Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

DASAR-DASAR STUDI ISLAM


Disusun guna memenuhi tugas Mata kuliah: Pengantar Studi Islam

Dosen Pengampu: Alan Suud Maadi, S.Pd.I., M.Sh

Disusun Oleh:

1. M. Nur Suffahurrohman (190721100110)


2. Doni Setyo Budi (190721100093)
3. Moh. Firdaus (190721100049)

EKONOMI SYARI’AH

FAKULTAS ILMU KEISLAMAN

UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

TAHUN 2019/2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Berkat limpahan


rahmat, taufiq dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah
Pengantan Studi Islam yang berjudul “DASAR-DASAR STUDI ISLAM”.
Makalah ini berisi tentang pengertian agama islam, studi islam dan aspek-aspek
dalam studi islam.
kami mengucapkan terimakasih kepada dosen yang telah membimbing
kami dalam kegiatan belajar mengajar. kami juga mengucapkan terima kasih
kepada teman-teman sekalian yang telah bekerjasama dalam menyusun makalah
ini.
Kami menyadari jika dalam menyusun makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik serta saran yang dapat kami
koreksi agar kedepannya kami lebih baik lagi dan Semoga makalah ini bermanfaat
bagi kita semua.
Demikian makalah ini kami susun, apabila ada kekurangan dalam
peyusunan kata, atau kata yang tidak berkenan di hati pembaca kami mohon maaf
yang sebesar-besarnya, karena manusia tak luput dari kesalahan.

Penulis

i
DAFTAR ISI

JUDUL ...............................................................................................................................i

KATA PENGANTAR .................................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................................iv

A. Latar Belakang .........................................................................................................1

B. Rumusan Masalah ....................................................................................................2

C. Tujuan ......................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ..........

A. Pengertian Studi (Agama) Islam ..............................................................................3

B. Konsep Agama Islam ............................................................................................... 5

C. Manusia dan Agamanya ........................................................................................... 9

D. Tujuan Studi Islam .................................................................................................11

E. Aspek-Aspek Studi Islam ....................................................................................... 13

F. Sasaran Studi Islam ................................................................................................ 15

BAB III PENUTUP ...........................................................................................................

A. Kesimpulan ............................................................................................................17

DAFTAR PUSAKA .......................................................................................................18

i
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Islam adalah agama yang diwahyukan Allah SWT kepada seluruh
Nabi, bahkan sebelum adanya Nabi Muhammad SAW. Akan tetapi saat
adanya Nabi Muhammad SAW Islam menjadi pedoman hidup seluruh
umat manusia hingga akhir zaman. Sumber ajaran Nabi Muhammad SAW
meliputi Al-Quran dan Hadist, serta merupakan bagian terpenting dari
kajian islam sekaligus sebagai pijakan dan pegangan umat manusia dalam
mengakses pemikiran dan mempraktekkan bentuk penghambaan kepada
Allah SWT.
Selain sebagai agama yang diturunkan oleh Allah SWT, islam juga
merupakan agama kesatuan yang mengajarkan berbagai aspek kehidupan,
baik dalam aspek pendidikan, sosial maupun budaya. Dalam studi Islam
mengajarkan berbagai konsep-konsep kebaikan baik yang diajarkan oleh
para Nabi maupun yang ditentukan oleh Allah SWT.
Dalam studi Islam mengkaji tentang ajaran islam yang
dipraktekkan dalam sejarah maupun kehidupan manusia. Dan studi islam
sudah dipraktekan sejak dini. Namun seiring dengan perkembangan
zaman, kesempatan mempelajari studi Islam dapat melalui segala hal yang
berkaitan tentang persoalan studi Islam. Islam memberikan kesempatan
secara luas kepada manusia untuk menggunakan akal pikirannya secara
maksimal untuk mempelajarinya.
Berdasarkan Latar belakang tersebut, penulis ingin mengkaji lebih
dalam tentang Islam dan Studi Islam dengan begitu penulis membuat judul
makalah tentang “Islam dan Studi Islam”.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian Studi (agama) Islam?
2. Bagaimana arti dan identifikasi Konsep Agama?
3. Bagaimana Manusia dan Agamanya?
4. Apakah Tujuan Studi Islam?
5. Bagaimana Aspek-aspek Studi Islam?
6. Siapa Sasaran Studi Islam?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian studi Islam
2. Untuk mengetahui arti dan identifikasi konsep agama
3. Untuk mengetahui manusia dan agamanya
4. Untuk mengetahui tujuan studi islam
5. Untuk mengetahui aspek-aspek studi Islam
6. Untuk sasaran studi Islam

