Anda di halaman 1dari 6

NAMA : ARIF AULIA RIZKI

NIM : 2119289
JURUSAN/KELAS : PAI/3G
MATA KULIAH : ILMU KALAM
DOSEN PENGAMPU : IMAN TAUFIQ

Tugas Pertemuan Keempatbelas


(PEMIKIRAN ILMU KALAM MODERN)
1. Buat resume makalah. Beri tanggapan anda terhadap makalah tersebut. Pahami
pemikiran masing2 tokoh yg ada pada materi tersebut. Kemudian tulis pemahaman
anda tersebut !
Jawab :
A. PENDAHULUAN
Sejarah perkembangan pemikiran dalam Islam, para ahli membaginya menjadi tiga
periode, yaitu periode klasik, periode pertengahan dan periode modern. Pada kali ini kita
membahas periode modern yaitu sekitaran 1800 M sampai seterusnya. Pada periode ini
muncul banyak tokoh yang menyerukan ide-ide sekaligus gerakan pembaharuan Islam.
B. PEMBAHASAN
1. Pemikiran Ilmu Kalam Modern Muhammad Abduh.
a. Riwayat Hidup & Pendidikan
Muhammad bin Abduh bin Hasan Khairullah merupakan nama lengkapnya. Beliau
lahir di desa Mahallat Nashr kabupaten al-Buhairah, Mesir pada tahun 1849 M. Beliau
bukan berasal dari keturunan bangsawan, melainkan berasal dari keluarga yang
sederhana. Abduh adalah anak yang jenius, terbukti dalam waktu yang kurang dari 3
tahun beliau mampu menghafal isi al-Qur’an. Pada usia 14 tahun Abduh dikirim oleh
ayahnya ke sebuah lembaga pendidikan mesjid al-Ahmadi, tempat yang saat itu
menjadi pusat Kebudayaan Islam Mesir, selain al-Azhar. Namun, sebelum ke Thanta
beliau pergi ke rumah pamannya Syeikh Darwisy Khadr, seorang pengikut tarekat as-
Syadziliah. Kemudian beliau pamit untuk melanjutkan studi ke Thanta. Pada tahun
1871, beliau bertemu dengan Sayyid Jamaluddin al-Afghani, dan mematangkan
pengetahuannya tentang ilmu kalam dan filsafat. Namun, ide-idenya tentang
pembaruan islam banyak ditentang oleh pemerintah dan ulama sezamannya dengan
konsekuensi gurunya Jamaluddin al-Afghani diusir dari Mesir dan Abduh
diberhentikan sebagai dosen. Sekembali dari Perancis, pada tahun 1889-1891 Abduh
dikukuhkan menjadi Mufti Mesir dan menjabat sebagai hakim agung.
b. Pemikiran Kalam Muhammad Abduh
1. Akal merupakan pilar utama yang menuntun jalan menuju keimanan.
2. Akal didahulukan daripada zahir nash apabila terjadi kontradiksi.
3. Menjunjung toleransi dan mengubur pentakfiran (menganggap yang lain kafir),
seperti larangan mengkafirkan seseorang yang ucapannya mengandung seratus
kesalahan dan satu kebenaran di satu sisi.
4. Ajaran untuk mengakhiri fitnah (perpecahan dan pertikaian).
5. Menumbuhkan sikap tenggang rasa terhadap siapa saja yang berbeda pendapat
dan keyakinan.
6. Mempertemukan kemaslahatan duniawi dan ukhrawi
2. Pemikiran Ilmu Kalam Modern Jamaluddin Al-Afghani
a. Riwayat Hidup & Pendidikan
Jamaluddin al-Afghani dilahirkan pada tahun 1838 M atau 1254 H. Mengenai
tempat kelahirannya ada dua versi, ada yang menyatakan beliau lahir di As’adabad,
Kabul Afghanistan dan versi kedua menyatakan beliau lahir di Mazandaran, Persia.
