Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PEMAHAMAN AGAMA ANTARA SIMBOL RITUAL

DAN MAKNA ESENSIAL

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas


Mata Kuliah Psikologi Agama
Dosen Pengampu: Dr. Hj. Chusna Arifah, M.Pd.I

Disusun Oleh :

Ela Siti Nurlaela (2003003711)

Endang Budi Rahayu (2003003713)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM (IAID)
CIAMIS – JAWA BARAT
2022
Jln. Kyai Haji Ahmad Fadlil 1 Cijeungjing Dewasari Kec.Ciamis Kab. Ciamis
Jawa Barat 46271
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat-Nya
maka kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Pemahaman Agama
Antara Simbol Ritual dan Makna Esensial. Penulisan makalah ini merupakan
salah satu tugas mata kuliah Psikologi Agama.
Makalah ini penyusun lengkapi dengan pendahuluan sebagai pembuka
yang menjelaskan latar belakang dan tujuan pembuatan makalah. Pembahasan
yang menjelaskan pemahaman agama antara simbol ritual dan makna esensial dan
penutup yang berisi tentang kesimpulan yang menjelaskan isi dari makalah kami.
Makalah ini juga kami lengkapi dengan daftar pustaka yang menjelaskan sumber
dan referensi bahan dalam penyusunan.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan makalah ini akan kami
terima. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak baik yang
menyusun maupun yang membaca.

Ciamis, Desember 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................i

DAFTAR ISI ..................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................1

A. Latar Belakang .....................................................................................1


B. Rumusan Masalah ................................................................................1
C. Tujuan Penulisan .................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................2

A. Simbol dan Ritual Agama ....................................................................2


B. Dzikir dan Do’a ...................................................................................3
C. Agama dan Makna Esensial .................................................................4

BAB III PENUTUP ........................................................................................6

A. Kesimpulan ..........................................................................................6
B. Saran ....................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagai sebuah tanda yang dikultuskan, simbol memiliki makna yang


tersembunyi atau yang dapat dikiaskan dari makna harfiahnya kemakna yang
sakral dan mendalam. Sementara sebagai sebuah sistem yang terstruktur,
simbol memiliki logika tersendiri yang koheren (saling terkait) yang dapat
dimaknai secara universal. Dan sebagai sebuah fenomena agama, simbol
jamak dikultus dan direfleksikannya dalam berbagai bentuk persembahan dan
pemujaan baik secara individual maupun komunal. Dan faktor lahir yang
menyebabkan simbol sangat terikat atau korelatif dengan agama, disebabkan
karena simbol-simbol religius yang lahir dari pengalaman religius juga sering
dijadikan sebagai bantuan terapis psikologis, dimana secara psikologis
wawasan hidup manusia religius yang homo simbolicus dihiasi oleh dua
dimensi yang saling berkaitan, yaitu dimensi spiritual dan dimensi psikologis.
Dimensi spiritual berorientasi pada agama dan dimensi psikologis berorientasi
pada “kebebasan”, yang diwujudkan dalam berbagai bentuk simbol. (Wahab,
2011)

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Simbol dan Ritual Agama ?
2. Bagaimana Dzikir dan Doa ?
3. Bagaimana Agama dan Makna Esensial ?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Simbol dan Ritual Agama
2. Mengetahui Dzikir dan Doa
3. Mengetahui Agama dan Makna Esensial

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Simbol dan Ritual Agama


1. Simbol

Simbol berasal dari kata kerja dasarnya symbollein dalam bahasa


Yunani berarti ’mencocokkan, kedua bagian yang dicocokkan disebut
symbola. Sebuah simbol pada mulanya adalah sebuah benda, sebuah tanda,
atau sebuah kata, yang digunakan untuk saling mengenali dan dengan arti
yang sudah dipahami. Simbol merupakan sebuah pusat perhatian yang
tertentu, sebuah sarana komunikasi dan landasan pemahaman bersama.
Pola struktur simbolik selalu diungkapkan dalam tindakan ritualistik.
(Islami, 2014)

Simbol adalah ciri khas agama, karena simbol lahir dari sebuah
kepercayaan, dari berbagai ritual dan etika agama. Simbol dimaknai
sebagai sebuah tanda yang dikultuskan dalam berbagai bentuknya sesuai
dengan kultur dan kepercayaan masing-masing agama. Kultus ini
kemudian melahirkan sebuah sistem dan struktur simbol yang dapat
membentuk manusia menjadi homo simbolicus dalam tipe atau pola
religiusnya. (Wahab, 2011)

2. Ritual

Susanne Langer dalam Ghazali 2011 yang dikutip oleh Kusuma &
Nurhayati menunjukkan bahwa ritual merupakan ungkapan yang bersifat
logis daripada hanya bersifat psikologis. Ritual memperlihatkan tatanan
atas simbol-simbol yang diobjekkan. Simbol-simbol ini mengungkapkan
perilaku dan perasaan serta membentuk disposisi pribadi dari para pemuja
yang mengikuti modelnya masing-masing. Dalam setiap ritual yang
dilaksanakan, terdiri dari banyak simbol-simbol yang memiliki maknanya
tersendiri. (P. Kusuma, 2019)

