Anda di halaman 1dari 5

YPP Al-Muslihuun Dalam Lintasan Sejarah

Secara hiostoris embrional YPP Al-Muslihuun memiliki pertautan dengan


kelompok pengajian yang diselenggarakan di desa Tlogo jauh sbelum pendirian.
Pengajian tersebut lahir pada tahun 1895 dan terus mengalami pertumbuhan yang pesat.
Kelompok pengajian yang dikomandani oleh Al Maghfurlah Bapak K.H. Imam Baghowi
tersebut semakin menunjukkan perkembangan yang signifikan setelah mengantongi izin
dari pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1915. dan sebagaimana lazimnya pengajian
pada umumnya, pengajian tersebut membahas kitab-kitab yang diajarkan di banyak
pesantren pada umumnya. Diantaranya adalah : Fathul Qorib (Taqrib), Alqur’an, dan
ditambah Thoriqah an-Naqsyabandiyah.
Meski materi pengajian sam sekali tidak bersinggungan dengan persoalan politik,
namun pemerintah kolonial ketika itu sangat meng-khwatirkan bila konsolidasi umat
Islam kemudian menggumpal menjadi kekuatan yang mengancam eksistensi mereka di
bumi persada. Maka, sangatlah masuk akal (reasonable) bila setiap kegiatan yang
memicu kecurigaan di pihak Belanda dab harus selalu mendapatkan izin dari pemerintah.
Pada tahun 1958 (bulan Dzulhijjah) para kyai dan tokoh masyarakat mengadakan
pertemuan di Masjid Al-Muslihuun dan dikoordinir langsung Al Maghfurlah Bapak K.H.
Imam Sibaweh (Mbah Baweh). Ikhwal pertemuan tersebut dilatarbelakangi oleh
keresahan dibenak mereka yang melihat kondisi di Kanigoro dan sekitarnya belum
terdapat lembaga pendidikan yang mengajarkan pelajaran agama secara sistematis. Hal
ini berbanding kurang menguntungkan bila dilihat kuantifikasi masyarakat Kanigoro
yang mayoritasnya memeluk agama Islam. Maka, dalam musyawarah tersebut disepakati
untuk didirikannya sekolah menengah dengan nama: Madrasah Islam Menengah (MIM).
Selanjutnya, pada tanggal 4 Juni 1958 MIM meski belum memiliki gedung sendiri
dan menumpang digedung Madrasah Diniyah Barat Tlogo secara resmi dibuka dengan 7
(tujuh) siswa sebagian angkatan pertamanya. Merka diasuh oleh 13 (tiga belas) guru yang
kebanyakan berlatarbelakang pendidikan pesantren. Di antara ke-13 orang guru tersebut
adalah : K.H. Imam Sibaweh (Tlogo), K.H. Ridwan (Tlogo), K.H. Ismail (Banggle), K.H.
Abdurrahman (Jatinom), K.H. Muhson (Jatinom), K. Abdul Ghaffar (gaprang), K.
Noeroeddin Sibaweh (Tlogo), K. Damini (Tlogo), K. Imam Mahdi (Sekardangan), K.
Safaat (Satriyan), K. Gufron (Talun), dan K. Bachri (Talun).
Didirikannya MIM tidak lepas dari kepedulian para tokoh tersebut untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa. MIM dimaksudkan untuk menghilangkan kebodohan,
dan pada saat yang sama MIM memberikan ruang yang lega bagi anak yang
berlatarbelakang ekonomis kurang menguntungkan. Dalam kaitan ini, para kyai pada
waktu itu menyadari betul bahwa pendidikan yang ditujukanuntuk menghilangkan
kebodohan merupakan sebuah kewajiban yang tidak bisa diabaikan, namun pada saat
yang sama secara factual kondisi sosio-ekonomis masyarakat tidak seluruhnya terbilang
mampu, disamping itu MIM juga dimaksudkan untuk menampung lulusan Madrasah
yang ketika itu belum ada wadah yang mampu menampungnya.
Karena pada saat itu belum ada unifikasi kurikulum secara nasional, maka MIM
dalam operasionalnya menggunakan kurikulum yang dibuat sendiri oleh para pengelola
dan digunakan sebagai panduan dalam kegiatan belajar mengajar. Materi yang
disampaikan kurang lebih sama dengan materi yang diajarkan di pondok pesantren pada
umumnya namun metodenya disesuaikan dengan kondisi zamannya. Dan untuk

