Anda di halaman 1dari 36

MAKALAH

“HAKIKAT PERENCANAAN PEMBELAJARAN”


Ditujukan untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Perencanaan Dan
Desain Pembelajaran PAI

Dosen Pengampu: Atiqatul Musyarofah, M.Pd.I.

Disusun oleh :
KELOMPOK 1 KELAS PAI 5C
ERLINDA DHEWI S. (2017310537)
FERNANDA ANGGI WULANDARI (2017390100540)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM IBRAHIMY GENTENG

SEPTEMBER 2018
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmannirrohiim.
Assalamu’alaikum Warohmatulloh Wabarokatuh.
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Alloh SWT yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayahNya kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Perencanaan dan Desain Pembelajaran PAI dengan judul
“Hakikat Perencanaan Pembelajaran”. Sholawat serta salam selalu tercurahkan
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah mengantarkan kita dari
zaman jahiliyah menuju zaman terang benderang, penuh iman dan ilmu
pengetahuan.
Makalah ini kami susun tidak terlepas dari berbagai sumber penunjang
serta bantuan berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatannya.Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam penyusunan makalah ini.
Namun, terlepas dari semua itu, kami selaku penyusun merasa masih
banyak kekurangan baik dari segi susunan kalimat, tata bahasa, maupun sumber
buku penunjang. Oleh sebab itu, dengan tangan terbuka, kami menerima segala
saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah Perencanaan
dan Desain Pembelajaran PAI ini.
Semoga makalah tentang Hakikat Perencanaan Pembelajaran ini dapat
bermanfaat dan bisa menjadi tambahan ilmu serta inspirasi bagi pembaca.
Wassalamu’alaikum Waromatulloh Wabarokatuh.

Genteng, September 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i


DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 2
C. Tujuan ..................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Perencanaan Pembelajaran ................................................... 3
B. Pentingnya Perencanaan Pembelajaran................................................... 8
C. Dimensi dimensi Perencanaan Pembelajaran ......................................... 10
D. Manfaat dan Fungsi Perencanaan Pembelajaran..................................... 12
E. Kriteria Penyusunan Perencanaan Pembelajaran .................................... 15
F. Jenis Jenis Perencanaan Pembelajaran.................................................... 16
G. Langkah-langkah Penyusunan Perencanaan Pembelajaran .................... 18
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................. 23
B. Saran ....................................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 25
LAMPIRAN (CONTOH RPP dan SILABUS) ................................................. 26

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Reformasi pendidikan memunculkan pembelajaran dalam 4 hal: learning
to know, learning to do, learning to be, learning to life together. Seiring dengan
berkembangnya pendidikan dan sistem pendidikan di Indonesia, seluruh elemen
masyarakat, utamanya yang terkait langsung dengan pendidikan dituntut untuk
lebih kreatif dan profesional untuk mengembangkan pendidikan. Selain itu, para
pelaku pendidikan juga diharapkan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan
bersama, sesuai dengan kebutuhan dan tantangan pendidikan. Untuk itulah perlu
adanya cara atau metode untuk menjawab tantangan-tantangan yang muncul
seiring dengan berkembangnya waktu, maka munculah cara atau metode yang
disebut perencanaan dan desain pembelajaran, yang diharapkan akan lebih
memudahkan proses belajar mengajar.
Guru memiliki peranan strategis sebagai perancang atau perencana
pembelajaran, agar pembelajaran tersebut berhasil dan bermutu. Perencanaan
yang merupakan bagian dari desain pembelajaran itu sendiri merupakan proses
awal penyusunan sesuatu yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Begitu halnya dengan perencanaan pembelajaran yang
direncanakan harus sesuai dengan target atau tujuan yang ingin dicapai dalam
pendidikan.
Berbicara mengenai hakikat perencanaan pembelajaran, maka sebenarnya
kita sedang membahas tentang sebuah pertanyaan yaitu apa itu perencanaan
pembelajaran.. Tentu bagi semua orang terutama yang berkutit di bidang
akademik , dua kata tersebut sudah bukan kata yang asing lagi di telinga. Sepintas
dari kedua kata tersebut , kita dapat menarik kesimpulan bahwa ada hubungan
yang positif anatara perencanaan dan pembelajaran.
Begitu urgennya perencanaan pembelajaran dalam pendidikan khususnya
Pendidikan Agama Islam. Maka dari itu, pada makalah yang berjudul “Hakikat

1
Perencanaan Pembelajaran” ini akan dibahas mengenai intisari atau hal apa saja
yang terdapat pada perencanaa pembelajaran itu sendiri.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah
ini adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud perencanaan pembelajaran?
2. Apa pentingnya perencanaan pembelajaran?
3. Apa saja dimensi-dimensi perencanaan pembelajaran?
4. Apa saja manfaat dan fungsi perencanaan pembelajaran?
5. Apa saja kriteria penyusunan perencanaan pembelajaran?
6. Apa saja langkah-langkah penyusunan perencanaan pembelajaran?

