Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

SEJARAH DAN LANDASAN EPISTEMOLOGI ILMU KALAM


Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
ILMU KALAM

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
FITRI NILA SARI 2119286
FINA FANDUWINATA 2119291
RAUL MALDINI 2119272

DOSEN PEMBIMBING :
IMAN TAUFIQ

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BUKITTINGGI
2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu kalam tidak ada pada masa Nabi disebakan karena apapun yang menjadi
permasalahan dan keraguan langsung bisa dijawab oleh nabi. Penamaan ilmu kalam
menurut pendapat sebagian ahli disebabkan karena pembahasan paling penting yaitu
kalam allah.
Pada awal sejarah pemikiran islam, ilmu kalam menjadi topik kontroversi karena
ilmu ini memang tidak terdapat pada masa nabi dan juga pola pembinaan keimanan pada
masa rasulullah cukup melalui hati, selain itu para sahabat tidak pernah mempertanyakan
lebih jauh masalah keimanan, mereka telah puas mengimani melalui pembenaran hati
terhadap apa yang disampaikan rasulullah tanpa mempersoalkan dan mmpertimbangkan
melalui analisis akal, ilmu kalam lahir setelah lahirnya ilmu keislaman setelah nabi wafat.
Lahirnya ilmu kalam dilator bekangi oleh beberapa faktor; politik pada zaman
kepemimpinan kalifah Ali Bin Abi Thalib yang menerima tahkim(perundingan
perdamaian) dengan pihak muawiyah, gubernur damaskus. Dalam tahkim ini terdapat
kelicikan kelompok muawiyah yang menyebabkan khalifah Ali di turunkan dan
muawyah diangkat menjadi khalifah.
Karena tidak setuju terhadap tahkim sebagian kelompok ali memandang sang
pemimpin telah keluar dari hukum allah, dan mereka memutuskan untuk keluar dar
barisan khalifah ali, kemudian menjadi musuh ali. Karena sikapnya ini mereka disebut
kaum khawarij, yakni golongan yang memisahkan diri dari golongannya. Para kaum
kawarij mereka mengeluarkan suatu pendirian, la hukma illa lillah (tiada hokum kecuali
bagi allah). Dari peristiwa inilah tampak bahwa dosa besar dan kekhafiran mulai ramai.

B. Rumusan Masalah
1. Sejarah ilmu kalam (kontak kebudayaan Yunani dan arab)
2. Factor-fakor terbentuknya kelompok kalam
3. Landasan epistemology ilmu kalam, alqur’an dan hadis tentang ilmu kalam
4. Pro dan kontra ulama muslim trhadap ilmu kalam

C. Tujuan Penulisan
A. Mengetahui dan paham akan sejarah ilmu kalam (kontak kebudayaan Yunani dan
arab)
B. Mengetahui dan paham akan factor-fakor terbentuknya kelompok kalam
C. Mengetahui dan paham akan landasan epistemology ilmu kalam, alqur’an dan hadis
tentang ilmu kalam
D. Mengetahui dan paham akan pro dan kontra ulama muslim trhadap ilmu kalam
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Ilmu Kalam (Kontak Kebudayaan Yunani dan Arab)