1 Sejarah PPPP Al Muslihuun Tlogo


menyelesaikan studinya di MIM seorang siswa harus menempuh pelajaran selama 4
(empat) tahun.
Disamping pelajaran agama seperti Bulughul Maram, Mutammimah, dan Tafsir
Jalalain, siswa MIM juga dibekali dengan peljaran umum. Diantara pelajaran umum yang
diajarkan disan adalah : Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Aljabar, Dan Ilmu Ukur.
Penambahan mata pelajaran umu merupakan sebuah perubahan yang luar biasa. Disaat
banyak pesantren yang sedikit “anti” terhadap pelajaran umum, MIM justru
menjadikannya sebagai bagian dari mata pelajaran wajib yang harus dipelajari oleh
siswanya.
Belum puas dengan MIM, maka pada tahun 1959 didirikanlah PGA (Pendidikan
Guru Agama) dengan 25 (dua puluh lima) siswa sebagai angkatan pertamanya. PGA
dibawah kepemimpinan Ky. Noeroeddin Sibaweh telah berhasil meluluskan angkatan
pertamanya pada tahun pelajaran 1962/1963 dengan mengikuti ujian di rayon PGA
Kediri. Dan dari 25 siswa tersebut, 15 diantaranya dinyatakan lulus dalam ujian tersebut.
Dan pada tahun yang sama pula, 1959, telah dibuka (Madrasah Ibtidayah) sampai
dengan kelas III yang mampu menampung 40 (empat puluh) siswa. Kedua lembaga baru
tersebut sama dengan generasi pendahulunya, MIM, kegiatan belajar mengajarnya
menumpang di tempat sama.
Pada tahun 1960, dimulailah pembangunan gedung baru untuk kegiatan belajar
mengajar. Dan baru pada tahun 1962 gedung dibangun diatas swadaya masyarakat murni
tersebut selesai pembangunannya, gedung baru tersebut terdiri (empat lokal).
Pada tahun 1962 pula didirikan MIMA (MadrasahIbtidayah Menengah Atas).
Madrasah ini didirikan dengan tujuan untuk menampung para siswa yang telkah lulus
dari MIM dan PGA. Pada kenyataannya, kurikulum yang diberlakukan di MIMA
merupakan kurikulum yang dirancang sendiri dan nampak sebagai bentuk kombinasi
antara pondok pesantren dan umum. Ini dibuktikan dengan rasio perbandingan antar
pelajaran agama dan pelajaran umum yang mencapai 60% : 40%. Materi agama meliputi:
Fiqih, Al-Qur’an, Al-Hadits, Aqidah Akhlaq, Nahwu Shorof, Qowaid, dan sebagainya.
Sedangkan pelajaran umum yang diajarkan di MIMA adalah : Aljabar (Matematika),
Ilmu Bumi, Ilmu Hayat, Pendidikan Jasmani, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan
sebagainya.
Kalau 1965 merupakan tragedi nasional yang ditandai dengan pemberontakan
G 30 S/PKI, maka pada tahun tersebut kabut duka cita juga menyelimuti keluarga
Al-Muslihuun. Pada tahun tersebut dua orang tokoh yang memiliki andil besar
dalam mengasuh dan membesarkan Al-Muslihuun dipanggil Allah SWT. Setelah
pada tanggal 5 Januari 1965 K.H. Imam Sibaweh Menghadap Illahi, selang
beberapa lama, tepatnya pada tanggal 6 Februari 1965, Ky. Noeroeddin menyusul
sang ayah memenuhi panggilan Illahi. Meninggalnya kedua tokoh tersebut ternyata
memiliki implikasi negative bagi Al-Muslihuun meski sebenarnya tidak
berlangsung lama. Paling tidak ini terbukti dengan kendurnya semangat siswa yang
ngangsu kaweruh dan hanya tinggal sekitar 200 an siswa yang masih bertahan.
Ibarat menuai hasil tanaman, maka pada tahun 1967 merupakan tahun “panen”bagi
Al-Muslihuun. Pada tahun tersebut sudah banyak para siswanya yang telah banyak
menyelesaikan studinya. Para siswa MIM sudah mengikuti ujian ajhir MTs dengan
tingkat kelulusan mencapai 90%. Disamping itu, pada saat yang sama siswa lain juga bisa
mengikuti ujian akhir MAAIN (Madrasah Aliyah Agama Islam Negeri). Dan diantara

