Anda di halaman 1dari 17

MODUL AJAR

Kurikulum Merdeka

Nama : Apihun

Nomor Induk Mahasiswa : 20116967

Fak. /Prodi/Semester : Tarbiyah. /Pai/7

Tempat Praktik : Ruwang 2 IAINU

Mata Pelajaran : Sejarah Kebudayaan Islam

Elemen : Periode modern/zaman kebangkitan (1800 M


-sekarang).

Kelas /Semester : XI /Ganjil

Mata Pelajaran : Sejarah Kebudayaan Islam

Alokasi Waktu : 30 Menit

Hari /Tanggal : Rabu, 11 Oktober. 2023

I. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat menganalisis peran umat Islam pada masa penjajahan, kemerdekaan,
dan pasca kemerdekaan sebagai inspirasi menjadi muslim yang berwawasan global serta
adaptif dalam menghadapi masa kini dan masa yang akan datang.
KKTP 1 : Peserta didik mampu mengidentifikasi hubungan antara gerakan pembaruan
Islam dengan perkembangan Islam di Indonesia.
KKTP 2 : Peserta didik mampu memberikan argument dari hubungan antara gerakan
pembaruan dengan lahirnya organisasi Islam di Indonesia.
KKTP 3 : Peserta didik mampu menyusun hikmah lahirnya organisasi Islam terhadap
perkembangan Islam saat ini di Indonesia.

II. Kegiatan Pembelajaran

No Kegiatan Waktu

1. Kegiatan Pendahuluan 10 Menit.


 Guru menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk
mengikuti proses pembelajaran. Setelah peserta didik siap,
guru memberi salam;
 Guru meminta salah seorang peserta didik di kelas untuk
memimpin doa dan dilanjutkan mengecek kehadiran peserta
didik;
 Guru mengajak peserta didik Bersama-sama menyayikan
lagu padamu negri dan dilanjutkan memberi motivasi belajar
peserta didik;
 Guru melakukan apersepsi dengan mengaitkan materi
pembelajaran yang sebelumnya dan menjelaskan tujuan
pembelajaran pengaruh pembaruan islam di indonesia;
 Guru memberikan pertanyaan pemantik, bertanya kepada
peserta didik terkait gambar yang ada pada layar
LCD/Proyektor.

2. Kegiatan inti 15 Menit


1. Guru memberikan bahan bacaan kepada peserta didik untuk
di pelajari;
2. Guru memberikan kartu yang berisi soal dan jawaban kepada
peserta didik;
3. Peserta didik mencari pasangan antara soal dan jawaban
yang dipegang peserta didik lain setelah masing-masing
mendapatkan pasangan kemudian di bacakan di depan;
4. Peserta didik bermain game kartu pembelajaran yang di
berikan oleh guru yang berisi soal dan jawabn;
5. Peserta didik Menyusun kartu sesuwai dengan soal dan
jawaban yang benar;

3 Kegiatan Penutup 5 Menit


1. Peserta didik dibantu guru menyimpulkan materi yang
telah disampekan dalam satu pembelajaran;
2. guru dan peserta didik melakukan evaluasi pembelajaran
yang telah dilaksanakan;
3. Umpan balik;
4. Guru meminta peserta didik untuk mempelajari materi
yang sudah terlaksanakan untuk dipelajari kembali untuk
persiapan Penilean ahir semester;
5. Doa;
6. Salam.

III. Penilaian Hasil Belajar (asesmen)


1. Asesmen Awal Pembelajaran (Lisan/Tertulis)
2. Asesmen Formatif
3. Asesmen Sumatif

Kebumen, 11 September 2023

Dosen pembimbing Praktikan

Faisal,M.Ag. Apihun
NIDN…………………… NIM 20116967

Lampiran-lampiran
1. Capean Pembelajaran (CP)
Satuan Pendidikan : MA.
Mata Pelajaran : SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM (SKI)
Kelas / Semester : XI (Sebelas) / 1
Tahun Penyusunan : 2023 / 2024

CAPAIAN PEMBELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM (SKI) FASE F

Elemen Capaian Pembelajaran

Periode Peserta didik dapat mengevaluasi proses lahirnya Daulah Usmani, Mughal
pertengaha n/ dan Syafawi, dan perkembangan peradaban dan ilmu pengetahuan di tiga
zaman daulah ini, sebagai inspirasi dalam menciptakan kehidupan yang
kemundura n harmonis, toleran dan moderat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
(1250 M-1800
M)

Periode Peserta didik dapat menganalisis peran umat Islam pada masa penjajahan,
modern/za man kemerdekaan, dan pasca kemerdekaan sebagai inspirasi menjadi muslim
kebangkita n yang berwawasan global serta adaptif dalam menghadapi masa kini dan
(1800 M- masa yang akan datang
sekarang).

