HARIS AL-MUHASIBI
Nurtria Damayanti
email: nutria7799@gmail.com
PENDAHULUAN
Tidak banyak yang tahu, bahwa al-Muhasibi merupakan rujukan
sufi-sufi besar Islam, ajarn-ajarannya banyak mempengaruhi pemikir sufi terkenal seperti
Sari as-saqhothi (paman Syekh Juneid al-Bagdadi) dan tercataat dalam sebuah karya Abu
Tholib al-Makki yang banyak mempengaruhi Abu Hamid al-Ghozali. Tidak hanya itu
saja, tercatat ada sekitar 200an kitab yang dibuahkandari pemikiran al-Muhasibi, jelasa
al-Muhasibi aalah bagian dari sufi besar di Islam.
Tasawuf adalah wasilah atau media paling efektif dan tepat bagi orang mukmin untuk
sampai kepada Allah SWT. Tasawuf bisa mempercepat jalinan mesra dengan Tuhan
secara non-rasial (spiritual). Dengan tasawuf, selain dapat memantapkan rasa tauhid dan
memperhalus akhlak, juga bisa memurnikan ibadah dan amal shalih, manusia tidak akan
melihat Tuhan dengan mata kepala di akhirat nanti, tetapi bisa melihatnya dengan mata
hati di dunia.
Dalam makalah ini juga dijelaskan tentang biografi singkat tentang
al muhasibi dan karya-karyapemikiran beliau tentang tasawuf serta berbagai karya-
karyakaryanya.
PEMBAHASAN
A. Biografi AL-Muhasibi
Artinya :
“Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa berada di dalam taman-taman (surga) dan
dimata air-mata air, sambil mengambil apa yang diberikan kepada mereka oleh Tuhan
mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang berbuat
baik; mereka sedikit sekali tidur di waktu malam; dan di akhir-akhir malam mereka
memohon ampun (kepada Allah)" (QS.Adz-Dzariyyat,ayat:15-18).
Raja’ dalam pandangan Al-Muhasibi, seharusnya melahirkan amal saleh. Seseorang yang
telah melakukan amal saleh, berhak mengharap pahala dari Allah
Haris al-Muhasibi adalah seorang ulama yang masyhur dalam ilmu ushul dan ilmu akhlak, di
samping itu beliau juga terkenal sebagai seorang guru kenamaan di Baghdad. Haris al-Muhasibi
digelari al-Muhasibi, karena dia suka mengadakan instropeksi kepada dirinya. Kata tersebut
berasal dari konsep al-muhasabah, yakni mengingat kembali atau melakukan evaluasi dengan
penuh pertimbangan secara terus-menerus pada hati nurani.
Haris al-Muhasibi adalah pendiri aliran tasawuf Baghdad, bergabung bersamanya sufi
terkenal Junaid al-Baghdadi (w. 298 H), Abu Hamzah al-Bagdadi (w. 289 H), Abu Husain an-
Nuri (w. 295 H), Surri as-Saqti (w. 253 H), dan para sufi lainnya.
Al-Haris bin Asad al-Muhasibi menempuh jalan tasawuf karena hendak keluar dari keraguan
yang dihadapinya. Tatkala mengamati madzhab-madzhab yang dianut umat islam, Al-Muhasibi
menemukan kelompok didalamnya. Diantara mereka ada sekelompok orang yang tahu benar
tentang keakhiratan, namun jumlah mereka sangat sedikit. Sebagian besar mereka adalah orang-
orang yang mencari ilmu karena kesombongan dan motivasi keduniaan. Diantara mereka
terdapat pula orang-orang terkesan sedang melakukan ibadah karena Allah, tetapi sesungguhnya
tidak demikian.
Al-Muhasibi memandang bahwa jalan keselamatan hanya dapat ditempuh melalui ketakwaan
kepada Allah SWT, melaksanakan kewajiban-kewajiban Wara' dan meneladani Rasulullah
SAW. Menurut Haris al-Muhasibi, tatkala sudah melakukan hal-hal yang diatas, maka seseorang
akan diberi petunjuk oleh Allah berupa penyatuan antara fiqih dan tasawuf. Ia akan meneladani
Rasulullah dan mementingkan akhirat dari pada dunia.
Haris al-Muhasibi di dalam ajaran tasawufnya cnderung melakukan analisis dengan
menggunakan logika. Sebagai contoh mengenai analisisnya tentang pengertian rasa sedih. Beliau
menjelaskan sebagai berikut : " Rasa sedih itu ada beberapa macam: rasa sedih karena hilangnya
sesuatu yang keberadaannya sangat disenangi, rasa sedih karena khawatir tentang yang akan
terjadi besok hari, rasa sedih karena merindukan yang didambakan bisa tercapai ternayata tidak
tercapai, dan rasa sedih karena mengingat betapa diri menyimpang dari ajaran-ajaran Allah
SWT."
Menurut at-Taftazani, dalam kalangan sufi, barangkali Dialah yang pertama kali membahas
maslah akhlak dan hal-hal yang berkaitan dengannya, seperti latihan jiwa, taubat, ridla, tawakal,
takut, dan lain sebagainya. Dan dia adalah salah seorang sufi yang memadukan antara ilmu
syariat dengan ilmu hakikat,
Al-Ghazali berkomentar, "Al-Muhasibi adalah orang terbaik dalam ilmu mu'amalah (ilmu
tentang 'pergaulan dengan Allah'), dialah yang memiliki keutamaan sebagai perintis dari semua
pembahas tentang noda-noda dalam jiwa, dan penyakit yang menodai amal rhaleh. Haris al-
Muhasibi meninggal dunia di Baghdad pada tahun 234 H/857 M.
3. Karya-Karya Al- Muhasibi
Al muhasibi menulis karya tulis sebanyak 200 buah, yang berbentuk
risalah. Dalam risalah itulah ia mengemukakan pandangannya, baik dala bidanag
fikih, dan ilmu kalam dan banyak risalah tentang tasawuf, namun dari sekian banyak
karya tulisnya . hanya sedikit yang di temukakannya di antaranya :
1. Ar-riayat lihukukillah(memelihara hak-hak Allah )
2. Al washiyah an-nasaih (wasiat atau petunjuk)
3. Risalah al-mutarsidin (orang-orang yang memperoleh peunjuk)
4. Al masa’ilfi amal al qulub wa al-jawarih wa al-aql(tentang aktifitas hati,anggota
tubuh, dan akal)
5. Al fahmi al quran (memahami al quran)
c. Kesimpulan
Abu Abdillah al-Haris bin Asad al-Basri al-Muhasibi. Dia dilahirkan di Basrah pada
tahun 165 H/781 M. Al-Muhasibi adalah salah satu tokoh islam yang berperan penting dalam
agama islam. Beliau berpandangan bahwasanya jalan keselamatan hanya bisa ditempuh melalui
ketakwaan kepada Allah SWT, melaksanakan kewajiban-kewajiban Wara' dan meneladani
Rasulullah SAW. Haris al-Muhasibi juga menekankan fungsi kemampuan nalar atau akal budi
dalam upayanya memahami hikmah-hikmah perintah dan larangan Allah. Namun hendaklah akal
budi tersebut dibarengi dengan akhlak bahwa Haris al-Muhasibi menekankan fungsi kemampuan
nalar atau akal budi dalam upayanya memahami hikmah-hikmah perintah dan larangan Allah.
Al-Muhasibi juga mempunyai banyak karya-karya yang menjadi rujukan oleh umat islam baik
masalah hukum maupun tasawuf seperti Ar-Riayat lihukukillah (memelihara hak-hak Allah),
Al-Washiyah an-nasaih (Wasiat atau petunjuk), Risalah Al-Mutarsidin (Orang-orang yang
memperoleh petunjuk), Al-masa'ilfi amal al-qulub wa al-jawarih wa al-aql (Tentang aktifitas
hati, anggota tubuh dan akal), Al-fahmi al-qur'an (Memahami Al-Qur'an).
d. Saran
Untuk para pembaca, makalah ini dapat dijadikan sebagai pandangan fikiran yang nantinya
dapat dijadikan sebuah referensi tentang keteladanan Al-Muhasibi yang memiliki tabiat baik
dalam perjalanan hidupnya.
Untuk para pembaca, hendaknya harus lebih mengetahui dan mengaplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari mengenai sifat-sifat Al-Muhasibi.
Daftar Pustaka
https://djauharul28.wordpress.com/2014/10/14/biografi-dan-ajaran-al-muhasibi/
https://djauharul28.wordpress.com/2014/10/14/biografi-dan-ajaran-al-muhasibi/
http://sejarah-bekentomoninte.blogspot.com/
http://www.tipskom.co.cc/2009/09/al-muhasibi-pandangan-tasawufnya.html
http://walijo.com/al-harits-bin-asad-al-muhasibi/
http://bukuj.blogspot.com/2013/08/al-muhasibi-nashaih.html
https://www.kaskus.co.id/show_post/50c14926532acf257f000047/1812/harith-al-muhasibi