2 Sejarah PPPP Al Muslihuun Tlogo


para lulusan tersebut banyak yang melanjutkan ke berbagai perguruan tinggi baik negeri
maupun swasta yang ada di Malang dan Kediri.
Untuk mengimbangi laju pertumbuhan siswa yang semakin pesat, pengelola merasa
perlu untuk menyediakan fasilitas pembelajaran yang memadai. Maka, pembangunan
fisik menjadi salah satu kebutuhan yang paling mendesak untuk dilakukan disamping
pembenahan muatan materi yang diajarkan. Ketersediaan fasilitas fisik juga memiliki
andil besar dalam melempangkan proses pembelajaran di Al-Muslihuun.
Menyadari hal itu semua, pengelola melanjutkan pembangunan gedung sekolah
secara marathon pada tahun 1966-1968. Dalam jangka waktu dua tahun tersebut telah
berhasil diselesaikan 5 (lima) lokal ruang belajar, sehinnga jumlah lokal secara
keseluruhan sebanyak 9 (sembilan) buah.
Tahun 1969 adalah tahun bersejarah bagi MIMA. Ikhwal ini disebabkan oleh
terjadinya oerubahan status yang terjadi MIMA. MIMA berubah status menjadi
negeri dengan SK (surat keputusan) penegerian Madrasah Aliyah Tlogo yang turun
tertanggal 3 November 1969. Maka MAAI berubah menjadi MAAIN. Dan untuk
pertama kalinya MAAIN dikepalai Moh. Yusuf yang pada saat itu juga menjabat
sebagai Kepala Dinas Pendidikan Agama Kabupaten Blitar. Moh. Yusuf pada
waktu itu menjabat Kepala Madrasah yang bersifat sementara (Pds. Kepala
MAAIN Tlogo Kanigoro dengan SK yang mulai tertanggal 1 Januari 1972).
Pada tahun 1972 “Al-Muslihuun” mentasbihkan diri secara formal sebagai
yayasan. Proses yuridis yang berkaitan dengan perubahan status tersebut tercatat
dalam akte Notaris No. 2 Tahun 1972 dan bernama Yayasan Pondok Pesantren “Al-
Muslihuun”. Dan dalam surat yang ditandatangani oleh Notaris Goesti Djohan
tersebut dinyatakan pula susunan personalia yang termasuk dalam jajaran
Kepengurusan YPP “Al-Muslihuun”. Mereka adalah : M. Faqih Sibaweh selaku
ketua, M. Baihaqi sebagai wakil ketua, dan Abdul Djalil Sibaweh,BA menjabat
sebagai sekretaris. Akta Notaris tersebut akhirnya diperbaharui dengan Akta
Notaris Budi Dharma Kusuma,S.H. nomo : 04 tanggal 04 Agustus 1995.
Sebagaimana beberapa tahun sebelumnya, selama tahun 1975 hingga tahun 1977
pembangunan fisik menjadi titik tekan yang dilakukan oleh “Al-Muslihuun”. Ini
merupakan hal yang mendesak untuk segera dilakukan lantaran penggelembungan jumlah
siswa juga harus diimbangi dengan penyediaan fasilitas yang memadai. Dan dalam
rentang waktu dua tahun tersebut telah dibangun 4 (empat) lokal sehingga jumlahnya
mencapai 13 (tiga belas) lokal.
Pada tahun 1978, tepatnya pada tanggal 23 Januari 1978. MAAIN secara resmi
“hijrah” ke Gaprang karena bangunan yang dibangun sudah siap digunakan. Dan pada
tahun itu pula nama MAAIN diringkas namanya menjadi MAN (Madrasah Aliyah
Negeri) dengan SK Menteri Agama Republik Indonesia No. 113 tahun 1978 tertanggal 7
Desember 1978 dan efektif berlaku mulai tanggal 18 Maret 1979. Dan pada
perkembangannya, MAN Tlogo terus mengalami pertumbuhan pesat sekaligus sebagai
center of excellent pendidikan religius yang berada dibawah paying pendidikan formal.
Pada tahun 1983 didirikanlah Madrasah Diniyah (MADIN) Al-Muslihuun yang
kegiatan pembelajarannya dilakukan pada sore hari. Pendidikan secara khusus
mengakomodir para siswa yang harus sekolah di pagi hari, dan hanya memiliki waktu
luang di sore hari. Mengenai materi yang diajarkan dalam MADIN ini kurang lebih sama
dengan yang diajarkan pada berbagai pondok pesantren pada lazimnya.

