Anda di halaman 1dari 15

TAFSIR AYAT-AYAT TENTANG MASYARAKAT

Makalah Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Tafsir Tarbawi


Dosen Pengampu:
Kholis Ali Mahmudi, S.Ag., M.Pd.

Disusun Oleh:
Ridha Lutfiah 202107501011263
Siti Amarohmi 202107501011268

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MA’ARIF MAGETAN
2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii


BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1
A. Latar Belakang ....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...............................................................................................1
C. Tujuan .................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................3
A. Al-Qur’an Surat Al-Hujurat ayat 13 ...................................................................3
B. Derifasi Makna Ta’arofu dalam Al-Qur’an ........................................................7
C. Analisis Kaitan Surat Al-Hujurat ayat 13 dengan Masyarakat ...........................9
BAB III PENUTUP ................................................................................................11
A. Kesimpulan ........................................................................................................11
B. Saran ...................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Al-Qur’an diturunkan Allah kepada ummat manusia dijadikan sebagai
hudan, bayyinah, dan furqan. Al-Qur’an selalu dijadikan sebagai pedoman
dalam setiap aspek kehidupan dan al-Qur’an merupakan kitab suci ummat
Islam yang selalu relevan sepanjang masa. Relevansi kitab suci ini terlihat pada
petunjuk-petunjuk yang diberikannya kepada umat manusia dalam aspek
kehidupan. Inilah sebabnya untuk memahami al Qur’an di kalangan ummat
Islam selalu muncul di permukaan, selaras dengan kebutuhan dan tantangan
yang mereka hadapi. Allah berfirman: “sesungguhnya al-Qur’an memberi
petunjuk kepada [jalan] yang lebih lurus”.1
Kehidupan sosial tidak akan terwujud tanpa adanya perkenalan antara
satu dengan yang lain, antara masyarakat satu dengan masyarakat yang lain,
sama dengan halnya ketika hendak mencari pasangan hidup kita harus
mengetahui siapa dan bagaimana calon pasangan kita, tapi semua itu tidak
menuntut kita untuk harus mencari yang sederajat dengan kita, karena dalam
agama Islam sudah ada aturan-aturan dalam mencari pasangan hidup.Memang
kita pahami bahwa untuk membangun sebuah gedung yang kokoh, orang akan
memilih bahan bangunan yang berkualitas tinggi, letak yang strategis dan baik,
demi menjamin kekuatan dan kelestariannya. Dalam membangun bangunan
yang terdiri dari batu dan tanah manusia tidak melakukannya secara
sembarangan, apalagi dalam membangun dan membina keluarga yang tediri
dari pria, wanita dan anak-anak. Pemilihan dan penelitian dalam pembinaan
keluarga lebih memerlukan perhatian. Bangunan batu hanya beriorentasi pada
dunia fana, sedangkan pembangunan keluarga berhubungan erat dengan
kebahagiaan hidup di dunia dan akan mempengaruhi kehidupan akhirat
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana ayat Al Qur’an mengenai kemasyarakatan ?
2. Bagaimana asbabun Nuzul al- Hujurat [49] ayat: 13?

1
Al-Qur’an Surat al-Isra’ [17] ayat: 9

1
2

3. Bagaimana tafsir ayat-ayat tentang surat Al- Hujurat [49] ayat: 13?

4. Bagaimana Derifasi makna lafadz ُ‫ تَ َعارف‬dalam Al Qur’an?


َ
5. Bagaimana analisis surah al- Hujurat [49] ayat: 13?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana ayat Al Qur’an mengenai kemasyarakatan.
2. Untuk mengetahui bagaimana asbabun Nuzul surah al- Hujurat [49] ayat: 13.
3. Untuk mengetahui bagaimana tafsir ayat-ayat tentang surah al- Hujurat [49]
ayat: 13.