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Studi (Agama) Islam


Pengertian Studi Islam secara etimologis merupakan terjemahan
dari bahasa arab yakni Dirasah Islamiyah, dan untuk spesifikasi
pengertian terminologis tentang Studi Islam, yaitu secara teratur dan
terpadu untuk mengetahui, memahami dan menganalisis hal-hal yang
berkaitan dengan agama islam. Spesifikasi tentang pengertian studi islam,
yaitu kajian secara tertata dan terpadu untuk mengetahui, memahami dan
menganalisis hal-hal yang bekaitan dengan agama islam, pokok-pokok
ajaran islam, sejarah islam, maupun realitas pengaplikasiannya dalam
kehidupan.1
Islam secara harfiah berasal dari bahasa arab berarti selamat. dari
kata salima lalu diubah menjadi aslama yang berarti berserah diri. Dengan
demikian arti pokok islam adalah ketundukan, keselamatan, dan
kedamaian. studi islam bertujuan untuk memahami dan mendalami serta
membahas ajaran-ajaran islam agar mereka dapat melaksanakan dan
mengamalkannya dengan benar.2
Selain itu, kata Studi Islam sendiri merupakan gabungan dari dua
kata, yaitu kata Studi dan kata Islam. Kata studi memiliki berbagai
pengertian.Rumusan Lester Crow dan Alice Crow menyebutkan bahwa
Studi adalah kegiatan yang secara sengaja diusahakan dengan maksud
untuk memperoleh keterangan, mencapai pemahaman yang lebih besar,
atau meningkatkan suatu ketrampilan.
Berpijak pada arti islam di atas, maka Studi Islam diarahkan pada
kajian keislaman yang mengarah pada tiga hal: pertama, Islam yang
bermuara pada ketundukan dan berserah diri. Sikap berserah diri kepada
Tuhan itu secara inheren mengandung konsekuensi, yaitu pengakuan yang

1
Asy’ari, pengantar studi islam, (Surabaya: IAIN AMPEL PRESS, 2005), hlm.1.
2
Ibid,.2.

3
tulus bahwa Tuhan satu-satunya sumber otoritas yeng serba mutlak.
Dengan deikian, secara antropologis perkataan islam menggambarkan
kodrat manusia sebagai makhluk yang tunduk dan patuh kepada tuhan.
Keadaan ini membawa pada timbulnya pemahaman terhadap orang yang
tidak patuh dan tunduk sebagai wujud dari penolakan terhadap fitrah
dirinya sendiri.
Kedua, islam dapat dimaknai yang mengaruh kepada keselamatan
dunia dan akhirat sebab ajaran islam pada hakekatnya membina dan
membimbing manusia untuk berbuat kebajikan dan menjauhi semua
larangan dalam kehidupan di dunia termasuk kehidupan akhirat.
Dari dimensi diatas, Studi islam mencerminkan gagasan tentang
pemikiran yang bernuansa pada ketundukan terhadap Tuhan dan berdamai
dengan makhluk lain. Studi islam tidak hanya bermuara pada wacana
pemikiran tetapi juga pada praksis kehidupan yang berlandasan pada
perilaku baik dan benar dalam kehidupan.3
B. Konsep Agama Islam
Agama islam adalah agama Allah, dari Allah dan milik Allah.
Yang di amanatkan kepada seluruh umat manusia dari utusan Allah.
Agama islam merupakan agama penyempurna dari agama-agama
sebelumnya dan tetap mutakhir. Agama selalu menuntun manusia untuk
menggunakan akalnya agar senantiasa memahami ayat-ayat yang ada
dalam Al-Quran. Agama islam adalah agama penyeimbang antar dunia
dan akhirat, islam tidak mempertentangkan antara iman dengan ilmu,
bahkan menurut Rasulullah SAW islam mewajibkan manusia baik laki-
laki maupun perempuan untuk belajar dan mendalami ilmu pengetahuan
sejak dari buaian hingga akhir kehidupan.4
Para filosof, sosiolog, psikolog dan teolog telah merumuskan
definisi tentang agama menurut caranya masing-masing. Paling sedikit ada
tiga alasan untuk hal ini. Pertama karena pengalaman agama itu adalah