Ayahnya bernama Sayyid Shand dengan gelar Shafdar al-Husaini yang merupakan
seorang bangsawan yang terhormat dan mempunyai hubungan nasab dengan Husein
Ibn Ali Ibn Abi Thalib.
Setelah menguasai berbagai bidang ilmu, ia berkelana ke India. Al-Afghani
merupakan orang yang tangguh, mendorong rakyat India untuk bangkit melawan
penjajah, kemampuannya dalam berbicara dan pengetahuannya yang dalam membuat
semua orang kagum. Jamaluddin al-Afghani melanjutkan perjalanannya ke Mekkah
untuk melaksanakan ibadah haji.
Pada tahun 1871-1879 Jamaluddin al-Afghani menetap di Mesir dengan bantuan
Riyadh Pasha dan mengajar di Universitas al-Azhar. Pada tahun 1889, Jamaluddin al-
Afghani pergi ke Paris bersama muridnya Muhammad Abduh dan menerbitkan
majalah al-‘Urwah al Wutsqa.
b. Pemikian Kalam Modern Jamaluddin Al-Afghani
Pemikiran beliau hanya fokus pada qadha dan qadr, yang mana beliay berpendapat
bahwa iman terhadap takdir adalah elemen dasar dalam teologi islam yang merupakan
rukun iman.
3. Pemikiran Ilmu Kalam Modern Sayyid Ahmad Khan
a. Riwayat Hidup & Pendidikan
Sayyid Ahmad Khan lahir di Delhi pada tahun 1817. Kakeknya, Sayyid Hadi
adalah pembesar istana . Sayyid Ahmad Khan adalah salah satu tokoh yang sangat
berpengaruh bagi kemajuan India pada masa itu. Keberadaannya sangat
diperhitungkan, apa lagi ia juga dikenal sebagai bagian dari istana kerajaan Mughol
pada masa pemerintahan Akbar Syah II.
Ini berarti Sayyid Ahmad Khan adalah orang yang cinta atau berjiwa seni. Ahmad
Khan tidak pernah mengalami penderitaan dan kesengsaraan, karena ia hidup
dikalangan orang-orang besar istana. Setelah ayahnya meninggal pada tahun 1838 M,
barulah ia berusaha mencari pekerjaan. Karena ia memutuskan untuk bekerja pada
serikat india timur meskipun keluarganya tidak menyetujuinya, karena diantara
mereka masih ada perasaan anti-Inggris. Keyakinan, kekuatan dan kebebasan akal
menjadikan Khan percaya bahwa manusia bebas menentukan kehendak dan perbuatan.
Sayyid Ahmad Khan mempenyai kesamaan pemikiran dengan Muhammad Abduh
b. Pemikiran Kalam Sayyid Ahmad Khan
1. Kedudukan akal dalam pandangan Ahmad Khan sejalan dengan Mu’tazilah,
yang menempatkan akal pada kedudukan tinggi.
2. Mengenai perbuatan manusia, pemikiran Ahmad Khan sejalan dengan paham
Qodariyah, bahwasanya manusia memiliki kebebasan dalam menentukan
perbuatannya.
3. Pandangan Ahmad Khan mengenai hukum sebab akibat/kausalitas
(sunnatullah), menurutnya Islam adalah agama yang paling sesuai dengan
hukum alam karena hukum alam adalah ciptaan Tuhan dan Al-Qur;an adalah
firmannya, sudah tentu keduanya sejalan
4. Pemikiran Ilmu Kalam Modern Muhammad Iqbal
a. Riwayat Hidup & Pendidikan
Sir Muhammad Iqbal merupakan sosok reformis Islam, politisi, penyair, ahli
hukum serta sosok yang ahli dalam filsafat pendidikan. Ayahnya bernama Nur
Muhammad yang terkenal sholah dan sufi, sehingga mendorong Iqbal dari kecil untuk
menghapal Al-Qur’an.