C. Tujuan Makalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan makalah
ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian perencanaan pembelajaran.
2. Untuk mengetahui pentingnya perencanaan pembelajaran.
3. Untuk mengetahui dimensi-dimensi perencanaan pembelajaran.
4. Untuk mengetahui manfaat dan fungsi perencanaan pembelajaran
5. Untuk mengetahui kriteria penyusunan perencanaan pembelajaran.
6. Untuk mengetahui langkah-langkah penyusunan perencanaan
pembelajaran.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Perencanaan Pembelajaran

Perencanaa pembelajaran merupakan sesuatu hal yang penting bagi guru


dalam menjalankan tugasnya. Perencanaan pembelajaran adalah proyeksi apa
yang akan dilakukan oleh guru dalam proses belajar mengajar. Pembelajaran akan
lebih optimal jika guru terlebih dahulu menyiapkan perencanaan pembelajaran.
Oleh sebab itu untuk memahami makna dari perencanaan pembelajaran, maka
perencanaan pembelajaran dilihat dari terminologinya terdiri dari dua kata, yakni
kata perencanaan dan kata pembelajaran. Untuk memahami perencanaan
pembelajaran, maka kita harus memahami arti dari dua kata tersebut.

1. Pengertian Perencanaan
Kata yang pertama adalah perencanaan. Perencanaan berasal dari kata
rencana yang berarti pengambilan keputusan tentang apa yang harus dilakukan
untuk mencapai tujuan. Dengan demikian, proses suatu perencanaan harus
dimulai dari penetapan tujuan yang akan dicapai melalui analisis kebutuhan,
kemudian menetapkan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mencapai
tujuan tersebut.
Menurut (Mustofa dan Asrohah,2013:8), perencaaan dalam Bahasa inggris
yang dikenal dengan istilah plan yang artinya serangkaian kegiatan yang akan
dilakukan di masa yang akan datang. Lesson plan yang berarti perencanaan
pembelajaran.
Perencanaan yang dalam ilmu managemen juga disebut sebagai planning
adalah persiapan menyusun suatu keputusan berupa langkah-langkah penyelesaian
suatu masalah atau pelaksanaan suatu pekerjaan yang terarah pada pencapaian
tujuan tertentu. Secara sederhana perencanaan adalah suatu pemikiran sebelum
pelaksanaan suatu tugas (Rohani,2004:66-67).
Hal senada juga dikemukakan oleh (Nawawi,1983:16), bahwa
perencanaan berarti menyusun langkah-langkah penyelesaian suatu masalah atau

3
pelaksanaan suatu pekerjaan yang terarah pada pencapaian tujuan tertentu. Dalam
hal ini dijelaskan bahwa perencanaan mencakup rangkaian kegiatan untuk
menentukan tujuan umum dan tujuan khusus suatu organisasi atau lembaga
penyelenggara pendidikan, berdasarkan dukungan informasi yang lengkap.
Sehingga definisi tersebut bermakna bahwa perencanaan adalah usaha menyeleksi
dan menghubungkan sesuatu dengan kepentingan masa yang akan datang.
Perencanaan juga didefinisikan sebagai suatu cara mengantisipasi dan
menyeimbangkan perubahan (Uno, 2008:83). Definisi ini diasumsikan bahwa
perubahan selalu terjadi. Perubahan lingkungan selalu diantisipasi sehingga
perubahan berimbang dengan perubahan dalam pembelajaran di sekolah dan
madrasah.
Menurut (Majid,2006), perencanaan adalah langkah-langkah yang akan
dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Perencanaan berkaitan
dengan penentuan apa yang akan dilakukan kemudian. Perencanaan mendahului
pelaksanaan karena perencanaan merupakan suatu proses untuk menentukan
kemana kita harus pergi dengan cara yang efektif dan seefisien mungkin.
Dengan perencanaan diharapkan akan memberikan hasil yang maksimal.
Perencanaan tersebut dapat disusun berdasarkan kebutuhan dalam jangka waktu
tertentu sesuai dengan keinginan pembuat rencana. Namun yang lebih utama
adalah perencanaan yang dibuat harus dapat dilaksanakan dengan mudah dan
tepat sasaran.
2. Pengertian Pembelajaran
Kata yang kedua yaitu pembelajaran. Kata pembelajaran mulai marak
digunakan di tahun 2005 setelah terjadi pergantian kurikulum dari kurikulum
1994 menjadi Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Benar saja, karena pada
saat kurikulum 1994 diberlakukan, yang dipakai bukanlah kata pembelajaran,
tetapi pengajaran. Barulah setelah Kurikulum Berbasis Kompetensi diberlakukan
kata pengajaran diganti dengan kata pembelajaran.
Jika ditinjau dari sudut kebahasaan, pembelajaran berasal dari kata ajar
,demikian juga dengan pengajaran ,berasal dari kata ajar. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia, kata ajar merupakan kata benda yang berarti petunjuk yang