3
Ibid,.3.
4
Heru Juabdin Sada, Manusia dalam Perspektif Agama Islam, jurnal pendidik islam, vol. 07, mei
2016, hlm 6

4
soal bathin dan subyektif, juga sangat individualistis. Alasan kedua ialah
bahwa barangkali tidak ada orang yang berbicara begitu bersemangat dan
emosional lebih daripada membicarakan agama. Alasan ketiga, bahwa
konsepsi tentang agama akan dipengaruhi oleh tujuan orang yang
memberikan pengertian tentang agama itu.5 Dalam masyarakat indonesia,
selain kata agama, juga dikenal kata din dari bahsa arab. Dalam bahasa
arab, din berarti menguasai, menundukkan, patuh, hutang, balasan,
kebiasaan.
C. Manusia dan Agamanya
Jika dilihat dari sudut pandang yang ada antara Allah dan alam
adalah Allah sebagai sang pencipta, sedangkan alam adalah bentuk dari
ciptaanNya. Alam adalah sesuatu yang dapat dilihat oleh pancaindra,
perasaan dan pikiran. Sebelum Allah SWT menciptakan Nabi Adam
sebagai manusia pertama, Allah terlebih dahulu menciptakan alam semesta
dengan konsep yang rapi, teratur, dan serasi, hal itu dapat dilihat dari dua
kenyataan.6
Pertama, berupa keteraturan, kerapian dan keserasian dalam
hubungan alamiah antara bagian-bagian di dalamnya dengan pola yang
saling melengkapi dan mendukung. Perhatikan, misalnya, apa yang
diberikan matahari untuk kehidupan alam semesta. Selain berfungsi
sebagai penerang diwaktu siang, matahari juga berfungsi sebagai salah
satu sumber energi bagi kehidupan. Kedua, keteraturan yang ditugaskan
kepada malaikat untuk menjaga dan melaksanakannya.
Kedua hal itulah yang kemudian membuat berbagai keserasian,
kerapian dan keteraturan yang kita yakini sebagai Sunnatullah yakni
ketentuan dan hukum yang ditetapkan Allah. Itulah bumi dan alam
semesta yang dapat bekerja secara sistemik Dan berkesinambungan, tidak
berubah-rubah, tetap saling berhubungan, sekaligus secara dinamis saling
melengkapi. misalnya, bagaimana matahari bekerja menurut ketentuan

5
Abuy Sodikin, Konsep Agama dan Islam, jurnal Al-Qolam, vol. 20, No. 97 April 2003, hlm 2.
6
Mohammad Daud Ai, Pendidikan Agama Islam, Cet. 13, (Jakarta: Rajawali Pers, 2015), Hlm. 1-
2

