Anda di halaman 1dari 63

KONSEP WAKTU,

PERUBAHAN, DAN
KEBUDAYAAN

Dra. Anik Sripurwanti

1
Konsep Waktu, Peruabahan, dan
Kebudayaan
Penulis: Dra. Anik Sripurwanti
Layout : Java Creative
Desain Cover : Java Creative

Penerbit & Percetakan:


JAVA CREATIVE
Jl. Jombang Gg.1 No.6 Gadingkasri
Malang 65115, Jawa Timur
Telp : (0341) 565235
Email : javabcm@gmail.com

Cetakan, Malang 2017

ISBN: 978-602-60938-3-7

Hak cipta dilindungi undang-undang


Dilarang mereproduksi atau memperbanyak seluruh
maupun sebagian dari buku ini dalam bentuk atau cara
apa pun tanpa izin tertulis dari penerbit

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT


atas segala rahmat-Nya sehingga buku ini dapat
selesai sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Disadari bahwa dalam penulisan buku ini tidak


akan mendapatkan suatu hasil yang baik tanpa
adanya bimbingan, bantuan, dorongan, saran serta
doa dari berbagai pihak. Untuk itu disampaikan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Pihak-
pihak terkait yang tidak dapat disebutkan namanya
satu per satu.

Disadari bahwa buku ini masih jauh dari


sempurna. Oleh karena itu, segala bentuk saran dan
kritik yang bersifat membangun demi perbaikan
sangat diharapkan. Semoga buku ini dapat
bermanfaat dalam Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan (PKB) dan pemenuhan Kredit Guru.

Penulis

3
4
DAFTAR ISI
Halaman Judul........................................................ i
Kata Pengantar....................................................... iii
Daftar Isi................................................................. v
Bab 1 Konsep Waktu.............................................. 1

A. Latar Belakang Konsep Waktu................... 1


B. Pokok-pokok Konsep Waktu...................... 4
C. Tujuan Konsep Waktu................................ 5

Bab 2 Konsep Waktu dan Sejarah.......................... 7

A. Konsep Waktu dan Sejarah Lokal............... 7


B. Konsep Perubahan..................................... 27
C. Konsep Kebudayaan................................... 42

Bab 3 Penutup........................................................ 51

A. Kesimpulan................................................. 51
B. Saran........................................................... 55

Daftar Pustaka

5
6
BAB I

KONSEP WAKTU

A. Latar Belakang Konsep Waktu


Memahami dan menerapkan landasan dan
wawasan pendidikan Pengetahuan Sosial menjadi
sangat penting artinya bagi tenaga kependidikan,
terutama guru-guru Pengetahuan Sosial pendidikan
adalah sesuatu yang luhur dan mengandung misi
kebajikan. Pendidikan tidak sekedar proses kegiatan
belajar mengajar, tetapi suatu proses penyadaran diri
dan proses memanusiakan manusia. Konsep ini perlu
diiangat oleh setiap tenaga kependidikan agar menjadi
referensi dan perspektif dalam membelajarkan anak
didiknya dalam bidang Pengetahuan Sosial.
Pengetahuan Sosial akan memberikan pemahaman
bahwa eksistensi kehidupan manusia akan senantiasa
ada dengan lingkungannya (baik lingkungan manusia

1
Konsep Waktu, Sejarah, dan Kebudayaan

maupun fisik lainnya). Kalau itu bisa terjadi maka proses


pembentukan warga negara yang baik dan efektif secara
efektif akan terealisasikan.

Pancasila menempatkan manusia dalam


keseluruhan harkat dan martabatnya sebagai makhluk
Tuhan Yang Maha Esa, manusialah yang menjadi titik
tolak dari usaha kita memahami manusia itu sendiri,
manusia dan masyarakatnya, serta manusia dengan
segenap lingkungan hidupnya. Adapun manusia yang
kita pahami bukanlah manusia yang luar biasa,
melainkan manusia yang disamping memiliki kekuatan
juga manusia yang dilekati dengan kelemahan-
kelemahan dan keterbatasan.

Manusia sebagai makhluk Tuhan adalah


makhluk pribadi dan sekaligus makhluk sosial. Sifat
kodrati manusia sebagai individu dan sekaligus sebagai
makhluk sosial yang merupakan kesatuan bulat harus
dikembangkan secara seimbang, selaras, dan serasi.
Manusia hanya memiliki arti dalam hidup secara layak

2
Konsep Waktu, Sejarah, dan Kebudayaan

diantara manusia lainnya. Tanpa manusia yang lain atau


tanpa hidup bermasyarakat seseorang tidak akan dapat
menyelenggarakan hidupnya dengan baik. Untuk itulah
manusia memerlukan pendidikan.

Dalam GBHN ada dua ketentuan mendasar


yang dikandungnya, yaitu pendidikan manusia
seutuhnya dan pendidikan manusia seumur hidup. Yang
dimaksud dengan manusia seutuhnya disini adalah
manusia yang berkembang seluruh kepribadiannya, baik
sebagai makhluk individu, makhluk sosial, makhluk
susila, serta makhluk beragama. Ini berarti bahwa
pendidikan tidak hanya diarahkan pada penciptaan
manusia-manusia yang berotak cerdas dan profesional,
melainkan diarahkan pada pembangunan manusia yang
memiliki kepribadian dan sikap mental terpuji yang
beriman dan bertakwa, yaitu manusia pancasila.

(Arbi, 1991/1992:19).

Uraian tersebut menuntut guru untuk


berusaha mengarahkan setiap aktivitas siswanya selalu

3
Konsep Waktu, Sejarah, dan Kebudayaan

dalam haluan intelegensi dan moral dalam setiap materi


ajar Pengetahuan Sosial. Hal ini menyadarkan guru
untuk lebih memahami konsep waktu, perubahan dan
kebudayaan mengingat betapa penting pernyataan
tersebut dalam pembelajaran sejarah di sekolah. Selain
begitu penting, juga dapat meningkatkan wawasan
pengetahuan dan penguasaan materi guru yang
akhirnya menjadi guru profesional yang mampu
mengajar dengan baik dan berkualitas yang dapat
menambah wawasan berpikir anak didik.

B. Pokok-pokok Konsep Waktu


Berdasarkan latar belakang yang telah
dipaparkan diatas, dapat dirumuskan pokok permasalah
sebagai berikut:

1. Bagaimanakah penjelasan mengenai konsep waktu


dan sejarah lokal, tugas pokok ilmu sejarah, konsep
waktu dalam sejarah dan sejarah lokal?
2. Bagaimanakah penjelasan perubahan dalam sejarah
yang meliputi pengertian perubahan, bentuk-bentuk

4
Konsep Waktu, Sejarah, dan Kebudayaan

perubahan sosial dan kebudayaan, faktor yang


menyebabkan terjadinya perubahan sosial dan
kebudayaan serta faktor yang mempengaruhi
jalannya proses perubahan kebudayaan?
3. Bagaimanakah penjelasan kebudayaan dalam
sejarah yang menyangkut istilah dan definisi
kebudayaan, unsur-unsur dan wujud kebudayaan,
serta perkembangan atau dinamika kebudayaan?

