Pasal 113
(1) Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara
Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau
pidana denda paling banyak Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
(2) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang
Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h, untuk
Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga)
tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah).
(3) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang
Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g, untuk
Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4
(empat) tahun dan/ atau pidana denda paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 (satu
miliar rupiah).
(4) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang
dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama
10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp. 4.000.000.000,00
(empat miliar rupiah).
UNTAIAN AWAL
Penyusun
WIWIK HANDAYANI
Rangkuman ....................................................................................................................... 49
Defenisi atau pengertian dari menyulam adalah salah satu teknik menjahit yang
bertujuan untuk dekoratif dengan menggunakan jahit dan benang. Selain benang, hiasan
untuk sulaman atau bordir dapat menggunakan bahan-bahan seperti potongan logam,
mutiara, manik-manik, bulu burung, dan payet.
Pengertian sulaman, dalam kamus bahasa Indonesia adalah sulam diartikan 'suji'
atau tekad. Dalam bahasa Sunda, menyulam disebut 'ngabordeI' yang berarti membuat
hiasan pada kain dengan bermacam benang berwarna. Sulaman menurut Bernice Barsky
dalam buku Aneka Hobi Rumah Tangga adalah Sulaman pemula merupakan contoh
sulam-menyulam dewasa ini. Dengan gambar pemandangan, huruf, angka, serta bunga
hiasan pinggir yang kebanyakan dikerjakan dengan setik silang pada kain tenunan lurus,
sebagian besar muncul dari perkembangan yang terjadi di Amerika dan Inggris antara
tahun 1753 dan 1840.
Dari pengertian di atas, maka sulaman merupakan kegiatan memberikan hiasan di
atas kain, kulit, dan kertas. Menyulam dapat dikerjakan dengan mesin ataupun tangan.
Biasanya sulam diterapkan pada bagian-bagian tertentu, seperti pinggiran, sambungan,
dan sudut-sudut yang dianggap perlu.
Dari kamus bahasa sunda sendiri pengertian dari Menyulam adalah sebuah karya
seni yg dibuat oleh tangan manusia. Menyulam juga sudah dikenal baik di dalam negeri
maupun di luar negeri. Contohnya negara Jepang. Menyulam juga mampunyai beberapa
1. Rader
2. Gunting Kecil
3. Gunting Besar
4. Benang
5. Jarum Tangan
6. Karbon Jarum/Racing Paper
7. Bantal Jarum dan Jarum Pentul
8. KapurJahit
9. Pendedel
10. Meteran
11. Tudung Jari/Bidal
12. Pemidangan
B. Gunting
Pada kegiatan belajar ini menggunakan 2 macam gunting, yaitu gunting kain dan
gunting sulam/gunting bordir. Gunting kain digunakan untuk menggunting bahan
C. Benang Sulam
Menyulam adalah teknik menghias kain dan memperindah suatu gambar atau
benda yang diinginkan dibuat dengan menggunakan benang sulam dan jarum jahit.
sebagai hiasan benda-benda yang terdapat dirumah anda. Dalam menyulam tentunya
harus menggunakan benang dengan warna-warna yang di inginkan. Pemilihan benang
pun hendaknya harus disesuaikan dengan ketebalan bahan dan serat bahan yang
digunakan untuk menyulam agar hasil yang dibentuk sesuai dengan apa yang diinginkan.
menyulam pun diharuskan untuk dapat mempunyai keterampilan khusus agar
memahami bentuk atau gambar apa yang ingin dibuat. Di pasaran banyak sekali penjual
benang dengan merk yang bagus namun Benang yang dapat digunakan untuk
D. Jarum (Needles)
Jarum tangan untuk menyulam, sedang, bentuk ramping. Dan mempunyai lubang
lebih besar dari besar benang. Besar kecilnya jarum ditentukan besar kecilnya benang
yang akan dipakai dan kasar halusnya bahan yang digunakan. Ukuran jarum tergantung
ukuran benang dan bahan yang digunakan untuk menyulam.
G. Jarum Pentul
Jarum Pentul merupakan salah satu alat yang dipergunakan dalam kegiatan
menjahit, diketahui jarum terbuat dari stainless steel dan dengan kualitas yang beragam.
I. Pendedel
Pendedel adalah suatu alat kecil yang berbentuk seperti garpu jarum dan sebagian
berbentuk pisau, fungsinya memotong dan melepaskan benang dari media kain.