2
Ritual secara harfiah adalah sebagai suatu kegiatan yang dilakukan
oleh sekelompok orang atau perorangan dengan tata cara tertentu. Dalam
ilmu sosiologi kata ritual berarti aturan-aturan tertentu yang digunakan
dalam pelaksanaan agama yang melambangkan ajaran dan yang
mengingatkan manusia pada ajaran tersebut. (Nasuha et al., 2021)

B. Dzikir dan Do’a


1. Dzikir
Secara etimologi, kata “zikir” berasal dari bahasa Arab, yaitu
Dzakara-Yadzkuru-Dzikran yang bermakna: mengisyaratkan, mengenang,
mengagungkan, menyebut, atau mengingat. Sedangkan secara istilah, zikir
adalah membasahi lidah dengan ucapan-ucapan pujian kepada Allah. Zikir
yang dilakukan tersendiri diucapkan pada saat-saat tertentu atau pada
setiap saat. Sedangkan zikir dalam pengertian ingatan atau mengingat
Allah, dilakukan setiap saat. Menurut Pengertian psikolog, zikir sebagai
suatu daya jiwa kita yang dapat menerima, menyimpan dan memproduksi
kembali pengertian atau tanggapan-tanggapan kita. Zikir dalam arti
menyebut nama Allah yang diamalkan secara rutin, biasanya disebut
wirid. Zikir dalam menyebut nama Allah ini termasuk ibadah mahdhah,
yaitu ibadah langsung kepada Allah swt, serta sangat mudah sekali untuk
diucapkan. (Farabi, 2020)

2. Do’a

Doa berasal dari bahasa Arab, yang terdiri dari dua akar kata, da’a
yadu du’aan wa da’watan, yang berarti menyeru, memanggil, mengajak
memohon, minta tolong, menamakan dan mengundang/menjamu. Secara
etimologis, doa berarti memohon sesuatu kepada Sang Khaliq dengan
cara-cara tertentu. (Rosyidi, 2012)

Hawari dalam Kusuma mengatakan do’a dalam kehidupan seseorang


muslim menempati posisi psikologis yang strategis sehingga bisa memberi
kekuatan jiwa bagi yang membacanya. Do’a mengandung kekuatan
spiritual yang dapat membangkitkan rasa percaya diri dan optimisme yang

3
keduanya merupakan hal yang mendasar bagi penyembuhan suatu
penyakit. Dengan berdo’a, ibadah mempunyai roh dan kerja atau amal
memiliki nilai modal spiritual. (Kusuma, 2016)

Islam mengajarkan kita untuk berdo’a kepada Allah SWT. karena do’a
dapat memberikan kontribusi yang besar dan dapat mengandung tiga gerakan,
yaitu badan (al-riyadiyah), hati (al-qalbiyah), dan jiwa (al-nafsiyah),
melaksanakan do’a dengan khusuk, ikhlas dan penuh pengharapan ridho Allah
SWT. maka hal tersebut akan membiasakan hati selalu dekat kepada Allah
SWT. Dzikir juga mengandung dimensi dzikrullah yang memiliki dampak
psikologis dalam jiwa seseorang. Karena dengan mengingat Allah SWT maka
alam kesadaran manusia akan merasakan kehadiran Allah SWT. Untuk sampai
kepada jiwa yang tenang seperti yang dirumuskan di atas, maka do’a memiliki
peranan penting dalam kehidupan manusia, karena dzikir merupakan suatu
kebutuhan psikis manusia yang merindukan ketenangan dan kebahagiaan,
disamping itu juga dapat memberikan bimbingan jiwa manusia untuk
memotivasi berbuat baik dengan mencegahnya dari perbuatan dosa. (Amelia,
2002)

C. Agama dan Makna Esensial

Agama dari Bahasa Sanskerta yang terdiri dari kata “A” tidak dan
“gama” kacau. Agama adalah ajaran yang berasal dari Tuhan atau hasil
renungan manusia yang terkandung dalam kitab suci yang turun temurun
diwariskan oleh suatu generasi ke generasi dengan tujuan untuk memberi
tuntunan dan pedoman hidup bagi manusia agar mencapai kebahagiaan di
dunia dan di akhirat yang di dalamnya mencakup unsur kepercayaan kepada
kekuatan gaib yang selanjutnya menimbulkan respon emosional dan
keyakinan bahwa kebahagiaan hidup tersebut tergantung pada adanya
hubungan yang baik dengan kekuatan gaib tersebut. (Marzali, 2017)

Esensi agama adalah untuk pembebasan diri manusia dari penderitaan,


penindasan kekuasaan Sang Tiran untuk kedamaian hidup serta mengajak
umatnya untuk memanusiakan manusia. Dengan demikian, diharapkan tidak