C. Tujuan Konsep Waktu


Rumusan masalah diatas bertujuan:

1. Menjelaskan konsep waktu dan sejarah lokal, tugas


pokok ilmu sejarah, konsep waktu dalam sejarah
dan sejarah lokal.
2. Menjelaskan perubahan dalam sejarah yang
meliputi pengertian perubahan, bentuk-bentuk
perubahan sosial dan kebudayaan, faktor yang
menyebabkan terjadinya perubahan sosial dan

5
Konsep Waktu, Sejarah, dan Kebudayaan

kebudayaan serta faktor yang mempengaruhi


jalannya proses perubahan kebudayaan.
3. Menjelaskan kebudayaan dalam sejarah yang
menyangkut istilah dan definisi kebudayaan, unsur-
unsur dan wujud kebudayaan, serta perkembangan
atau dinamika kebudayaan.

6
BAB II

Konsep Waktu dan Sejarah

A. Konsep Waktu dan Sejarah Lokal.


1. Definisi Sejarah.
Perkataan sejarah mula-mula berasal dari kata
bahasa Arab “syajara” artinya terjadi, “syajaratun”
(baca syajarah) artinya pohon kayu. Pohon kayu tumbuh
terus menerus dari bumi ke udara, dengan mempunyai
cabang, dahan dan daun, kembang atau bunga serta
serta buahnya. Sebagaimana dikatakan Muhammad
Yamin bahwa didalam kata sejarah tersimpan makna
pertumbuhan atau kejadian. Makna kata sejarah secara
etimologis adalah sejarah itu tumbuh, hidup,
berkembang dan bergerak terus dan akan berjalan terus
tiada henti sepanjang masa.

7
Konsep Waktu, Sejarah, dan Kebudayaan

Disamping kata sejarah kita jumpai pula


sejumlah kata dalam bahasa Arab yang artinya hampir
sama, yaitu seperti kata silsilah umpamanya menunujuk
pada keluarga atau nenek moyang, contoh prasasti kedu
atau Mantyasih merupakan silsilah raja-raja Mataram
Kuno (Hindu). Kata riwayat atau hikayat yang dikaitkan
dengan cerita yang diambil dari kehidupan, kadang-
kadang lebih mengenai perseorangan dan keluarga,
contoh Hikayat Amir Hamzah, Hikayat Bayan Budiman.
Kemudian kata kisah dalam bahasa Arab yang sangat
umum menunjuk ke masa lampau yang merupakan
cerita tentang kejadian yang benar-benar terjadi di
masa lampau, sebagai contoh kisah nabi Nuh AS dengan
perahunya. Selanjutnya kata Tarikh yang menunjukkan
tradisi dalam sejarah Islam, seperti Tarikh Nabi.

Selain itu didalam bahasa-bahasa nusantara


pun terdapat beberapa kata yang kurang lebih
mengandung arti sejarah seperti Babad yang berasal
dari bahasa Jawa, contohnya Babad Tanah Jawi. Kata
Tambo yang berasal dari bahasa Minangkabau. Kata

8
Konsep Waktu, Sejarah, dan Kebudayaan

Tutui Tetek dari bahasa Roti kemudian kata pustaka dan


ceritera. Menurut Pigeud, kata Babad berarti
Geschiekundig verhaal atau cerita sejarah.

Dalam bahasa asing pun kita temui kata-kata


yang terjemahnya sama dengan perkataan sejarah,
seperti dalam bahasa Belanda ialah Geschiedenis (dari
kata Geschieden yang artinya terjadi). Dalam bahasa
Jerman Geschichte yang artinya terjadi. Sedangkan
dalam bahasa Inggris ialah History (berasal dari bahasa
Yunani Historia yang artinya apa yang diketahui karena
penyelidikan) atau mengandung pengertian belajar
dengan cara bertanya. Adapun dalam penggunannya
oleh filsuf Yunani Aristoteles, Historia berarti pertelaan
sistematis mengenai seperangkat gejala alam tanpa
mempersoalkan susunan kronologisnya.

Definisi sejarah menurut menurut para ahli


yang menekankan pada konsep waktu dalam sejarah,
sebagai berikut.

9
Konsep Waktu, Sejarah, dan Kebudayaan

1. Edward Hallet Carr


“History is a continous of interaction between the
historian and his fact an uneding dialogue between
the present and the past”. (Carr, 1982:30).

(Sejarah ialah suatu proses interaksi serba terus


antara sejarawan dengan fakta-fakta yang ada
padanya; suatu dialog tiada henti-hentinya antara
masa sekarang dan masa silam).

2. James Bank
“All past event his history (history as actuality).
History can help student to understand human
behaviour in the past, present and future (new goals
for historical studies)”.

(Semua peristiwa masa lampau adalah sejarah


(sejarah sebagai kenyataan). Sejarah dapat
membantu para siswa untuk memahami perilaku
manusia pada masa lampau, masa sekarang dan
masa yang akan datang.

10
Konsep Waktu, Sejarah, dan Kebudayaan

3. Ismaun
Sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan tentang
rangkaian kejadian yang berkausalitas pada
masyarakat manusia dengan segala aspeknya serta
proses gerak perkembangannya yang kontinu dari
awal searah hingga kini yang berguna bagi pedoman
kehidupan masyarakat manusia masa sekarang serta
arah cita-cita masa depan.

4. Muhammad Yamin
Sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan dengan
umumnya yang berhubungan dengan cerita
bertarikh sebagai hasil penafsiran kejadian-kejadian
dalam masyarakat manusia pada waktu yang
lampau, yaitu susunan hasil penyelidikan bahan-
bahan tulisan atau tanda-tanda yang lain.

Dari uraian tentang definisi atau batasan


pengertian tadi dapat diambil intisarinya bahwa sejarah
adalah :

11
Konsep Waktu, Sejarah, dan Kebudayaan

1. Sebagai ilmu pengetahuan.


2. yang tersusun sebagai hasil penyelidikan.
3. dengan menggunakan sumber sejarah sebagai
bahan penyelidikan berupa sumber benda, sumber
tertulis dan sumber lisan.
4. cerita ilmiah yang menunjukkan adanya hubungan
antara satu gejala dengan gejala lain secara
kronologis.
5. yang diselidiki atau yang diriwayatkan dalam
pengertian sejarah adalah kejadian atau peristiwa
yang terjadi dalam masyarakat manusia pada zaman
lampau.
6. yang berlaku pada masyarakat manusia.
7. pada waktu yang lampau.
8. bertarikh atau bertanggal karena waktu dalam
perjalanan sejarah merupakan suatu kontinuitas dan
untuk memudahkan ingatan manusia dalam
mempelajari sejarah perlu ditentukan batas dan
akhirnya setiap babakan dengan kesatuan waktu
(detik, menit, jam, heri, minggu, dan seterusnya).

12
Konsep Waktu, Sejarah, dan Kebudayaan

9. menafsirkan keadaan yang telah lalu.


Dengan demikian sejarah akan mengantarkan
guru memahami apa yang terjadi pada masa lalu untuk
dijadikan pedoman masa kini dan masa yang akan
datang atau lebih jelasnya bahwa sejarah adalah suatu
pengetahuan tentang peristiwa yang terjadi dalam
masyarakat manusia pada waktu lampau sesuai dengan
rangkaian kausalitasnya serta proses perkembangannya
dalam segala aspek yang berguna sebagai pengalaman
untuk dijadikan pedoman kehidupan manusia pada
masa sekarang serta arah cita-cita pada masa yang akan
datang.

2. Tugas Pokok Ilmu Sejarah.


Ada banyak teori tentang tugas ilmu sejarah,
akan tetapi satu hal yang sama dan disetujui oleh para
sejarawan adalah ilmu sejarah bertugas membuka ke
masa lampau/waktu yang lalu umat manusia,
memaparkan kehidupan manusia dalam berbagai aspek
kehidupannya dan mengikuti perkembangannya dari
masa yang paling tua hingga dewasa ini.