2. Asesmen Awal Pembelajaran (Lisan/Tertulis)


Untuk mengetahui kesiapan siswa dalam memasuki pembelajaran, dengan
pertanyaan:

Pertanyaan Jawaban

ya tidak

Apakah kalian mengetahui tokoh-tokoh islam di


indonesia ?

Apakah kalian mengetahui siapa K.H Ahmad dahlan ?

Apakah kalian mengetahui siapa K.H Hasym asy’ari?


4. Asesmen Formatif
Asesmen formatif dilakukan oleh guru selama proses pembelajaran berlangsung,
khususnya saat siswa melakukan kegiatan diskusi, presentasi.

No Nama Aspek yang diamati


Siswa Ide/gagasan Aktif Kritis Kerjasama
1
2
3
Nilai = skor x 25

5. Asesmen Sumatif
A. Asmemen pengetahuan
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan jawaban yang benar!
1. Jelaskan peranan para Ulama terhadap pembaruan dalam bidang politik
dan pendidikan!
2. Jelaskan jalur masuknya ide-ide pembaruan di Indonesia!
3. Jelaskan corak gerakan pembaruan di Indonesia!
4. Jelaskan konsep pembaruan yang digagas oleh KH. Ahmad Dahlan!
5. Jelaskan konsep pembaruan Nahdlatul Ulama dalam memperjuangkan
dan mempertahankan kemerdekaan!

No. Soal Cara Penilaian Skor

1 Jelaskan peranan para Ulama  Apabila peserta didik


terhadap pembaruan dalam menjawab dengan benar
bidang politik dan pendidikan! dan tepat
 Apabila peserta didik
jawabanya sebagian besar
benar
 Apabila peserta didik
jawabannya sebagian yang
benar
 Apabila peserta didik
jawabannya sebagian kecil
yang benar
 Tidak menjawab

2 Jelaskan jalur masuknya ide-ide  Apabila peserta didik


pembaruan di Indonesia! menjawab dengan benar
dan tepat
 Apabila peserta didik
jawabanya sebagian besar
benar
 Apabila peserta didik
jawabannya sebagian yang
benar
 Apabila peserta didik
jawabannya sebagian kecil
yang benar
 Tidak menjawab

3 Jelaskan corak gerakan  Apabila peserta didik


pembaruan di Indonesia! menjawab dengan benar
dan tepat
 Apabila peserta didik
jawabanya sebagian besar
benar
 Apabila peserta didik
jawabannya sebagian yang
benar
 Apabila peserta didik
jawabannya sebagian kecil
yang benar
 Tidak menjawab

4 Jelaskan konsep pembaruan yang  Apabila peserta didik


digagas oleh KH. Ahmad Dahlan! menjawab dengan benar
dan tepat
 Apabila peserta didik
jawabanya sebagian besar
benar
 Apabila peserta didik
jawabannya sebagian yang
benar
 Apabila peserta didik
jawabannya sebagian kecil
yang benar
 Tidak menjawab

5 Jelaskan konseppembaruan  Jika peserta didik menjawab


Nahdlatul Ulama dalam 4 alasan dengan benar
memperjuangkan dan  Jika peserta didik menjawab
mempertahankan kemerdekaan! 3 alasan dengan benar
 Jika peserta didik dapat
menjawab 2 alasan dengan
benar
 Jika peserta didik dapat
menjawab 1 alasan dengan
benar
 Tidak menjawab

Jumlah Skor

Nilai akhir yang diperoleh peserta didik dapat diketahui dari rumus berikut ini
Nilai Akhir = Skor Perolehan X 100
Skor Maksimal (30)