Nabi Muhammad mengemban misi untuk menyampaikan dan menjelaskan islam
kepada umat manusia. Berawal dari kota mekah yang mana mereka mengemban prinsip
bahwa saudagar kaya lebih berkuasa dan berpengaruh dari pada masyarakat yang
berekonomi sederhana, yang mana pada saat itu rasulullah yang beasal dari suku quraisy
termasuk kepada masyarakat yang berekonomi sederhana yang dibuktikan pada masa
kecilnya beliau bekerja sebagai pengmbala domba.
Pada kondisi ini rasulullah dan sahabat terasa sangat lemah, melihat kerasnya
tantangan yang beliau hadapi dari pihak pedagang mekah, beliau akhirnya memutuskan
untuk hijrah ke kota yastrib pada tahun 662M. keadaan kota yastrib berbeda dengan
mekah, masyarakatnya cendrung bekerja sebagai petani, masyarakatnya terdiri dari
bangsa arab dan bangsa yahudi, bangsa arab terbagi dari dua suku alkharaj dan aus,
antara suku ini terjadi konflik perebutan kekuasaan dalam masyarakat , untuk mengatasi
hal ini mereka mencari halam.
Setibanya rasulullah di kota Yastrib kemudian kota ini diberi nama al Madinah
al nabi. Kedatangan nabi diterim dengan positif lalu nabi dijadikan halam, lambat laut
dijadikan kepala di kota Madinah, beliau yang mendirikan kekuasaan politik yang
dipatuhi, dimana sebelumnya tidak ada di Madinah.1
Setelah nabi wafat pemerintahan dilanjutkan oleh sahabat, abu bakar, umar bin
khatab, dan usman bin affan pada masa ini mulai muncul masalah karena dianggap
menjalankan pemerintahan dengan unsur nepotisme, dan lebih mengutamakan
saudaranya. Inilah penyebab timbulnya pemberontakan, perasaan tidak senang muncul
didaerah-daerah, dari mesir sebagai reaksi dijatuhkannya umar ibn al-ashy sebagai
gubernur mesir yang digantikan oleh Abdullah inb abi sa’n ibn abi sarh(anggota
keluarga) usman, lalu terjadi pemberontak lalu ustman terbunuh.2
Kematian khalifah ustman yang tragis ini menjadi benih perpcahan kalangan
muslimin, suasana saling mencurigai mulai muncul dan provokatornya muawyah ibn abi
sofyan.3Dengan peristiwa tahkim diangkatlah ali sebagai kalifah selanjutnya Dalam
tahkim ini terdapat kelicikan kelompok muawiyah yang menyebabkan khalifah Ali di
turunkan dan muawyah diangkat menjadi khalifah.
Karena tidak setuju terhadap tahkim sebagian kelompok ali memandang sang
pemimpin telah keluar dari hukum allah, dan mereka memutuskan untuk keluar dari
barisan khalifah ali, kemudian menjadi musuh ali. Karena sikapnya ini mereka disebut
kaum khawarij, yakni golongan yang memisahkan diri dari golongannya. Para kaum
kawarij mereka mengeluarkan suatu pendirian, la hukma illa lillah (tiada hokum kecuali
bagi allah). Dari peristiwa inilah tampak bahwa dosa besar dan kekhafiran mulai ramai.

1
Harun Nasution, Teologi islam (Universitas Indonesia Pres, Jakarta,2011), hal.4
2
Harun Nasution, Teologi islam (Universitas Indonesia Pres, Jakarta,2011), hal.6

3
Suryan A. Jumrah, Studi Ilmu Kalam(Prenamedia,Jakarta,2015), hal.9
Maka persoalan politik tidak lagi murni sebagai masalah politi, tetapi sudah
berpindah pada persoalankalam atau teologi. Sejak muncul kekafiran oleh khawarij,
diskusi kalam marak menjadi diskusi tentang status”pelaku dosa besar”, yang kemudian
melahirkan diskusi tentang defenisi dan kriteria iman. Diskusi tengtang status kakafiran
apakah masih mukmin atau sudah kafir ini yang kemudian berpengaruh terhadap
perkembangan pemikiran dan aliran kalam didunia islam.4

Kontak kebudayaan Yunani dengan ilmu kalam


Menurut Muhammad amin, kaum mu’tazilah memusatkan perhatiannya yang terpenting
adalah untuk dakwah islam dan membahtah alasan orang yang memusuhi. Pada masa itu,
orang yahudi dan Kristen telah menggunakan senjata filsafat.sebab itulah, kaum
mu’tazilah menggunakan senjata yang sama yang digunakan oleh lawannya, yakni
filsafat . menurut sahilun annasir orang orang mu’tazilah giat mempelajari filsafat Yunani
terutama filsafat plato dan aris toteles.5
Kontak kebudayaan arab terhadap ilmu kalam
Salah satu factor yang mendorong lahirnya ilmu kalam ialah alqur’an. Hal ini karena
didalam alqur’an ada hal-hal yang menyinggung golongan dan agama penting terbesar
pada zaman nabi. Seperti adanya orang musyrik yang menuhankan bintang dilangit,
menuhankan nabi isa dan menyembah berhala.6