Muhammad Iqbal memulai pendidikannya pada masa kanak-kanak yang
dibimbing langsung oleh ayahnya sendiri, yakni Syeikh Nur Muhammad. Setelah itu
Iqbal di masukkan ke sebuah surau untuk mengikuti pelajaranAl-Qur’an dan
menghafalkannya serta ia menerima pendidikan Islam lainnya secara klasik di tempat
tersebut.
Pendidikan formal Iqbal dimulai di Scottish Mission School di Sialkot. Ia yang
dalam hal ini masih dalam usia remaja telah memperoleh bimbingan yang sangat
berarti yang utama dan serta diketahui kecerdasannya oleh gurunya yang bernama
Maulana Mir Hasan, seorang ahli dalam bahasa Persia dan Arab, yang juga sebagai
teman dari ayah Iqbal, Nur Muhammad. Dan di kota itulah ia berkenalan dengan
Thomas Arnold, seorang orientalis, yang menurut keterangan mendorong pemuda
Iqbal untuk melanjutkan studi di Inggris Pada tahun 1899 Iqbal sempat menjadi dosen
di Oriental College, Lahore, pada bidang bahasa Arab.
Kemudian pada tahun 1905 ia meninggalkan Lahore dan hijrah menuju Eropa
tepatnya di Inggris atas dorongan dan bimbingan Thomas Arnold. Dan ketika
Disertasinya diterbitkan, ia persembahkan pada Thomas Arnold. Hal itu berarti,
selama tiga tahun di Eropa, Iqbal meraih gelar formal Bachelor of Art dalam bidang
seni dan advokat, serta gelar Doktor dalam bidang filsafat. Hal ini merupakan sebuah
prestasi yang spektakuler dan tentu sulit dicari tandingannya di abad modern in
b. Pemikiran Kalam Muhammad Iqbal
1. Iman dan keyakinan merupakan pendorong dan penuntun terhadap segala
pemikiran dan perbuatannya.
2. Al Qur’an merupakan sumber yang utama bagi kehidupan dan Filsafatnya.
3. Realisasi diri atau ego.
4. Menjalankan ibadah sunnah khususnya sholat tahajjud, bagi Iqbal hal itu dapat
memberikan pencerahan pikiran, ide dan citacita bagi jiwa.
5. Syair Jalaluddin Rumi dalam masnawi-masnawinya yang merupakan
pembinaan dan tempat perbandingan bagi Iqbal, terutama pada saat ia sedang
mempelajari doktrindoktrin materialistik Barat yang pada saat itu mengalami
kebingungan dan keputusasaan.

Jika disuruh memberikan tanggapan mengenai makalah yang telah dibuat oleh kelompok
12, jika ditinjau dari tata cara pembuatan dan penulis, mungkin masih ada beberapa hal yang
mesti ditinjau kembali, seperti dalam pembuatan daftar pustaka, halaman, tata letak seperti
daftar pustaka di buat dalam satu halaman yang berbeda, dan beberapa hal kecil lainnya,
namun jika dilihat dari segi isi, menurut saya pribadi sudah baik, ada riwayat hidup dan juga
pendidikan serta pemikiran tokohnya, namun mungkin bisa ditambahkan tanggapan dari
pemakalah mengenai masing-masing tokoh.
Dan jika disuruh tulis pemahaman saya, yang pertama yaitu mengenai Muhammad
Abduh, yang mana menurut saya pribadi saya setuju dengan pandangan beliau
mengintegrasikan akal dan naql, dan bagi beliau pun seseorang tak mungkin beriman tanpa
disertai akal. Bagi saya pun kurang lebih seperti itu, kita harus memiliki akal, jika tidak
demikian, bagi saya pribadi ada yang kurang dan bisa dibilang hampa. Kenapa ? karena jika
beriman tanpa akal bagaimana kita hendaknya membedakan antara yang hak dan yang bathil
nantinya, jika beriman tanpa akal, kita bisa saja diperbodoh oleh orang lain, orang lain bilang
ini kita ikut, orang lain bilang itu kita percaya, padahal belum pasti kebenarannya.