B. Asesmen ketrampilan
Adapun penilaian aspek keterampilan adalah sebagai berikut:

No Nama Siswa Aspek yang Dinilai/Skor Maksimal Jumlah


Kesesuaian
Kreasi dan Kedalaman Ketepatan
isi dengan Skor
inovasi materi waktu
tema

3 3 3 3 12

Dst

Adapun keterangan masing-masing aspek dijelaskan sebagai berikut:


Aspek Kesesuaian isi produk dengan tema

No Uraian Skor

1 Isi hasil produk relevan dengan tema yang telah ditentukan 3

2 Isi hasil produk kurang relevan dengan tema yang telah ditentukan 2

3 Isi hasil produk tidak relevan dengan tema yang telah ditentukan 1

Aspek Kreasi dan inovasi

No Uraian Skor

1 Hasil produk kreatif dan inovatif 3

2 Hasil produk cukup kreatif dan inovatif 2

3 Hasil produk Kurang menarik 1

Aspek Kedalaman Materi

No Uraian Skor

1 Pembahasan sangat dalam 3

2 Pembahasan cukup dalam 2

3 Pembahasan kurang dalam 1


Aspek Ketepatan waktu dalam Pengumpulan Tugas

No Uraian Skor

1 Pengumpulan tugas tepat waktu 3

2 Pengumpulan tugas cukup tepat waktu 2

3 Pengumpulan tugas terlambat 1

Nilai ahir x 100=


12

1. Lembar kerja peserta didik


Aktivitas 1
Peserta didik diberikan pertanyaan pemantik komentar tentang foto dibawah ini?

Aktivitas 2
Peserta didik menemukan pasangan antara soal dan jawaban yang di pegang peserta
didik lain
Aktivitas 3
Peserta didik Menyusun kartu pembelajaran

2. Pengayaan dan Remidial


a. Remedi
Bagi peserta didik yang belum menguasai materi untuk
 Peserta didik diminta membaca kembali materi pembelajaran. Kemudian dilakukan
penilaian ulang.
 Belajar kelompok dengan diberikan tutor sebaya.

b. Pengayaan
Bagi peserta didik yang sudah mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal yang
ditetapkan sekolah masing-masing pada materi Pengaruh pembaruaan islam di
indonesia, silahkan memperkaya lebih lanjut dengan membaca buku di bawah ini.
 Aizid, Rizem. 2017. Para Pelopor Kebangkitan Islam. Yogyakarta: DIVA Press.
 Aizid, Riziem 2016. Biografi Ulama Nusantara. Yogyakarta: DIVA Press.
 Akarhanaf. 2018. Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari Bapak Umat Islam
Indonesia. Jombang: Pustaka Tebuireng.
 Kusno, Abdul Wali. 2020. KH. Ahmad Dahlan: Nasionalisme dan Kepemimpinan
Pembaharu Islam Tanah Air yMaenngg inspirasi
 Mas’ud, Abdurrahman. 2016. Islam dan Peradaban (Kata Pengantar) dalam Buku
Sejarah Peradaban Islam karya Samsul Munir Amin, Jakarta: AMZAH.
 Mukani. 2016. Berguru Ke Sang Kiai: Pemikiran Pendidikan KH. M. Hasyim
Asy’ari. Yogyakarta: KALIMEDIA.
 Nasution, Harun. 1985. Islam Ditinjau dari berbagai Aspeknya. Jakarta: UI Press.
 Samsul, Munir Amin. 2016. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: AMZAH.
 Yatim, Badri. 2018. Sejarah Peradaban Islam. Depok: Rajawali Press

