MATEMATIKA SD
ROZITA : A1G120144
SAFITRI JOKO : A1G120145
SALFIN : A1G120146
SARTIMA : A1G120150
SUWARNI MARHAM : A1G120163
VIVIN : A1G120168
WIRDA ADI NINGSIH : A1G120174
YUNITA : A1G120175
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur mari senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT. karena
berkat limpahan, rahmat, dan karunia-Nyalah kami dapat menyusun makalah ini
dengan judul “MATERI BAGAN DAN PETA KONSEP”, tidak lupa pula shalawat
serta salam semoga tetap tercurah kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW
yang telah membawa kita dari zaman kejahiliyahan (kebodohan) ke zaman yang
terang benderang seperti apa yang kita rasakan sekarang ini.
Tujuan dan manfaat kami membuat makalah ini semoga para pembaca dapat
bertambah wawasannya dan pengetahuannya setelah membaca isi dari makalah yang
kami buat ini. Kami kelompok 2 sebagai penulis makalah ini merasa bahwa makalah
ini masih mempunyai banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kami
sangat meminta kepada ibu dosen pengampu mata kuliah yang bersangkutan begitu
juga dengan teman-teman kelompok lain agar kiranya dapat memberikan saran dan
kritik kepada kelompok kami bagaimana untuk lebih baik lagi dalam membuat dan
menyusun suatu makalah yang baik dan benar.
DAFTAR ISI
COVER HALAMAN………………………………………………………………..
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………
DAFTAR ISI………………………………………………………………………….
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………………………
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………..
C. Tujuan…………………………………………………………………………
BAB 2 PEMBAHASAN
A. Pengertian peta konsep dan bagan…………………………………………….
B. Ciri-ciri peta konsep dan bagan………………………………………………
C. Jenis-jenis peta konsep dan bagan…………………………………………..
D. Fungsi fungsi peta konsep dan bagan……………………………………….
E. Strategi peta konsep dan bagan……………………………………………….
F. Contoh peta konsep dan bagan……………………………………………….
BAB 3 PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………………………
B. Saran………………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1.
C. Tujuan Makalah
1.
BAB II
PEMBAHASAN
Peta konsep dikembangkan oleh Novak dan tim pada tahun 1972 pada
program penelitian yang dilaksanakan di Cornell. Peta konsep dibuat untuk
mencari dan memahami perubahan pemahaman dalam ilmu pengetahuan anak-
anak. Peta konsep digunakan untuk mengetahui konsep-konsep yang telah
dimiliki siswa, sehingga dengan bantuan peta konsep dapat menumbuhkan proses
belajar yang lebih bermakna.
Peta konsep menggunakan pengingat visual sensorik dalam suatu pola dari
ide-ide yang berkaitan untuk belajar, mengorganisasikan dan merencanakan. Peta
konsep dapat membangkitkan ide-ide orisinal dan memicu ingatan dengan mudah
jauh lebih mudah daripada pencatatan secara tradisional (Sugiyanto, 2013).
Berikut definisi dan pengertian peta konsep dari beberapa sumber buku:
Menurut Muhimmati (2014), peta konsep adalah alat untuk mewakili adanya
hubungan yang bermakna antara suatu konsep hingga membentuk suatu
proposisi. Proposisi adalah dua atau lebih konsep yang dihubungkan dengan
garis yang diberi kata penghubung sehingga memiliki suatu pengertian.
Menurut Trianto (2013), peta konsep adalah ilustrasi grafis konkret yang
mengindikasikan bagaimana sebuah konsep tunggal dihubungkan ke konsep-
konsep lain pada kategori yang sama.
Menurut Sujana (2009), peta konsep adalah hubungan yang bermakna antara
satu konsep dengan konsep lainnya yang dihubungkan oleh kata-kata dalam
suatu unit tertentu.
Menurut Dahar (2006), peta konsep adalah alat peraga untuk memperlihatkan
hubungan beberapa konsep yang merupakan suatu gambaran dua dimensi dari
suatu bidang studi, dalam arti luas peta konsep adalah peta atau jaringan yang
membuat konsep-konsep lengkap dengan hubungannya.
Menurut Buzan (2010), peta konsep adalah suatu bagan skematik untuk
menggambarkan suatu pengertian konseptual seseorang dalam suatu
rangkaian pernyataan. Selain menggambarkan konsep-konsep yang penting
peta konsep juga menghubungkan antara konsep-konsep yang ada.