Dan yang kedua mengenai pandangan Jamaluddin Al-Afghani. Di dalam makalah
disebutkan, pemikiran beliau hanya fokus dan merekonstruksikan pemahaman qadha dan qadr
yang statis menjadi bentuk yang dinamis dan bersemangat modernis. Namun jika demikian
saya tidak terlalu menjabarkannya, karena jujur disini saya masih sedikit ragu dan menjadi
tanda tanya dikepala saya. Qadha dan Qadr seperti apa yang beliau pahami, takdir seperti apa
? Tidak dijelaskan lebih detail hal tersebut, dan saya pribadi masih mencari jawaban akan hal
tersebut.
Yang ketiga pemikiran Sayyid Ahmad Khan, dari pemikiran Sayyid Ahmad Khan, saya
pribadi kurang setuju mengenai paham beliau yaitu mengenai perbuatan manusia yang sejalan
dengan Qodariyah. Kenapa ? saya masih dengan pendapat/kalam saya, yang mana
sebagaimana telah saya sebutkan pada tugas bab Jabariyah dan Qadariyah, yaitu ketika
ditanya mana yang paling ideal, pertanyaan tersebut sejalan dengan pendapat saya kepada
pemikiran Ahmad Khan ini. Di satu sisi, saya pribadi tidak setuju sepenuhnya kepada
Jabariyah, karena jabariyah mengatakan semuanya kehendak Allah, jika demikian timbul
pertanyaan saya, kenapa manusia diciptakan ? Dan di satu sisi mengenai Qadariyah, saya juga
tidak setuju 100% kepada paham ini yang mana Qadariyah berkehendak bebas menentukan
perbuatannya sendiri. Namun seperti yang saya katakan tadi, saya masih dengan paham atau
kalam saya sendiri, yang mana menurut saya ada yang namanya iradat atau kehendak Allah,
yang mana nantinya sepemahaman saya iradat tersebut ada macam macam dan
pembagiannya, sehingga dengan demikian, saya sendiri tidak berpaham sesuai dengan
pemikiran Ahmad Khan yang sejalan dengan Qadariyah, yang mana bagi saya pribadi
perbuatan manusia itu sesuatu kehendak yang atas kehendak kita sendiri, dan ada sesuatu itu
atas kehendak Allah, sehingga keduanya 50:50, sepadan, tidak seperti jabariyah maupun
qadariyah, yang satu bilang segala sesuatu kehendak Allah dan yang satu menolak takdir itu
berasal dari Allah.
Dan yang terakhir adalah dari pemikiran Muhammad Iqbal, disini saya pribadi keluar dari
apa yang telah disampaikan di dalam makalah, karena saya memiliki keraguan awalnya.
Kenapa ? karena Muhammad Iqbal lebih terkenal sebagai seorang filosof eksistensialis
daripada seorang teolog, sehingga agak sulit untuk menemukan pandangannya mengenai
wacana-wacana kalam klasik, seperti fungsi akal dan wahyu, perbuatan Tuhan, perbuatan
manusia dan kewajiban-kewajiban Tuhan. Namun bukan berarti bahwa ia sama sekali tidak
menyinggung ilmu kalam. Nah, karena hal tersebut saya membaca beberapa sumber, dari
sumber yang saya dapatkan, dari pemikiran beliau seperti dosa, jati diri manusia dan lainnya,
ada satu hal yang menarik bagi saya mengenai pemikiran atau kalam Muhammad Iqbal ini,
yaitu mengenai Surga dan Neraka. Didalam pikiran saya selama ini Surga dan Neraka adalah
suatu tempat. Namun Muhammad Iqbal didalam salah satu sumber yang saya baca
mengatakan surga dan neraka adalah suatu keadaan, bukanlah tempat. Bagaimana itu saya
sedang mencari lebih detail mengenai hal tersebut dan belum menemukannya. Namun bagi
saya pribadi hanya mengenai surga neraka tersebut yang menjadi tanda tanya mengenai kalam
dari Muhammad Iqbal.

Anda mungkin juga menyukai