4
diberikan kepada orang agar diketahui. Kata kerja ajar adalah adalah mengajar
yang berarti memberi pelajaran. Orang yang mengajar disebut pengajar, dan
proses ,cara, perbuatan mengajar atau mengajarkan disebut dengan pengajaran.
Jadi pengajaran adalah proses memberikan suatu mata pelajaran. Itu sebabnya
kurikulum 1994 yang mengadopsi kata pengajaran tersebut dikenal dengan
kurikulum material oriented atau lebih memfokuskan pada pemberian materi
pelajaran. (Wiyani, 2013:17).
Sedangakan pembelajaran diartikan sebagai proses, cara, perbuatan,
menjadikan orang untuk belajar. Orang yang belajar tersebut disebut pembelajar.
Kemudian, belajar sendiri berarti berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu,
latihan, berubah tingkah laku, atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.
Jadi pada hakikatnya , pembelajaran adalah proses menjadikan orang agar mau
belajar dan mampu belajar melalui berbagai pengalamannya agar tingkah lakunya
dapat berubah menjadi lebih baik. (Wiyani, 2013:17-18).
Pembelajaran juga diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh para
guru dalam membimbing, membantu dan mengarahkan peserta didik untuk
memiliki pengalaman belajar. Dengan kata lain, pengajaran adalah suatu cara
bagaimana mempersiapkan pengalaman belajar bagi peserta didik. Pembelajaran
adalah kegiatan yang didalamnya terkandung dua unsur pokok yaitu unsur
kegiatan guru dan kegiatan siswa.(Mustofa dan Asrohah,2013:10).
Sedangkan menurut (Uno,2011:20), mendefinisikan tentang pembelajaran
atau pengajaran yaitu upaya membelajarkan siswa yang bermakna dalam kegiatan
pengajaran yang terdapat kegiatan memilih, menetapkan, dan mengembangkan
metode untuk mencapai hasil pengajaran yang diinginkan.
Menurut (Sanjaya,2008:26), pembelajaran adalah terjemahan dari
“Intruction”, kata yang sering diambil dalam pendidikan di Amerika. Hal seperti
itu dikutip dari pernyataannya Gagne bahwa mengajar atau teaching adalah
bagian dari pembelajaran atau instruction.
Pembelajaran memiliki hakikat perencanaan atau perancangan (desain)
sebagai upaya untuk membelajarkan siswa. Itulah sebabnya siswa tidak hanya
berinteraksi dengan guru, tetapi memungkinkan berinteraksi dengan semua

5
sumber belajar yang dipakai untuk mencapai pembelajaran yang diinginkan. Oleh
karena itu, pembelajaran memusatkan pada “bagaimana membelajarkan siswa”
dan bukan pada “apa yang dipelajari siswa”. Adapun perhatian terhadap apa yang
dipelajari siswa merupakan bidang kajian dari kurikulum yakni mengenai apa isi
dari pembelajaran yang harus dipelajari siswa agar tercapai tujuan tersebut. Dalam
kaitan ini hal-hal yang dapat diperhatikan dalam mencapai pembelajaran adalah
bagaimana cara mengorganisasi pembelajaran, bagaimana menyampaikan isi
pembelajaran dan bagaimana menata interaksi antara sumber-sumber belajar yang
ada dan dapat berfungsi secara optimal.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah proses kerja sama
antara guru dan siswa dalam memanfaatkan semua potensi dan sumber yang ada
baik dari dalam diri siswa maupun dari luar siswa untuk mencapai tujuan yang
ditentukan.
3. Pengertian Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan pembelajaran merupakan perencanaan yang sistematik dalam
suatu pengajaran yang akan dimanifestasikan bersama-sama peserta didik.
Perencanaan pembelajaran adalah proses penyusunan materi pelajaran,
penggunaan media pengajaran, penggunaan pendekatan dan metode pengajaran,
dan penilaian dalam suatu alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa
tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. (Majid,2006:17). Konsep
tersebut mengandung dua pemikiran utama, yaitu proses pengambilan keputusan
dan pengetahuan professional tentang proses pengajaran.
Keputusan yang diambil oleh guru bisa bermacam-macam,mulai dari yang
sederhana sampai pada tingkat komplek. Keputusan tingkat sederhana misalnya
pengorganisasian aktivitas kelas, sedangkan keputusan pada tingkat komplek
menentukan apa yang akan dipelajari kelak. Berdasarkan uraian tersebut,
(Mustofa dan Asrohah,2013:11-12) menjelaskan adapun uraian konsep
perencanaan pengajaran dari berbagai sudut pandang sebagai berikut:
a. Perencanaan pengajaran sebagai teknologi adalah suatu perencanaan
yang mendorong penggunaan teknik-teknik yang dapat