2. Pengertian bagan
Pada umumnya bagan memiliki beberapa variasi, seperti bentuk garis, batang,
lingkaran dan pohon. Dalam sebuah bagan biasanya menyajikan informasi tentang
sebuah proses secara analisis dan statik.
Menurut Gibson, dkk (2002:9) – Bagan adalah suatu pola secara formal untuk
mengelompokan orang-orang serta pekerjaan yang menjadi tugas untuk
orang-orang yang ditunjuk dalam sebuah bagan organisasi tersebut.
Menurut Handoko, dkk (2013:169) – Handoko dkk menyebutkan bagan sama
halnya dengan organisasi sekolah yang membagi tugas anggotanya.
Menurut Hasibuan (2004:128) – Bagan adalah gambaran dari tipe organisasi,
departemen organisasi, kedudukan organisasi dan jenis dari wewenang jabatan
yang dipegang serta hubungan dari bidang yang dikerjakan. Setiap komponen
yang terlibat di dalam bagan memiliki tanggung jawab masing-masing sesuai
yang telah ditetapkan.
Menurut Robbins dan Coulters (2007:284) – Bagan adalah suatu rangkaian
kerja formal organisasi. Dimana dengan kerangka tersebut menjadi sebuah
tugas ataupun pekerjaan yang dibagi, dikelompokan dan diorganisasikan. Hal
tersebut dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi.
B. CIRI-CIRI PETA KONSEP DAN BAGAN
1. Ciri-ciri peta konsep
Menurut Dahar (2006), ciri-ciri peta konsep adalah sebagai berikut:
Pemetaan konsep yaitu suatu cara untuk memperlihatkan konsep-konsep dan
proposisi-proposisi suatu bidang. Dengan menggunakan peta konsep siswa
dapat melihat bidang studi itu lebih jelas dan mempelajari bidang studi itu
lebih bermakna.
Suatu peta konsep merupakan gambar dua dimensi dari suatu bidang studi
atau suatu bagian dari suatu bidang studi. Ciri inilah yang dapat
memperlihatkan hubungan yang proporsional antar konsep.
Tidak semua konsep mempunyai bobot yang sama, ini berarti ada konsep lain
yang lebih inklusif.
Bila dua atau lebih konsep digambarkan di bawah suatu konsep yang lebih
inklusif, maka terbentuklah suatu hierarki pada peta konsep tersebut.
2.Ciri-Ciri Bagan
Peta konsep pohon jaringan merupakan peta konsep yang ide-ide pokok suatu
konsep dibuat dalam sebuah persegi empat, sedangkan beberapa kata yang lain
dituliskan dan dihubungkan dengan garis-garis penghubung, dan garis-garis
penghubung tersebut menunjukkan hubungan antara ide-ide tersebut.
Pada saat mengkontruksi peta konsep pohon jaringan (network tree), tulislah
topik itu dan daftarlah konsep-konsep utama yang berkaitan dengan konsep itu.
Periksalah daftar dan mulai menempatkan ide-ide atau konsep-konsep dalam suatu
susunan dari umum ke khusus. Cabangkan konsep-konsep yang berkaitan itu dari
konsep utama dan berikan hubungannya pada garis-garis itu.
Peta konsep berbentuk pohon jaringan (network tree) sangat cocok digunakan
untuk memvisualisasikan hal-hal sebagai berikut: 1) Menunjukkan sebab akibat; 2)
Suatu hierarki; 3) Prosedur yang bercabang dan; 4) Istilah-istilah yang berkaitan yang
dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan-hubungan.
Pada umumnya bagan yang digunakan dalam suatu organisasi tidak hanya
satu jenis, setidaknya terdapat 4 jenis bagan yang digunakan.
Bentuk Bagan
1) Bagan Horizontal
2) Bagan Vertikal
3) Bagan Lingkaran
4) Bagan Piramid
Berikut masing-masing penjelasan dari ke-4 macam atau jenis bagan di atas.
1. Bagan Horizontal
Barangkali diantara kalian ada yang bertanya, mengapa disebut dengan bagan
horizontal. karena bagan jenis ini dibangun menyamping, sehingga ketika semakin
banyak jabatan, maka akan semakin meluas juga bentuk bagan ke arah samping.
2. Bagan Vertikal
Bagan vertikal adalah kebalikan dari jenis bagan horizontal, sesuai dengan
namanya jenis bagan ini dibuat ke bawah. Semakin rendah suatu jabatan maka akan
semakin ditempatkan di bawah, dan semakin tinggi sebuah jabatan akan diposisikan
di atas.
