Dosen Pengampu :
Firma Yudha, M.Pd
Disusun oleh:
1. Ulin Nuha (2022390101653)
2. Siti Nur Rohmah (2022390101648)
Penyusun
i
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR .....................................................................................i
DAFTAR ISI ...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 2
C. Tujuan ................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan dan Mobilitas Sosial............................................ 3
B. Pengertian Kemandirian Belajar......................................................... 5
C. Proses Terjadinya Mobilitas Sosial.................................................... 6
D. Hubungan Pendidikan dengan Mobilitas sosial................................... 8
E. Peran pendidikan dalamMobilitas Sosial ............................................ 9
BAB III KESIMPULAN
A. Kesimpulan ........................................................................................ 11
B. Saran .................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu hal terpenting dalam kehidupan sesorang.
Pendidikan lah yang menentukan dan menuntun masa depan dan arah hidup
seseorang. Walaupun tidak semua orang berpendapat seperti itu, namun
pendidikan tetaplah menjadi kebutuhan manusia nomor wahid. Bakat dan
keahlian seseorang akan terbentuk dan terasah melalui pendidikan. Pendidikan
juga umumnya dijadikan tolak ukur kualitas setiap orang.
1
dibanding masyarakat dengan sistem stratifikasi sosial yang tertutup. Dalam
dunia modern seperti sekarang ini, banyak negara mengupayakan peningkatan
mobilitas sosial dalam masyarakatnya, karena mereka yakin bahwa hal tersebut
akan membuat orang melakukan jenis pekerjaan yang paling cocok bagi diri
mereka. Apabila tingkat mobilitas tinggi, meskipun latar belakang sosial
individu berbeda, maka mereka tetap dapat merasa mempunyai hak yang sama
dalam mencapai kedudukan sosial yang lebih tinggi. Apabila tingkat mobilitas
sosial rendah, maka tentu saja kebanyakan orang akan terkungkung dalam
status para nenek moyang mereka.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan pendidikan dan mobilitas sosial?
2. Apakah yang di maksud kemandirian..?
3. Bagaimanakah proses terjadinya mobilitas sosial?
4. Bagaimanakah hubungan pendidikan dengan mobilitas sosial..?
5. Bagaimanakah peran pendidikan dalam mobilitas sosial?
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui apakah yang dimaksud dengan pendidikan dan
mobilitas sosial
2. Untuk mengetahui apa itu pendidikan dan kemandirian
3. Untuk mengetahui bagaimanakah proses terjadinya mobilitas sosial.
4. Untuk mengetahui hubungan antara pendidikan dengan mobilitas
sosial.
5. Untuk mengetahui bagaimanakah peran pendidikan dalam mobilitas
sosial.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
III. Carter V. Good, pendidikan ialah sebuah upaya untuk mengembangkan
kecakapan individu, baik secara sikap maupun prilaku dalam
bermasyarakat. Dengan kata lain, pendidikan adalah proses sosial di mana
lingkungan yang teroganisir seperti sekolah dan rumah, mampu
mempengaruhi seseorang untuk mengembangkan kecakapan sikap dan
prilaku dalam diri sendiri dan bermasyarakat.
Pendidikan juga bisa dijalani melalui 2 hal yakni pendidikan formal dan
non formal.
4
b. Menurut Kimball Young dan Raymond W. Mack:Mobilitas sosial
adalah suatu mobilitas dalam struktur sosial, yaitu pola-pola tertentu
yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial.
c. Menurut William Kornblum:Mobilitas sosial adalah perpindahan
individu-individu, keluarga-keluarga dan kelompok sosialnya dan satu
lapisan ke lapisan sosial lainnya.
d. Menurut H.EdwardRansford: Mobilitas sosial adalah perpindahan ke
atas atau ke bawah dalam lingkungan sosial secara hirarki.
e. Menurut Robert M.Z. Lawang:Mobilitas sosial adalah perpindahan
posisi dari lapisan yang satu ke lapisan yang lain atau dari satu dimensi
ke dimensi yang lainnya.
f. Menurut Horton dan Hunt: Mobilitas sosial adalah suatu gerak
perpindahan dari suatu kelas sosial ke kelas sosial lainnya.
Jadi dapat disimpulan bahwa mobilitas sosial adalah perpindahan posisi
seseorang atau kelompok dari lapisan (strata sosial) yang satu ke lapisan
yang lain. Mobilitas berasal dari bahasa Latin, yaitu mobilis yang berarti
mudah dipindahkan dari satu ke tempat ke tempat lain. Dalam bahasa
Indonesia dapat diartikan dengan “gerak” atau “perpindahan”. Mobilitas
sosial merupakan suatu konsep dinamika sosial yang secara harfiah
seringkali diartikan sebagai suatu gerakan yang terjadi akibat berpindah
atau berubah posisi sosial seseorang atau sekelompok orang pada saat yang
berbeda.