6
mengembangkan tingkah laku kognitif dan teori-teori konstruktif
terhadap solusi dan problem-problem pengajaran.
b. Perencanaan pengajaran sebagai suatu sistem adalah sebuah susunan
dari sumber-sumber dan prosedur-prosedur untuk menggerakkan
pembelajaran. Pengembangan sistem pengajaran melalui proses yang
sistematik selanjutnya diimplementasikan dengan mengacu pada
sistem perencanaan itu.
c. Perencanaan pengajaran sebagai sebuah disiplin adalah cabang dari
pengetahuan yang senantiasa memperhatikan hasil-hasil penelitian dan
teori tentang strategi pengajaran dan implementasinya terhadap strategi
tersebut.
d. Perencanaan pengajaran sebagai sains adalah mengkreasi secara detail
spesifikasi dari pengembangan, implementasi, evaluasi, dan
pemeliharaan akan situasi maupun fasilitas pembelajaran terhadap
unit-unit yang luas maupun yang lebih sempit dari materi pelajaran
dengan segala tingkatan kompleksitasnya.
e. Perencanaan pengajaran secara sistematik yang digunakan secara
khusus atas dasar teori-teori pembelajaran dan pengajaran untuk
menjamin kualitas pembelajaran. Dalam perencanaan ini dilakukan
analisis kebutuhan dari proses belajar dengan alur yang sistematik
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Termasuk didalamnya
melakukan evaluasi terhadap materi pelajaran dan aktivitas-aktivitas
pengajaran.
f. Perencanan pengajaran sebagai sebuah realitas adalah ide pengajaran
dikembangkan dengan memberikan hubungan pengajaran dari waktu
ke waktu dalam suatu proses yang dikerjakan perencanaan dengan
mengecek secara cermat bahwa semua kegiatan telah sesuai dengan
tuntutan sains dan dilaksanakan secara sistematik.
Dengan mengacu kepada berbagai sudut pandang tersebut, maka
perencanaan program pengajaran harus sesuai dengan konsep pendidikan dan
pengajaran yang dianut dalam kurikulum.

7
Penyusunan program pembelajaran sebagai suatu proses , disiplin ilmu
pengetahuan, realitas, sistem dan teknologi pembelajaran bertujuan agar
pelaksanaan pengajaran berjalan dengan efektif dan efisien. Kurikulum khususnya
silabus, menjadi acuan utama dalam penyusunan perencanaan program pengajaran
, namun kondisi sekolah/madrasah dan lingkungan sekitar , kondisi siswa serta
guru merupakan hal penting juga yang jangan sampai terabaikan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa perencanaan pembelajaran berarti suatu
pemikiran tentang penerapan prinsip-prinsip umum mengajar didalam
pelaksanaan tugas mengajar dalam suatu interaksi pengajaran tertentu dengan
proses penyusunan materi pelajaran, penggunaan media pembelajaran,
penggunaan pendekatan atau metode pembelajaran, dalam suatu alokasi waktu
yang akan dilaksanakan.

B. Pentingnya Perencanaan Pembelajaran


Pembelajaran yang akan direncanakan memerlukan berbagai teori untuk
merancangnya agar rencana pembelajaran yang disusun benar-benar dapat
memenuhi harapan dan tujuan pembelajaran. Menurut (Uno, 2011:3-4), dijelaskan
bahwa ,perlunya perencanaan pembelajaran agar dapat dicapai perbaikan
pembelajaran. Upaya perbaikan pembelajaran ini dilakukan dengan asumsi
sebagai berikut:
1. Untuk memperbaiki kualitas pembelajaran, perlu diawali dengan
perencanaan pembelajaran yang diwujudkan dengan adanya desain
pembelajaran.
2. Untuk merancang suatu pembelajaran, perlu menggunakan pendekatan
sistem.
3. Perencanaan desain pembelajaran diacukan pada bagaimana seseorang
belajar.
4. Untuk merencanakan suatu desain pembelajaran diacukan pada siswa
secara perseorangan.

8
5. Pembelajaran yang dilakukan akan bermuara pada ketercapaian tujuan
pembelajaran, dalam hal ini akan ada tujuan langsung pembelajaran
dan tujuan pengiring dari pembelajaran.
6. Sasaran akhir dari perencanaan pembelajaran adalah mudahnya siswa
untuk belajar.
Maka, mengapa perencanaan diperlukan dalam pembelajaran? Perencanaan
sangat penting sehingga dibutuhkan dalam pembelajaran. Hal ini disebabkan oleh
beberapa hal berikut:
1. Pembelajaran adalah proses yang bertujuan.
Menurut Dick dan Caley, Pembelajaran terdiri atas seluruh komponen
materi pembelajaran dan prosedur atau tahapan kegiatan belajar yang
digunakan oleh guru dalam rangka membantu peserta didik mencapai tujuan
pembelajaran tertentu. Menurut mereka strategi bukan hanya terbatas
prosedur atau tahapan kegiatan belajar saja, melainkan juga pengaturan,
materi atau paket pembelajaran yang akan disampaikan kepada peserta
didik.
2. Pembelajaran adalah proses kerja sama.
Kegiatan belajar mengajar di kelas dilakukan oleh seorang guru sesuai
dengan gaya mengajarnya, sebagian guru membuka buku pelajaran dan
menjelaskan materi yang terdapat di dalam buku tersebut, sebagian guru
yang lain menanyakan kepada siswa atau peserta didik tentang penguasaan
materi yang yang akan dipelajari, kemudian dilanjutkan dengan tanya
jawab, diskusi tugas dan lain-lain di kalangan para siswa di kelas tersebut.
Ini adalah bentuk proses kerja sama antara guru dan siswa serta siswa
dengan siswa.
3. Proses pembelajaran adalah proses yang kompleks.
Pembelajaran bukan hanya sekadar menyampaikan materi
pembelajaran, akan tetapi suatu proses pembentukan perilaku siswa. Siswa
adalah organisme yang unik, yang sedang berkembang. Siswa bukan benda
mati yang dapat diatur begitu saja mereka memiliki bakat dan minat yang
berbeda, mereka memiliki gaya belajar. Itulah sebabnya proses

