Disusun Oleh :
Penulis
i
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ..........................................................................................6
B. Saran ....................................................................................................7
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Simbol dan Ritual Agama ?
2. Bagaimana Dzikir dan Doa ?
3. Bagaimana Agama dan Makna Esensial ?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Simbol dan Ritual Agama
2. Mengetahui Dzikir dan Doa
3. Mengetahui Agama dan Makna Esensial
1
BAB II
PEMBAHASAN
Simbol adalah ciri khas agama, karena simbol lahir dari sebuah
kepercayaan, dari berbagai ritual dan etika agama. Simbol dimaknai
sebagai sebuah tanda yang dikultuskan dalam berbagai bentuknya sesuai
dengan kultur dan kepercayaan masing-masing agama. Kultus ini
kemudian melahirkan sebuah sistem dan struktur simbol yang dapat
membentuk manusia menjadi homo simbolicus dalam tipe atau pola
religiusnya. (Wahab, 2011)
2. Ritual
Susanne Langer dalam Ghazali 2011 yang dikutip oleh Kusuma &
Nurhayati menunjukkan bahwa ritual merupakan ungkapan yang bersifat
logis daripada hanya bersifat psikologis. Ritual memperlihatkan tatanan
atas simbol-simbol yang diobjekkan. Simbol-simbol ini mengungkapkan
perilaku dan perasaan serta membentuk disposisi pribadi dari para pemuja
yang mengikuti modelnya masing-masing. Dalam setiap ritual yang
dilaksanakan, terdiri dari banyak simbol-simbol yang memiliki maknanya
tersendiri. (P. Kusuma, 2019)
2
Ritual secara harfiah adalah sebagai suatu kegiatan yang dilakukan
oleh sekelompok orang atau perorangan dengan tata cara tertentu. Dalam
ilmu sosiologi kata ritual berarti aturan-aturan tertentu yang digunakan
dalam pelaksanaan agama yang melambangkan ajaran dan yang
mengingatkan manusia pada ajaran tersebut. (Nasuha et al., 2021)
2. Do’a
Doa berasal dari bahasa Arab, yang terdiri dari dua akar kata, da’a
yadu du’aan wa da’watan, yang berarti menyeru, memanggil, mengajak
memohon, minta tolong, menamakan dan mengundang/menjamu. Secara
etimologis, doa berarti memohon sesuatu kepada Sang Khaliq dengan
cara-cara tertentu. (Rosyidi, 2012)
3
keduanya merupakan hal yang mendasar bagi penyembuhan suatu
penyakit. Dengan berdo’a, ibadah mempunyai roh dan kerja atau amal
memiliki nilai modal spiritual. (Kusuma, 2016)
Islam mengajarkan kita untuk berdo’a kepada Allah SWT. karena do’a
dapat memberikan kontribusi yang besar dan dapat mengandung tiga gerakan,
yaitu badan (al-riyadiyah), hati (al-qalbiyah), dan jiwa (al-nafsiyah),
melaksanakan do’a dengan khusuk, ikhlas dan penuh pengharapan ridho Allah
SWT. maka hal tersebut akan membiasakan hati selalu dekat kepada Allah
SWT. Dzikir juga mengandung dimensi dzikrullah yang memiliki dampak
psikologis dalam jiwa seseorang. Karena dengan mengingat Allah SWT maka
alam kesadaran manusia akan merasakan kehadiran Allah SWT. Untuk sampai
kepada jiwa yang tenang seperti yang dirumuskan di atas, maka do’a memiliki
peranan penting dalam kehidupan manusia, karena dzikir merupakan suatu
kebutuhan psikis manusia yang merindukan ketenangan dan kebahagiaan,
disamping itu juga dapat memberikan bimbingan jiwa manusia untuk
memotivasi berbuat baik dengan mencegahnya dari perbuatan dosa. (Amelia,
2002)
Agama dari Bahasa Sanskerta yang terdiri dari kata “A” tidak dan
“gama” kacau. Agama adalah ajaran yang berasal dari Tuhan atau hasil
renungan manusia yang terkandung dalam kitab suci yang turun temurun
diwariskan oleh suatu generasi ke generasi dengan tujuan untuk memberi
tuntunan dan pedoman hidup bagi manusia agar mencapai kebahagiaan di
dunia dan di akhirat yang di dalamnya mencakup unsur kepercayaan kepada
kekuatan gaib yang selanjutnya menimbulkan respon emosional dan
keyakinan bahwa kebahagiaan hidup tersebut tergantung pada adanya
hubungan yang baik dengan kekuatan gaib tersebut. (Marzali, 2017)
4
ada lagi manusia yang dilanggar hak-haknya, apalagi pelanggaraan itu
dilakukan dengan mengatasnamakan agama. Islam, seperti juga Abrahamic
Religious keberadaannya untuk manusia (pemeluknya) agar dapat berdiri
bebas di hadapan Tuhannya secara benar yang diaktualisasikan dengan
formulasi taat kepada hukum-Nya, saling menyayangi dengan sesama,
bertindak adil dan menjaga diri dari perbuatan yang tidak baik serta
merealisasikan rasa ketaqwaan. (Sodikin, 2003)
5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Simbol merupakan sebuah sarana komunikasi dan landasan pemahaman
bersama. Simbol merupakan lambang yang mempunyai makna suatu tanda
yang menyatakan atau mengandung maksud tertentu. Simbol disini
merupakan sesuatu yang mewakili atau menjelaskan tentang sebuah
bentuk yang menjadi penanda dari suatu objek. Misalnya simbol agama
islam yaitu bulan sabit.
6
berbudaya dan berakal budi dengan selalu berperilaku baik, menghargai
serta menghormati harkat dan derajat manusia lainnya. Dengan demikian,
diharapkan tidak ada lagi manusia yang dilanggar hak-haknya, apalagi
pelanggaraan itu dilakukan dengan mengatasnamakan agama.
B. Saran
Dalam melakukan penyusunan makalah ini, kami masih merasa ada
kesalahan dari segi penulisan maupun dari segi sebtansi (Isi). Sehingga kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun terutama dari dosen
pengampu maupun dari teman-teman untuk mencapai kesempurnaan dari
makalah yang kami susun. Dan semoga makalah ini bermanfaat bagi kita
semua.
7
DAFTAR PUSTAKA
Amelia, dewi (2017). (2002). Do’a dan dzikir agama islam menurut Syeikh
Nawawi Al-Bantani. 1–11.
Farabi, M. Al. (2020). psikologi agama. Suparyanto Dan Rosad (2015, 5(3), 248–
253.
Nasuha, Fajrin, M. F., & Arsyam, M. (2021). Ibadah Sebagai Aspek Ritual
Ummat Islam. Pendidikan Islam, 2(1), 1–9.