2. Factor-fakor terbentuknya kelompok kalam


a. Pengaruh Internal
Al Qur’an.
Sebagai Kitab suci kaum Muslim, al Qur’an mempunyai kedudukan yang tinggi di
tengah mereka. Ia menjadi referensi awal dalam semua urusan kehidupan mereka,
termasuk di dalamnya adalah masalah ketuhanan dan keyakinan. Pengaruh al
Qur’an terhadap ilmu Kalam Islam sangat besar, baik menyangkut tema-tema
kalam maupun argumentasi-argumentasi yang dibangun untuknya. Pengaruh ini
dapat dilihat dengan jelas dalam tulisan-tulisan dan buku-buku para ahli kalam
(mutakallimin)  maupun para ulama lainnya.
Hadist
Kedudukan Nabi Muhammad saw. berada pada posisi kedua setelah al Qur’an.
Sebagaimana al Qur’an, Sunnah juga menjelaskan segala hal yang dibutuhkan dan
ditanyakan oleh umat manusia, baik yang menyangkut urusan keyakinan maupun
urusan sosial. Dalam menyampaikan ajaran Islam,  beliau sering menjelaskna
masalah ketuhaan dan keyakinan atau berdialog tentangnya dengan kaum Musyrik
di Mekkah dan Ahlul Kitab di Medinah.

4
Suryan A. Jumrah, Studi Ilmu Kalam(Prenamedia,Jakarta,2015), hal.13
5
Sahilun A. nasir, pemikiran ilmu kalam(Rajawali pers, Jakarta,2012), hal 166-167
6
Sahilun A. nasir, pemikiran ilmu kalam(Rajawali pers, Jakarta,2012), hal 30-32
b. Pengaruh Ekternal
Akulturasi
Setelah terjadinya pembebasan yang dilakukan oleh kaum Muslim terhadap
beberapa wilayah di luar jazirah Arabia hingga wilayah Persia dan beberapa kota
kekuasaan Romawi, maka munculah akulturasi antara mereka dengan bangsa-
bangsa yang telah mempunyai peradaban dan kebudayaan yang berbeda dalam
bidang ontologi, epistomologi dan aksiologi. Sebagai akibat dari akulturasi ini,
tidak sedikit ajaran mereka yang masuk ke dunia Islam dan menimbulkan pro dan
kontra terhadap pandangan-pandangan mereka, khususnya menyangkut masalah
ketuhanan.