9
pembelajaran adalah proses yang kompleks, yang harus memperhitungkan
kemungkinan yang akan terjadi. Kemungkinan-kemungkinan itulah yang
selanjutnya memerlukan perencanaan yang matang dari setiap guru.
4. Proses akan lebih efektif manakala memanfaatkan berbagai sarana prasarana
yang ada termasuk memanfaatkan berbagai sumber belajar.
Salah satu kelemahan guru dewasa ini dalam pengelolaan pembelajaran
adalah kurangnya pemanfaatan sarana dan prasarana yang tersedia. Padahal,
banyak sekali jenis-jenis teknologi yang dapat digunakan oleh guru untuk
menunjang keberhasilan proses pembelajaran. Pembelajaran akan efektif
manakala guru memanfaatkan sarana dan prasarana secara tepat. Untuk itu perlu
perencanaan yang matang bagaimana memanfaatkannya untuk keperluan
pencapaian tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.

C. Dimensi – Dimensi Perencanaan Pembelajaran


Menurut (Mustofa dan Asrohah, 2013:12-14), dijelaskan bahwa didalam
perencanaan pengajaran , dimensi perencanaan berkaitan dengan cakupan dan
sifat-sifat dari beberapa karakteristik yang ditemukan dalam perencanaan
pengajaran. Pertimbangan terhadap dimensi-dimensi ini memungkinkan
diadakannya perencanaan komprehensif yang menalar dan efisien, yakni:
1. Signifikansi
Tingkat signifikansi tergantung pada tujuan pendidikan yang diajukan
dan signifikansi dapat ditentukan berdasarkan kriteria-kriteria yang
dibangun selama proses perencanaan.
2. Feasibilitas
Maksudnya, perencanaan harus disusun berdasarkan pertimbangan
realistik baik yang berkaitan dan biaya maupun pengimplementasinya.
3. Relevansi
Konsep relevansi berkaitan dengan jaminan bahwa perencanaan
memungkinkan penyelesaian persoalan secara lebih spesifik pada
waktu yang tepat agar dicapai tujuan spesifik secara optimal.
4. Kepastian

10
Konsep kepastian minimum diharapkan dapat mengurangi kejadian-
kejadian yang tak terduga.
5. Ketelitian
Prinsip utama yang perlu diperhatikan ialah agar perencanaan
pengajaran disusun dalam bentuk yang sederhana, serta perlu
diperhatikan secara sensitif kaitan-kaitan yang pasti terjadi antara
berbagai komponen.
6. Adaptabilitas
Diakui bahwa perencanaan pengajaran bersifat dinamis, sehingga perlu
senantiasa mencari informasi sebagai umpan balik. Penggunaan
berbagai proses memungkinkan perencanaan yang fleksibel dan
adaptable dapat dirancang untuk menghindari hal-hal yang tidak
diharapkan.
7. Waktu
Faktor yang berkaitan dengan waktu cukup banyak, selain keterlibatan
perencanaan dalam memprediksi masa depan, juga validasi dan
reliabilitas analisis yang dipakai serta kapan untuk menilai kebutuhan
kependidikan masa kini dalam kaitannya dengan masa mendatang.
8. Monitoring
Merupakan proses mengembangkan kriteria untuk menjamin bahwa
berbagai komponen bekerja secara efektif.
9. Isi perencanaan
Isi perencanaan merujuk pada hal-hal yang akan
direncanakan.perencanaan yang baik perlu memuat:
a. Tujuan apa yang diinginkan, atau bagaimana cara mengorganisasi
aktivitas belajar dan layanan-layanan pendukungnya.
b. Program dan layanan atau bagaimana cara mengorganisasi aktivitas
belajar dan layanan pendukungnya.
c. Tenaga manusia yakni mencakup cara-cara mengembangkan
prestasi, spesialisasi, perilaku, kompetensi, maupun kepuasan
mereka.

11
d. Keuangan, meliputi rencana pengeluaran dan penerimaan.
e. Bangunan fisik mencakup tentang cara-cara penggunaan pola
distribusi dan kaitannya dengan pengembangan psikologis.
f. Strukur organisasi, maksudnya bagaimana cara mengorganisasi dan
managemen operasi dan pengawasan program, dan aktivitas
kependidikan yang direncanakan.
g. Konteks sosial atau elemen-elemen lainnya yang perlu
dipertimbangkan dalam sebuah perencanaan.