5
Kemandirian ini menekankan pada aktivitas dalam belajar yang penuh
tanggung jawab sehingga mampu mencapai hasil belajar yang baik.
Tuntutan terhadap kemandirian sangat besar dan jika tidak direspon secara
tepat bisa menimbulkan dampak yang tidak menguntungkan bagi
perkembangan psikologis siswa di masa mendatang. Siswa dituntut untuk
mandiri agar dapat menyelesaikan tugas perkembangan selanjutnya. Untuk
dapat mandiri siswa membutuhkan kesempatan, dukungan dan dorongan agar
dapat mencapai kemandirian atas dirinya sendiri.
Kemandirian belajar adalah kegiatan belajar aktif yang didorong oleh niat
atau motif untuk menguasai suatu kompetensi guna mengatasi suatu masalah,
dan dibangun dengan bekal pengetahuan atau kompetensi yang telah dimiliki.
( Mudjiman,2007)
6
masyarakat, semakin seimbang kesempatan-kesempatan untuk mendapatkan
kedudukan tersebut akan semakin besar gerak sosial. Itu berarti bahwa sufat
sistem lapisan masyarakat semakin terbuka. Dalam sisyem lapisan terbuka,
kedudukan apa yang hendak dicapai semuanya terserah pada individunya.
Menurut Pitirim A Sorokin, gerak sosialvertikal mempunyai saluran-
saluran dalam masyarakat. Proses gerak sosialvertikal melalui saluran tersebut
disebut social circulation. Sebagai contoh lembaga pendidikan sebagai saluran
gerak sosial seperti sekolah, pada umumnya merupakan saluran konkrit gerak
sosial yang vertikal. Bahkan sekolah-sekolah dapat dianggap sebagai sosial
elevator yang bergerak dari kedudukan-kedudukan yang paling rendah ke
kedudukan yang paling tinggi. Kadang-kadang dijumpai keadaan disekolah-
sekolah tertentu hanya dapat dimasuki oleh golongan-golongan masyarakat
tertentu di Indonesia sendiri, secara relatif dapat ditelaah kedudukan apa yang
ditempati oleh lapisan yang rendah maka dia akan menjadi saluran geraksosial
yang vertikal. Adapula mobilitas antargenerasi (Perpindahan Status yang
dilakukan oleh dua generasi. Misal orang tua dengan anak-anaknya) dan
mobilitas intragenerasi (terjadi dalam satu kelompok generasi yang sama).
Adapun cara melakukan mobilitas diantaranya yaitu:
a. Perubahan standar hidup melalui perkawinan
Berpindah tempat tinggal dari tempat tinggal yang lama ke
tempat tinggal yang baru mengubah nama yang menunjukkan posisi
sosial yang lebih tinggi.
b. Perubahan tingkah laku
Manusia memerlukan kedudukan dan peranan didalam
masyarakat dalam hal ini tidak selalu sama dalam hal
pemenuhannya. Maka tidak dapat dihindarkan bahwa masyarakat
harus menyediakan beberapa macam sistem pembalasan jasa
sebagai pendorong agar individu mau melaksanakan kewajiban-
kewajibannya yang sesuai dengan posisinya dalam masyarakat.
Dengan demikian mau tidak mau maka harus ada pelapisan
masyarakat dan mobilitas sosial karena gejala tersebut sekaligus
memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat, yaitu penempatan
7
individu dalam tempat-tempat yang tersedia dalam struktur sosial
dan mendorongnya agar melaksanakan kewajiban yang sesuai
dengan kedudukan dan peranannya. Pengisian tempat-tempat
tersebut merupakan daya dorong agar mesyarakat bergerak sesuai
dengan fungsinya. Akan tetapi wujudnya dalam setiap masyarakat
juga berlainan, karena tergantung pada bentuk dan kebutuhan
masing-masing masyarakat jelas bahwa kedudukan dan peranan
yang dianggap tertinggi oleh setiap masyarakat adalah kedudukan
dan peranan yang dianggap terpenting serta memerlukan
kemampuan dan latihan-latihan yang maksimal.