5
Allah, sejak diciptakan sampai akhir zaman, insyaallah matahari tetap
berada pada titik pusat tata surya yang berputar mengelilingi sumbunya.7
Sunnatullah atau hukum Allah yang menyebabkan alam semesta
selaras, serasi dan seimbang dipatuhi oleh partikel atau zarrah yang
menjadi unsur alam semesta itu. sunnatullah pertama adalah pasti atau
tentu disebut pada ujung ayat 2 Al-Quran surat 25 Al-Furqan: yang
terjemahannya (lebih kurang) berbunyi sebagai berikut, ”Dia telah
menciptakan sesuatu, dan Dia (pula yang) memastikan (menentukan)
ukurannya dengan sangat rapi.” Di penghujung ayat 3 surat 25 At-Talaq
Allah berfirman, terjemahannya (lebih kurang), ”Sesungguhnya Allah
telah mengadakan ketentuan (kepastian) bagi tiap sesuatu”.8
Sifat sunnatullah kedua yaitu tetap, tidak berubah-ubah. Sifat ini
terdapat dalam bagian ayat 115 surat Al-An’am (6) yang terjemahannya
(lebih kurang) sebagai berikut, “tidak ada yang sanggup mengubah
kalimat-kalimat Allah”. Dalam bagian ayat 77 surat Al-Isra’ (17) Allah
menyatakan sebagai berikut, “dan engkau tidak akan menemui perubahan
dalam sunnah kami”. Sifat itu selalu terbukti dalam praktik.
Sifat sunnatullah yang ketiga adalah objektif. sifat ini tergambar
pada firman Allah dalam ayat 105 surat Al-Anbiya’ (21). Kurang lebihnya
berbunyi, ”bahwasanya dunia ini akan di warisi oleh hamba-hamba-Ku
yang shaleh”. Saleh artinya baik atau benar. Orang yang baik dan benar
adalah orang yang bekerja menurut Sunnahtullah yang menjadi ukuran
kebaikan dan kebenaran itu. Orang yang berkarya sesuai atau menuruti
Sunnahtullah adalah orang yang baik dan benar. Kebenaran yang terdapat
dalam Sunnahtullah adalah kebenaran objektif, berlaku bagi siapa saja di
mana saja.
Allah SWT memberikan akal dan ilmu kepada manusia yang
dikuasainya kini, manusia akan mampu menjalankan kedudukannya
sebagai khalifah mengelola dan memanfaatkan alam semesta serta

7
Mohammad Daud Ai, Pendidikan Agama Islam, Cet. 13, (Jakarta: Rajawali Pers, 2015), Hlm. 2-
3
8
Ibid,.4-5.

6
mengurus bumi ini untuk kepentingan hidup dan kehidupan manusia serta
makhluk lain di lingkungannya. Dan untuk pelaksanaan kedudukannya itu,
manusia akan dimintai pertanggung jawaban diakhirat kelak. Manusia
akan ditanya apakah dalam menjalankan ‘amanat’ yang dipercayakan
kepadanya itu, ia mengikuti dan mematuhi pola dan garis-garis besar
kebijaksanaan yang diberikan kepadanya melalui para nabi dan Rosul yang
termuat dalam ajaran agama.9
D. Tujuan Studi Islam
Bagi umat islam, mempelajari islam mungkin untuk memantapkan
keimanan dan mengamalkan ajaran islam, sedangkan bagi non muslim
hanya sekedar diskursus ilmiah, bahkan mungkin mencari kelemahan
umat islam. Dalam konteks partikular maupun universal. Dengan
demikian, tujuan Studi Islam adalah sebagai berikut:
Pertama, untuk memahami dan mendalami serta membahas ajaran-
ajaran Islam agar mereka dapat melaksanakan dan mengamalkan secara
benar, serta menjadikannya sebagai pegangan dan pedoman hidup. Tujuan
ini membawa konsekuensi bahwa Islam sebagai agama bukan hanya
sekedar instrumen baku yang sifatnya simbolistik, tetapi menjadi langkah
praksis dalam kehidupan. Dalam realitas Islam seringkali dijadikan
identitas diri, tetapi pelaksanaan terhadap ajaran Islam tidak di laksanakan
sepenuhnya.10
Dengan demikian memahami dan mengkaji islam direfleksikan
dalam konteks pemaknaan yang sebenarnya bahwa islam adalah agama
yang mengarahkan pada pemeluknya sebagai hamba yang berdimensi
teologis, humanis, dan keselamatan didunia dan akhirat. kerangka
pendalaman secara spesifik, di antaranya:
1. Pengkajian dan pendalaman terhadap esensi agama dan hubungannya
dengan agama lain. Sebagai kerangka teologis, Islam di turunkan oleh
Allah untuk membimbing dan mengarahkan serta menyempurnakan

9
Mohammad Daud Ai, Pendidikan Agama Islam, Cet. 13, (Jakarta: Rajawali Pers, 2015), Hlm. 10
10
Akhwan Mukarrom, Pengantar Studi Islam, (Surabaya: IAIN AMPEL PRESS, 2005), hlm. 3.

