Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
natikan syafa‟atnya di akhirat nanti. Penyusun mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas
limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami
mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Perbandingan
Agama.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik
serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah
yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon
maaf yang sebesar-besarnya. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
khususnya kepada dosen Perbandingan Agama kami yang telah memberikan tugas makalah ini.
Pontianak, 14-Maret-2020
Penyusun
DAFTAR ISI
3. TUJUAN …………………………………………………………………....
A. KESIMPULAN ……………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Setiap manusia sadar bahwa selain dunia yang fana ini, ada suatu alam dunia yang tak
tampak olehnya, dan berada di luar batas akalnya. Dunia itu adalah dunia supernatural, atau
dunia alam gaib. Berbagai kebudayaan menganut kepercayaan bahwa dunia gaib dihuni oleh
berbagai makhluk dan kekuatan yang tak dapat dikuasai oleh manusia. Makhluk dan
kekuatan yang menghuni dunia gaib adalah, dewa-dewa yang baik maupun yang jahat,
makhluk-makhluk halus lainnya, seperti para leluhur, hantu dan lain-lainnya, yang seperti
halnya para dewa, juga ada yang bersifat baik dan bersifat jahat,kekuatan sakti yang dapat
bermanfaat bagi manusia maupun yang dapat membawa bencana.
Dalam suatu sistem kepercayaan, orang membayangkan wujud dari dunia yang gaib,
termasuk wujud dewa-dewa (theogoni), makhluk-makhluk halus, kekuatan sakti, keadaan
ruh-ruh manusia yang telah meninggal, maupun wujud dari bumi dan alam semesta (yang
disebut ilmu kosmogoni dan kosmologi). Dalam agama-agama besar seperti Islam, Hindu,
Budha, Jaina, Katolik, Kristen, dan Yahudi, adakalanya sifat-sifat Tuhan tertera dalam kitab-
kitab suci agama-agama tersebut, dan dengan demikian sifat-sifat Tuhan tersebut diserap pula
ke dalam sistem kepercayaan dari agama-agama yang bersangkutan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian Ujud Gaib
2. Asal usul kepercanyaan kepada ujud yang gaib
3. Hubungan Ujud Gaib dengan kepercayaan
4. Kepercayaan Ujud gaib di Indonesia
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui bagaimana defenisi ujud gaib
2. Untuk mengetahui bagaimna asal usul kepercanyaan kepada ujud yang gaib
3. Untuk mengetahui bagaimana hubungan ujud gaib dengan kepercanyaan
4. Untuk mengetahui bagaimana kepercanyaan ujud gaib di indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
2) Teori Revelasi
Kalangan agamawan berpendapat bahwa agama itu berasal dari Pencipta yang
memberikan bimbingan kepada manusia pertama dan manusia pertama itu
mewariskan kepada turunannya. Namun seiring berjalannya waktu, ajaran tersebut
terjadi beberapa penyimpangan oleh keturunan manusia berikutnya. Sebagian tetap
taat kepada bimbingannya dan sebagian berangsur-angsur menyimpang, menyangkal,
lalu mengemukakan ajaran-ajaran yang menyimpang dan diseesuaikan dengan selera
pada tahap masa tersebut itulah kodrat Maha Pencipta itu melahirkan pembaharu
agama pada suatu saat. Untuk keberadaan manusia pertama yang diturunkan ke bumi
ini, ada beberapa nama yang digunakan oleh beberapa keyakinan agama yang ada.
Ada beberapa yang memiliki nama/sebutan yang sama, ada pula yang berbeda.
Agama Brahma memanggil Manusia Pertama itu dengan Sharatupa. Agama
Yahudi beserta Agama Kristen dan agama Islam memanggil Manusia Pertama itu
dengan Adam.
Di Indonesia pada suku bangsa di Pulau sumba, kita dapatkan adanya kepercayaan
terhadap humangu atau „hamau‟ yang menganggap bahwa jika orang itu telah mati bertempat di
dapur. Jiwa ini disebut juga dengan „samawo‟ atau „mao‟. Selain itu mereka juga mempercayai
adanya „ndewa‟ atau „dewa‟ yaitu jiwa yang pergi ke tempat para arwah. Pada suku-suku yang
ada di Pulau Nias terdapat „Noso‟ intisari hidup, napas dan „Beghu‟.
Dalam hubungannya dengan roh nenek moyang atau roh leluhur, di Indonesia kita
dapatkan beberapa kepercayaan yang ada pada beberapa suku. Seperti misalnya pada suku
Toraja, mereka mempercayai bahwa roh nenek moyang adalah penjaga serta pelindung adat; doa
restu sangat diharapkan tanpa restu mereka maka hidup mereka akan ditimpa musibah serta
bencana lain yang menimpa masyarakat.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Bahwa Ujud Gaib secara bahasa adalah sesuatu yang ada namun tidak tampak oleh mata
manusia, Asal mula kepercayaan terhadap roh nenek moyang yang merupakan bentuk
ibadah yang paling tua, Manusia yang sudah memiliki bentuk yang serupa dengan manusia
pada zaman sekarang ini sudah memiliki pola pikir yang berkembang, peradaban, serta
kebudayaan, Berbagai kebudayaan menganut kepercayaan bahwa dunia gaib dihuni oleh
berbagai makhluk dan kekuatan yang tak dapat dikuasai oleh manusia Makhluk dan
kekuatan yang menghuni dunia gaib.
Dalam suatu sistem kepercayaan, orang membayangkan wujud dari dunia yang gaib,
termasuk wujud dewa-dewa, makhluk-makhluk halus, kekuatan sakti, keadaan ruh-ruh
manusia yang telah meninggal, maupun wujud dari bumi dan alam semesta yang disebut
ilmu kosmogoni dan kosmologi.
DAFTAR PUSTAKA