Dosen:
Disusun oleh :
1
DAFTAR ISI
ABSTRAK.............................................................................................................. 3
A. Latar Belakang............................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 4
C. Tujuan Makalah ............................................................................................. 4
2
ABSTRAK
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Quran memberi petunjuk bahwa hadits Nabi Muhammad SAW adalah salah
satu sumber hukum ajaran Islam. Namun karena hadist tidak semuanya tertulis dan
proses penghimpunannya memakan waktu yang cukup lama dan hadits itu sendiri
jumlahnya cukup banyak, maka hadits Nabi perlu untuk dicermati, dikaji dan
diteliti, agar dapat dikatakan secara jelas kedudukan hadist tersebut.
Untuk menjaga kemurnian hadits, ulama pun melakukan penelitian ilmiah,
sehingga diperoleh hasil yang murni dalam kajian dan penelitian hadits. Bagian
yang diteliti yaitu sanad dan matan hadits. Sanad dan matan adalah dua unsur
pokok yang ada pada setiap hadits. Fungsinya sebagai suatu jalan atau bagaimana
setiap hadits dapat disampaikan dan melalui Rasulullah SAW. Dengan adanya
sanad dan matan menunjukkan kebenaran suatu hadits setelah rasulullah wafat.
Dalam setiap hadits yang disampaikan, tentunya terdapat beberapa hadits yang
rancu atau belum jelas identitasnya. Maka selain sanad dan matan pada pembahasan
ini, maka terdapat pengklasifikasian hadits untuk menentukan suatu tingkatan
hadits. Upaya ini dilakukan untuk menngetahui kualitas suatu hadits sebagai dasar
hukum syari’at.
B. Rumusan Masalah
Adapun masalah-masalah yang akan dijadikan objek pembahasan dari karya
tulis saya adalah sebagai berikut :
4
C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui pengertian dan kedudukan sanad.
2. Untuk mengetahui pengertian dan kedudukan matan hadits.
3. Untuk mengetahui sebab terjadinya perbedaan dan penetapan status suatu
hadits.
4. Untuk mengetahui pengertian dan jenis- jenis kualifikasi hadits.
BAB II
PEMBAHASAN
D. Kualifikasi Hadits
1. Mutawatir dan Ahad
Hadits mutawatir secara bahasa,merupakan isim fa’il, dari at- tawatur yang berarti
berturut turut1. Secara istilah hadits mutawatir adalah hadits yang diriwayatkan oleh
banyak orang (rawi),yang menurut adat (kebiasaan) mustahil mereka sepakat untuk
berdusta.2 Atau hadits yang diriwayatkan oleh perawi yang banyak pada setiap tingkatan
sanadnya menurut akal tidak mungkin para perawi tersebut sepakat untuk berdusta dan
memalsukan hadits, dan mereka bersandarkan dalam meriwayatkan pada sesuatu yang
dapat diketahui dengan indera seperti pendengarannya dan semacamnya.3
1
Manna’Al Qathan, Studi Ilmu Hadits,cet.VIII,terj. Mifdhol abdurrahman, (Jakarta : pustaka al kautsar,
2014), hal. 110
2
Mahmud thahan,Ilmu Hadits Praktis,cet.I,terj.Abu Fuad (Bogor : Pustaka Thariqul Izzah,1985),hal.20
3
Fatchur Rahman,Ikhtisar Musthalahul Hadits,cet...(Bandung : Pustaka Al Ma’arif,1974),hal.78
5
Para ulama Hadis berbeda pendapat tentang minimal jumlah banyak pada periwayat
Hadis mutawâtir tersebut. Di antara mereka ada yang berpendapat, Abu Thayyib 4
orang (diqiyaskan dengan banyaknya saksi yang diperlukan hakim), Ash-habu’sy-syafi’i
berpendapat 5 orang (diqiyaskan jumlah para nabi yang mendapat gelar ulul azmi), atau
10 orang, 40 orang, 70 orang, bahkan ada yang berpendapat 300 orang lebih. Pendapaat
yang lebih kuat minimal 10 orang.4
2.
3. Sahih dan Dhaif
4. Hadits Maudlu’ dan Permasalahannya
BAB III
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Bell, Roger T. Translation and Translating : Theory and Practice, Longman Inc. 1993.
https://books.google.co.id/books?id=pnSi5kW7YcUC&printsec=frontcover&dq=who+a
re+the+translator+ebooks&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwjq6-
XH2tLdAhUEFHIKHeNqDY8Q6AEIJzAA#v=onepage&q&f=false
https://multi-languages.com/translations-shtml/translators_ethics-shtml/
https://www.languageconnections.com/the-issue-of-ethics-in-translation-interpreting-
april-2012/
4
Al-Suyuthiy, Thadrib al-Rawiy, juz 2, hal 255
6
7