7
agama-agama agar pemeluknya selamat di dunia dan akhirat. Agama-
agama yang mengalami penyimpangan diarahkan menjadi agama yang
monotheistik. Meskipun demikian bukan berarti islam menafikkan
agama lain. Rasulullah masih mengakui agama-agama lain dan
pemeluknya dianggap sebagai Ahl al-kitab. Untuk itu, hubungan
secara harmonis dengan agama lain perlu disosialisasikan.11
2. Pengkajian dan pendalaman terhadap pokok-pokok ajaran Islam.
Islam adalah agama fitrah. Pokok-pokok ajaran yang terkandung di
dalamnya sesuai dan relevan dengan fitrah manusia. Sebagai agama
fitrah, pokok-pokok ajaran islam perlu ditransormasikan dalam
berbagai dimensi, sehingga mampu berkembang dengan baik dan
berinteraksi dengan lingkungan budaya yang dinamis.
3. Pengkajian dan pendalaman terhadap sumber-sumber ajaran Islam Al-
Quran dan hadist menjadi landasan dalam berpikir dan berkiprah.
Sebagai landasan, Al-Quran dan hadist perlu di pahami secara
kontekstual, sehingga umat islam dapat menyelesaikan problem
kehidupan manusia dan mampu menjawab tantangan zaman. Dengan
demikian, sumber islam tetap aktual dan fungsional dalam kontalasi
kehidupan yang serba berubah.
4. Pengkajian dan pendalaman terhadap prinsip-prinsip dan nilai-nilai
Islam.Islam adalah agama yang mempunyai misi rammah li al-alamin,
mempunyai prinsip dan nilai yang universal. Dengan demikian, Islam
dapat mengontrol, membimbing, dan mengarahkan sistem budaya dan
peradaban modern.12
Kedua, untuk menjadikan ajaran-ajaran Islam sebagai wacana
ilmiah secara transparan yang dapat diterima oleh berbagai kalangan.
Dalam hal ini, seluk beluk agama dan praktik-praktik keagamaan yang
berlaku bagi umat Islam dijadikan dasar ilmu pengetahuan.

11
Ibid,.4.
12
Ibid,.5.

8
Rasionalisasi terhadap ajaran Islam seringkali dilakukan
kalangan orientalis. Mereka berdalih bahwa studi Islam yang mereka
geluti adalah kajian yang obyektif. Namun dalam realitas, kajian yang
mereka tonjolkan lebih mengarah pada pencarian kelemahan islam.
Studi keislaman yang mengarah pada rasionalisasi dan adaptif
adalah konstruksi terhadap Studi Islam yang lebih cenderung bersifat
subjectif, apologis, doktriner, dan menutup diri. Ajaran islam yang di
klaim sebagai ajaran universal betul-betul mampu menjawab tantangan
zaman tidak sebagaimana diasumsikan sebagian orientalis yang
berasumsi bahwa Islam adalah ajaran yang menghendaki
ketidakmajuan dan tidak mampu menyesuaikan diri dengan perubahan
zaman.13
Selanjutnya, dengan tujuan-tujuan tersebut, studi islam diharapkan
akan bermanfaat bagi peningkatan usaha pembaharuan dan
pengembangan kurikulum pendidikan islam pada umumnya, dalam
usaha transformasi kehidupan sosial budaya serta agama umat islam
sekarang ini, menuju kehidupan sosial budaya modern pada generasi
mendatang, sehingga misi islam sebagai rahmatal lil alamin dapat
terwujud dalam kehidupan nyata didunia global.14
E. Aspek-Aspek Studi Islam
1. Aspek Agama
Nurcholis Madjid berpendapat bahwa dalam agama islam mengakui
adanya pluralisme. Menurutnya pluralisme adalah sebuah aturan tuhan
tidak akan berubah sehingga juga tidak mungkin untuk dilarang
maupun diingkari. Dalam islam adalah agama yang kitab sucinya
dengan tegas mengakui hak agama lain. Untuk hidup dan menjalankan
agama masing-masing dengan penuh kesungguhan.
Dalam aspek agama selain mengakui adanya pluralisme, ia juga
mengakui adanya universalisme. Yakni mengajarkan kepercayaan