4
ada lagi manusia yang dilanggar hak-haknya, apalagi pelanggaraan itu
dilakukan dengan mengatasnamakan agama. Islam, seperti juga Abrahamic
Religious keberadaannya untuk manusia (pemeluknya) agar dapat berdiri
bebas di hadapan Tuhannya secara benar yang diaktualisasikan dengan
formulasi taat kepada hukum-Nya, saling menyayangi dengan sesama,
bertindak adil dan menjaga diri dari perbuatan yang tidak baik serta
merealisasikan rasa ketaqwaan. (Sodikin, 2003)

Beragama itu sesungguhnya merupakan fitrah-alamiah bagi setiap


manusia, dan memiliki makna esensi yang kuat pada perasaan dan kesadaran
primordialnya. Dan oleh karena beragama itu merupakan kecenderungan
alamiah (fitrah) pada setiap manusia, maka fenomena agama merupakan suatu
fenomena yang bersifat universal bagi umat manusia, dengan tanpa adanya
batasan sekat ruang dan waktu. (Muniron, 2009)

5
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Simbol merupakan sebuah sarana komunikasi dan landasan pemahaman
bersama. Simbol merupakan lambang yang mempunyai makna suatu tanda
yang menyatakan atau mengandung maksud tertentu. Simbol disini
merupakan sesuatu yang mewakili atau menjelaskan tentang sebuah
bentuk yang menjadi penanda dari suatu objek. Misalnya simbol agama
islam yaitu bulan sabit.

Ritual merupakan serangkaian tindakan yang dilakukan terutama untuk


nilai simbolis. Maksud rangkaian disini yaitu kegiatan yang berupa
gerakan, nyanyian, doa, dan bacaan, yang berhubungan terhadap
keyakinan dan kepercayaan spritual dengan suatu tujuan tertentu.

2. Dzikir merupakan suatu perbuatan mengingat Allah SWT. dalam bentuk


ucapan lisan yang mengandung arti pujian, rasa syukur dan doa. Dzikir
juga merupakan sebuah aktivitas ibadah dalam umat Muslim yang
senantiasa dilakukan pada saat-saat tertentu atau pada setiap saat.

Do’a berarti memohon sesuatu kepada Sang Khaliq dengan cara-cara


tertentu. Dengan kata lain, do’a adalah permohonan atau permintaan dari
seseorang hamba kepada Tuhan dengan menggunakan lafal yang
dikehendaki dan dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan, atau
meminta sesuatu sesuai dengan hajatnya atau memohon perlindungan
kepada Allah SWT.

3. Agama adalah ajaran atau sistem yang mengatur tata keimanan


(kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, yang
disertai dengan tata kaidah yang mengatur hubungan manusia baik dengan
dirinya sendiri maupun hubungan dengan orang lain.

Esensi ajaran setiap agama adalah mengajak umatnya untuk


memanusiakan manusia. Maksudnya, untuk membuat manusia menjadi

6
berbudaya dan berakal budi dengan selalu berperilaku baik, menghargai
serta menghormati harkat dan derajat manusia lainnya. Dengan demikian,
diharapkan tidak ada lagi manusia yang dilanggar hak-haknya, apalagi
pelanggaraan itu dilakukan dengan mengatasnamakan agama.

B. Saran
Dalam melakukan penyusunan makalah ini, kami masih merasa ada
kesalahan dari segi penulisan maupun dari segi sebtansi (Isi). Sehingga kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun terutama dari dosen
pengampu maupun dari teman-teman untuk mencapai kesempurnaan dari
makalah yang kami susun. Dan semoga makalah ini bermanfaat bagi kita
semua.

7
DAFTAR PUSTAKA

Amelia, dewi (2017). (2002). Do’a dan dzikir agama islam menurut Syeikh
Nawawi Al-Bantani. 1–11.

Farabi, M. Al. (2020). psikologi agama. Suparyanto Dan Rosad (2015, 5(3), 248–
253.

Islami, M. E. N. (2014). simbol dan makna ritual yaqowiyu di Jatinom Klaten.


12(November).

Kusuma, A. B. (2016). pendekatan psychotherapy al-quran dalam gangguan


kesehatan mental (suatu kajian psikologi agama). Revista CENIC. Ciencias
Biológicas, 152(3), 28.

Marzali, A. (2017). Agama dan Kebudayaan. Umbara, 1(1), 57–75.

Muniron, M. (2009). Makna Dan Urgensi Agama Bagi Manusia. 38–75.

Nasuha, Fajrin, M. F., & Arsyam, M. (2021). Ibadah Sebagai Aspek Ritual
Ummat Islam. Pendidikan Islam, 2(1), 1–9.

P. Kusuma, I. N. (2019). Analisis Semiotika Roland Barthes Pada Ritual Otonan


Di Bali. Jurnal Manajemen Komunikasi, 1(2), 195.

Rosyidi, A. W. (2012). Doa Dalam Tradisi Islam Jawa. El-HARAKAH


(TERAKREDITASI), 14(1), 88–100.

Sodikin, R. A. (2003). Konsep Agama Dan Islam. Alqalam, 20(97), 1.

Wahab, A. H. (2011). Simbol-Simbol Agama. Jurnal Substatia, 12(1), 83.

Anda mungkin juga menyukai