J. Meteran
Meteran fungsinya adalah untuk mengukur bagian bahan yang mau digunting atau
dijahit.
L. Bingkai/Pemidangan/Raam
Terdiri dari dua gelang kecil dan besar untuk menjepit kain pada bidang yang akan
disulam (bingkai terdiri dari dua lingkaran yang berlainan ukuran, tetapi berdekatan).
Bingkai terbuat dari kayu atau plastik. Bingkai berfungsi untuk mengencangkan bahan
yang akan disulam (mencegah tusuk yang tidak rata dan berkerut). Bingkai tersedia dalam
berbagai macam ukuran (diameter 15 cm, 20 cm, 25 cm, dan 30 cm).
M. Pensil
Pada kegiatan memindahkan desain pada bahan, menggunakan pensil lunak dan
pensil keras. Pensil keras digunakan bersama karbon jahit untuk memindahkan desain.
Pensil lunak digunakan untuk memindahkan desain hiasan pada teknik mengutip
langsung desain pada bahan.
O. Kertas Minyak
Kertas minyak untuk membuat pola hiasan/memindahkan pola hiasan yang
tergambar pada kertas ke kain/bahan.
B. Benang Sulam
Untuk membuat sulaman berwarna digunakan benang sulam mouline atau
benang mutiara dan DMC. Untuk bahan halus dan tipis dapat digunakan benang
mouline, sedangkan untuk bahan yang lebih tebal dengan pori-pori besar, digunakan
benang mutiara. Untuk benang yang jarang tenunannya seperti kasah, dapat
digunakan benang woll atau cashmilon. Pada sampul pembungkus kertas benang
dicantumkan merk, panjang benang, nomor dan ukuran serta warnanya. Maka untuk
mempermudah pembelian benang baru nantinya, label kertas itu perlu kita simpan
baik-baik.
2. Tusuk veston yaitu tusuk yang mempunyai dua arah yaitu arah vertikal dan arah
horizontal, kaki tusuk arah vertikal dan arah horizontal mempunyai pilinan. Dengan
berbagai macam cara kita dapat menyisipi tusuk veston seperti dengan cara
mengepang. Untuk ini kita dapat mempergunakan benang yang bermacam-macam
tebalnya.
3. Tusuk flanel yaitu tusuk yang mempunyai arah diagonal dan pada bagian atas dan
bagian bawah tusuk bersilang.
4. Tusuk batang/tangkai yaitu tusuk yang mempunyai arah diagonal dan setengah dari
ukuran tusuk masing-masing saling bersentuhan. Pada tusuk tangkai biasanya benang
letaknya di bawah jarum. Dapat juga benang itu selalu ada di atas jarum. Dalam hal ini
kedua jarum tersebut ditusukkan dan dikeluarkan tepat pada ujung tusuk hias yang
sebelumnya. Pada bagian buruk kita harus memperoleh suatu baris tusuk tikam jejak
yang rapi.
5. Tusuk pipih yaitu tusuk yang dibuat turun naik sama panjang dan menutup seluruh
permukaan ragam hias. Tusuk pipih dikerjakan berdiri, arahnya dari kanan ke kiri,
kemudian satu sama lain disambungkan dengan tusuk pipih serong, dikerjakan pada
waktu mulai lagi membuat dari kiri ke arah kanan.
6. Tusuk rantai yaitu tusuk mempunyai arah horizontal atau vertikal dimana masing-
masing tusuk saling tindih menindih sehingga membentuk rantai-rantai yang sambung
menyambung.
7. Tusuk silang yaitu tusuk yang mempunyai arah diagonal dan pada garis tengahnya ada
persilangan antara tusuk bagian atas dan tusuk bagian bawah.
Motif sulaman fantasi dapat berupa motif-motif alam atau bentuk-bentuk geometris,
tergantung benda yang akan dihias dan untuk keperluan apa benda tersebut.
Teknik menggambar untuk sulaman fantasi dikerjakan dengan cara memberi
warna dasar pada gambar desain yang telah dibuat, kemudian motifnya diberi warna
sesuai dengan warna yang dikehendaki. Motif yang diisi penuh dengan tusuk hias, diblok
Gambar 5.4. Desain Sulaman Fantasi Gambar 5.5.Hasil Jadi Sulaman Fantasi
Sumber: Dokumen SMKN 3 Probolinggo Sumber: Dokumen SMKN 3 Probolinggo
Gambar 5.7. Desain Sulaman Janina Gambar 5.8. Hasil Jadi Sulaman Janina
Sumber: Dokumen SMKN 3 Probolinggo Sumber: Dokumen SMKN 3 Probolinggo
3. Sulaman Tiongkok
Sulaman Tiongkok merupakan jenis sulaman yang mempunyai ciri khusus, yaitu
setiap motifnya diisi penuh dengan tusuk pipih panjang pendek dan pewarnaan pada
setiap motif dilakukan secara bertingkat. Warna yang satu dengan warna berikutnya
dalam satu motif bercampur sehingga membentuk kombinasi analogus yang baik.
Pemilihan kombinasi warna yang serasi akan membuat sulaman ini menarik. Penggunaan
warna untuk bagian tengah atau bagian tepi dari suatu motif hias, bertingkat bisa lebih
tua ke yang lebih muda atau sebaliknya.
Teknik menggambar desain sulaman Tiongkok, setelah diberi warna dasar, setiap
motif dapat diblok sesuai dengan warna yang diinginkan secara bertingkat. Desain hiasan
diselesaikan dengan membuat garis-garis yang panjang pendek secara rapat menyerupai
tusuk pipih pada setiap motifnya. Cara mengerjakan sulaman tiongkok:
a. Memindahkan motif pada kain.
b. Motif yang besar-besar dikerjakan lebih dahulu dimulai dari tepi mengikuti bentuk
motifnya dengan warna yang paling muda atau paling tua, dengan tusuk panjang pendek.
c. Apabila motifnya berupa daun maka harus berhenti di tengah-tengah daun. Kalau motif
bukan daun bersambungan terus.
d. Motif yang lain berupa garis-garis diselesaikan dengan tusuk rantai, tusuk tangkai
ataupun tusuk yang lain.
Contoh desain dan hasil jadi sulaman tiongkok:
4. Sulaman Perancis
Sulaman Perancis mempunyai persamaan dengan sulaman Jerman, yaitu keduanya
menggunakan tusuk pipih untuk mengisi motifnya. Perbedaannya, pada sulaman Jerman
tusuk pipih dikerjakan dengan arah miring atau diagonal, sedangkan pada sulaman
Perancis, arah tusuk pipih dibuat horizontal mengikuti bentuk motif hiasnya. Di samping
itu motif sulaman Perancis terlihat timbul karena pada bagian motif terlebih dahulu diberi
tusuk pengisi. Tusuk pengisi yang dapat digunakan yaitu tusuk rantai yang rapat, tusuk
holbein atau tusuk tangkai.
5. Sulaman Aplikasi
Sulaman aplikasi adalah jenis sulaman yang hiasannya diperoleh dengan cara
melekapkan secamping kain yang dibentuk menurut motif yang diinginkan pada kain lain
sebagai hiasan dengan menggunakan tusuk hias. Kain pelekap yang digunakan dapat
berupa kain polos atau kain bermotif bunga, bintik atau kotak. Kain pelekap ditempatkan
pada bagian baik kain yang dihias. Perhatikan arah serat kain pelekap harus sama dengan
arah serat kain yang dihias, agar hasilnya bagus. Motif hias sulaman aplikasi ini usahakan
tidak terlalu banyak sudut atau berliku yang meruncing supaya tidak menyulitkan dalam
pengerjaannya. Penyelesaian kain pelekap dapat menggunakan tusuk feston, tusuk flanel
dan sebagainya. Motif-motifnya hendaklah yang tidak banyak berliku-liku dan sudut-sudut
yang meruncing supaya tidak menyulitkan dalam mengerjakannya. Dalam aplikasi
digunakan beberapa warna yang kombinasinya harus serasi.
6. Sulaman Inkrustasi
Inkrustasi merupakan jenis sulaman yang pengerjaannya hampir sama seperti
sulaman aplikasi. Sulaman inkrustasi seperti halnya sulaman aplikasi ditandai dengan
adanya secamping kain yang dilekapkan sebagai motif hiasnya. Perbedaannya dengan
aplikasi, kain pelekap yang digunakan pada sulaman inkrustasi berupa kain yang tipis atau
tembus terang, seperti voal atau tile. Jika aplikasi kain pelekatkan diletakkan di atas kain
dasar, untuk inkrustasi kain pelekapnya diletakkan di bawah kain dasar atau di bagian
buruk kain yang dihias, kemudian kain dasar yang diberi lekapan digunting, sehingga kain
pelekapnya akan tampak sebagai motif hias.
7. Sulaman Bebas
Sulaman bebas adalah sulaman yang dikerjakan menurut kreasi masing-masing
orang. Mengenai macam bahan, jenis tusuk hias, kombinasi warna dan yang lain
semuanya bebas menurut kemauan yang mencipta. Bentuk-bentuk motifnyapun bebas
baik berupa bunga-bunga, lukisan, cerita dan sebagainya. Jadi tidak ada peraturan yang
mengikat. Meskipun demikian tidak bisa lepas dari hal-hal yang harus diperhatikan, antara
lain:
- Bentuk-bentuk motif harus baik.
- Kombinasi warna harus tepat dan serasi.
- Tusuk-tusuk hias yang dipakai harus disesuaikan dengan jenis bahannya.
Penyelesaian gambar pada sulaman bebas ini sama seperti penyelesaian pada
sulaman fantasi. Bedanya hanya kadang-kadang di sini digunakan tusuk hias dan warna
yang lebih banyak. Cara mengerjakan sulaman bebas:
a. Motif dipindahkan pada bahan. Pemindahan motif janganlah menggunakan karton
supaya tidak kotor. Motif dibuat pada kertas minyak dengan pensil, pada bagian
Membuat Sulaman Berwarna 36
sebaliknya ditebali pula dengan pensil. Ditempelkan pada bahan, kemudian digambar
sesuai motif. Maka motif tersebut akan menempel pada bahan.
b. Motif yang memerlukan tusuk-tusuk yang berat dikerjakan terlebih dahulu.
c. Tusuk-tusuk hias yang ringan dan berupa garis-garis lengkung diselesaikan.
d. Pada bagian buruk semua benang dimatikan, dan tiras-tiras benang dibersihkan.
e. Perlu diingat motif yang akan dikerjakan dengan tusuk yang berat janganlah terlalu
lebar. Kalau memang motifnya lebar supaya dibagi-bagi.
Contoh desain dan hasil jadi sulaman bebas:
Gambar 5.20. Desain Sulaman Bebas Gambar 5.21. Hasil Jadi Sulaman Bebas
Sumber: Dokumen SMKN 3 Probolinggo Sumber: Dokumen SMKN 3 Probolinggo
8. Sulaman Arab
Sulaman arab merupakan sulaman yang paling tua dan sekarang jarang dikerjakan.
Dalam mengerjakan sulaman ini digunakan tusuk-tusuk yang mendatar yaitu tusuk pipih.
Di atas tusuk pipih ini diberi rentangan benang yang bersilangan dengan warna benang
yang sama ataupun warna lain. Tempat benang bersilangan ditumpuki dengan tusuk
silang atau tusuk jelujur dengan warna benang yang berbeda. Sulaman ini jarang
Membuat Sulaman Berwarna 37
dikerjakan pada satu keseluruhan motif, hanya pada bagian tertentu saja yaitu pada
bagian tengah. Motif-motif sulaman arab sama seperti pada sulaman fantasi, dan semua
jenis motif dapat dihias dengan sulaman ini.
Dalam menggambar desain hiasan ini digunakan cat air. Karena motif-motif yang
dikerjakan berupa garis-garis yang terdiri dari tiga lapisan. Maka warna masing-masing
lapisan digunakan warna dengan kombinasi yang sesuai. Lapisan yang paling bawah
cukup dicat penuh, baru rentangan yang menyilang dibuat. Kemudian tusuk yang paling
atas pada persilangan rentangan. Cara mengerjakan sulaman arab:
a. Motif dipindahkan pada kain.
b. Motif-motif yang perlu diselesaikan dengan tusuk pipih.
c. Setelah tusuk pipih selesai selanjutnya merentangkan benang di atasnya dari tepi motif
yang satu ke tepi motif yang lain sehingga bentuknya menyilang pada tusuk pipih
tersebut.
d. Kemudian rentangan-rentangan benang tersebut pada setiap persilangannya
diselesaikan dengan tusuk silang ataupun tusuk jelujur pada melekatkan benang.
e. Motif lain berupa garis-garis dapat diselesaikan dengan tusuk tangkai, tusuk rantai dan
lain sebagainya.
