LANDASAN TEORI
Filsafat Ilmu merupakan filsafat khusus yang membahas berbagai macam hal yang
terkait dengan ilmu pengetahuan. Sebagai filsafat, Filsafat Ilmu Pengetahuan
membahas ilmu pengetahuan sebagai obyeknya secara rasional (kritis, logis, dan
sistematis), menyeluruh dan mendasar.
Menurut Jones (1951), Konseling adalah kegiatan dimana semua fakta dikumpulkan
dan semua pengalaman siswa difokuskan pada masalah tertentu untuk diatasi sendiri oleh yang
bersangkutan.
Menurut A.C. English dalam Shertzer & Stone (1974),
Konseling merupakan proses dalam mana konselor membantu konseli (klien) membuat interprestasi
tentang fakta-fakta yang berhubungan dengan pilihan, rencana, atau penyesuaian-penyesuaian yang
perlu dibuatnya.
LANDASAN TEORI
Selanjutnya, disiplin Bimbingan dan Konseling sendiri dalam perkembangannya mulai menunjukkan
varian-varian baru yang dilatarbelakangi “motif ” agama. Sehingga di samping mulai munculnya istilah
“konseling Pastoral” yang dikembangkan dalam tradisi Kristen, kini juga mulai muncul istilah “Bimbingan
dan Konseling Islam” yang menjadi salah satu prodi dalam fakultas dakwah di lingkungan perguruan
tinggi Islam. Meski belum begitu jelas eksistensi landasan filosofisnya serta kontekstualisasinya dengan
disiplin ilmu dakwah, namun usaha-usaha untuk menggambarkan landasan filosofis the body of
knowledge dari prodi Bimbingan dan Konseling Islam tersebut mulai dilakukan.
3 PENDEKATAN DALAM FILSAFAT ILMU
ORIENTASI BIMBINGAN DAN KONSELING
Jika berbicara orientasi berarti kita sedang berbicara sudut pandang atau titik berat. Sebagai contoh di
sebuah desa dengan orientasi pendidikan, maka dalam desa tersebut akan melihat strata pendidikan
seseorang untuk menentukan kehormatannya dalam masyarakat desa tersebut.
Menurut Sukardi dan Kusmawati (2008, hal 56)menyatakan bahwa: Layanan orientasi yaitu layanan
Bimbingan dan Konseling yang memungkinkan peserta didik dan pihak-pihak lain yang dapat
memberikan pengaruh besar terhadap peserta didik (terutama orang tua) memahami lingkungan (seperti
sekolah) yang baru dimasuki peserta didik, untuk mempermudah dan memperlancar berperannya peserta
didik dilingkungan yang baru ini.
3 JENIS ORIENTASI KONSELING
Ivey dan Rigazio Digilio (dalam Mayers,1992) menekankan bahwa: Orientasi perkembangan
justru merupakan ciri khas yang menjadi inti gerakan bimbingan. Perkembangan merupakan
konsep inti dan terpadukan,serta menjadi tujuan dari segenap layanan bimbingan dan
konseling. Selanjutnya ditegaskan bahwa, praktek bimbingan dan konseling tidak lain
adalah memberikan kemudahan yang berlangsung perkembangan yang berkelanjutan.
Permasalahannya yang dihadapi oleh individu harus diartikan sebagai terhalangnya
perkembangan, dan hal itu semua mendorong konselor dan klien bekerjasama untuk
menghilangkan penghalang itu serta memperngaruhi lajunya perkembangan klien.
Penjelasan Orientasi Permasalahan
Jenis masalah yang (mungkin) diderita oleh individu amat bervariasi. Roos L. Mooney (dalam Prayitno,
1987) mengidentifikasikan 330 masalah yang digolongkan kedalam sebelas kelompok masalah, yaitu
kelompok masalah yang berkenaan dengan: