DISUSUN OLEH:
DOSEN PENGAMPU:
Fredika Ramadanil, M.Ag
Assalamu'alaikum Wr. Wb
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT. yang telah menganugerahkan segala rahmat dan
hidayah -Nya, karena hanya dengan karunia-Nya makalah yang berjudul “Hadis Maudhu' dan
Inkar Sunnah” ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Sholawat dan salam semoga tercurahkan kepada nabi Muhammad Saw. beserta keluarga dan
para sahabat yang telah memperjuangkan agama Islam. Kemudian dengan segala hormat penulis
ucapkan terimakasih kepada Fredika Ramadanil, M.Ag selaku dosen pengampu mata kuliah
Pengantar pengantar Studi Ilmu Al-Qur'an dan Hadits.
Penulis menyadari bahwa makalah ini belum sempurna. Masih banyak kesalahan yang terjadi
pada penyusunan serta penulisan makalah ini. Maka dari itu kritik dan saran yang membangun
sangat dibutuhkan penulis dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Terimakasih atas
perhatiannya semoga bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb
Pemakalah
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................1
1.3 Tujuan Penelitian......................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................2
2.1 Pengertian Hadist Maudhu`......................................................................................2
2.2 Latar Belakang Kemunculan Hadist Maudhu`.........................................................3
2.3 Tanda Tanda Hadist Maudhu`..................................................................................6
2.4 Contoh Hadsit Maudhu`............................................................................................6
2.5 Pengertian Inkar Sunkar............................................................................................
2.6 Pembagian Inkar.......................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Ulumul hadits merupakan suatu ilmu pengetahuan yang kompleks dan sangat menarik
untuk diperbincangkan. Apalagi hadits adalah sumber hukum Islam kedua setelah Al-Qur’an.
Salah satu hal permasalahan yang menarik yang sampai saat ini masih diperbincangkan para
ulama akan kami bahas di dalam makalah ini yakni mengenai hadits maudhu’ yang
menimbulkan kontroversi dalam keberadaannya. Suatu pihak menanggapinya dengan apa
adanya, ada juga yang menanggapinya dengan beberapa pertimbangan dan catatan, bahkan ada
pihak yang menolaknya secara langsung. Hal ini dikarenakan kesenjangan waktu antara
sepeninggal Rasulullah Saw. dengan waktu pembukuan hadits (hampir 1 abad) merupakan
kesempatan yang baik bagi orang-orang atau kelompok tertentu untuk memulai aksinya
membuat dan mengatakan sesuatu yang dinisbatkan kepada Rasulullah Saw. dengan alasan yang
dibuat-buat. Kemudian kami sebagai Mahasiswa yang dituntut untuk mengkaji dan memahami
polemik problematika umat yang salah satunya ditimbulkan dari adanya hadits maudhu’
tersebut.
Sunnah adalah segalasesuatu yang di idhafah'kan kepada nabi muhammad Saw. yang
berisi petunjuk dan pedoman untuk kemaslahatan hidup umat manusia. karena keberadaannya
sebagai sumber ajaran Islam. Alquran dan Sunnah telah menjadi fokus perhatian umat Islam
sejak zaman Nabi sendiri sampai sekarang. Namun Berbeda dengan Al Quran! perkembangan
Sunnah tidak semulus Al Quran. Berbagai keraguan bahkan penolakan muncul seiring
pertumbuhan studi terhadap Sunnah itu sendiri. Keraguan tersebut lebih memuncak ketika
munculnya golongan yang mengingkari sunnah (ingkar Sunnah).
1
Fatur Rahman,Ikhtisar Musthalahul Hadis,(Bandung:PT.Almaarif,1995),140
2
Ibit,.141.
B. Latar Belakang Kemunculan Hadis Maudhu'
“Wahai Ali sesungguhnya Allah SWT. Telah mengampunimu, keturunanmu, kedua orang
tuamu, keluargamu, (golongan) Syi’ahmu, dan orang-orang mencintai (golongan)
Syi’ahmu”4.
3
Ibid.hal.106
4
Munzir Suparta,Ilmu Hadist,(Jakarta:Raja Grafindo Persada,20020.hal.182
Setelah Islam menaklukkan dua negara super power yakni kerajaan Romawi dan
Persia. Islam tersebar kesegala penjuru dunia, sementara musuh-musuh Islam tersebut tidak
mampu melakukan perlawanan secara langsung, maka mereka meracuni umat Islam dengan
hadits Maudhu’ yang dilakukan oleh kaum zindiq. Abd al-Karim ibn al-‘Auja sebelum
dihukum mati oleh Muhammad bin Sulaiman bin Ali mengatakan bahwa dia telah membuat
hadits palsu sebanya 4000 hadits. Sedangkan Hammad bin Zaid mengatakan bahwa hadits
yang dibuat kaum zindiq berjumlah 12000 hadits
Contoh hadits yang dibuat oleh kaum zindiq ini antara lain :
“Apabila Allah murka, maka Dia menurunkan wahyu dengan bahasa Arab dan apabila
senang maka akan menurunkannya dengan bahasa Persi”
“Apabila Allah murka, menurunkan wahyu dengan bahasa persi dan apabila senang
menurunkannya dengan bahasa Arab”.
4. Mempengaruhi Kaum Awam Dengan Kisah Dan Nasihat
Adapun contoh riwayat tukang kedustaan para tukang cerita adalah yang
diriwayatkan oleh Abu Ja’far Muhammad ath-Thayalisiy, katanya : Ahmad ibn
Hanbal dan Yahya ibn Ma’in shalat di mesjid ar-Rashafah. Kemudian ada seorang tukang
cerita dihadapan jamaah berkata : telah meriwayatkan kepada kami Ahmad ibn Hanbal dan
Yahya ibn Ma’in, keduanya berkata : “Telah meriwayatkan kepada kami Abdurrazzaq dari
Ma’mar dari Qatadah dari Anas, katanya : Rasulullah SAW bersabda:
“Barang siapa mengucapkan kalimat Allah akan menciptakan seekor burung (sebagai
balasan dari tiap-tiap kalimat) yang paruhnya terdiri dari emas dan bulunya dari
marjan”.
5
Nawir Yuslem,Ulumul Hadist,hal.207
Misalnya Hadits tentang rukuk dalam shalat :
هل ه لص لف ع وك رل ا يف ه دي عف ر نم
“Siapa yang mengangkat tangannya ketika ruku’, maka tiadalah shalat baginya”
Menurut Adz-Dzahabi seperti yang dikutip oleh Abdul Majid Khon, pemalsuan hadits ini
adalah Ma’mun bin Ahmad. Masalah mengangkat tangan pada waktu ruku’ atau bangun dari
ruku’ atau perpindahan gerakan shalat bersamaan takbir intiqal memang terjadi khilafiyah
antara mazhab. Ada yang mewajibkannya seperti pendapat Al-Auza’I dan ada yang menilai
seperti kebanyakan ulama.
“Tidak ada perlombaan kecuali pada anak panah, balapan unta, pacuan kuda. Maka
Ghayats menambahkan, “atau burung merpati6”
اْلَحِد ْيُث ِفي اْلَم ْس ِج ِد َيْأُك ُل اْلَح َس َناِت َك َم ا َتْأُك ُل اْلَبَهاِئُم اْلَحِش ْيش َ
Hadits ini dihukumi oleh Imam al-‘Irâqi rahimahullah, as-Subki rahimahullah dan al-
Albâni rahimaullah sebagai hadits palsu yang tidak ada asalnya dalam kitab-kitab hadits 8.
“Taufik yang sedikit lebih baik dari ilmu yang banyak “9.
Hadits ini juga dihukumi oleh para ulama di atas sebagai sebagai hadits palsu yang tidak
ada asalnya10.
7
Ihyâ’ Ulûmiddîn (1/152, cet. Darul ma’rifah, Beirut).
8
Silsilatul Ahâdîtsidh Dha’îfah wal Maudhû’ah 1/60
9
Ihyâ’ Ulûmiddîn (1/152, cet. Darul ma’rifah, Beirut).
10
Thabaqâtusy Syâfi’iyyatil Kubrâ 6/287 dan Difâ’un ‘anil Hadîtsin Nabawi hlm. 46
11
Ihyâ’ Ulûmiddîn (1/31).
Hadits ini adalah hadits yang palsu, karena pada sanadnya ada perawi yang bernama
‘Umar bin Shubh al-Khurâsâni. Ibnu Hajar rahimahullah berkata tentangnya12
“Dia adalah perawi yang matruk (ditinggalkan riwayatnya karena sangat lemah), bahkan
(Imam Ishâq) bin Rahuyah mendustakannya”13.
ِإَّن اْلَع اِلَم ُيَع َّذ ُب َع َذ اًبا َيِط ْيُف ِبِه َأْهُل الَّنار ِ
“Sesungguhnya orang yang berilmu akan disiksa (dalam neraka) dengan siksaan yang
akan membuat sempit (susah) penduduk neraka”14.
Hadits ini dihukumi oleh Imam as-Subki rahimahullah sebagai hadits yang tidak ada
asalnya15.
ِشَر اُر اْلُع َلَم اِء اَّلِذ ْيَن َيْأُتْو َن اُأْلَم َر اَء َو ِخَياُر اُأْلَم َر اِء اَّلِذ ْيَن َيْأُتْو َن اْلُع َلَم اَء
“Seburuk-buruk ulama adalah yang selalu mendatangi para penguasa (pemerintah) dan
sebaik-sebaik penguasa adalah yang selalu mendatangi para ulama”16.