4. Untuk mengetahui bagaimana Derifasi makna lafadz ُ‫تَ َع َارف‬ dalam Al

Qur’an.
5. Untuk mengetahui bagaimana analisis surah al- Hujurat [49] ayat: 13.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Al-Qur’an Surat Al-Hujurat ayat 13


1. Suguhan Ayat

ُُ‫ُُوقَبَائِ َلُُلِتَ َع َارف ْوُاُُإِنُُأَ ْكَرَمك ْم‬


َ ‫وب‬
ً ‫ُُو َج َع ْلنَُك ْمُُشع‬
َ ‫ُُوأنثَى‬
ِ
َ ‫َيَُيُّ َهاُُٱلناسُُإِّن‬
َ ‫ُُخلَ ْقنَُك ْمُُمنُذَ َكر‬
ِ ‫ندُُٱّللُُِأَتْ َقىُكمُُُۚإِنُُٱّلل‬
َ ‫ِع‬
‫ُُخبِ ُير‬
2
َ ‫ُُعل ريم‬
ََ ْ
2. Terjemahan
Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang
laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa
dan bersukusuku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang
yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa
diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha
Mengenal. (Q.S Al Hujurat : 13)3
3. Syarh Mufrodat

a. ُ ‫َيَُيُّ َهاُُٱلن‬
‫اس‬ : Hai manusia

b. َ ‫إِّن‬
ُ‫ُُخلَ ْقنَُك ْم‬ :ُSesungguhnya kami menciptakan kalian

ُ‫ُُوأنثَى‬ ِ
c.
َ ‫منُذَ َكر‬ : Dari seorang laki-laki dan perempuan

d. ُ‫َو َج َع ْلنَُك ْم‬ : Dan kami menjadikan kalian

e. ‫ُُوقَبَائِ َُل‬
َ ‫وب‬
ً ‫شع‬ : Berbangsa-bangsa dan bersuku-suku

f. ‫لِتَ َع َارفوا‬ : Supaya kalian saling kenal mengenal

2
Al-Qur’an Surat al- Hujurat [49] ayat: 13
3
Departemen Agama,Al Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta:YayasanPenyelenggara Penafsir dan
Penerjemah Al-Qur‟an, 2003), 847

3
4

g. ُ‫إِنُُأَ ْكَرَمك ْم‬ : Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kalian

h. ُِ‫ندُُٱّلل‬
َ ‫ِع‬ :Disisi Allah

i. ُ‫أَتْ َقىُك ْم‬ : Ialah orang yang paling bertakwa

j. ُ ‫إِن‬
َ‫ُُٱّلل‬ :Sesungguhnya Allah

k. ُ‫ُعلِ ريم‬
َ :Maha Mengetahui

l.
‫َخبِ ُير‬ :Lagi Maha Mengenal
4. Suguhan Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Hujurat[49]:13
a. Penafsiran M Quraisy Shihab Tafsir Al-Misbah
Dalam ayat 13 menjelaskan bahwa dimulai awal ayat telah
disebutkan firman Allah: “Hai manusia, sungguh kami telah menciptakan
kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan. Panggilan itu
bersifat umum tidak hanya untuk orang yang beriman akan tetapi untuk
seluruh manusia yang ada dibumi dan menjelaskan bahwa permulaan
manusia adalah diciptakan dari seorang laki-laki (Adam) dan seorang
perempuan yaitu hawa.
Dilanjutkan firman Allah: “Serta menjadikan kamu berbangsa-
bangsa juga bersuku-suku supaya kamu saling mengenal”. Berawal dari
perciptaan manusia maka Allah menjadikan manusia berkembang dan
terus berkembang sehingga membentuk kelompok besar yang disebut
suku-suku dan selanjutnya berkembang lebih besar yang disebut bangsa.
Semakin luas perkembangan manusia maka akan tercipta bermacam-
macam dan beraneka ragam.
Kata (‫ )شعوب‬syu’ub merupakan bentuk jamak dari (‫ )شعب‬sya’b.
Kata ini menunjukkan kumpulan dari qabỉlah yang biasanya
diterjemahkan dengan makna suku. Kata ( ‫ ) تعارفوا‬ta’arafū terambil dari
5