3. Bagan Lingkaran
Bagan yang satu ini tidak banyak digunakan oleh suatu organisasi maupun
dalam kompetisi. Bagan lingkaran biasanya digunakan membangun suatu tipologi
dan lain seabagainya.
4. Bagan Piramid
Peta konsep berfungsi untuk membuat jelas gagasan pokok bagi guru dan
murid yang sedang memusatkan perhatian pada tugas pelajaran yang spesifik. Peta
konsep bertujuan membuat struktur pemahaman dari fakta-fakta yang
dihubungkan dengan pengetahuan berikutnya, dan untuk belajar bagaimana
mengorganisasi sesuatu mulai dari informasi, fakta dan konsep ke dalam suatu
konteks pemahaman, sehingga terbentuk pemahaman yang baik.
1. Menyelidiki apa yang telah diketahui siswa. Guru harus mengetahui konsep-
konsep apa yang telah dimiliki siswa waktu pelajaran baru akan dimulai,
sedangkan para siswa diharapkan dapat menunjukan dimana mereka berada
atau konsep-konsep apa yang telah mereka miliki dalam menghadapi
pelajaran baru itu. Dengan menggunakan peta konsep, guru dapat
melaksanakan apa yang telah dikemukakan, sehingga para siswa diharapkan
akan terjadi belajar bermakna.
2. Mempelajari cara belajar. Dengan melatih mereka membuat peta konsep
untuk mengambil sari dari apa yang mereka baca, baik buku teks maupun
bacaan-bacaan lain, berarti kita meminta mereka untuk membaca buku itu
dengan seksama mereka tidak lagi dikatakan tidak berpikir.
3. Mengungkapkan miskonsepsi. Dari peta konsep yang dibuat oleh para siswa,
ada kalanya ditemukan miskonsepsi yang terjadi dari dikaitkannya dua konsep
atau lebih yang membentuk proposisinya yang salah Karena miskonsepsi itu
terbukti dapat bertahan dan mengganggu belajar seterusnya, miskonsepsi itu
sedapat mungkin ditiadakan melalui proses perubahan kosneptual.
4. Alat evaluasi. Dalam menilai peta konsep yang dibuat oleh para siswa secara
ringkas dikemukakan empat kriteria penilaian, yaitu: 1) kesahihan proposisi;
2) adanya hierarki; 3) adanya ikatan silang; 4) adanya contoh-contoh seperti
yang telah dikemukakan.
Manfaat / Kegunaan Peta Konsep
1. Peta konsep merupakan alat yang sangat berguna untuk mengamati makna
yang dipegang oleh seorang siswa, dan dapat dikontruksikan untuk
mengungkapkan organisasi kognitif siswa.
2. Peta konsep dapat digunakan sebagai alat yang efektif untuk menunjukan
konsep-konsep yang salah, melalui peta konsep guru dapat melihat berbagai
preposisi yang dikembangkan oleh setiap siswa. Kesalahan konsep dapat
ditandai dengan kesalahan pada proposisi antar konsep pokok yang menjadi
bahan kajiannya.
3. Peta konsep dapat digunakan sebagai alat evaluasi dalam proses belajar
mengajar.
4. Peta konsep berperan juga sebagai alat untuk menrangkum berbagai materi
bacaan.
Sebuah bagan yang disertai dengan teks memiliki fungsi untuk memperjelas
dan memberikan gambaran kepada pembaca. Tujuannya pun jelas agar informasi
yang disajikan mudah dipahami oleh pembaca.
Pertama yang harus kita ketahui sebelum membentuk bagan, ialah mengetahui
notasi atau simbol yang kan digunakan.
Sedangkan untuk bagan jenis piramid memiliki bentuk segitiga yang dipisah-
pisah sesuai dengan bagiannya. Tentu saja simbol bagan lebih sederhana jika
dibandingkan dengan simbol flowchart.
2. contoh Bagan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Muhimmati, Ifa. 2014. Penerapan Tugas Peta Konsep dalam Project Based Learning
(PJBL) untuk Mahasiswa Pendidikan Biologi UMM di Mata Kuliah Sumber Belajar
dan Media Pembelajaran. Jurnal Saintifika, Vo.16, No.2. Jember: Universitas Jember.
Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Buzan, Tony. 2010. Buku Pintar Mind Map. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Budi, Kartika. 1990. Essensi dalam Pembelajaran Peta Konsep. Yogyakarta: Cipta
Mandiri.