13
Konsep Waktu, Sejarah, dan Kebudayaan

Tugas sejarah dalam membuka kegelapan


masa lampau umat manusia mengandung pengertian
sejarah meneliti dan mengkaji peristiwa atau kejadian
dalam masyarakat manusia yang terjadi pada masa
lampau. Peristiwa atau kejadian pada masyarakat
manusia dan masa lampau atau waktu yang lalu adalah
sesuatu yang penting dalam definisi sejarah. Kejadian
yang tidak memiliki hubungan dengan kehidupan
masyarakat manusia pada masa lampau bukanlah suatu
peristiwa sejarah. Demikian pula dengan suatu peristiwa
yang terjadi pada masa sekarang/kini belum menjadi
sejarah. Oleh karena itu konsep waktu menjadi sangat
penting dan dijadikan konsep esensial maka sangat
wajar apabila dalam penulisan sejarah atau histografi
mencakup tidak hanya penetapan waktu, tetapi lebih-
lebih memberi bentuk kepada waktu sehingga waktu
juga menunjukkan struktur. Sebagai contoh dalam
pembabakan waktu dalam perkembangan sejarah Eropa
yang meliputi :

I. Zaman Kuno .............. - 476 SM

14
Konsep Waktu, Sejarah, dan Kebudayaan

II. Abad Pertengahan 476 SM - 1453 SM


III. Zaman Baru 1453 SM - 1789 SM
IV. Zaman Terbaru 1789 SM - Sekarang
Konsep waktu menjadi sangat penting dalam
sejarah. Hal ini merupakan permasalahan yang rumit
dan sulit, karena apabila direnungkan dan dipikirkan
dapat dipertanyakan apakah sesungguhnya waktu dan
kapan Ia berawal serta kapan pula akan berakhir.

Apabila dilihat dari hakikatnya, sejarah adalah


suatu konsep tentang waktu atau tempo yang proses
kelangsungan atau perjalanan waktu berkesinambungan
dan satuan berlangsungnya waktu dengan perubahan
mengarungi ruang geografis yang berisi berbagai
peristiwa mengenai segala aktivitas dan hasil karya
manusia dalam perjalanan waktu yang
berkesinambungan maka kurun waktu akan berdimensi
tiga, yaitu:

1. waktu yang lalu.


2. waktu yang sekarang.

15
Konsep Waktu, Sejarah, dan Kebudayaan

3. waktu yang akan datang.


Dengan demikian jalannya waktu sebagai
proses bergerak menurut garis lurus yang bergerak
terus dari awal menuju masa depan, jadi penggambaran
proses jalur waktu itu selalu lurus. Pandangan waktu
bervariasi menurut tinjauan dari berbagai peradaban.
Menurut filsafat sejarah gambaran siklus waktu berakar
pada kosmologi yang masih terikat pada peredaran
kosmos dan musim.

Dalam peradaban barat gambaran waktu yang


linear (lurus) sangat dominan. Hal ini dikarenakan
secara implisit waktu bergerak dari beakang ke depan
atau dari arah kiri ke kanan dengan memakai titik awal
dan titik akhir sebagai ujung. Oleh karena itu, gerakan
waktu adalah progresif. Suatu unsur esensial juga dalam
kosmologi barat yang memandang seluruh proses
sejarah mewujudkan gerakan progresif. Jadi semakin
maju dalam arti mencapai fase yang lebih tinggi
tingkatannya dari pada masa yang lampau. Sebagai
contoh perhatikan bagan dibawah ini.

16
Konsep Waktu, Sejarah, dan Kebudayaan

9 8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Masa sebelum masehi (SM, BC) Masa
sesudah masehi (M, AD)

Pergerakan waktu

Dalam pandangan waktu seperti itu maka


secara implisit waktu mempunyai tiga dimensi yaitu
masa lampau, masa sekarang, dan masa yang akan
datang. Masa kini bergerak terus dan gerakan itu secara
eksak diukur dengan detik, menit, hari, minggu, bulan,
tahun, windu, dasawarsa, dan abad. Penggunaan istilah
masa kini sesungguhnya sifatnya relatif karena waktu
bergerak terus, hal ini hanya sebagai titik temu antara
masa lampau dengan masa depan. Sebaliknya masa kini
sering diperluas ke dua arah (kedepan dan kebelakang)
sehingga menjadi relatif panjang. Misalnya istilah
sejarah kontemporer dapat meliputi beberapa
dasawarsa. Sebagai contoh adalah sejarah
perkembangan ASEAN. Seperti diketahui organisasi
kerjasama antara bangsa bangsa di kawasan Asia
Tenggara terbentuk pada tahun 1967. Namun hingga

17
Konsep Waktu, Sejarah, dan Kebudayaan

saat ini ASEAN masih berdiri dan entah kapan


berakhirnya. Contoh lain misalnya sejarah
perkembangan OPEC dam lain-lain.

Dalam persepsi waktu tersebut, jika batas


waktu dalam tiga dimensi yaitu masa lampau, masa kini
dan masa depan kita hilangkan maka sang waktu akan
benar-benar menjadi tidak berpangkal dan berujung.
Begitulah penentuan waktu itu penting sekali sebagai
batas tinjauan kerangka gerak sejarah. Jadi dimensi
waktu sebagai kerangka utama danpertama dalam
sejarah.

Titik tolak pemikiran yang mendasar sebagai


kesepakatan awal adalah bahwa sejarah adalah hal
ikhwal mengenai waktu lampau atau masa lalu. Tetapi
betapa pun masih lama, panjang atau luasnya dan tanpa
batasan dimensi waktu yang lalu itu dari detik yang baru
saja berlalu sampai kapan entah bila bukti-bukti sejarah
dapat menunjukkan. Dalam hal ini perjalanan waktu
atau kelangsungan (Continuity) perlu dibuat batasan

18
Konsep Waktu, Sejarah, dan Kebudayaan

awal dan akhirnya disebut kurun waktu atau babakan


waktu (periode) secara berurutan atau sucession atau
prinsip kronologis dalam sejarah.

Menurut Alexander D Xenopol, peristiwa


berurutan merupakan objek studi sejarah sebagai ilmu.
Karena sejarah menitikberatkan urutan (sucession
cronology) sbagai pokok penelitian. Urutan yang
dimaksud adalah pertumbuhan dan dalam esensi
pengertian perubahan baik evolusi maupun revolusi.

Hendri Bergson menamakan sucesion itu


dengan istilah duree yaitu dalam urutan kejadian
sejarah. Peristiwa yang terdahulu tidak hanya terikat
teguh dengan peristiwa yang sesudahnya tetapi juga
urutan yang berikut merupakan stadium yang lbih lanjut
dasri peristiwa yang terdahulu. Bertolak dari pernyataan
tersebut dalam perspektif sejarah dinyatakan bahwa
segala sesuatu yang bereksistensi masa kini adalah
produk pengembangan masa lampau, sedangkan
banyak keadaan atau kecenderungan dewasa ini akan

19
Konsep Waktu, Sejarah, dan Kebudayaan

menentukan masa depan. Tepatlah apabila ada pepatah


yang mengatakan bahwa masa kini tersimpan masa lalu
dan masa depan tersimpan masa kini. Atau sebaliknya
dengan memahami masa lalu kita akan memahami
masa sekarang dan akan mampu memprediksikan
kejaadian di masa mendatang. Cicero pernah
mengatakan historia magistra vitae yang artinya sejarah
adalah guru kehidupan. Pernyataan tersebut
mengandung makna bahwa sejarah memuat penjelasan
tentang apa-apa yang akan terjadi pada masa sekarang
dan apa-apa yang dapat terjadi pada masa yang akan
datang.