3. Bahan bacaan pendidik dan peserta didik


A. Pengaruh Gerakan Pembaruan Islam di Indonesia
Islam merupakan agama yang pertama menyeru pada perubahan, atas apa
dan bagaimana perlunya perubahan secara hanif untuk menuju pada kebenaran
yang hakiki, dengan mengakui adanya perubahan menuju modernisasi. Gerakan
pembaruan Islam telah berjalan melalui sejarah yang panjang. Perkembangan
pembaruan Islam paling sedikit telah melewati beberapa tahapan yang berbeda.
Gerakan tersebut juga menyajikan model yang berbeda. Terdapat proses
perpaduan yang berkesinambungan dalam berkembangnya proses pembaruan.
Dampak pembaharuan dalam bidang politik dan pendidikan di Timur Tengah
menjadi virus ampuh yang terus menyebar di Indonesia.
Gejala ini memotivasi bangsa Indonesia untuk menghadirkan semangat baru
dalam berpolitik dan membangun pendidikan yang lebih dinamis sesuai dengan
tuntutan zaman. Gerakan pembaruan Islam di Indonesia mulai bergeliat di awal
abad ke-20 M. Pengaruh gerakan Islam yang sudah berlangsung di Timur
Tengah secara perlahan memberikan pengaruhnya di Indonesia. Gagasan Pan-
Islamisme yang dicetuskan oleh Sayyid Jamaluddin Al-Afghani dipahami baik
oleh tokoh-tokoh gerakan pembaruan di Indonesia. Gerakan ini berdampak luas
terhadap munculnya gerakan nasionalisme di Indonesia sehingga masyarakat
Indonesia tergerak untuk bangkit dan bersatu memperkuat ukhuwah islamiyah.
Berbagai upaya pembaruan ditempuh oleh para ulama-ulama Indonesia.
Munculnya organisasi-organisasi sosial keagamaan Islam telah menumbuhkan
benihbenih nasionalisme dalam pengertian modern. Tokoh-tokoh organisasi juga
menyadari betapa pentingnya lembaga pendidikan untuk menopang generasi
muda penerus bangsa. Bangsa Indonesia mulai menyusun strategi untuk bangkit
melawan penjajah. Umat Islam harus berperan aktif dalam perjuangan untuk
memperoleh kemerdekaan Indonesia.
Gerakan pembaruan dalam bidang politik mulai bangkit dengan bersatunya
berbagai organisasi sosial keagamaan di Indonesia. Para ulama dan tokoh
organisasi dan masyarakat bahu membahu dan berjuang bersama melawan
penjajah. Setelah para tokoh pembaru Islam berhasil memperbarui sistem
pendidikan di Universitas Al-Azhar. Gaung Al-Azhar terus menggema ke
seluruh penjuru dunia. Pengaruh pembaruan dalam bidang pendidikan di
Indonesia berhasil tergugah sehingga cara pandang bangsa Indonesia tergerak
lebih maju. Perlahan dan pasti sistem pendidikan di Indonesia mengalami
perubahan dan pencerahan. Pendidikan tidak hanya difokuskan.
B. Gerakan Pembaruan Islam di Indonesia
Menurut Nurcholish Madjid modernisasi adalah pengertian yang identik,
dengan pengertian rasionalisasi. Dan hal ini berartiproses perombakan pola
berfikir dan tata kerja lama yangtidak aqliyah (rasional), dan menggantikannya
dengan polaberfikir dan tata kerja baru yang aqliyah. Kegunaannya ialahuntuk
memperoleh daya guna dan efisiensi yang maksimal.Jadi sesuatu dapat disebut
modern kalau ia bersifat rasional,ilmiah dan bersesuaian dengan hukum-hukum
yang berlakudalam alam. Di awal abad XX pemikiran pembaruan sudah
mewarnai arus pemikiran gerakan Islam di Indonesia. Namun melihat dari
perkembangan pembaruan di Indonesia, pembaruan di Indonesia tidak hanya
dipengaruhi oleh pembaruan dari luar negeri. Hal tersebut diasumsikan bahwa
pergerakan pembaruan yang terjadi di Indonesia banyak dipengaruhi oleh
pemikiran nasionalisme kebangsaan. Pembaruandalam Islam juga diwujudkan
dalam bentuk pendidikan.
Pembaruan dalam pendidikan didasari argumentasi bahwa lembaga
pendidikan merupakan media yang paling efektif untuk menumbuhkan gagasan-
gagasan baru. Pembaruan di Indonesia dipelopori oleh tokoh-tokoh organisasi
keagamaan dan sosial, di antaranya KH. Ahmad Dahlan (Muhammadiyah),
Hadratus Syekh Hasyim Asy’ari (Nahdlatul Ulama) H. Ahmad Surkati (Al-
Irshad), Zamzam (Persis). Para ulama tersebut banyak belajar ilmu agama di
Indonesia dan menimba ilmu di Makkah. Di antara tokoh lainnya adalah HOS
Tjokroaminoto (Syarekat Islam) yang dikenal menggali inspirasi dari ide-ide
pembaruan Islam dari anak benua India. Ada beberapa jalur masuknya ide-ide
pembaruan dari luar ke Indonesia, di antaranya adalah:
1. Jalur haji dan mukim, yakni tradisi tokoh-tokoh umat Islam Indonesia
yang menunaikan ibadah haji ketika itu bermukim untuk sementara
waktu guna menimba dan memperdalam ilmu keagamaan atau
pengetahuan lainnya. Sehingga ketika mereka kembali ke tanah air,
kualitas keilmuan dan pengamalan keagamaan mereka umumnya
semakin meningkat. Ide-ide baru yang mereka peroleh tak jarang
kemudian juga mempengaruhi orientasi pemikiran dan dakwah mereka
di tanah air. Kepulangan para ulama yang sudah pernah menimba ilmu di
Makkah sangat kuat pengaruhnya di kalangan masyarakat Indonesia.
Sehingga gerakan-gerakan pembaruan Islam yang dibawa oleh para
ulama yang pulang dari Makkah berkembang dengan pesat.
2. Jalur publikasi, yakni berupa jurnal atau majalah-majalah yang memuat
ide-ide pembaruan Islam baik dari terbitan Mesir maupun Beirut.
Wacana yang disuarakan media tersebut kemudian menarik muslim
nusantara untuk menerjemahkannya ke dalam bahasa Indonesia bahkan
lokal, seperti pernah muncul jurnal al-Imam, Neracha dan Tunas Melayu
di Singapura, di Sumatera Barat juga terbit al-Munir.
3. Peran mahasiswa yang sempat menimba ilmu di Timur Tengah. Para
pemimpin gerakan pembaruan Islam awal di Indonesia hampir merata
adalah alumni pendidikan Timur Tengah. Peran besar mahasiswa-
mahasiswa alumni Timur Tengah sampai sekarang masih berjalan. Bisa
dikatakan bahwa alumni-alumni dari Timur Tengah masih mendapatkan
tempat khusus di kalangan masyarakat, khususnya kalangan akademik