kata (‫‘ )عرف‬arafa yang berarti mengenal. Kata yang digunakan ayat ini
mengandung makna timbal balik dengan demikian berarti saling
mengenal. Perkenalan itu dibutuhkan untuk saling menarik pelajaran dan
pengalaman dari pihak lain guna meningkatkan ketakwaan.4
Tugas dari manusia terhadap sesama manusia adalah saling
mengenal dan perkenalan itu dibutuhkan untuk saling menarik pelajaran
dan pengalaman dari pihak lain guna meningkatkan ketakwaan kepada
Allah, karena Allah mempunyai standar kemuliaan sendiri bagi manusia
yakni ketakwaan.
b. Penafsiran Asy-Syanqithi Tafsir Adhwaul Bayan
Ayat 13 menjelaskan tentang prinsip dasar hubungan antara
manusia. Ayat tersebut tidak menggunakan panggilan kepada orang
beriman tetapi kepada seluruh manusia. Allah menciptakan manusia dari
jenis laki-laki dan perempuan. Allah menjelaskan secara detail fase-fase
penciptaan manusia. berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya saling
mengenal yang mengantarkan seluruh manusia untuk saling membantu
dan saling melengkapi. Tidak ada perbedaan pada nilai-nilai
kemanusiaan antara laki-laki dan perempuan. Karena kemuliaan itu dapat
dinilai dari tingkat ketaqwaan.5
c. Penafsiran Hamka Tafsir Al- Azhar
Di dalam ayat ini dijelaskan bahwa diciptanyannya kelompok besar
mulai dari bangsa, suku sampai kepada lingkup keluarga bertujuan
supaya saling mengenal dari silsilah keluarga dan leluhur dan sejarah.
Walaupun kesimpulannya bahwa manusia pada hakikatnya berasal dari
satu meskipun sudah berpisah dan membentuk suku-suku tetapi
hakikatnya manusia itu sama tidak ada perbedaan. Karena Allah
mengukur tingkat kemuliaan bukan dari perbedaan suku bangsa tetapi
diukur melalui ketakwaan manusia tersebut. Dapat disimpulkan bahwa
ayat ini mengandung penjelasan yang berkaitan dengan bangsa, suku dan
golongan-golongan yang beraneka ragam agar dapat mengenal satu sama
lain.

4
Ibid, 251-252
5
Ibid., 261-162.
6

d. Penafsiran Aidh Al-Qarni Tafsir Muyassar


Penjelasan ayat 13 bahwa penciptaan manusia berasal dari satu
ayah yakni adam dan seorang ibu yakni hawa. Maka dari itu manusia
dilarang untuk membanggakan silsilah keturunannya masing-masing
karena pada dasarnya berasal pada bapak dan ibu yang sama.Dengan
tersebarnya keturunan Adam dan Hawa maka Allah menjadikan
kelompok-kelompok yakni bangsa-bangsa dan bersuku-suku yang
berbeda dengan tujuan agar saling mengenal. Sehingga atas dasar tidak
ada perbedaan dalam hal keturunan dan semua yang berhubungan dengan
duniawi maka Allah memiliki standar kemuliaan yang tidak dinilai oleh
manusia yakni ketakwaan. Tujuan utama dari ayat tersebut adalah agar
saling mengenal atau ta’aruf yang akan menciptakan perdamaian karena
dilandasi oleh rasa ingin bertukar pengalama dan pengetahuan.
5. Asbabun Nuzul
Ungkapan Asbab Al-Nuzul terdiri dari dua kata, yaitu asbab dan
alnuzul. Kata asbab merupakan Jama‟ dari sabab dan al-nuzul adalah
masdar dari nazala. Secara harfiah, sabab berarti sebab atau latar belakang,
maka asbab berarti sebab-sebab atau beberapa latar belakang. Sedangkan al-
nuzul berati turun. Maka dengan demikian, kata asbab Al-Nuzul secara
harfiah berarti sebab-sebab turun atau beberapa latar belakang yang
membuat turun. Jika dikaitkan dengan al-Qur‟an, maka asbab al-nuzul itu
bermakna beberapa latar belakang atau sebab yang membuat turunnya ayat-
ayat al-Qur‟an.6
Secara istilah asbab al-nuzul dapat didefinisikan kepada “suatu ilmu
yang mengkaji tentang sebab-sebab atau hal-hal yang melatar belakangi
turunnya ayat al-Qur‟an”. Menurut Az-zarkani, asbab al-nuzul adalah
peristiwa yang menjadi sebab turunnya suatu ayat atau beberapa ayat,
dimana ayat tersebut pada waktu terjadinya. Atau suatu pertanyaan yang
ditujukan kepada nabi, dimana pertanyaan itu menjadi sebab turunnya suatu
ayat sebagai jawaban atas pertanyaan itu.7
Sebab turunnya ayat 13 dari surah al-Hujurat yaitu Ibnu Abi Hatim