Peristiwa pada masa lampau tidak pernah


terputus dari rangkaian kejadian masa kini dan masa
mendatang sehingga waktu dalam perjalanan dalam
sejarah adalah suatu kesinambungan atau kontinuitas.
Oleh karena itu, untuk memudahkan ingatan manusia
dalam mempelajari dan memahami peristiwa masa lalu
dalam sejarah perlu ditentukan batas-batas waktu
dengan cara klasifikasi waktu, dan klasifikasi waktu

20
Konsep Waktu, Sejarah, dan Kebudayaan

dalam sejarah menghasilkan pembagian waktu yaitu


periode, zaman, babakan waku atau masa dan kini.
Sedangkan kurun waktu adalah kesatuan waktu yang isi,
bentuk maupun waktunya tertentu. Masa lalu yang
tidak terbatas kejadian dan waktunya ditentukan isi,
bentuk, dan waktunya menjadi kurun-kurun. Satu hal
yang perlu dipahami bahwa periodisasi adalah supaya
setiap waktu itu menjadi jelas ciri-cirinya sehingga
mudah dipahami dari urutan rangkaian peristiwa
sejarah. Sebagai contoh apabila membaca buku sejarah,
baik buku pelajaran maupun Sejarah Nasional
Indonesia, kita akan menemukan pembabakan waktu
tersebut, umpamanya kita akan mengenal adanya
zaman prasejarah, zaman pengaruh Hindu Budha,
zaman Islam, masa kekuasaan Belanda, masa
kebangkitan Nasional, serta zaman kemerdekaan.
Pembagian tersebut dinamakan periodisasi atau zaman,
dimana setiap periode atau zaman memiliki karateristik
sendiri-sendiri yang berbeda dengan periode yang
lainnya.

21
Konsep Waktu, Sejarah, dan Kebudayaan

3. Waktu Dalam Sejarah.


Tugas sejarah adalah membuka kegelapan
masa lalu atau masa lampau umat manusia dengan
meneliti dan mengkaji peristiwa-peristiwa di dalam
masyarakat manusia yang terjadi pada masa lampau
dan berusaha memaparkan kehidupan umat manusia
dalam berbagai aspek kehidupannya dan mengikuti
perkembangannya dari masa yang paling tua sampai
dewasa ini. Tapi sesungguhnya yang dipelajari dalam
sejarah bukan hanya perkembangannya saja tetapi juga
kesinambungan, pengulangan, dan perubahan dari
peristiwa masa lalu manusia. Jadi, waktu dalam sejarah
terjadi empat hal, yaitu (1) perkembangan, (2)
kesinambungan, (3) pengulangan, dan (4) perubahan.

Perkembangan mayarakat terjadi bila berturut-


turut masyarakat bergerak dari satu bentuk ke bentuk
lain. Biasanya masyarakat akan berkembang dari bentuk
yang sederhana ke bentuk yang lebih kompleks. Contoh
yang paling jelas adalah perkembangan demokrasi di
Amerika yang mengikuti perkembangan kota.

22
Konsep Waktu, Sejarah, dan Kebudayaan

Perkembangan masyarakat manusia dari masa lampau


sampai sekarang dipelajari oleh sejarah. Dalam hal ini
ilmu sosiologi dan antropologi besar peranannya dalam
dalam membantu sejarah mengungkapkannya.

Kesinambungan terjadi bila suatu masyarakat


baru hanya melakukan adopsi lembaga-lembaga lama.
Dikatakan bahwa pada mulanya kolonialisme adalah
kelanjutan patrimonialisme. Demikianlah kolonialisme
hanya mengadopsi kebiasaan lama. Misalnya dalam
menarik upeti raja taklukan Belanda meniru Raja-raja
pribumi, juga dalam sewa tanah.

Pengulangan terjadi bila peristiwa yang prnah


terjadi di masa lampau terjadi lagi pada masa
selanjutnya, misalnya jatuhnya kekuasaan presiden
Soekarno akibat aksi-aksi yang dilakukan mahasiswa.
Peristiwa ini terjadi kembali dimana presiden Soeharto
“lengser keprabon” juga akibat aksi-aksi yang dilakukan
mahasiswa.

23
Konsep Waktu, Sejarah, dan Kebudayaan

Perubahan terjadi bila masyarakat mengalami


pergeseran sama dengan perkembangannya. Akan
tetapi asumsinya adalah adanya perkembangan besar-
besaran dan dalam waktu yang relatif singkat. Biasanya
perubahan ini terjadi akibat pengaruh dari luar.
Contohnya gerakan paderi di Sumatra Barat yang
menentang kaum adat sering dianggap sebagai hasil
pengaruh gerakan Wahabi di Arab yang ditularkan lewat
para Haji sepulang dari Makkah dan tidak puas dengan
kekuasaan kaum adat.

4. Sejarah Lokal.
Sejarah lokal merupakan salah satu cabang
dari ilmu sejarah yang berusaha mengungkap peristiwa
yang terjadi di masyarakat manusia dan terjadi di satu
tempat saja. Pengertian di suatu tempat tidak
mengandung arti yang sempit misalnya peristiwa yang
terjadi di suatu kampung atau desa saja. Tetapi bisa
mencakup daerah yang relatif luas, misalnya satu
kabupaten atau propinsi. Hal ini mungkin merupakan
satu kebanggaan dari suatu masyarakat yang budaya

24
Konsep Waktu, Sejarah, dan Kebudayaan

dan latar belakangnya sama. Bahkan jika mempelajari


sejarah nasional justru banyak peristiwa-peristiwa
sejarah lokal yang dijadikan sejarah nasional. Contohnya
:

1. Peristiwa Bandung Lautan Api yang terjadi di kota


Bandung, merupakan peristiwa sejarah masyarakat
Bandung, kemdian masyarakat Jawa Barat. Tetapi
juga merupakan satu peristiwa yang berkaitan
dengan sejarah bangsa Indonesia dalam
mempertahankan kedaulatan dan kemerdekaan
bangsa sehingga dimasukkan ke dalam materi
sejarah nasional.
2. Kerajaan Mataram Kuno jika dilihat lokasinya
terdapat di daerah Yogyakarta, harusnya merupakan
sejarah masyarakat Yogyakarta atau masyarakat
Jawa Tengah, akan tetapi dimasukkan pula sebagai
sejarah nasional.
3. Contoh lainmisalnya Peristiwa 10 Nopember,
Perlawanan Patimura, Kerajaan Tarumanegara,
Kerajaan Aceh, dan sebagainya.

