Shalat Khauf
Allah Ta’ala berfirman:
س َجد ُوا َ طائِفَة ٌ ِ ِّم ْن ُهم َّم َع َك َو ْليَأ ْ ُخذُوا أ َ ْس ِل َحت َ ُه ْم فَإِذَا
َ ص ََلة َ فَ ْلتَقُ ْم
َّ ت لَ ُه ُم الَ نت فِي ِه ْم فَأَقَ ْم
َ َو ِإذَا ُك
صلُّوا َمعَ َك َو ْليَأ ْ ُخذُوا ِحذْ َر ُه ْم َ ُصلُّوا فَ ْليَ ُطائِفَةٌ أ ُ ْخ َر ٰى لَ ْم ي َ ت ِ ْ فَ ْليَ ُكونُوا ِمن َو َرائِ ُك ْم َو ْلتَأ
َوأ َ ْس ِل َحت َ ُه ْم
“Dan apabila kamu berada di tengah-tengah mereka (Sahabatmu) lalu kamu hendak mendirikan
shalat bersama-sama mereka, maka hendaklah segolongan dari mereka berdiri (shalat) besertamu
dan menyandang senjata, kemudian apabila mereka (yang shalat besertamu) sujud (telah
menyempurnakan seraka’at), maka hendaklah mereka pindah dari belakangmu (untuk menghadapi
musuh) dan hendaklah datang golongan yang kedua yang belum bershalat, lalu shalatlah mereka
denganmu, dan hendaklah mereka bersiap siaga dan menyandang senjata…” [An-Nisaa’: 102].
Tata Caranya
Al-Khaththabi rahimahullah berkata, “Shalat khauf banyak ragamnya. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
sallam pernah melakukannya pada keadaan dan cara yang berbeda-beda. Masing-masing
disesuaikan agar shalat terlaksana lebih baik dan lebih mendukung untuk pengawasan musuh.
Sekalipun tata caranya berbeda, namun intinya tetap sama. [1]
1. Dari Ibnu ‘Umar Radhiyallahu anhuma, dia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
melakukan shalat khauf satu raka’at bersama salah satu golongan, sementara golongan yang lain
menghadap ke musuh. Kemudian golongan pertama berpaling dan menggantikan di tempat kawan-
kawan mereka yang lain sambil menghadap ke arah musuh. Setelah itu, datanglah golongan kedua
yang lalu shalat bersama Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam satu raka’at. Lalu Nabi Shallallahu
alaihi wa sallam salam dan golongan kedua pun meneruskan satu raka’at, begitu juga dengan
golongan yang pertama.”[2]
2. Dari Sahl bin Abi Hatsmah Radhiyallahu anhu, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
mengimami para Sahabatnya pada waktu shalat khauf. Beliau membariskan mereka di
belakangnya menjadi dua shaff.Kemudian beliau shalat satu raka’at bersama shaff yang dekat
3Muttafaq ‘alaihi: [Shahiih Muslim (I/575 no. 841)], Shahiih al-Bukhari (Fat-hul Baari) (VII/422 no. 4131), dengan
lafazh yang mirip. Sunan an-Nasa-i (III/170), dan Sunan at-Tirmidzi (II/40 no. 562).
4Shahih: [Lafazh Shahiih Muslim], Shahiih Sunan an-Nasa-i (no. 1456), Shahiih Muslim (I/574 no. 840), dan Sunan
an-Nasa-i (III/175).