Secara umum munculnya pembaruan Islam di Indonesia merupakan wujud


respon terhadap kondisi bangsa Indonesia yang sedang mengalami invasi
politik, kultural dan intelektual dari dunia Barat. Dalam situasi dan kondisi
seperti itu muncul kesadaran nasional sebagai anak bangsa yang terjajah oleh
penguasa asing dan tampaknya memicu kebersamaan untuk menempatkan
prioritas nasional sebagai wujud kepeduliannya Dengan demikian
berkembangnya gerakan pembaruan Islam di Indonesia di tengah-tengah
masyarakat, secara umum pada awal abad XX tersebut, corak gerakan
keagamaan Islam di Indonesia dapat dibagi dengan beberapa kelompok sebagai
berikut:

1. Tradisionalis-konservatis, yakni mereka yang menolak kecenderungan


westernisasi (pembaratan) dengan mengatasnamakan Islam yang secara
pemahaman dan pengamalan melestarikan tradisi-tradisi yang bercorak lokal.
Pendukung kelompok ini rata-rata dari kalangan ulama, tarekat dan penduduk
pedesaan;

2. Reformis-modernis, yakni mereka menegaskan relevansi Islam untuk semua


lapangan kehidupan baik privat maupun publik. Islam dipandang memiliki
karakter fleksibilitas dalam berinteraksi dengan perkembangan zaman;

3. Radikal-puritan, seraya sepakat dengan klaim fleksibilitas Islam di tengah


arus zaman, mereka enggan memakai kecenderungan kaum modernis dalam
memanfaatkan ide-ide Barat. Mereka lebih percaya pada penafsiran yang
disebutnya sebagai murni Islami. Kelompok ini juga mengkritik pemikiran dan
cara-cara

C. Organisasi-organisasi Islam di Indonesia

Organisasi Islam di Indonesia adalah organisasi Islam di Indonesia yang


bergerak di bidang keagamaan, pendidikan, sosial, dan ekonomi. Keberadaaan
organisasi-organisasi Islam di Indonesia tidak dapat dilepaskan dari peranannya
pada zaman perjuangan kemerdekaan. Peranan para ulama Islam yang
tergabung dalam berbagai organisasi akan perjuangan mencapai kemerdekaan
sangat besar dan tidak bisa diabaikan. Berikut ini adalah organisasi-organisasi
Islam yang dibentuk pada masa sebelum kemerdekaan:

1. Jam’iyatul Khair (1905 M) Didirikan pada 17 Juli 1905 di Jakarta, organisasi


ini awalnya beraktivitas di bidang pendidikan dasar dan mengirim para pelajar
ke Turki dan merupakan satusatunya organisasi pendidikan modern di
Indonesia. Guru-gurunya didatangkan dari Tunisia, Sudan, Maroko, Mesir dan
Arab. Korespondensi mereka dengan tokohtokoh pergerakan dan juga surat
kabar di luar negeri turut menyebarkan kabar mengenai kekejaman pemerintah
Belanda. Guru yang terkenal dari sini adalah Syekh Ahmad Surkati dari Sudan,
yang menekankan bahwa tidak ada perbedaan di antara sesama umat muslim
yang berkedudukan sama. Para tokoh ulama Indonesia kebanyakan lahir dari
organisasi ini seperti KH. Ahmad Dahlan, H.O.S. Tjokroaminoto, H.
Samanhudi, dan H. Agus Salim.

2. Syarekat Islam (1905 M) Syarikat Islam Indonesia (SI-Indonesia) adalah


organisasi massa tertua yang berdiri sejak era kolonialisme, didirikan Oleh Haji
Samanhudi pada tanggal 16 Oktober 1905, awal berdirinya SI-Indonesia
benama Sarekat Dagang Islam (SDI), organisasi yang didirikan sebagai wadah
perkumpulan dan pergerakan bagi para pedagang muslim pribumi guna
menandingi monopoli pedagang Tionghoa masa itu, sikap imprialisme
pemerintah kolonial Hindia Belanda terhadap pedagang pribumi memembuat
Haji Samanhudi yang juga berprofesi sebagai seorang saudagar bergerak
dengan cepat menyebarkan berita berdirinya SDI, salah satunya melalui buletin
Taman Pewarta (1902-1915).

3. Persatuan Umat Islam (1911 M) Persatuan Umat Islam (PUI) didirikan oleh
KH. Abdul Halim, yang merupakan seorang ulama pengasuh di Pondok
Pesantren Majalengka, Jawa Barat pada tahun 1911. PUI adalah gabungan dari
dua organisasi Islam yang ada di Jawa Barat yaitu Persyarikatan Umat Islam
dan organisasi Al-Ittihad Al-Islamiyah pimpinan KH. Ahmad Sanusi di
Sukabumi. PUI kemudian mendirikan banyak sekolah serta pondok pesantren di
Jawa Barat.

4. Muhammadiyah (1912 M) Organisasi Muhammadiyah didirikan oleh KH.


Ahmad Dahlan di Kampung Kauman Yogyakarta pada tanggal 8 Dzulhijjah
1330 H atau 18 November 1912 Kelahiran dan keberadaan Muhammadiyah
pada awal berdirinya tidak lepas dan merupakan menifestasi dari gagasan
pemikiran dan amal perjuangan Kyai Haji Ahmad Dahlan (Muhammad Darwis)
yang menjadi pendirinya. Setelah menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci dan
bermukim yang kedua kalinya pada tahun 1903, Kyai Dahlan mulai
menyemaikan benih pembaruan di Tanah Air. Gagasan pembaruan itu diperoleh
Kyai Dahlan setelah berguru kepada ulama-ulama Indonesia yang bermukim di
Mekkah seperti Syeikh Ahmad Khatib dari Minangkabau, Kyai Nawawi dari
Banten, Kyai Mas Abdullah dari Surabaya, dan Kyai Fakih dari
Maskumambang; juga setelah membaca pemikiran-pemikiran para pembaru
Islam seperti Ibn Taimiyah, Muhammad bin Abdil Wahhab, Jamaluddin Al-
Afghani, Muhammad Abduh, dan Rasyid Ridha.