25
Konsep Waktu, Sejarah, dan Kebudayaan

Hal ini berkaitan dengan upaya pelestarian


warisan kebudayaan dan nilai-nilai sejarah bangsa yang
merupakan masalah dari pelestarian budaya bangsa itu
sendiri. Adakah suatu bangsa yang tidak memiliki
kebudayaan? Adakah bangsa yang tidak memiliki
sejarahnya merupakan gambaran dan kesimpulan
proses perkembangan bangsanya?. Jawaban pertanyaan
tersebut dalam hal ini dapat dikutip dari pendapat
Michael Kammen yang menyatakan “tetapi jika
memang demikian halnya adalah penting bagi para ahli
sejarah untuk memutar kembali masa lampau, sebab
hidup masa datang dibangun diatas hidup masa lampau.
Ahli sejarah adalah perekam peradaban. Peradaban
yang tanpa rekaman akan berhenti beradab. Peradaban
tanpa sejarah akan kehilangan identitas, dan tana
identitas tidak akan ada tujuan, sedangkan peradaban
tanpa tujuan akan layu”. (Kammen, 1977:8).

26
Konsep Waktu, Sejarah, dan Kebudayaan

Pernyataan tersebut diasumsikan bahwa


dengan mempelajari sejarah, dapat diambil pelajaran
dari peristiwa-peristiwa lama yang baik untuk tetap
dipelihara, diperbaharui, dan diteruskan kepada
generasi sekarang oleh para ahli sejarah dengan
membuang segi-segi yang kurang baik atau tidak cocok
dengan perkembangan zaman demi kemajuan dan
kelangsungan bangsa di masa sekarang dan di masa
yang akan datang.

B. Pembelajaran Konsep Perubahan.


1. Pengertian Konsep Perubahan Sosial Budaya.
Perubahan merupakan gejala umum yang
terjadi pada masyarakat manusia. Boleh dikatakan tidak
ada suatu masyarakat pun di dunia ini yang benar-benar
statis. Dalam konteks kehidupan manusia, kita
mengenal ada dua macam perubahan, yaitu perubahan
sosial dan perubahan kebudayaan.

27
Konsep Waktu, Sejarah, dan Kebudayaan

Kingsley Davis (dalam Udin, 2007: 5.19)


menyatakan bahwa perubahan sosial merupakan bagian
dari perubahan kebudayaan. Perubahan kebudayaan
mencakup semua bagian kebudayaan termasuk di
dalamnya kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi,
filsafat, maupun perubahan-perubahan dalam bentuk
serta aturan-aturan organisasi sosial.

Taylor (dalam Udin, 2007: 5.19)


mengemukakan bahwa untuk menentukan pengertian
perubahan kebudayaan kita harus memahami dulu arti
dari kebudayaan itu sendiri. Beliau mengatakan bahwa
kebudayaan adalah suatu kompleks yang mencakup
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, norma,hukum,
adat istiadat, serta kebiasaan dari manusia sebagai
warga masyarakat. Maka perubahan kebudayaan adalah
perubahan dari semua unsur-unsur kebudayaan
tersebut.

Gillin dan Gillin (dalam Udin, 2007:5.20)


menyebutkan bahwa perubahan sosial-budaya sebagai

28
Konsep Waktu, Sejarah, dan Kebudayaan

suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima,


baik karena perubahan kondisi geografis,kebudayaan
material komposisi penduduk, ideologi maupun karena
adanya difusi atau penemuan-penemuan baru di
masyarakat.

Selo Soemardjan (dalamUdin, 2007:5.20)


mengemukakan bahwa perubahan sosial-budaya adalah
segala perubahan dalam lembaga-lembaga
kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang
mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya
nilai-nilai sikap dan pola-pola perilaku antara kelompok-
kelompok masyarakat.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa


perubahan sosial dan budaya sangat sukar untuk
menentukan letak perbedaan antara perubahan sosial
dan perubahan kebudayaan. Hal ini disebabkan tidak
ada masyarakat yang tidak mempunyai kebudayaan,
dan sebaliknya tidak mungkin ada kebudayaan yang
tidak terjelma atau lahir dari suatu masyarakat.

29
Konsep Waktu, Sejarah, dan Kebudayaan

Akibatnya dalam keseharian, orang kadang


menyamakan arti keduanya, bahkan ada juga yang
menyebutnya perubahan sosial-budaya.

Namun demikian antara perubahan sosial dan


perubahan kebudayaan mempunyai aspek yang sama,
yaitu keduanya bersangkut paut dengan penerimaan
cara-cara baru atau suatu perbaikan dari cara-cara
masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
(dalam Udin, 2007:5.19)

Salah satu sifat sistem sosial-budaya adalah


cenderung bertahan dan berubah sesuai dengan situasi
yang dialami masyarakat yang bersangkutan. Apabila
kehiduoan suatu masyarakat berubah maka berubah
pula sistem kebudayaannya. Perubahan sosial-budaya
yang terjadi dalam masyarakat sejalan dengan sifat
manusia yang dinamis. Perubahan sosial-budaya itu
dapat mengenai nilai-nilai, norma-norma, pola-pola
perilaku, sistem organisasi sosial, bentuk, dan jenis
benda budaya,dan sebagainya.

30
Konsep Waktu, Sejarah, dan Kebudayaan

2. Bentuk-Bentuk Perubahan Sosial dan Perubahan


Kebudayaan
a. Perubahan yang terjadi secara lambat dan
perubahan yang terjadi secara cepat.
Perubahan yang terjadi secara lambat
dinamakan evolusi. Perubahan ini memerlukan waktu
yang lama, dimana terdapat suatu rentetan perubahan
kecil yang saling mengikuti dengan lambat. Pada proses
evolusi perubahan-perubahan terjadi dengan
sendirinya, tanpa suatu rencana ataupun suatu
kehendak. Contohnya yaitu evolusi binatang.

Perubahan-perubahan yang cepat dinamakan


revolusi. Unsur-unsur pokok dari suatu revolusi adalah
adanya perubahan yang cepat dan perubahan tersebut
mengenai dasa-dasa atau sendi-sendipokok kehidupan
masyarakat. Contohnya yaitu revolusi industri yang
menyebabkan perubahan sendi-sendi kehidupan
masyarakat.

31
Konsep Waktu, Sejarah, dan Kebudayaan

b. Perubahan-perubahan yang menimbulkan pengaruh


yang kecil dan perubahan-perubahan yang
menimbulkan pengaruh yang besar.
Perubahan-perubahan yang pengaruhnya kecil
adalah perubahan-perubahan pada unsur-unsur
struktur sosial yang tidak membawa pengaruh langsung
atau pengaruh yang berarti bagi masyarakat.
Contohnya, suatu perubahan dalam mode pakaian tidak
akan membawa pengaruh yang berarti bagi masyarakat
dalam keseluruhannya,oleh karena tidak mengakibatkan
perubahan-perubahan dalam lembaga-lembaga
masyarakat. Sedangkan perubahan-perubahan besar
adalah perubahan-perubahan pada unsur-unsur
struktur sosial yang membawa pengaruh langsung bagi
masyarakat. Contonya, industrialisasi pada masyarakat
agraris. Perubahan tersebut membawa pengaruh yang
besar terhadap masyarakat. Berbagai lembaga
kemasyarakatan akan terpengaruh oleh industrialisasi
tersebut, seperti hubungan kerja, sistem upah, sistem

32
Konsep Waktu, Sejarah, dan Kebudayaan

hak milik atas tanah, hubungan-hubungan kekeluargaan


dan kemasyarakatan, stratifikasi masyarakat, hubungan
patron klien, sistem ekonomi, dan sebagainya.

c. Perubahan yang dikehendaki atau perubahan yang


direncanakan dan perubahan yang tidak
dikehendaki atau perubahan yang tidak
direncanakan
Perubahan yang dikehendaki (intended
change) atau perubahan yang direncanakan (planned
change) merupakan pihak yang hendak melakukan
perubahan di dalam masyarakat, pihak-pihak yang
menghendaki perubahan disebut agent of change.
Suatu perubahan yang dikehendaki atau yang
direncanakan selalu berada di bawah pengendalian
serta pengawasan agent of change tersebut. Untuk
mempengaruhi masyarakat dengan sistem yang teratur,
dinamakan social engenering atau social planing.
Contohnya, pembangunan nasional.