13
Ibid,.6.
14
Maman Abd.Djaliel, Pengantar Studi Islam, Cet. 1, (Bandung: Pustaka setia, 2009), Hlm. 37

9
kepada tuhan dan hari akhir, menyuruh berbuat baik dan mengajak
pada keselamatan. Dan ini dapat dijadikan landasan untuk membangun
konsep toleransi dalam beragama.
2. Aspek Ibadah
Ibadah adalah upaya mndekatkan diri kepada Allah dengan
mentaati perintahnya, menjauhi segala larangannya dan mengamalkan
segala yang diizinkannya. Ibadah ada yang umum dan ada pula yang
khusus. Yang umum ialah segala amalan yang diijinkan Allah, yang
khusus adalah apa yang ditetapkan Allah akan perinciannya, tingkat
dan cara-cara yang tertentu. Ketentuan ibadah tersebut termasuk ajaran
islam dimana akal manusia tidak perlu campur tangan, melainkan hak
dan otoritas tuhan sepenuhnya.
3. Aspek Ilmu dan Kebudayaan
Dalam bidang ilmu dan teknologi, Islam mengajarkan kepada
pemeluknya untuk bersikap terbuka. Dalam bidang ilmu dan
kebudayaan islam menjadi mata rantai yang penting dalam sejarah
peradaban dunia. Misalnya mengembangkan ilmu kedokteran dari
cina, sistem pemerintahan dari persia, dan logika yunani. Tentu saja
dalam proses pengembangan tersebut terjadi dialektika internal.
4. Aspek Pendidikan
Dalam aspek ini islam memiliki rumusan yang jelas dalam bidang
tujuan, kurikulum, guru, metode dan sarana. Semua aspek yang
berkaitan dengan pendidikan ini dapat dipahami dari kandung surat Al-
Alaq. Dalam Al-Quran dapat dijumpai berbagai metode pedidikan
seperti ceramah, tanya jawab, diskusi dan nasehat.
5. Aspek Sosial
Ajaran islam dalam aspek ini termasuk yang paling menonjol
karena seluruh bidang islam pada akhirnya ditunjukan untuk
kesejahteraaan manusia. Namun, khusus dalam bidang sosial ini islam
menjunjung tinggi totlong menolong, saling menasehati dan
kebersamaan dalam pandangan islam, hal ini tinggi derajat manusia

10
tiak ditentukan ole nenek moyang, warna kulit dan lain sebagainya,
tapi ditentukan oleh ketakwaan yang ditunjukan oleh prestasi kerjanya
yang bermanfaat bag orang lain.
F. Sasaran Studi Islam
Dalam bidang agama terdapat sikap dogmatis, sedang dlam bidang
ilmiah terdapat sikap sebaliknya, yakni sikap rasional dan terbuka. Antara
agama ilmu pengetahuan memang terdapat unsu-unsur yang saling
bertentangan. Dari unsur perbedaan itu sulit untuk dipertemukan.
Oleh karena itu, aspek sasaran Studi Islam meliputi dua hal
tersebut, yaitu aspek sasaran keagamaan dan aspek sasaran keilmuan.15
1. Aspek Sasaran Keagamaan
AIN sebagai lembaga keagamaan, menurut para pengelola dan
civitas akademinya untuk lebih menonjolkan sikap pemihakan,
idealitas, bahkan seringkali diwarnai pembelaan yang bercorak
apologis. Kerangka ajaran yang terdapat dalam Al-Quran dan hadist
tetap dijadikan sandaran sentral agar kajian keislaman tidak keluar dan
tercerabut dari teks dan konteks.
Sebagai kerangka pijakan, ada beberapa elemen dasar keislaman
yang harus dijadikan pegangan. Pertama, Islam sebagai dogma juga
merupakan pengalaman universal dari kemanusiaan. Oleh karena itu,
sasaran Studi Islam diarahkan pada aspek-aspek praktis empirik yang
membuat nilai-nilai keagamaan agar dijadikan pijakan.
Kedua, Islam tidak hanya terbatas pada kehidupan setelah mati,
tetapi orientasi utama adalah dunia sekarang. Dengan demikian,
sasaran studi islam diarahkan pada pemahaman terhadap sumber-
sumber ajaran islam, pokok-pokok ajaran islam, sejarah islam, dan
aplikasinya dalam kehidupan. Dengan demikian, ajaran yang bersifat
absolut, tidak akan berubah dan tidak dapat diubah menurut peredaran
masa. Ia merupakan dogma. Dengan demikian, Studi Islam dapat