D. Manfaat dan Fungsi Perencanaan Pembelajaran


Perencanaan pembelajaran memainkan peran penting dalam memandu
guru untuk melakukan tugas sebagai pendidik dalam melayani kebutuhan
siswanya. Perencanan dimaksudkan sebagai langkah awal sebelum proses
pembelajaran berlangsung. Terdapat beberapa manfaat perencanaan pembelajaran
sebagai berikut:
1. Sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan.
2. Sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap unsur
yang terlibat dalam kegiatan.
3. Sebagai pedoman kerja bagi setiap unsur, baik guru maupun murid.
4. Sebagai alat ukur efektif tidaknya suatu pekerjaan, sehingga setiap saat
diketahui ketepatan dan kelemahan kerja.
5. Untuk bahan penyusunan data agar terjdi keseimbangan kerja.
6. Untuk menghemat waktu, tenaga, alat-alat dan biaya. (Mustofa dan
Asrohah,2013:14).
Selain uraian diatas, berikut dijabarkan mengenai manfaat perencanaan
pembelajaran, diantaranya:
1. Dengan perencanaan pembelajaran yang matang dan akurat, akan dapat
diprediksi seberapa besar keberhasilan yang akan dicapai.
Oleh karena itu, akan terhindar dari keberhasilan yang sifatnya
untung-untungan, sebab segala kemungkinan kegagalan sudah dapat
diantisipasi oleh guru. Dalam perencanaan, guru harus paham tujuan apa

12
yang akan dicapai, strategi apa yang tepat dilakukan sesuai dengan tujuan
yang akan dicapai, dan dari mana sumber belajar yang dapat digunakan.
2. Sebagai alat untuk memecahkan masalah.
Dengan perencanaan yang matang, maka segala kemungkinan dan
masalah yang akan timbul dapat diantisipasi sehingga dapat diprediksi pula
jalan penyelesaiannya.
3. Untuk memanfaatkan berbagai sumber belajar secara tepat.
Dengan perencanaan yang tepat, maka guru dapat menentukan
sumber-sumber belajar yang dianggap tepat untuk mempelajari suatu bahan
pelajaran, sebab saat ini banyak sekali sumber belajar yang ditawarkan, baik
media cetak maupun elektronik.
4. Perencanaan akan membuat pembelajaran berlangsung secara sistematis.
Dengan perencanaan yang baik, maka pembelajaran tidak akan
berlangsung seadanya, tetapi akan terarah dan terorganisir dan guru dapat
memanfaatkan waktu seefektif mungkin untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
Di samping manfaat perencanaan pembelajaran di atas, terdapat pula
beberapa fungsi perencanaan pembelajaran, yaitu:
1. Fungsi Kreatif
Pembelajaran dengan menggunakan perencanaan yang matang akan
dapat memberikan umpan balik yang dapat menggambarkan berbagai
kelemahan yang ada sehingga akan dapat meningkatkan dan memperbaiki
program.
2. Fungsi Inovatif
Suatu inovasi pasti akan muncul jika direncanakan karena adanya
kelemahan dan kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Kesenjangan
tersebut akan dapat dipahami jika kita memahami proses yang dilaksanakan
secara sistematis, direncanakan, dan deprogram secara utuh.
3. Fungsi Selektif
Melalui proses perencanaan akan dapat diseleksi strategi mana yang
dianggap lebih efektif dan efisien untuk dikembangkan. Fungsi selektif ini

13
juga berkaitan dengan pemilihan materi pelajaran yang dianggap sesuai
dengan tujuan pembelajaran.
4. Fungsi Komunikatif
Suatu perencanaan yang memdai harus dapat menjelaskan kepada
setiap orang yang terlibat, baik guru, siswa, kepala sekolah, bahkan pihak
eksternal seperti orang tua dan masyarakat. Dokumen perencanaan harus
dapat mengomunikasikan kepada setiap orangm baik mengenai tujuan dan
hasil yang hendak dicapai dan strategi yang dilakukan.
5. Fungsi Prediktif
Perencanaan yang disusun secara benar dan akurat dapat
menggambarkan apa yang akan terjadi setelah dilakukan suatu tindakan
sesuai dengan program yang telah disusun. Melalui fungsi prediktifnya,
perencanaan dapat menggambarkan berbagai kesulitan yang terjadi dan
menggambarkan hasil yang akan diperoleh.
6. Fungsi Akurasi
Melalui proses perencanaan yang matang, guru dapat mengukur setiap
waktu yang diperlukan untuk menyampaikan bahan pelajaran tertentu, dan
dapat menghitung jam pelajaran efektif.
7. Fungsi Pencapaian Tujuan
Mengajar bukanlah sekedar menyampaikan materi, tetapi juga
membentuk manusia yang utuh, yang tidak hanya berkembang dalam aspek
intelektual saja, tetapi juga dalam sikap dan keterampilan. Melalui
perencanaan yang baik, maka proses dan hasil belajar dapat dilakukan
secara seimbang.
8. Fungsi Kontrol
Mengontrol keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan merupakan
bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam suatu proses pembelajaran.
Melalui perencanaan akan dapat ditentukan sejauh mana materi pelajaran
telah dapat diserap oleh siswa dan dipahami, sehingga akan dapat
memberikan balikan kepada guru dalam mengembangkan program
pembelajaran selanjutnya.