33
Konsep Waktu, Sejarah, dan Kebudayaan

Perubahan sosial yang tidak dikehendaki


(unintened change) atau yang tidak direncanakan
(unplanned change) merupakan perubahan-perubahan
yang terjadi tanpa dikehendaki yang dapat
menyebabkan timbulnya akibat-akibat sosial yang tidak
diharapkan oleh masyarakat. Contohnya ialah masuknya
budaya barat yang bersifat negatif seperti alkoholisme,
pergaulan sex bebas, kumpul kebo, individualisme,
pornografi dan sebagainya.

3. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Terjadinya


Perubahan Sosial dan Kebudayaan
Secara umum faktor-faktor yang menyebabkan
terjadinya perubahan sosial dan kebudayaan dapat
dibagi menjadi dua yaitu faktor-faktor dari dalam
masyarakat itu sendiri dan faktor-faktor yang berasal
dari luar masyarakat :

a. Faktor-faktor dari Dalam

34
Konsep Waktu, Sejarah, dan Kebudayaan

Sebab-sebab yang bersumber dari dalam


masyarakat itu sendiri antara lain sebagai berikut :

1. Bertambah atau berkurangnya penduduk


Bertambahnya penduduk dapat menyebabkan
terjadinya perubahan dalam struktur masyarakat,
terutama yang menyangkut lembaga-lembaga
kemasyarakatan seperti sistem hak milik atas tanah,
sewa tanah, bagi hasil dan sebagainya yang sebelumnya
semua itu tidak dikenal oleh masyarakat.

2. Penemuan-penemuan baru
Penemuan-penemuan baru ini dapat
dibedakan dalam pengertian discovery dan invention.
Discovery adalah penemuan dan suatu unsur
kebudayaan yang baru, baik berupa suatu alat baru
ataupun yang berupa suatu ide, metode baru, cara /
teknik baru yang diciptakan seorang individu atau
kelompok-kelompok individu dalam masyarakat yang
bersangkutan. Discovery baru menjadi invention kalau

35
Konsep Waktu, Sejarah, dan Kebudayaan

masyarakat sudah mengakui, diuji, diterima, serta


diterapkan secara luas penemuan baru tersebut dalam
masyarakat yang bersangkutan.

3. Pertentangan dalam masyarakat


Pertentantang-pertentangan (conflict) yang
terjadi di dalam masyarakat bisa menyebabkan
terjadinya perubahan sosial budaya. Contoh, dalam
sejarah pertentangan antar kelompok konservatif
dengan kelompok liberal dalam parlemen Belanda yang
dimenangkan oleh kelompok liberal telah menyebabkan
dihapuskannya tanam paksa, masuknya modal swasta
ke Indonesia dan dilaksanakannya politik etis yang
menimbulkan perubahan dalam struktur masyarakat
dan sendi-sendi kehidupan bangsa Indonesia. Bentuk-
bentuk konflik di dalam masyarakat dapat dibedakan :

a. Konflik antara individu dengan individu


b. Konflik antara individu dengan kelompok
c. Konflik antara kelompok dengan kelompok

36
Konsep Waktu, Sejarah, dan Kebudayaan

d. Konflik antargenerasi

4. Terjadinya pemberontakan atau revolusi dalam


masyarakat
Pemberontakan yang terjadi biasanya diawali
dengan adanya ketidakpuasan dari sebagian anggota
masyarakat. Ketidakpuasan ini bisa diarahkan pada
sistem kekuasaan yang dianggapnya tidak cocok, dan
bisa juga pada pemegang kekuasaan atau orangnya.
Misalnya, adanya aksi unjuk rasa para mahasiswa yang
menuntut turunnya Soeharto dari kursi kepresidenan.
Selain itu adanya revolusi dalam masyarakat juga bisa
menyebabkan terjadinya perubahan sosial dan budaya,
misal : revolusi yang terjadi di Rusia, Oktober 1917,
telah menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan
besar di negara tersebut. Rusia yang mula-mula
mempunyai bentuk kerajaan yang absolut yang disebut
Tsar, berubah menjadi diktator yang didasarkan pada
doktrin marxisme.

37
Konsep Waktu, Sejarah, dan Kebudayaan

b. Faktor-faktor dari Luar.


Perubahan sosial dan kebudayaan dapat pula
bersumber pada sebab-sebab yang berasal dari luar
masyarakat itu sendiri, yaitu :

1. Sebab-sebab yang berasal dari lingkungan alam fisik


Terjadinya gempa bumi, gunung meletus,
banjir, tanah longsor dapat menyebabkan penghuni
tempat tersebut terpaksa harus meninggalkan
tempatnya menuju ke tempat yang baru. Ditempat
tinggal yang baru maka mereka harus menyesuaikan diri
dengan keadaan alam yang baru. Contoh, nenek
moyang kita dahulu yang mula-mula hidup dari berburu
dan meramu harus meninggalkan tempatnya dan
kemudian mereka menetap di tempat yang baru
memberi kemungkinan mereka untuk bertani, beternak
dan terus menetap ditempat tersebut.

2. Peperangan

38
Konsep Waktu, Sejarah, dan Kebudayaan

Suatu negara yang terlibat peperangan dengan


negara lain dapat pula menyebabkan terjadinya
perubahan sosial dan kebudayaan. Contohnya, negara
Jerman setelah Perang Dunia II pecah menjadi dua
negara yaitu Jerman Barat dan Jerman Timur dengan
ideologi yang berbeda, setelah Perang Dunia I, dunia
terbagi dalam dua blok yaitu, Blok Barat (Amerika
Serikat) dan Blok Timur (Uni Soviet).

3. Pengaruh kebudayaan masyarakat lain


Kebudayaan masyarakat lain yang masuk
dapat menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan
dalam suatu masyarakat. Kebudayaan tersebut terpadu
dan bercampur dengan kebudayaan asli menghasilkan
kebudayaan baru. Contohnya, masuknya kebudayaan
India dan kebudayaan Islam ke Indonesia menyebabkan
terjadinya berbagai perubahan dalam unsur-unsur
budaya bangsa Indonesia, seperti kepercayaan, sistem

39
Konsep Waktu, Sejarah, dan Kebudayaan

pemerintahan, seni bangunan, seni sastra, filsafat,


stratifikasi sosial dan sebagainya.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jalannya Proses


Perubahan
Disamping ada faktor-faktor penyebab
terjadinya perubahan, juga ada faktor-faktor yang
mempengaruhi jalannya proses perubahan, yaitu :

a. Faktor yang mendorong jalannya proses perubahan


1. Kontak dengan kebudayaan lain
2. Sistem pendidikan yang maju
3. Sikap menghargai hasil karya orang lain dan
memiliki keinginan untuk maju
4. Toleransi terhadap perbuatan yang menyimpang
5. Sistem pelapisan masyarakat yang terbuka
6. Penduduk yang heterogen
7. Terjadinya disorganisasi dalam masyarakat
8. Sikap mudah menerima hal-hal baru
9. Orientasi ke masa depan

40
Konsep Waktu, Sejarah, dan Kebudayaan

10. Pandangan bahwa manusia harus senantiasa


berikhtiar untuk memperbaiki hidupnya
b. Faktor-faktor yang menghalangi terjadinya
perubahan
1. Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain
2. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang terlambat
3. Sikap masyarakat yang tradisional, yaitu sikap
yang terlalu mengagungkan tradisi nenek
moyang dan enggan menerima inovasi atau
pembaruan
4. Adanya kepentingan-kepentingan yang telah
tertanam kuat misalnya masyarakat feodal
5. Adat atau kebiasaan yang menolak inovasi
6. Prasangka terhadap hal-hal yang baru dan asing
7. Rasa takut akan terjadi kegoyahan dalam
integrasi kebudayaan
8. Pandangan bahwa hidup ini pada hakekatnya
buruk dan tidak mungkin diperbaiki.

41
Konsep Waktu, Sejarah, dan Kebudayaan

C. Konsep Kebudayaan
1. Definisi Kebudayaan
Kebudayaan dimiliki oleh masyarakat manusia
yang tidak diturunkan secara biologis tetapi diperoleh
melalui proses belajar. Kebudayaan juga merupakan
pernyataan atau perwujudan dari kehendak, perasaan
dan pikiran manusia. Ciri-ciri kebudayaan :

1. Kebudayaan diciptakan oleh manusia melalui


perasaan, kehendak dan pikiran serta karya manusia
2. Kebudayaan dibutuhkan oleh manusia untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungan dan untuk
memenuhi berbagai kebutuhan
3. Kebudayaan diperoleh manusia melalui proses
belajar
4. Kebudayaan dimiliki dan diakui oleh masyarakat
5. Kebudayaan sifatnya dinamis atau berubah-ubah
6. Kebudayaan dapat berupa gagasan (ide), tindakan
(perilaku), dan hasil karya yang berbentuk material
(kebendaan)
(Winataputra, Udin, dkk. 2007:5-33)

42
Konsep Waktu, Sejarah, dan Kebudayaan

2. Unsur-unsur dari Wujud Kebudayaan


Kebudayaan memiliki unsur-unsur yang
universal, yang artinya unsur-unsur kebudayaan ini
dimiliki oleh semua budaya-budaya manusia yang ada di
muka bumi ini dari masyarakat sederhana sampai
masyarakat modern. Unsur-unsur kebudayaan antara
lain:

a. Bahasa (lisan atau tulisan)


Bahasa dapat dibedakan atas :

 Bahasa isyarat misalnya kentongan, gerakan tangan,


anggukan dan gelengan kepala dan isyarat lainnya
yang diterima berdasarkan kesepakatan suatu
masyarakat
 Bahasa lisan diucapkan melalui mulut
 Bahasa tulisan melalui buku, gambar, surat, koran
b. Sistem peralatan dan perlengkapan hidup manusia
atau sistem teknologi
Teknologi adalah semua cara / alat yang
dipergunakan manusia untuk memenuhi kebutuhannya

43
Konsep Waktu, Sejarah, dan Kebudayaan

yang meliputi alat-alat produksi, distribusi dan


transportasi, wadah dan tempat untuk menyimpan
makanan dan minuman, pakaian dan perhiasan, tempat
berlindung dan perumahan serta senjata.

c. Sistem mata pencaharian hidup atau sistem


ekonomi
Sistem ekonomi berkaitan dengan pemenuhan
kebutuhan hidup manusia yang paling mendasar, yaitu
meliputi berburu dan meramu, perikanan, bercocok
tanam, peternakan serta perdagangan.

d. Sistem kemasyarakatan atau organisasi sosial atau


sistem sosial
Organisasi sosial adalah suatu perkumpulan
atau persekutuan orang atau kelompok dalam
masyarakat yang bekerja sama untuk mencapai
kepentingan atau tujuan bersama pula. Terbentuknya
sistem sosial / organisasi sosial merupakan perwujudan
konkret dan hakikat manusia sebagai makhluk sosial,

44
Konsep Waktu, Sejarah, dan Kebudayaan

yaitu ia hidup bersama dan saling ketergantungan


antara satu dengan yang lainnya dalam masyarakat.

e. Sistem pengetahuan
Pengetahuan artinya segala sesuatu yang
diketahui atau kepandaian pengetahuan yang universal
itu meliputi pengetahuan tentang flora dan fauna,
tentang ruang, waktu, bilangan serta pengetahuan
tentang tubuh manusia, dan perilaku antar sesama
manusia. Pengetahuan yang dimiliki oleh manusia
(masyarakat) pada dasarnya merupakan hasil proses
belajar atau dipelajari dari lingkungan alam, lingkungan
sosial, dan lingkungan budaya masyarakatnya.

f. Sistem religi
Unsur-unsur kebudayaan universal yang
berkaitan dengan sistem religi meliputi sistem
kepercayaan, sistem nilai dan pandangan hidup,
komunitas keagamaan serta upacara keagamaan.

45
Konsep Waktu, Sejarah, dan Kebudayaan

g. Sistem kesenian
Kesenian adalah pranata yang dipergunakan
untuk mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa
manusia. Kesenian umumnya dapat dibedakan antara
lain:

a. Seni rupa meliputi seni patung, seni pahat, seni


lukis, seni rias
b. Seni musik meliputi seni vokal (suara) dan seni
musik
c. Seni sastra meliputi puisi, prosa, novel dan drama
d. Seni gerak meliputi pantomim, seni tari

Ketujuh unsur kebudayaan tersebut masing-


masing mempunyai tiga wujud kebudayaan. Adapun
wujud itu menurut Koentjaraningrat adalah :

1. Berupa sistem budaya (cultural system), Wujud


kebudayaan pada tingkat ini bersifat abstrak karena
berkaitan dengan suatu komplek ide-ide, nilai-nilai

46
Konsep Waktu, Sejarah, dan Kebudayaan

dan norma-norma yang memberikan semangat pada


masyarakat pendukungnya.
2. Berupa sistem sosial, yaitu keseluruhan aktivitas dan
tindakan manusia yang berpola di dalam
masyarakat, misalnya upacara-upacara keagamaan.
3. Berupa kebudayaan fisik, wujud kebudayaan
sifatnya lebih konkret karena berkaitan ini, wujud
kebudayaan sifatnya lebih konkret karena berkaitan
dengan hasil aktivitas manusia yang berupa benda-
benda konkret yang tidak hanya dapat dilihat, akan
tetapi juga dapat diraba dan dirasakan.

3. Perkembangan atau Dinamika Kebudayaan.


Kebudayaan dari waktu ke waktu selalu
berubah karena adanya faktor-faktor dari dalam
masyarakat. Faktor-faktor yang mempengaruhi
perubahan dan perkembangan kebudayaan dapat
disebabkan oleh faktor dari dalam (internal) masyarakat
itu sendiri dan dapat pula oleh faktor yang berasal dari
luar (eksternal) masyarakat itu. Faktor internal antara

47
Konsep Waktu, Sejarah, dan Kebudayaan

lain discovery, invention, inovasi dan enkulturasi. Faktor


eksternal antara lain meliputi difusi, akulturasi dan
asimilasi.

