Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH MATA KULIAH PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN

MATEMATIKA SD

“MATERI BAGAN DAN PETA KONSEP”

Disusun Oleh : Kelompok 2

ROZITA : A1G120144
SAFITRI JOKO : A1G120145
SALFIN : A1G120146
SARTIMA : A1G120150
SUWARNI MARHAM : A1G120163
VIVIN : A1G120168
WIRDA ADI NINGSIH : A1G120174
YUNITA : A1G120175

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022

KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim

Assalamua’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur mari senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT. karena
berkat limpahan, rahmat, dan karunia-Nyalah kami dapat menyusun makalah ini
dengan judul “MATERI BAGAN DAN PETA KONSEP”, tidak lupa pula shalawat
serta salam semoga tetap tercurah kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW
yang telah membawa kita dari zaman kejahiliyahan (kebodohan) ke zaman yang
terang benderang seperti apa yang kita rasakan sekarang ini.

Kami dari kelompok 2 mengucapkan terima kasih banyak kepada dosen


pengampu mata kuliah Pengembangan Pembelajaran Matemetika SD Yth. Ibu
Mustika Kurniasari, S.Pd., M.Pd. yang telah memberikan kesempatan kepada
kelompok kami untuk membuat makalah ini.

Tujuan dan manfaat kami membuat makalah ini semoga para pembaca dapat
bertambah wawasannya dan pengetahuannya setelah membaca isi dari makalah yang
kami buat ini. Kami kelompok 2 sebagai penulis makalah ini merasa bahwa makalah
ini masih mempunyai banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kami
sangat meminta kepada ibu dosen pengampu mata kuliah yang bersangkutan begitu
juga dengan teman-teman kelompok lain agar kiranya dapat memberikan saran dan
kritik kepada kelompok kami bagaimana untuk lebih baik lagi dalam membuat dan
menyusun suatu makalah yang baik dan benar.

Wassalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

Kendari, 20 Maret 2022

DAFTAR ISI
COVER HALAMAN………………………………………………………………..
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………
DAFTAR ISI………………………………………………………………………….
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………………………
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………..
C. Tujuan…………………………………………………………………………
BAB 2 PEMBAHASAN
A. Pengertian peta konsep dan bagan…………………………………………….
B. Ciri-ciri peta konsep dan bagan………………………………………………
C. Jenis-jenis peta konsep dan bagan…………………………………………..
D. Fungsi fungsi peta konsep dan bagan……………………………………….
E. Strategi peta konsep dan bagan……………………………………………….
F. Contoh peta konsep dan bagan……………………………………………….
BAB 3 PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………………………
B. Saran………………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah
1.

C. Tujuan Makalah
1.

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PETA KONSEP DAN BAGAN


1. Peta konsep
Peta konsep adalah suatu bagan skematis atau ilustrasi grafis untuk mewakili
hubungan yang bermakna antara satu konsep dengan konsep lainnya sehingga
menjelaskan suatu pengertian konseptual seseorang dalam suatu rangkaian
pernyataan. Peta konsep adalah suatu cara atau strategi untuk menyajikan
informasi dalam bentuk konsep-konsep yang saling terhubung dalam suatu
rangkaian.

Peta konsep dikembangkan oleh Novak dan tim pada tahun 1972 pada
program penelitian yang dilaksanakan di Cornell. Peta konsep dibuat untuk
mencari dan memahami perubahan pemahaman dalam ilmu pengetahuan anak-
anak. Peta konsep digunakan untuk mengetahui konsep-konsep yang telah
dimiliki siswa, sehingga dengan bantuan peta konsep dapat menumbuhkan proses
belajar yang lebih bermakna.

Peta konsep menggunakan pengingat visual sensorik dalam suatu pola dari
ide-ide yang berkaitan untuk belajar, mengorganisasikan dan merencanakan. Peta
konsep dapat membangkitkan ide-ide orisinal dan memicu ingatan dengan mudah
jauh lebih mudah daripada pencatatan secara tradisional (Sugiyanto, 2013).

Berikut definisi dan pengertian peta konsep dari beberapa sumber buku:

 Menurut Muhimmati (2014), peta konsep adalah alat untuk mewakili adanya
hubungan yang bermakna antara suatu konsep hingga membentuk suatu
proposisi. Proposisi adalah dua atau lebih konsep yang dihubungkan dengan
garis yang diberi kata penghubung sehingga memiliki suatu pengertian.
 Menurut Trianto (2013), peta konsep adalah ilustrasi grafis konkret yang
mengindikasikan bagaimana sebuah konsep tunggal dihubungkan ke konsep-
konsep lain pada kategori yang sama.
 Menurut Sujana (2009), peta konsep adalah hubungan yang bermakna antara
satu konsep dengan konsep lainnya yang dihubungkan oleh kata-kata dalam
suatu unit tertentu.
 Menurut Dahar (2006), peta konsep adalah alat peraga untuk memperlihatkan
hubungan beberapa konsep yang merupakan suatu gambaran dua dimensi dari
suatu bidang studi, dalam arti luas peta konsep adalah peta atau jaringan yang
membuat konsep-konsep lengkap dengan hubungannya.
 Menurut Buzan (2010), peta konsep adalah suatu bagan skematik untuk
menggambarkan suatu pengertian konseptual seseorang dalam suatu
rangkaian pernyataan. Selain menggambarkan konsep-konsep yang penting
peta konsep juga menghubungkan antara konsep-konsep yang ada.

2. Pengertian bagan

Bagan adalah sebuah sketsa abstarak atau gambaran yang menyajikan


informasi tertentu. Data dan informasi disajikan dalam bentuk gambar.

Pada umumnya bagan memiliki beberapa variasi, seperti bentuk garis, batang,
lingkaran dan pohon. Dalam sebuah bagan biasanya menyajikan informasi tentang
sebuah proses secara analisis dan statik.

Para ahli memiliki pandangan yang sedikit berbeda mengenai pengertian


bagan, berikut beberapa pendapat dari mereka.

 Menurut Gibson, dkk (2002:9) – Bagan adalah suatu pola secara formal untuk
mengelompokan orang-orang serta pekerjaan yang menjadi tugas untuk
orang-orang yang ditunjuk dalam sebuah bagan organisasi tersebut.
 Menurut Handoko, dkk (2013:169) – Handoko dkk menyebutkan bagan sama
halnya dengan organisasi sekolah yang membagi tugas anggotanya.
 Menurut Hasibuan (2004:128) – Bagan adalah gambaran dari tipe organisasi,
departemen organisasi, kedudukan organisasi dan jenis dari wewenang jabatan
yang dipegang serta hubungan dari bidang yang dikerjakan. Setiap komponen
yang terlibat di dalam bagan memiliki tanggung jawab masing-masing sesuai
yang telah ditetapkan.
 Menurut Robbins dan Coulters (2007:284) – Bagan adalah suatu rangkaian
kerja formal organisasi. Dimana dengan kerangka tersebut menjadi sebuah
tugas ataupun pekerjaan yang dibagi, dikelompokan dan diorganisasikan. Hal
tersebut dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi.
B. CIRI-CIRI PETA KONSEP DAN BAGAN
1. Ciri-ciri peta konsep
Menurut Dahar (2006), ciri-ciri peta konsep adalah sebagai berikut:
 Pemetaan konsep yaitu suatu cara untuk memperlihatkan konsep-konsep dan
proposisi-proposisi suatu bidang. Dengan menggunakan peta konsep siswa
dapat melihat bidang studi itu lebih jelas dan mempelajari bidang studi itu
lebih bermakna.
 Suatu peta konsep merupakan gambar dua dimensi dari suatu bidang studi
atau suatu bagian dari suatu bidang studi. Ciri inilah yang dapat
memperlihatkan hubungan yang proporsional antar konsep.
 Tidak semua konsep mempunyai bobot yang sama, ini berarti ada konsep lain
yang lebih inklusif.
 Bila dua atau lebih konsep digambarkan di bawah suatu konsep yang lebih
inklusif, maka terbentuklah suatu hierarki pada peta konsep tersebut.

2.Ciri-Ciri Bagan

 Dapat dimengerti oleh pembaca.


 Sederhana dan lugas tidak rumit atau berbelit belit.
 Diganti pada waktu waktu tertentu agar seelain tetap mengikuti perkembangan
jman juga tidak kehilangan daya tarik.
C. JENIS-JENIS PETA KONSEP DAN BAGAN

1. Jenis peta konsep

Menurut Trianto (2013), terdapat beberapa jenis peta konsep, yaitu


sebagai berikut:
a. Pohon jaringan (network tree)

Peta konsep pohon jaringan merupakan peta konsep yang ide-ide pokok suatu
konsep dibuat dalam sebuah persegi empat, sedangkan beberapa kata yang lain
dituliskan dan dihubungkan dengan garis-garis penghubung, dan garis-garis
penghubung tersebut menunjukkan hubungan antara ide-ide tersebut.

Pada saat mengkontruksi peta konsep pohon jaringan (network tree), tulislah
topik itu dan daftarlah konsep-konsep utama yang berkaitan dengan konsep itu.
Periksalah daftar dan mulai menempatkan ide-ide atau konsep-konsep dalam suatu
susunan dari umum ke khusus. Cabangkan konsep-konsep yang berkaitan itu dari
konsep utama dan berikan hubungannya pada garis-garis itu.

Peta konsep berbentuk pohon jaringan (network tree) sangat cocok digunakan
untuk memvisualisasikan hal-hal sebagai berikut: 1) Menunjukkan sebab akibat; 2)
Suatu hierarki; 3) Prosedur yang bercabang dan; 4) Istilah-istilah yang berkaitan yang
dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan-hubungan.

b. Rantai kejadian (events chain)

Peta konsep rantai kejadian,


merupakan peta konsep yang dapat
digunakan untuk menunjukkan suatu
urutan kejadian, langkah-langkah dalam
sebuah prosedur, atau suatu tahapan
dalam suatu proses, seperti halnya dapat
digunakan dalam melakukan suatu
eksperimen.

Langkah pembuatan peta konsep


menggunakan rantai kejadian, pertama-
tama temukan suatu kejadian yang
mengawali rantai itu. Kejadian ini
disebut kejadian awal. Kemudian,
temukan kejadian berikutnya dalam
rantai itu dan lanjutkan sampai
mencapai suatu hasil.

Peta konsep rantai kejadian sangat cocok digunakan untuk memvisualisasikan


langkah-langkah dalam suatu prosedur tertentu, memberikan tahapan-tahapan dalam
suatu proses, dan urutan suatu kejadian.
c. Peta konsep siklus (cycle concept map)

Peta konsep siklus


adalah peta konsep
yang didalamnya
memuat rangkaian
kejadian yang tidak
menghasilkan suatu
hasil atau final.
Kejadian terakhir pada
rantai tersebut
menghubungkan
kembali pada kejadian awal, sehingga siklus berulang dengan sendirinya. Peta konsep
siklus cocok diterapkan untuk menunjukkan hubungan bagaimana suatu rangkaian
kejadian berinteraksi untuk menghasilkan suatu kelompok hasil yang berulang-ulang.

d. Peta konsep laba-laba (spider concept map)

Peta konsep laba-


laba merupakan
peta konsep yang
biasanya digunakan
untuk curah
pendapat. Dalam
melakukan curah
pendapat, ide-ide
berasal dari suatu
ide yang sentral, sehingga dapat memperoleh beberapa ide yang bercampur aduk.
Banyak ide-ide yang tumbuh dan berkaitan dengan ide sentral, namun belum tentu
ide-ide tersebut berhubungan antara ide satu dengan yang lain. Peta konsep laba-laba
cocok digunakan untuk memvisualisasikan konsep yang tidak menurut hierarki,
kategori yang tidak paralel dan hasil curah pendapat.
2. jenis-jenis Bagan

Pada umumnya bagan yang digunakan dalam suatu organisasi tidak hanya
satu jenis, setidaknya terdapat 4 jenis bagan yang digunakan.

Bentuk Bagan
1) Bagan Horizontal
2) Bagan Vertikal

3) Bagan Lingkaran
4) Bagan Piramid
Berikut masing-masing penjelasan dari ke-4 macam atau jenis bagan di atas.
1. Bagan Horizontal
Barangkali diantara kalian ada yang bertanya, mengapa disebut dengan bagan
horizontal. karena bagan jenis ini dibangun menyamping, sehingga ketika semakin
banyak jabatan, maka akan semakin meluas juga bentuk bagan ke arah samping.

2. Bagan Vertikal

Bagan vertikal adalah kebalikan dari jenis bagan horizontal, sesuai dengan
namanya jenis bagan ini dibuat ke bawah. Semakin rendah suatu jabatan maka akan
semakin ditempatkan di bawah, dan semakin tinggi sebuah jabatan akan diposisikan
di atas.

3. Bagan Lingkaran

Bagan yang satu ini tidak banyak digunakan oleh suatu organisasi maupun
dalam kompetisi. Bagan lingkaran biasanya digunakan membangun suatu tipologi
dan lain seabagainya.

Namun apabila terdapat beberapa perusahaan yang menggunakan jenis


lingkaran, maka semakin banyak suatu jabatan akan semakin lebar diameternya.

4. Bagan Piramid

Bagan piramid di bagi menjadi tiga bagian yaitu:

 Bagian paling atas adalah pimpinan.


 Bagian tengah karyawan.
 bagian paling bawah office.
 Bagan piramid serik digunakan juga untuk menyajikan informasi grafis
mengenai kesehatan, atau innformasi yang memiliki tingkatan.

D. FUNGSI DAN MANFAAT PETA KONSEP DAN BAGAN


1. Fungsi Dan Manfaat Peta Konsep

Peta konsep berfungsi untuk membuat jelas gagasan pokok bagi guru dan
murid yang sedang memusatkan perhatian pada tugas pelajaran yang spesifik. Peta
konsep bertujuan membuat struktur pemahaman dari fakta-fakta yang
dihubungkan dengan pengetahuan berikutnya, dan untuk belajar bagaimana
mengorganisasi sesuatu mulai dari informasi, fakta dan konsep ke dalam suatu
konteks pemahaman, sehingga terbentuk pemahaman yang baik.

Menurut Dahar (2006), beberapa manfaat yang diperoleh dengan


menggunakan peta konsep, antara lain adalah sebagai berikut:

1. Menyelidiki apa yang telah diketahui siswa. Guru harus mengetahui konsep-
konsep apa yang telah dimiliki siswa waktu pelajaran baru akan dimulai,
sedangkan para siswa diharapkan dapat menunjukan dimana mereka berada
atau konsep-konsep apa yang telah mereka miliki dalam menghadapi
pelajaran baru itu. Dengan menggunakan peta konsep, guru dapat
melaksanakan apa yang telah dikemukakan, sehingga para siswa diharapkan
akan terjadi belajar bermakna.
2. Mempelajari cara belajar. Dengan melatih mereka membuat peta konsep
untuk mengambil sari dari apa yang mereka baca, baik buku teks maupun
bacaan-bacaan lain, berarti kita meminta mereka untuk membaca buku itu
dengan seksama mereka tidak lagi dikatakan tidak berpikir.
3. Mengungkapkan miskonsepsi. Dari peta konsep yang dibuat oleh para siswa,
ada kalanya ditemukan miskonsepsi yang terjadi dari dikaitkannya dua konsep
atau lebih yang membentuk proposisinya yang salah Karena miskonsepsi itu
terbukti dapat bertahan dan mengganggu belajar seterusnya, miskonsepsi itu
sedapat mungkin ditiadakan melalui proses perubahan kosneptual.
4. Alat evaluasi. Dalam menilai peta konsep yang dibuat oleh para siswa secara
ringkas dikemukakan empat kriteria penilaian, yaitu: 1) kesahihan proposisi;
2) adanya hierarki; 3) adanya ikatan silang; 4) adanya contoh-contoh seperti
yang telah dikemukakan.
Manfaat / Kegunaan Peta Konsep

Hasil penelitian Muslim Husin, (1999) membuktikan bahwa peta konsep


mempunyai manfaat / kegunaan bagi guru. Manfaat / Kegunaan Peta Konsep bagi
guru, antara lain:

1. Peta konsep merupakan alat yang sangat berguna untuk mengamati makna
yang dipegang oleh seorang siswa, dan dapat dikontruksikan untuk
mengungkapkan organisasi kognitif siswa.
2. Peta konsep dapat digunakan sebagai alat yang efektif untuk menunjukan
konsep-konsep yang salah, melalui peta konsep guru dapat melihat berbagai
preposisi yang dikembangkan oleh setiap siswa. Kesalahan konsep dapat
ditandai dengan kesalahan pada proposisi antar konsep pokok yang menjadi
bahan kajiannya.
3. Peta konsep dapat digunakan sebagai alat evaluasi dalam proses belajar
mengajar.
4. Peta konsep berperan juga sebagai alat untuk menrangkum berbagai materi
bacaan.

2. Fungsi dan manfaat Bagan

Sebuah bagan yang disertai dengan teks memiliki fungsi untuk memperjelas
dan memberikan gambaran kepada pembaca. Tujuannya pun jelas agar informasi
yang disajikan mudah dipahami oleh pembaca.

Berikut fungsi bagan untuk memudahkan pembaca dalam menyerap suatu


informasi.

 Memvisualisasikan suatu ide, kejadian maupun data melalui info grafis.


 Menyatakan suatu hubungan, proses, perbandingan, jumlah relative,
perkembangan dan organisasi.
 Memberikan rangkuman, konsep dari sebuah penyajian atau presentasi.

E. CARA MEMBUAT PETA KONSEP DAN BAGAN


1. Cara Membuat Peta Konsep
Menurut Sujana (2009), pembuatan peta konsep dilakukan dengan cara
membuat suatu sajian visual atau diagram tentang bagaimana suatu ide-ide penting
atau suatu topik tertentu dihubungkan satu sama lain. Dalam membuat peta konsep,
konsep-konsep yang ada di dalamnya harus diurutkan secara hirarkis, mulai dari
konsep paling inklusif ke konsep yang lebih khusus. Dengan kata lain, konsep yang
paling inklusif berada pada bagian paling atas, sedangkan konsep paling khusus
berada pada bagian paling bawah.

Menurut Trianto (2013), langkah-langkah dalam membuat peta konsep adalah


sebagai berikut:

 Mengidentifikasi ide pokok atau prinsip yang melingkupi sejumlah konsep.


 Mengidentifikasi ide-ide atau konsep-konsep sekunder yang menunjang ide
utama.
 Menempatkan ide utama di tengah atau di puncak peta konsep.
 Mengelompokkan ide sekunder di sekeliling ide utama yang secara visual
menunjukkan hubungan ide-ide tersebut dengan ide utama.

Sedangkan menurut Budi (1990), langkah-langkah dalam menyusun peta


konsep adalah sebagai berikut:

 Mengidentifikasi semua konsep yang akan dipetakan.


 Menyatakan makna dari masing-masing konsep.
 Meletakkan konsep-konsep tersebut dalam peta sesuai hubungannya mulai
dari yang paling umum ke yang paling khusus.
 Membuat garis-garis penghubung dan melukiskan hubungan pada garis
penghubung tersebut.
 Cara penilaian peta konsep yang telah dibuat harus memperlihatkan empat
kriteria penilaian, yaitu:
 Kesahihan proposisi, yaitu hubungan antara dua konsep yang diindikasikan
oleh garis hubungan dan kata hubung.
 Adanya hierarki, yaitu peta konsep yang digambarkan dari konsep yang paling
umum diletakkan paling atas dan konsep yang khusus diletakkan dibawah.
 Adanya ikatan silang, yaitu peta yang menunjukkan hubungan yang berarti
antara satu segmen dari hierarki konsep dan segmen yang lain.
Adanya contoh-contoh, yaitu obyek-obyek atau peristiwa-peristiwa yang
digambarkan dalam tingkatan konsep.
2. Cara Membuat Bagan

 Pertama yang harus kita ketahui sebelum membentuk bagan, ialah mengetahui
notasi atau simbol yang kan digunakan.

 Simbol yang digunakan dalam membauat bagan hanyalah persegi panjang


atau kotak untuk bagan dengan jenis vertikal dan horizontal, untuk lingkaran
menggunakan notasi persegi panjang yang sedikit membulat.

 Sedangkan untuk bagan jenis piramid memiliki bentuk segitiga yang dipisah-
pisah sesuai dengan bagiannya. Tentu saja simbol bagan lebih sederhana jika
dibandingkan dengan simbol flowchart.

F. CONTOH PETA KONSEP DAN BAGAN


1. Contoh Peta Konsep

2. contoh Bagan
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Sugiyanto. 2013. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Yuma Pustaka.

Muhimmati, Ifa. 2014. Penerapan Tugas Peta Konsep dalam Project Based Learning
(PJBL) untuk Mahasiswa Pendidikan Biologi UMM di Mata Kuliah Sumber Belajar
dan Media Pembelajaran. Jurnal Saintifika, Vo.16, No.2. Jember: Universitas Jember.

Trianto. 2013. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta: Kencana.

Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya.

Buzan, Tony. 2010. Buku Pintar Mind Map. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Dahar, R.W. 2006. Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga.

Budi, Kartika. 1990. Essensi dalam Pembelajaran Peta Konsep. Yogyakarta: Cipta
Mandiri.

Anda mungkin juga menyukai