6
Kadar M. Yusuf, Studi al-Qur’an,(Jakarta: Bumiaksara, 2009), 89
7
Ad-zardani,Manahil Al-Irfan fi Ulum al-Qur’an, Terjemah Anggota IKAPI (Jakarta: Gaya Media
7

meriwayatkan dari Abi Malakah yang berkata, “Setelah pembebasan kota


Mekah, Bilal naik ke atas ka‟bah lalu mengumandangkan adzan”. Melihat
hal itu, sebagian orang lalu berkata, “Bagaimana mungkin budak hitam ini
yang justru mengumandangkan adzan di atas ka‟bah!” sebagian yang lain
berkata (dengan nada mengejek), “Apakah Allah akan murka kalau bukan
dia yang mengumandangkan adzan? Allah lalu menurunkan ayat ini”.8
Dalam kitab al-Mubhamaat, Ibnu Asakir meriwayatkan “saya menemukan
tulisan tangan dari Ibnu Basykual yang menyebutkan bahwa Abu bakar bin
Dawud meriwayatkan dalam kitab tafsirnya”. Ayat ini turun berkenaan
dengan Abi Hindun, suatu ketika Rasulullah SAW menyuruh Bani
Bayadhah untuk menikahkan Abu Hindun ini dengan wanita dari suku
mereka. Akan tetapi, mereka berkata,”wahai Rasulullah, bagaimana
mungkin kami akan menikahkan anak wanita kami dengan seorang budak”.
Sebagai responnya, turunlah ayat ini.9

B. Derifasi Makna ( ‫ارفُوا‬


َ َ‫ ) تَع‬Ta’arofu dalam Al-Qur’an
1. Mengenal
a. Qs. Al-Mu’minun/23:69
ِ ‫أَمُُ َلُُيُع ِرف وُاُرس ُوََلمُُفَهمُُلَُهۥُم‬
ُ‫نكرو َن‬ ْ ْ ْ َ ْ َْ ْ
Artinya: ”Ataukah mereka tidak mengenal Rasul mereka (Muhammad),
karena itu mereka mengingkarinya?”
b. Qs. Al-An’am/6:20

ُُ‫ُُخ ِسروُاُأَنُْف َسه ْمُُفَه ْم‬ ِ ِ ِ


َ ْ‫ُع ِرف ْو َنُُأَبُْنَاُءَهمُُٱلذُي‬
َ ‫ُن‬ ْ َ‫ُع ِرف ْونَُهُۥُ َك َماُي‬
ْ َ‫ُبُُي‬
َ َ‫ُينُُءَاتَ ُْيُنَُهمُُٱلُْكت‬
َ ‫ٱلذ‬
ُ‫َُلُيُ ُْؤِمن ُْو َن‬
Artinya: ” Orang-orang yang telah Kami berikan kitab kepadanya,
mereka mengenalnya (Muhammad) seperti mereka mengenal anak-

8
Jalaludin Abdurrahman bin Abi bakar As-Suyuthi, Ad-durrul Mantsur fittafsiril ma’tsur,(Beirut,
Darl Al-kutb Ilmiah, 911 H), 107
9
JalaluddinAs-suyuthi, Sebab turunnya ayat al-Qur’an, terjemahTim Abdul Hayyie (Jakarta:
Gema Insani, 2009), 530
8

anaknya sendiri. Orang-orang yang merugikan dirinya, mereka itu tidak


beriman (kepada Allah).”
c. Qs. Al-A’raf/7:48
ِ ِ ‫ُن‬ ِ ‫و َّندىُُأَصُحُبُُٱألَعُر‬
ُْ َ‫افُُ ِر َج ًالُُي‬
ُُ‫ُُجُْعك ْم‬
َ ‫ُُعْنُك ْم‬
َ ‫َغن‬
َ ‫ُاُماُُأ‬
َ ‫ُمىُه ْمُُقَال ْو‬ ْ َ‫ُع ِرف ْو‬
َ ‫ُمُُبسُْي‬ َْ َْ َ َ
‫ستَ ُْكِِبُْو َُن‬
ُْ َ‫َوَماُُكنت ُْمُت‬
Artinya: ”Dan orang-orang yang di atas A'rāf (tempat yang tertinggi)
menyeru beberapa pemuka (kafir) yang mereka kenal dengan tanda-
tandanya sambil berkata, Harta yang kamu kumpulkan dan apa yang
kamu sombongkan, (ternyata) tidak ada manfaatnya buat kamu.”
d. Qs. Yusuf/12:58
ِ ‫ُهُُفَُعرفَهمُُوهمُُلَهُۥُمْن‬
ُ‫ُكرُْو َن‬ ِ ‫وجاُءُُإِخُوةُُُيُوسفُُفَ َدخلُوا‬
ْ َ ْ ََ ‫ُُعلَُْي‬ َ َْ َ َْ َ َ َ
Artinya: ”Dan saudara-saudara Yusuf datang (ke Mesir) lalu mereka
masuk ke (tempat)nya. Maka dia (Yusuf) mengenal mereka, sedang
mereka tidak kenal (lagi) kepadanya.”
e. Qs. Al -Baqarah/2:146
ِ ‫ٱل ِذُيُنُُءاتَُينَُهم‬
ِ ‫ُُٱلكتَُبُُيُع ِرف ونَُهُۥُ َكماُيُع ِرف و َنُُأَُبُنَاُءهمُُُۚوإِنُُفَ ِرُيُ ًق‬
ُ‫ُاُمْنُه ْمُُلَُُيَ ْكُتم ُْو َُن‬ ْ َ ْ َ ْ ْ َْ َ ْ َْ َ َ َْ
ُ‫ٱحلَقُُ َوه ُْمُيَُ ْعُلَم ُْو َن‬
Artinya: ”Orang-orang yang telah Kami beri Kitab (Taurat dan Injil)
mengenalnya (Muhammad) seperti mereka mengenal anak-anak mereka
sendiri. Sesungguhnya sebagian mereka pasti menyembunyikan
kebenaran, padahal mereka mengetahui(nya).”
f. Qs. Muhammad/47:30

ُُ‫ُعلَم‬ ِ‫ُولَتَ ْع ِرفَن همُُفُِیُ َُحل ِنُُٱل َقو‬


ُْ َ‫ُلُۚ َُوُٱّللُُي‬ َُ ُۚ‫ُمُه ْم‬ ِِ
ْ ْ ْ َ ‫ُُأل ََرُينَُ َكه ْمُُفَلَ َعَرفْ تَ ه ْمُُبسُْي‬
َ ‫ُشاُء‬
َ َ‫َولَ ْوُُن‬

ُ‫َع َمُلَك ْم‬


ُْ ‫أ‬
Artinya: ”Dan sekiranya Kami menghendaki, niscaya Kami perlihatkan
mereka kepadamu (Muhammad) sehingga engkau benar-benar dapat
9

mengenal mereka dengan tanda-tandanya. Dan engkau benar-benar akan


mengenal mereka dari nada bicaranya, dan Allah mengetahui segala
perbuatan kamu.”

2. Saling Berkenalan
Qs. Yunus/10:45

ُُ‫ُن‬ ِ ِ ُ‫ُُمنُُٱلن ها ِرُُيُت عارف و َنُُبُيُنَ همُُۚقَ ُْد‬


ِ ‫ُُیُشرهمُُُ َكأَ ْنُُلُُيُ ْلُب ث وُاُإِلُُس‬
َ ْ‫ُخسَرُُٱلذُي‬
َ ْ َْ ْ َ َ ََ َ َ ً‫اعة‬ َ َ ََْ ْ َْ ‫ُم‬َ‫َوُيَ ُْو‬
ُ ‫َكذب ُْواُبِلِ َقاُ ُِءُٱ‬
ُ‫ّللُِ َوَماُُ َكانواُم ُْهتَ ُِدُيْ َن‬
Artinya: ”Dan (ingatlah) pada hari (ketika) Allah mengumpulkan mereka,
(mereka merasa) seakan-akan tidak pernah berdiam (di dunia) kecuali sesaat
saja pada siang hari, (pada waktu) mereka saling berkenalan. Sungguh rugi
orang yang mendustakan pertemuan mereka dengan Allah, dan mereka tidak
mendapat petunjuk.”
C. Analisis Kaitan Surat Al-Hujurat [49]:13 dengan Masyarakat
1. Manusia Adalah Satu Keturunan Melalui surat Al Hujurat ayat 13, Allah
SWT menegaskan jika suluruh umat manusia adalah satu keturunan. Mereka
semua berasal dari nenek moyang yang sama yakni Adam dan Hawa.
Sehingga, dalam kehidupan tidak ada perbedaaan kasta. Semua umat
manusia akan sama dan setara di sisi Allah SWT.
2. Prinsip Dasar Hubungan Manusia Dikatakan sebelumnya, jika surat Al
Hujurat ayat 13 ini Allah SWT memberitahukan jika segala umat manusia
berasal keturunan yang sama. Di mana selanjutnya Allah SWT
menjadikannya berkembang sangat banyak. Bersuku-suku dan berbangsa-
bangsa. Itulah prinsip dasar hubungan manusia. Bahwa manusia secara
sunnatullah itu beragam karena Allah SWT menjadikannya bersuku-suku
dan berbangsa-bangsa. Dengan keberagaman tersebut, Allah SWT lantas
menghendaki segala umat manusia untuk saling mengenal.
3. Kemuliaan Berbanding Lurus dengan Taqwa, ditegaskan jika keberagaman
manusia sesungguhnya akan tetap setara di hadapan Allah SWT.
Pembedanya hanya terletak pada ketakwaan masing-masing dari mereka.
Sebab, kemuliaan manusia di sisi Allah SWT berbanding lurus dengan
10

tingkat ketakwaannya. Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah


tidak memandang rupa dan harta kalian, tetapi Dia memandang hati dan
amal perbuatan kalian." (HR. Muslim).10