Difusi adalah transfer (penjalaran atau


penyebaran) unsur-unsur kebudayaan dari kelompok
masyarakat yang satu ke dalam kelompok masyarakat
yang lain. Difusi dapat terjadi kalau :

 Adanya kontak atau hubungan yang intensif antara


dua kelompok yang berbeda kebudayaannya
 Tersedianya sarana komunikasi
 Adanya rangsangan kedua belah pihak akan
kebutuhan unsur baru
 Adanya kesediaan mental kedua belah pihak untuk
menerima unsur baru
 Adanya kesiapan ketrampilan untuk menerima
unsur baru
Akultrasi adalah percampuran antara unsur-
unsur kebudayaan yang saling bertemu. Syarat utama
terjadinya akultrasi, yaitu adanya kontak sosial dan

48
Konsep Waktu, Sejarah, dan Kebudayaan

komunikasi antara dua kelompok masyarakat yang


berbeda kebudayaannya. Kebudayaan asing akan relatif
mudah diterima apabila:

 Tidak adanya hambatan geografis


 Kebudayaan yang datang memberikan manfaat lebih
besar bila dibandingkan dengan unsur kebudayaan
yang lama
 Adanya persamaan dengan unsur-unsur kebudayaan
sendiri
 Adanya kesiapan pengetahuan dan keterampilan
Asimilasi adalah proses yang timbul bila ada
golongan-golongan manusia dengan latar belakang
kebudayaan yang berbeda-beda saling bergaul langsung
secara intensif untuk waktu yang lama sehingga
kebudayaan-kebudayaan golongan tadi masing-masing
berubah wujudnya menjadi unsur-unsur kebudayaan
campuran.

49
Konsep Waktu, Sejarah, dan Kebudayaan

50
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan.
Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa:

1. Sejarah bertugas membuka kegelapan masa lampau


manusia, memaparkan kehidupan manusia dalam
berbagai aspek hidupnya dan mengikuti
perkembangan dari masa yang paling tua hingga kini
untuk dijadikan pedoman masa kini dan masa yang
akan datang.
2. Konsep waktu dalam sejarah mempunyai arti
kelangsungan dan satuan atau jangka
berlangsungnya perjalanan waktu. Kelangsungan
waktu atas kesadaran manusia terhadap waktu

51
Konsep Waktu, Sejarah, dan Kebudayaan

dibagi menjadi tiga dimensi yaitu waktu yang lalu,


waktu sekarang, dan waktu yang akan datang.
3. Dimensi waktu dalam sejarah penting sekali karena
peristiwa yang menyangkut masyarakat manusia
berlangsung dalam dimensi ruang dan waktu. Tetapi
karena tidak dapat dientukan kapan waktu berawal
dan berakhir maka kelangsungan waktu dibatasi
atas kesadaran manusia yang disebut periode, kurun
waktu atau babakan waktu.
4. Perubahan merupakan gejala umum yang terjadi
pada masyarakat manusia. Ada dua macam
perubahan yaitu perubahan sosial dan perubahan
kebudayaan.
5. Perubahan sosial adalah perubahan lembaga-
lembaga kemasyarakatan yang menyangkut sistim
sosialnya termasuk didalamnya nilai-nilai sikap dan
pola perilaku diantara kelompok-kelompok dalam
masyarakat.
6. Perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan
kebudayaan. Perubahan kebudayaan mencakup

52
Konsep Waktu, Sejarah, dan Kebudayaan

semua bagiannya, yaitu kesenian, ilmu


pengetahuan, teknologi, filsafat, dan sejenisnya,
bahkan perubahan dalam bentuk dan aliran-aliran
organisasi sosial.
7. Perubahan sosial dan kebudayaan mempunyai aspek
yang sama, yaitu keduanya bersangkut paut dengan
penerimaan cara-cara baru atau suatu kebaikan dari
cara-cara masyarakat dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya. Perubahan itu ada yang berjalan cepat
dan ada yang berjalan lambat.
8. Sebab-sebab terjadinya perubahan ada yang berasal
dari dalam masyarakat itu sendiri dan ada pula yang
berasal dari luar masyarakat. Disamping itu ada juga
sejumlah faktor yang mendorong jalannya
perubahan dan ada juga faktor yang menghalangi
terjadinya perubahan.
9. Kebudayaan disebut superorganis karena walaupun
kebudayaan adalah hasil ciptaan manusia tetapi
budaya menguasai manusia.

53
Konsep Waktu, Sejarah, dan Kebudayaan

10. Kebudayaan hanya dinilai oleh manusia yang tidak


diturunkan secara biologis tetapi melalui proses
belajar yang didukung dan diteruskan melalui
masyarakat. Kebudayaan juga merupakan
pernyataan atau perwujudan kehendak, perasaan
dan pikiran manusia.
11. Kebudayaan memiliki unsur universal artinya unsur
kebudayaan dimiliki oleh semua budaya di muka
bumi ini, dari masyarakat sederhana sampai
modern.unsur kebudayaan universal itu meliputi
sistem bahasa, sistem perlengkapan dan peralatan
hidup manusia atau sistem teknologi, sistem mata
pencaharian hidup atau sistem ekonomi, sistem
kemasyarakatan atau organisasi sosial, sistem
pengetahuan, sistem religi, dan sistem kesenian.
12. Unsur kebudayaan menurut Koentjoroningrat
memiliki tiga wujud yaitu sistem budaya, sistem
sosial, dan kebudayaan fisik.
13. Kebudayaan dari waktu ke waktu selalu berubah
karena adanya faktor-faktor dari dalam masyarakat

54
Konsep Waktu, Sejarah, dan Kebudayaan

yang meliputi discovery, invention, inovasi, dan


enkulturasi serta faktor-faktor yang berasal dari luar
masyarakat meliputi difusi, akulturasi, dan asimilasi.

B. Saran.
1. Guru profesional yang mampu mengajar sejarah
lebih baik dan berkualitas yang dapat membawa
perubahan dan kemajuan wawasan berpikir peserta
didik dituntut memahami dan mengapikasikan
dengan tepat konsep materi ajar. Konsep pokok
yang penting untuk dimengerti guru adalah waktu,
perubahan, dan kebudayaan.
2. Seorang pendidik yang profesional akan memiliki
satu prinsip, yaitu guru profesional adalah seorang
guru yang berkompeten dan bermartabat.
Kompeten dalam arti memiliki intelegensi yang
memadai dan bermartabat adalah memiliki akhlak
yang dapat dijadikan satu keteladanan yang baik
bagi peserta didiknya.

55
Konsep Waktu, Sejarah, dan Kebudayaan

3. Keteladanan seorang guru dalam intelegensi


maupun dalam akhlaknya dapat membentuk
kepribadian peserta didik yang utuh dan dapat
mengintegrasikan semua dimensi kemanusiaan yang
ada pada setiap diri peserta didik sehingga ada satu
perubahan yang mengarah pada terbentuknya
manusia pancasila atau manusia secara utuh dalam
arti selaras antara hubungan dengan sesamanya dan
selaras antara hubungan dengan tuhannya.

56
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Taufik, dkk. 1985. Sejarah dan Histografi.


Jakarta:Gramedia.

Ali, Moh, R. 1961. Pengantar Ilmu Sejarah.


Jakarta:Bharata.

Arbi, Sutan Zanti dan Syahmiar Syahrun. 1991/1992.


Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta:Depdikbud
Dirjen Dikti Proyek Pembinaan Tenaga
Kependidikan.

Koentaraningrat, S. 1962. Pendekatan Ilmu Sosial dalam


Metodologi Sejarah. Jakarta:Gramedia.

Winataputra, dkk., Udin. Materi dan Pembelajaran IPS.

Jakarta:Universitas Terbuka.

57

Anda mungkin juga menyukai