15
Akhwan Mukarrom, Pengantar Studi Islam, (Surabaya: IAIN AMPEL PRESS, 2005), hlm. 6-7.

11
mempertegas dan memperjelas wilayah agama yang tidak bisa
dianalisis dengan kajian empirik yang kebenarannya relatif.16
2. Aspek Sasaran Keilmuan
IAIN sebagai lembaga keilmuan dituntut untuk memenuhi tugas-
tugas pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengembangan ilmu
pengetahuan Islam serta pengabdian masyarakat. Studi keilmuan
memerlukan pendekatan kritis, analitis, metodologis, empiris, dan
historis. Dengan demikian, studi islam sebagai aspek sasaran keilmuan
membutuhkan sebagai pendekatan. Dalam Studi islam, kerangka
pemikiran ilmiah diatas ditarik dalam konteks keislaman. Dengan
demikian, kajian keislaman yang bernuansa ilmiah meliputi aspek
kepercayaan normatif-dogmatik yang bersumber dari wahyu dan aspek
perilaku yang lahir dari dorongan kepercayaan.17

16
Ibid,.7-8.
17
Ibid,.8-9.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Agama islam adalah agama Allah, dari Allah dan milik Allah.
Yang di amanatkan kepada seluruh umat manusia dari utusan Allah.
Agama islam merupakan agama penyempurna dari agama-agama
sebelumnya dan tetap mutakhir. Agama selalu menuntun manusia
untuk menggunakan akalnya agar senantiasa memahami ayat-ayat
yang ada dalam Al-Quran.
Islam secara harfiah berasal dari bahasa arab berarti selamat. dari
kata salima lalu diubah menjadi aslama yang berarti berserah diri.
Dengan demikian arti pokok islam adalah ketundukan, keselamatan,
dan kedamaian. studi islam bertujuan untuk memahami dan mendalami
serta membahas ajaran-ajaran islam agar mereka dapat melaksanakan
dan mengamalkannya dengan benar.
Dalam aspek studi Islam dibagi menjadi 5, diantaranya ialah;
1) Aspek Ibadah
2) Aspek Agama
3) Aspek ilmu dan kebudayaan
4) Aspek pendidikan
5) Aspek Sosial

13
Daftar Pustaka

Asy’ari. Pengantar Studi Islam. Surabaya: IAIN AMPEL PRESS, 2005.


Sodikin, Abuy. Konsep Agama dan Islam. jurnal Al-Qolam, vol. 20, No. 97 April
2003.

Mukarrom, Akhwan. Pengantar Studi Islam. Surabaya: IAIN AMPEL PRESS,


2005.

Sada, Heru Juabdin. Manusia dalam Perspektif Agama Islam, jurnal pendidik
islam, vol. 07, mei 2016.

Ai, Mohammad Daud. Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Rajawali Pers, 2015.

Djaliel, Maman Abd. Pengantar Studi Islam. Bandung: Pustaka setia, 2009.

14

Anda mungkin juga menyukai