10
Ibid., 438
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam penjelasan materi diatas, maka penyusun menyimpulkan bahwa :
1. Surat Al-Hujurat ayat 13

ُُ‫ُُوقَبَائِ َلُُلِتَ َع َارف ْوُاُُإِنُُأَ ْكَرَمك ْم‬


َ ‫وب‬
ً ‫ُُو َج َع ْلنَُك ْمُُشع‬
َ ‫ُُوأنثَى‬
ِ
َ ‫َيَُيُّ َهاُُٱلناسُُإِّن‬
َ ‫ُُخلَ ْقنَُك ْمُُمنُذَ َكر‬
ِ ‫ندُُٱّللُُِأَتْ َقىُكمُُُۚإِنُُٱّلل‬
َ ‫ِع‬
‫ُُخبِ ُير‬
َ ‫ُُعل ريم‬
ََ ْ
Artinya : Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang
laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa
dan bersuku suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang
yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa
diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha
Mengenal. (Q.S Al Hujurat : 13)
2. Sebab turunnya ayat 13 dari surah al-Hujurat yaitu Ibnu Abi Hatim
meriwayatkan dari Abi Malakah yang berkata, “Setelah pembebasan kota
Mekah, Bilal naik ke atas ka‟bah lalu mengumandangkan adzan”. Melihat
hal itu, sebagian orang lalu berkata, “Bagaimana mungkin budak hitam ini
yang justru mengumandangkan adzan di atas ka‟bah!” sebagian yang lain
berkata (dengan nada mengejek), “Apakah Allah akan murka kalau bukan
dia yang mengumandangkan adzan? Allah lalu menurunkan ayat ini”
3. Terdapat beberapa tafsir Surat Al Hujurat ayat 13 yaitu Penafsiran M
Quraisy Shihab Tafsir Al-Misbah, Asy-Syanqithi Tafsir Adauwal Bayan,
Hamka tafsir Al-Azhar, dan Aidh Al-Qarni tafsir muyassar
4. Derifasi kata Ta’arofu terdapat dalam Surat Al-Mukminun:69, Surat Al-
Anam:20, Surat Al-A’raf:48, Surat Yunus :48, Surat Yusuf:58, Surat
Muhammad :30.
5. Manusia Adalah Satu Keturunan Melalui surat Al Hujurat ayat 13, mereka
semua berasal dari nenek moyang yang sama yakni Adam dan Hawa.
Prinsip Dasar Hubungan Manusia, dengan keberagaman tersebut, Allah
SWT lantas menghendaki segala umat manusia untuk saling mengenal.

11
12

Kemuliaan Berbanding Lurus dengan Taqwa


B. Saran
Dengan adanya penyusunan makalah ini, penyusun meyakini bahwa
dalam pembuatan makalah masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu,
penyusun mengharapkan saran dan kritikan demi penyempurnaan pembuatan
makalah ini. Penyusun juga berharap semoga makalah ini dapat berguna bagi
pembaca.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada Bapak Kholis Ali
Mahmudi, S.Ag., M.Pd. selaku Dosen pengampu mata kuliah Tafsir Tarbawi.
Atas bimbingan dan arahannnya, penyusun dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Nursila, “Interaksi Sosial Masyarakat Dalam Al-Qur’an (Telaah QS. AlHujurat


Ayat 13).” Skripsi S1., Institut Agama Islam Negeri Palopo, 2019.
Al-Quran Surat Al-Hujurat ayat 13.
Sarwono, Jonathan. Tafsir Surat Al-Hujurat ayat 13. Yogyakarta: Graha Ilmu,
2006.
Shihab, M. Quraish. Ensiklopedia Al-Qur`an Kajian Kosa Kata, jilid 1. Jakarta:
Lentera Hati, 2007.

13

Anda mungkin juga menyukai