganti-
gantian.
 Perkembangan menyusui, ketika baru lahir di rumah sakit,
rahmat minum susu formula menggunakan sendok, tidak dengan dot bayi.
Rahmat mulai belajar menyusu pada ibu sejak usia 2 hari. Untuk pelatihan
minum menggunakan dot, sempat mencoba 3 merek dot yang berbeda-beda
sampai akhirnya menemukan dot yang bisa digunakan untuk menyusu.
Kekuatan otot mulut rahmat cenderung lemah, hisapannya tidak kuat sehingga
membutuhkan waktu yang lama untuk menghabiskan susu. Rahmat juga
sering mengeluarkan air liur sampai usia 1 tahun. Otot mulut Rahmat masih
lemah sampai sekarang. Hal ini terlihat dari waktu makan yang lama.
 Perkembangan bicara: Rahmat belum bisa bicara sampai usia 3
tahun. Awalnya di usia 2 tahun mulai bisa mengeluarkan 1 suku kata untuk
tujuan-tujuan tertentu, namun artikulasinya tidak jelas. Rahmat menjalani
Speech Therapy jampai usia 5 tahun. Kemajuannya setelah menjalani Speech
Therapy sekarang ini rahmat bisa berbicara dengan lancar walaupun bunyi r
dan s kurang jelas.
 Rahmat tidak suka berada di dekat orang lain, ia lebih suka
menyendiri. Rahmat cenderung rewel apabila di lingkungan yang tidak ia
sukai. Perilaku Rahmat yang sering muncul apabila merasa tidak nyaman
adalah berteriak sambil menutup telinga dan berputar-putar keliling ruangan.

e. Perkembangan siswa di usia 5 tahun


Rahmat masuk TK usia 5 tahun. Setiap hari sekolah Ibu Rahmat harus
mendampingi di luar kelas karena apabila sewaktu-waktu ada laporan dari guru,
Ibu Budi merasa berkewajiban untuk membantu. Sesekali ibu Rahmat
menemani Rahmat di dalam kelas apabila Rahmat memunculkan perilaku yang
membuat keadaan kelas tidak kondusif.
Hasil asesmen dan identifikasi yang dilakukan oleh profesi ahli, misalnya
psikolog, dokter anak, psikiater.
 Pada usia 3.5 tahun rahmat melalui proses asesmen psikologis,
yang meliputi observasi dan tes intelegensi, psikolog menyatakan bahwa
Rahmat mengalami Autisme (hasil asesmen psikologis terlampir*). Rahmat
juga menjalani tes EEG oleh neurolog anak hasil terlampir*) dan tes alergi
makanan (hasil terlampir**).
 Sejak itu Rahmat menjalani diet, Sensory Integration Therapy
dan Behavior Therapy.
f. Informasi tambahan dari orang tua.
Orangtua merasa Rahmat memerlukan latihan di bidang kegiatan hidup sehari-
hari, pelajaran-pelajaran akademis bisa diberikan kepada Rahmat sepanjang
Rahmat bisa mengikuti. Apabila Rahmat kesulitan untuk mengikuti pelajaran
akademis, sebaiknya materi ajaran dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan si A.

Anda mungkin juga menyukai