Hadits ini juga dihukumi oleh Imam as-Subki rahimahullah sebagai hadits yang tidak ada
asalnya17 .
َم ْن َقاَل َأَنا ُم ْؤ ِم ٌن َفُهَو َك اِفٌر َو َم ْن َقاَل َأَنا َعاِلٌم َفُهَو َج اِهٌل
“Barangsiapa berkata: ‘Aku adalah seorang mukmin’ maka dia kafir, dan barang siapa
berkata: ‘Aku adalah orang yang berilmu’ maka dia adalah orang yang jahil (bodoh)”18 .
12
Taqrîbut Tahdzîb hlm. 414
13
Silsilatul Ahâdîtsidh Dha’îfah wal Maudhû’ah no. 3264
14
Ihyâ’ Ulûmiddîn (1/60).
15
Ihyâ’ Ulûmiddîn (1/60).
16
Ihyâ’ Ulûmiddîn (1/68).
17
Thabaqâtusy Syâfi’iyyatil Kubrâ 6/288
18
Ihyâ’ Ulûmiddîn (1/125).
Hadits ini juga dihukumi oleh Imam as-Subki rahimahullahsebagai hadits yang tidak ada
asalnya19 dan dinyatakan lemah oleh Imam as-Sakhâwi rahimahullah20
Menurut istilah ada beberapa definisi Ingkar Sunnah yang sifatnya masih sangat
sederhana pembatasannya, diantaranya sebagai berikut:
1. Paham yang timbul dalam masyarakat Islam yang menolak hadis atau Sunnah sebagai
sumber ajaran Islam kedua setelah Al-Qur'an.
2. Suatu paham yang timbul pada sebagian minoritas umat Islam yang menolak dasar
hukum Islam dari Sunnah shahih baik Sunnah praktis atau secara formal
dikodifikasikan para ulama baik secara totalitas mutawatir maupun Ahad atau
sebagian saja, tanpa ada alasan yang dapat diterima.
Ingkar As Sunnah adalah sebuah sikap penolakan terhadap Sunnah Rasul, baik sebagian
maupun keseluruhannya. Mereka membuat metodologi tertentu dalam menyikapi Sunnah. Hal
ini membuat tertolaknya Sunnah, baik sebagian maupun keseluruhannya.
A. Kesimpulan
Hadis maudhu' adalah segala riwayat yang dinisbahkan kepada Rasulullah Saw. dengan
jalan mengada-ada atau berbohong tentang apa yang tidak pernah diucapkan dan dikerjakan oleh
Rasulullah Saw. Serta tidak pula disetujui oleh beliau.
Adapun yang melatarbelakangi munculnya Hadis Maudhu' tidak terlepas dari pertikaian
antara Ali dan Muawiyah. Yang mana pengikut Ali terpecah menjadi dua kelompok yaitu
kelompok khawarij (kelompok yang keluar dari barisan Ali) dan kelompok Syi'ah (kelompok
yang setia pada Ali). Sepeninggal Ali terjadi perebutan kekuasaan kursi kekhalifahan, sehingga
seiring waktu muncullah hadits-hadits palsu yang menggambarkan kelebihan-kelebihan Khalifah
mereka, kelebihan-kelebihan kelompok dan kelebihan-kelebihan ketua-ketua mereka. Jadi hadis
maudhu' ini dipergunakan untuk menyerang lawannya dan mengunggulkan kelompok
nya.Tanda-tanda Hadis Maudhu' dapat dilihat dari sanad dan matannya.
Ingkar Sunnah adalah sebuah sikap penolakan terhadap Sunnah Rasul, baik sebagian
maupun keseluruhannya. Adapun pembagian Inkar Sunnah yaitu: Inkar Sunnah Mutlak, Inkar
Sunnah Kulli, Inkar Sunnah Syibh Kulli, dan Inkar Sunnah Juz'i.
B. Saran
Demikianlah makalah ini kami buat, semoga bermanfaat dan menambah pengetahuan
para pembaca. Kami memohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam penulisan kata dan
kalimat yang kurang jelas. Karena kami hanyalah manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan.
Dan kami juga sangat mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi kesempurnaan
makalah ini. Sekian penutup dari kami semoga dapat diterima dihati dan kami ucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya
DAFTAR PUSTAKA
Prof. Dr.Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, Sejarah & Pengantar Ilmu Hadits, Edisi 3,
Cetakan Pustaka Rizki Putra, Semarang. 2009
Abdul Hakim bin Amir Abdat, Hadits-Hadits Dha’if dan Maudhu’, Cet. V,Jakarta: Bulan
Bintang, 2016
Ajaj Al-Khathib, As-Sunnah Qabla At-Tadwin, cetakan Maktabah Wahbah, Kairo, 1963
Abdul Ghani Abdul Khaliq, Hujjiyyah as-Sunnah, Daar al- Qur’an, Beirut.
KLIPING SUMBER