Gambar 7.2. Desain Sulaman Kruistik Gambar 7.3. Hasil Jadi Sulaman Kruistik
Sumber: Dokumen SMKN 3 Probolinggo Sumber: Dokumen SMKN 3 Probolinggo
Gambar 7.4. Tusuk Holbein Untuk Tepi Motif Gambar 7.5. Tusuk Silang Untuk Latar Belakang
Sumber: https://likaya2.wordpress.com/slmn-brwrn
3. Sulaman Tepiseri
Tepiseri adalah sulaman yang semua bidangnya ditutup dengan tusuk silang, baik
yang merupakan motif maupun yang bukan. Sulaman ini banyak digunakan untuk hiasan
dinding, dan banyak dijual di toko-toko. Dari motif, bahan, benang dan perlengkapan lain
sehingga kita mudah mengerjakannya. Pada umumnya warna latar belakangnya
digunakan warna-warna netral yang dapat menonjolkan hiasan motifnya. Untuk motifnya
dapat digunakan berbagai warna benang seperti pada kruistik. Cara mengerjakan
sulaman tepiseri:
a. Supaya diperoleh hasil yang baik dalam tepiseri, mengerjakannya harus latar
belakangnya terlebih dahulu diisi penuh tusuk silang, baru kemudian motifnya.
b. Cara demikian biasanya sulit dikerjakan sehingga banyak yang menggunakan cara yang
mudah yaitu motif dikerjakan dahulu, baru setelah selesai bagian luar motif
diselesaikan dengan tusuk silang pula.
Gambar 7.7. Desain Sulaman Tepiseri Gambar 7.8. Hasil Jadi Sulaman Asisi
Sumber: Dokumen SMKN 3 Probolinggo Sumber: Dokumen SMKN 3 Probolinggo
Tugas Individu
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar !
1. Jelaskan secara singkat tentang sejarah sulaman di Indonesia !
2. Jelaskan pengertian dari sulaman berwarna !
3. Sebutkan 10 alat untuk membuat sulaman berwarna !
4. Sebutkan 3 macam bahan yang digunakan untuk menyulam !
5. Sebutkan macam-macam tusuk hias dasar untuk membuat sulaman berwarna !
6. Jelaskan apa yang dimaksud dengan sulaman fantasi !
7. Jelaskan perbedaan antara tusuk tangkai dan tusuk tikam jejak !
8. Bagaimanakah cara mengerjakan sulaman inkrustasi ?
9. Bagaimanakah cara mengerjakan sulaman merubah corak ?
10. Bagaimanakah cara mengerjakan sulaman asisi ?
Tugas Kelompok
Buatlah kelompok maksimal 5 orang, kemudian carilah artikel mengenai membuat
sulaman berwarna yang menggunakan bahan dari pita, minimal 5 artikel. Kemudian
carilah pada masing-masing artikel tersebut tentang arti pentingnya membuat sulaman
berwarna dengan bahan dari pita.
EVALUASI FORMATIF
Jawab pertanyaan dibawah dengan benar dan jelas ! B. EVALUASI
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan sulaman Tiongkok !
2. Apa yang dimaksud dengan sulaman dalam bahasa Sunda !
3. Jelaskan pengertian dari tusuk rantai dan tusuk feston !
4. Apa fungsi dari bingkai atau pemidangan dalam membuat sulaman !
5. Sebutkan macam-macam sulaman berwarna pada tenunan rapat !
6. Sebutkan macam-macam sulaman berwarna pada tenunan renggang !
7. Sebutkan pengertian dari sulaman Perancis !
8. Bagaimanakah cara mengerjakan sulaman Arab ?
9. Bagaimanakah cara mengerjakan sulaman aplikasi ?
10. Jelaskan perbedaan antara sulaman kruistik dan sulaman tepiseri !
Ernawati, dkk 2008. BSE Tata Busana Jilid 3, Sekolah Menengah Kejuruan.
http://keterampilansikaladi.blogspot.com/2013/07/pengertian-menjahit-dan-
menyulam.html#ixzz43ao3AWxb diakses tanggal 6 Pebruari 2016
http://kursusjahityogya.blogspot.co.id/2015/09/jenissulamanyangadadinusantara html
diakses tanggal 25 Maret 2016