14
Selain beberapa fungsi yang telah dijabarkan di atas,(Hamalik,2008)
mengemukakan fungsi perencanaan pembelajaran sebagai berikut:
1. Memberi guru pemahaman yang lebih jelas tentang tujuan pendidikan
sekolah dan hubungannya dengan pembelajaran yang dilakukan untuk
mencapai tujuan itu.
2. Membantu guru memperjelas pemikiran tentang sumbangan
pembelajarannya terhadap pencapaian tujuan pendidikan.
3. Menambah keyakinan guru atas nilai-nilai pembelajaran yang diberikan dan
prosedur yang digunakan.
4. Membantu guru dalam rangka mengenal kebutuhan-kebutuhan siswa,
minat-minat siswa dan mendorong motivasi belajar.
5. Mengurangi kegiatan yang bersifat trial dan error dalam mengajar dengan
adanya organisasi yang baik dan metode yang tepat.
6. Membantu guru memelihara kegairahan mengajar dan senantiasa
memberikan bahan-bahan yang up to date pada siswa.

E. Kriteria Penyusunan Perencanaan Pembelajaran


Untuk menghasilkan perencanaan pembelajaran yang baik, tentunya harus
memenuhi kriteria tertentu, dan beberapa nilai yang dapat dijadikan sebagai
kriteria penyusunan perencanaan, diantaranya:
1. Signifikansi
Signifikansi artinya kebermaknaan, ini berarti bahwa perencanaan
pembelajaran hendaknya bermakna agar proses pembelajaran berjalan
secara efektif dan efisien.
2. Relevan
Relevan artinya kesesuaian. Ini berarti bahwa perencanaan yang
dibuat mempunyai kesesuaian baik internal (kurikulum) maupun eksternal
(siswa).
3. Kepastian
Nilai kepastian ini bermakna bahwa perencanaan pembelajaran yang
dibuat hendaknya tidak lagi mengundang sekian banyak alternatif yang

15
dapat dipilih, akan tetapi sudah selesai dan mengandung langkah-langkah
pasti secara sistematis.
4. Adaptabilitas
Maksudnya bahwa perencanaan pembelajaran yang disusun harus
adaptif artinya dapat diimplementasikan dalam berbagai keadaan dan
berbagai kondisi.
5. Kesederhanaan
Bahwa perencanaan pembelajaran yang disusun mudah dipahami dan
mudah diimplementasi, sehingga berfungsi dengan baik sebagai pedoman
untuk guru dalam perencanaan pembelajaran di kelas.
6. Prediktif
Bahwa perencanaan yang baik harus memiliki kemampuan prediksi
yang kuat, sehingga dapat mengantisipasi berbagai kemungkinan yang akan
terjadi sehingga memudahkan guru untuk mengantisipasinya.

F. Jenis-Jenis Perencanaan Pembelajaran


Menurut (Harjanto,2006:19-22), dalam meninjau jenis-jenis perencanaan
dapat dikaji dari beberapa segi, antara lain:
1. Menurut besaran maka perencanaan dapat dibagi dalam:
a. Perencanaan makro yakni perencanaan yang yang mempunyai
telaah nasional, yang menetapkan kebijakan yang akan ditempuh,
tujuan yang ingin dicapai dan cara-cara yang dicapai dalam
mencapai tujuan tersebut. Perencanaan makro berusaha menjawab
pertanyaan-pertanyaan berikut: apakah tujuan pendidikan nasional,
pendekatan apakah yang dipergunakan untuk mencapai tujuan
tersebut , program apakah yang perlu diadakan untuk menunjang
tercapainya tujuan tersebut , sumber-sumber apakah yang dapat
dipakai untuk menunjang program-program tersebut, serta apakah
kriteria keberhasilan usaha pendidikan itu.
b. Perencanaan meso, merupakan penjabaran dari perencanaan
makro. Kebijakan yang ditetapkan dalam perencanaan makro

16
dijabarkan lebih terperinci ke dalam program-program dalam
dimensi yang lebih kecil.
c. Perencanaan mikro, yakni diartikan sebagai perencanaan tingkat
institusional, dan lebih spesifik dari perencanan meso.
2. Menurut telaahnya, perencanaan dibag menjadi:
a. Perencanaan strategis yakni perencanaan yang berkaitan dengan
penetapan tujuan, pengalokasian sumber-sumber dalam mencapai
tujuan dan kebijakan yang dipakai sebagai pedoman. Perencanaan
ini biasanya bersifat normatif , sebab keputusan yang dibuat tidak
didasarkan pada data-data statistik, melainkan juga pertimbangan
para perencana. Biasanya dilakukan oleh pimpinan
puncak/organisasi.
b. Perencanaan manajerial yakni perencanaan yang ditujukan untuk
mengarahkan proses pelaksanaan agar tujuan dapat dicapai secara
efektif dan efisien.
c. Perencanaan operasional, yakni bersifat spesifik, dan berfungsi
memberikan petunjuk konret tentang pelaksanaan suatu program,
baik tentang aturan, prosedur, dan ketentuan-ketentuan lain yang
telah ditetapkan.
3. Ditinjau dari jangka waktu, maka perencanaan dibedakan dalam :
a. Perencanaan jangka panjang yakni, mencakup kurun waktu 10
sampai dengan 25 tahun. Mempunyai parameter yang lebih kabur
dan makin banyak variable yang tidak pasti.
b. Perencanaan jangka menengah yaitu rencana mencakup kurun
waktu antara 4 sampai dengan 10 tahun.
c. Rencana jangka pendek yaitu rencana yang mencakup kurun waktu
antara satu sampai dengan 3 tahun da merupakan jabaran dari
rencana jangka menengah dan panjang.