Transliterasi
Selain adanya akulturasi setelah pembebasan wilayah-wilayah tersebut, ada upaya
dari beberapa pihak yang berkuasa untuk menerjemahkan buku-buku karya para
cendikiawan non Muslim ke bahasa Arab.
3. Landasan epistemology ilmu kalam, alqur’an dan hadis tentang ilmu kalam
Semua aliran dalam pemikiran berpegang kepada wahyu (alqur’an dan hadis)
sebagi sumber pokok, baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung
artinya memahami wahyu sebagai pengetahuan jadi dan langsung mengaplikasikannya
tanpa perlu pemikiran. Secara tidak langsung berarti memahami wahyu sebagai
pengetahuan menta sehingga perlu tafsir dan penalaran dengan merujuk kepada ayat yang
lain.
Untuk kasus pertama sering diistilahkan dengan muhkam sedang yang kedua
dinamakan dengan mutasyabih. Contoh untuk yang muhkam adalah ayat tentang halal,
haram, janji dan ancaman.sementara yang untuk yang mutasyabih contohnya adalah ayat-
ayat tentang asma allah dan sifat sifatnya.kenyataan adanya ayat muhkam dan
mutasyabih ini memberikan pengertian bahwa alqur’an sebagai sumber utama, tetapi ia
tidak selalu memberikan ketentuan pasti.
Secara hirarki, alqur’an merupakan sumber rujukan utama dari semua
argumentasi dan dalil.alqur’an adalah dalil yang membuktikan kebenaran risalah nabi
muhammmad saw dan dalil yang membuktikan benar dan tidaknta suatu ajaran.
Sedangkan hadis menempati urutan yang kedua. Namun tidak semua hadis dijadikan
dasar dalam menetapkan akidah.semua aliran kalam sepakat untuk mengamalkan hadis
yang mutawatir. Namun mereka berselisih pendapat dalam mengamalkan hadis ahad.
alasan yang menolak hadis ahad sebagi rujukan akidah , sebab akidah adalah berkenaan
dengan keyakinan dan apa yang berhubungan dengan keyakinan harus berstatus jelas.
Jadi menurut mereka, hal hal yang berkenaan dengan akidah harus berdasarkan petunjuk
alqur’an dan hadis mutawatir.mereka ulama kalangan mu’tazilah.
4. Pro dan kontra ulama muslim terhadap ilmu kalam
Pro terhadap ilmu kalam
a. Abu Hasan al-Asy’ari
orang-orang yang tidak menerima kehadiran ilmu kalam sebagai orang-
orang yang menjadikan kejahilan sebagai modal, dan oleh karena itulah
mereka merasa berat untuk melakukan pembahasan-pembahasan
mengenai ushul al-din dengan menggunakan metode rasional (al-nazhr).
Kalau pengkritik kalam menganggap ilmu kalam yang diciptakan oleh
kaum Mutakallimin sebagai hasil perbuatan bid’ah dan menyesatkan,
lantaran Nabi menurut mereka tidak pernah menganjurkan untuk
membahas ilmu seperti itu, maka al-Asy’ari menolak dan membantah
argumen ini dengan mengemukakan alasan: Nabi pun tidak pula pernah
berkata: “barang siapa yang membahas ilmu kalam, Jadikanlah ia sebagai
pembawa bid’ah dan kesesatan”.
b. Abu Hasan al-Asy’ari
Anggapan pengkritik kalam bahwa persoalan-persoalan yang dibahas
dalam ilmu kalam bertentangan dengan al-Qur’an dan Sunnah, menurut al-
Asy’ari adalah anggapan yang keliru sebab nyata sekali bahwa hal-hal
yang dibahas di dalam ilmu kalam itu, demikian al-Asy’ari berargumen,
berakar dari alQur’an dan Sunnah.
Seluruh persoalan teologis yang dibahas oleh ulama-ulama kalam itu
sebenarnya bukanlah persoalan-persoalan yang tidak diketahui oleh Nabi.
hanya saja dari masa Nabi sampai kepada masa sahabat, meskipun
persoalan-persoalan tersebut ada dasarnya pada Al-Qur’an dan Sunnah,
kebetulan tidak menjadi bahasan yang sistematis di kalangan sahabat.
c. Abu Ma’in
Setiap orang yang sudah balligh harus sanggup membuktikan adanya
Tuhan, pencipta alam semesta, melalui argumen rasional.
d. Al-Baqillani
Yang pertama kali diwajibkan Allah atas hamba-hamba-Nya, dan
berargumen secara rasional dengan bukti kekuasaan-Nya sebab Allah
tidak dapat diketahui begitu saja dan tidak dapat dicapai dengan
pandangan empiris.

Kontra terhadap ilmu kalam


a. Imam Syafi’i
Keberadaan ahli kalam berbahaya bagi umat, karena mereka membawa hasil
kerja nalar mereka terhadap akidah..
b. Imam Hanbali
Metodelogi argumentasi ilmu kalam tidak sesuai dengan tuntutan al-Qur’an dan
Sunnah Nabi, Saw., karena menggunakan metode dialektis dan rasional ala
filsafat Yunani.
c. Fakhr al-Din al-Razi
Ilmu Kalam lebih banyak memberikan keraguan daripada kepastian. Karena
dalammetodologi ilmu bertentangan dengan al-Qur’an. Dan Metodologi yang
terbaik menurutnya adalah apa yang disodorkan oleh Al-Qur’an.

Anda mungkin juga menyukai