3 Sejarah PPPP Al Muslihuun Tlogo


Seiring dengan perubahan regulasi didunia pendidikan tentang konversi PGA
menjadi MAN, maka PGA Al-Muslihuun pun juga berubah nama menjadi MA Al-
Muslihuun. Dalam hal kurikulum nasional, hal yang sama juga diberlakukan pada MTs.
Pada tahun 1994 didirikanlah MAK (Madrasah Aliyah Keagamaan). Dan untuk
pertama kalinya MAK memiliki status TERDAFTAR dengan nomor NSM
312350510538. Dan tahun 1997 merupakan tahun pertama MAK Al-Muslihuun
mengeluarkan lulusannya dengan tingkat kelulusan mencapai 95%.
Pada tahun 1999 MTs Al-Muslihuun berubah status menjadi DIAKUI dengan SK
Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama Wilayah Jawa Timur Nomor Wm. 06. 03.
/PP.03.2 / 115 /SKP / 1999. Dan sampai saat ini berstatus terakriditasi yang mengacu
pada Akreditasi BAN-S/M Nomor 175/BAP-S/M/SK/X/ 2015. Dp.044863 Tanggal 27
Oktober 2015.
Pada tahun 2010 YPP Al Muslihuun berganti nama menjadi Perkumpulan
Pendidikan Pondok Pesantren Al Muslihuun sesuai dengan SK Kemenkumham No.
AHU-12.AH.01.06 Tahu8n 2010.
Data terakhir yang berhasil diungkap seputar kondisi jumlah anak didik yang
bernaung dibawah paying YPP Al-Muslihuun adalah sebagai berikut :

TK : 30 (tiga puluh) siswa


MI : 204 (dua ratus empat) siswa
MTs : 400 (empat ratus) siswa
MA & MAK : 60 (enam puluh) siswa
Santri Pondok : 60 (enam puluh) santri
Santri MADIN: 175 (seratus tujuh puluh lima) santri

Secara diagramik data kelembagaan murid,guru, dan tenaga administrasi adalah


sebagai berikut :
Tingkat Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Tenaga
Sekolah Murid Ruang Guru Administrasi
TK 50 2 4 2
MI Tlogo I 134 6 13 3
MI Tlogo II 60 5 10 2
MTs 396 11 26 3
MA/MAK 175 6 26 3
STIT 170 4 39 7
MADIN 175 9 11 5
Pondok Putra 50 6 12 2
Pondok Putri 68 10 10 1
Jumlah 1278 59 151 28

Hingga saat ini YPP Al-Muslihuun telah menelorkan ribuan alumni yang terbesar
diberbagai bidang social kemasyarakatan. Mereka berkiprah di segenap bidang kehidupan
dan memainkan perannya masing-masing.

Demikianlah, paparan tatapan burung sejarah kelahiran dan perkembangan YPP Al-
Muslihuun secara krnologik. Setumpuk kekurangan tentu menyesaki penulisan ini, maka

4 Sejarah PPPP Al Muslihuun Tlogo


berbagai saran konstruktif sangat diharapkan demi perbaikan dikemudian hari. Walhasil,
berbagai kritik dan saran sangat penulis harapkan.

5 Sejarah PPPP Al Muslihuun Tlogo

Anda mungkin juga menyukai