5. Al-Irsyad Al-Islamiyah (1914 M) Perhimpunan Al-Irsyad Al-Islamiyyah


(Jam’iyat al-Islah wal Irsyad alIslamiyyah) berdiri pada 15 Syawwal 1332 H/6
September 1914. Tanggal tersebut mengacu pada pendirian Madrasah Al-Irsyad
Al-Islamiyyah yang pertama, di Jakarta. Pengakuan hukumnya sendiri baru
dikeluarkan pemerintah Kolonial Belanda pada 11 Agustus 1915. 5. Al-Irsyad
Al-Islamiyah (1914 M) Perhimpunan Al-Irsyad Al-Islamiyyah (Jam’iyat al-
Islah wal Irsyad alIslamiyyah) berdiri pada 15 Syawwal 1332 H/6 September
1914. Tanggal tersebut mengacu pada pendirian Madrasah Al-Irsyad Al-
Islamiyyah yang pertama, di Jakarta. Pengakuan hukumnya sendiri baru
dikeluarkan pemerintah Kolonial Belanda pada 11 Agustus 1915. 5. Al-Irsyad
Al-Islamiyah (1914 M) Perhimpunan Al-Irsyad Al-Islamiyyah (Jam’iyat al-
Islah wal Irsyad alIslamiyyah) berdiri pada 15 Syawwal 1332 H/6 September
1914. Tanggal tersebut mengacu pada pendirian Madrasah Al-Irsyad Al-
Islamiyyah yang pertama, di Jakarta. Pengakuan hukumnya sendiri baru
dikeluarkan pemerintah Kolonial Belanda pada 11 Agustus 1915.

4. Glosarium
a. Adab: Menurut bahasa berarti kesopanan, sopan santun, tatakrama, moral, nilai-
nilai, yang dianggap baik oleh masyarakat. Adab menurut Rasulullah Saw adalah
pendidikan tentang kebajikan. Makna lainnya,adalah aturan atau norma mengenai
sopan santun yang didasarkan atas aturan agama, terutama Agama Islam.
b. Alkaloid: Sebuah golongan senyawa basa benitrogen yang kebanyakan
keterosiklik dan terdapat di tetumbuhan. Tidak termasuk adalah asam amino,
protein, dan gula amino.
c. Aib: Cela, malu, arang di muka, noda, nista, salah, keliru. Aib adalah sesuatu hal
yang membuat seseorang itu malu jika diketahui oleh orang lain.
d. Berhala modern: Berbeda berhala di jaman dahulu yang disembah, kini muncul
berhala modern yang mampu membuat umat manusia berpaling, sehingga
menduakan Allah Swt. Makna masa kini adalah perwujudan yang bersifat fisik
benda atau boleh jadi non fisik yang membuat manusia lupa akan tujuan hidupnya
kepada Allah Swt.
e. Buhtan: Memfitnah dan mengada-ngadakan keburukan seseorang. Arti lainnya
membicarakan tentang apa yang tidak dilakukan orang lain.
f. Cooperative learning: adalah metode atau strategi pembelajaran yang menekankan
kepada sikap atau perilaku bersama. Jumlahnya sekitar 2-5 peserta didik yang sal-
ing memotivasi dan membantu, agar tujuannya tercapai secara maksimal.
g. Dalil naqli: Dalil yang berasal dari Al-Qur’an maupun Hadis.
h. Demonstrasi: merupakan cara penyajian pembelajaran dengan meragakan dan
mempertunjukkan suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari.
i. Diklat: Pendidikan dan Pelatihan.
j. Distorsi: Pemutarbalikan suatu fakta, aturan, dan penyimpangan. Makna lainnya
suatu kondisi terjadinya kekacauan dan penyimpangan yang dapat mengakibatkan
terganggunya proses pencapaian sebuah tujuan.
k. Eksplorasi: Penjelajahan atau pencarian adalah tindakan mencari atau melakukan
penjelajahan dengan tujuan menemukan sesuatu, misalnya daerah tak dikenal,
termasuk antariksa, minyak bumi, air, dan lain-lain.
5. Daftar Pustaka
Dimyati, HA Sholeh dan Faisal Ghozali. 2018 Buku Siswa Pendidikan Agama Islam
dan Budi Pekerti. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan kebudayaan.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2020. Panduan Penyusunan Buku Teks
Pelajaran SMP/SMA (Buku Siswa dan Buku Guru). Jakarta: Pusat Kurikulum dan
Perbukuan Kemdikbud.

Anda mungkin juga menyukai