8
pendidikanlah yang menjadi mekanisme mobilitas sosial. Pendapat Ivan Reid
(1989: 37) menyatakan bahwa pendidikan memainkan peranan penting dalam
mobilitassosial sekalipun tidak tertuju pada penempatan pekerjaan tertentu.
Berkaitan dengan peranan pendidikan dalam mobilitas sosial, kita mengetahui
bahwa kualifikasi pendidikan harus dihubungkan secara langsung dengan jenis
pekerjaan.
Ada beberapa hal dalam melihat hubungan antara pendidikan dengan
mobilitas sosial yaitu: kesempatan pendidikan yang banyak ditentukan oleh
faktor-faktor tertentu antara lain kedudukan atau status sosial masyarakat.
Kalangan masyarakat bawah menginginkan terjadinya perubahan atau
mobilitas sosial melaui pendidikan. Selain itu juga untk mendapatkan
pekerjaan, kualifikasi pendidikan ada hubungannya dengan jenis pekerjaan,
akan tetapi tidak semua orang yang berkualifikasi tinggi dalam pendidikan
mendapatkan yang cocok dengan pekerjaannya. Kesempatan pekerjaan antara
satu daerah dengan daerah lainnya berbeda-beda karena mobilitas sosial
dipengaruhi adanya pendidikan, maka pendidikan menghasilkan kualifikasi
yang lebih banyak.Jadi secara singkat hubungan dengan mobilitas sosial
dipengaruhi kesempatan memperoleh pekerjaan sesuai dengan kualifikasi
pendidikannya. Sehingga apabila ingin mobilitas sosial semakin baik maka
kesempatan memperoleh pendidikan semakin baik, dan hasil pendidikan sesuai
dengan kebutuhan lapangan pekerjaan.
9
perkembangan zaman kemudian mereka lebih mempercayai kemampuan
individu atau skill yang harus menghormati kepemilikan ijazah yang kadang
tidak sesuai dengan kenyataannya. Inilah yang ahirnya memberikan peluang
bagi tumbuhnya pendidikan nonformal yang lebih bisa memberikan
keterampilan praktis bagi kebutuhan dunia kerja yang tentunya memiliki
pengaruh bagi seseorang.
Pendidikan yang tepat untuk mengubah paradigma ini adalah
pendidikan kritis yang pernah digulirkan oleh Paulo Freire. Sebab, pendidikan
kritis mengajarkan kita selalu memperhatikan kepada kelas-kelas yang terdapat
di dalam masyakarakat dan berupaya memberi kesempatan yang sama bagi
kelas-kelas sosial tersebut untuk memperoleh pendidikan. Disini fungsi
pendidikan bukan lagi hanya sekedar usaha sadar yang berkelanjutan. Akan
tetapi sudah merupakan sebuah alat untuk melakukan perubahan dalam
masyarakat. Pendidikan harus bisa memberikan pemahaman kepada peserta
didik tentang realitas sosial, analisa sosial dan cara melakukan mobilitas sosial.
Pendidikan yang diinginkan oleh masyarakat adalah proses pendidikan yang
bisa mempertahankan dan meningkatkan keselarasan hidup dalam pergaulan
manusia.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan dapat diartikan sebagai kegiatan seseorang dalam membimbing
dan memimpin anak menuju ke pertumbuhan dan perkembangan secara optimal
agar dapat berdiri sendiri dan bertanggun jawab. Sedangkan mobilitas sosial
adalah gerak dalam suatu struktur sosial atau perpindahan seseorang atau
kelompok dari kedudukannya yang satu ke kedudukan lainnya. Terdapat
banyak faktor penghambat dan pendorong timbulnya mobilitas sosial. Oleh
karena itu pendidikan untuk mencapai mobilitas sosial ini maka pendidikan
merupakan anak tangga mobilitas yang penting. Selain itu, kita harus
mengupayakan supaya semua masyarakat memperoleh kesempatan pendidkan
yang sama tanpa memandang perbedaan status social.
B. Saran
11
DAFTAR PUSTAKA
http://nababan363.blogspot.com/2012/11/pengertian-mobilitas.html.
Tersedia
:https://imrarizalrasyid.wordpress.com/2012/11/25/pendidikan-dan-
mobilitas-sosial.
Sadiah, Nurul. 2013. [Online]. Pendidikan dan Mobilitas Sosial Studi Kasus
http://blog.umy.ac.id/nurulsadiah/2013/01/20/pendidikan-dan-
mobilitas-sosial-studi-kasus-pengangguran-terdidik..
Ekonomi.
Tersedia:https://donnysyadia.wordpress.com/ekonomi/sosiologi/semest
er-1/mobilitas-sosial.
12