17
G. Langkah-Langkah Penyusunan Perencanaan Pembelajaran
Menurut (Harjanto,2006:17-19),menjelaskan bahwa agar perencanaan
yang komprehensif dapat diperoleh, maka seyogyanya dilaksanakan dalam 6
tahapan proses yaitu:
1. Tahap pra-perencanaan
Tahapan ini menyangkut: menciptakan atau mengadakan badan
yang bertugas dalam melaksanakan fungsi perencanaan, menetapkan
prosedur perencanaan, mengadakan reorganisasi structural internal
administrasi agar dapat berpartisipasi dalam proses perencanaan serta
proses implementasinya, dan menetapkan mekanisme serta prosedur untuk
mengumpulkan dan menganalisis data yang diperlukan dalam
perencanaan.
2. Tahap perencanaan awal
Yakni terdiri dari aktivits-aktivitas diantaranya: tahap diagnosis
yang merupakan kegiatan membandingkan luaran atau output yang
diharapkan dengan apa yang telah dicapai sekarang. Tahap ini bertujuan
untuk mengetahui apakah rencana yang telah dilaksanakan itu memadai
dan relevan, serta cara-cara yang dipakai untuk mencapai tujuan itu efisien
dan efektif. Kemudian tahap formulasi rencana yaitu merupakan kebijakan
yang memberikan arah kepada upaya memperbaiki kelemahan dan
kekurangan suatu rencana. Kebijakan ini perlu dirumuskan secara rinci
sehingga kerangka dasar dalam membuat keputusan yang jauh lebih kecil
dan lebih terperinci.
3. Tahap formulasi rencana
Sebenarnya perencanaan memiliki dua maksud yaitu menyiapkan
seperangkat keputusan yang diambil oleh pemegang otoritas dan
menyediakan pola dasar pelaksanaan yang menjadi pegangan berbagai unit
organisasi yang bertanggung jawab dalam imolementasi keputusan
tersebut. Tindakan menyiapkan dokumen tersebut dinamakan formulasi
rencana dan formulasi rencana harus ditulis singkat, lengkap, dan padat.
4. Tahap elaborasi rencana

18
Sebelum rencana diimplementasikan, rencana itu perlu dielaborasikan,
dalam arti dirinci sehingga tugas setiap unit menjadi jelas. Dalam rangka
elaborasi ini dua langkah yang perlu ditempuh:
a. Membuat program yaitu membagi rencana ke dalam area-area
pelaksanaan, yang masing-masing mempunyai tujuan spesifik. Tiap
area pelaksanaan itu dinamakan program.
b. Identifikasi dan formulasi proyek
Tiap program terdiri dari kelompok aktivitas sejenis dan tiap kelompok
aktivitas itu dinamakan proyek. Proyek harus diidentifikasikan dan
dirumuskan secara tuntas, agar kegiatan-kegiatan dapat dilaksanakan.
Formulasi proyek merupakan tugas merinci siapa pelaksana, berapa
biaya, jangka waktu dan hal-hal lain yang dianggap perlu.
5. Tahap implementasi rencana
Merupakan saat atau momen proyek dilaksanakan. Pada saat ini
perencanaan bergabung dengan proses pelaksana atau manajemennya.
Dalam tahap ini sumber-sumber manusia, dana, materil dialokasikan.
Jadwal dan waktu proyek ditetapkan, demikian juga hal-hal lain yang
berhubungan dengan pelaksanaan proyek, seperti mekanisme
pendelegasian wewenang, pembagian tugas dan tanggungjawab dan
sebagainya.
6. Tahap evaluasi dan perencanaan ulang
Selama rencana ini dilaksanakan, perlu ditetapkan mekanisme
evaluasi tentang kemajuan yang dicapai serta mendeteksi deviasi atau
penyimpangan. Proses evaluasi dilaksanakan secara berkesinambung.
Sedang saat pelaporan dapat dilakukan secara berkala. Evaluasi
mempunyai dua makna yaitu memberikan gambaran tentang kelemahan
rencana. Informasi ini dipakai sebagai bahan bahan revisi rencana awalm
sehingga dalam sisi periode rencana tersebut , kesalahan dapat diperbaiki
serta sebagai bahan diagnosis dan sebagai bahan dalam membuat
perencanaan ulang.

19
Sedangkan langkah-langkah penyusunan perencanaan pembelajaran adalah
sebagai berikut.
1. Merumuskan tujuan khusus
Dalam merancang pembelajaran, tugas pertama dari seorang guru
adalah merumuskan tujuan pembelajaran khusus beserta materi
pelajarannya. Sebab tujuan umum (Standar Kompetensi dan Kompetensi
Dasar) dari pembelajaran sudah dirumuskan oleh para pengembang
kurikulum. Tugas guru adalah menerjemahkan tujuan umum pembelajaran
(SK dan KD) menjadi tujuan khusus (indikator) pembelajaran yang lebih
spesifik dan mudah terukur. Rumusan tujuan pembelajaran menurut Bloom
mencakup 3 aspek penting yaitu domain kognitf, afektif, dan psikomotorik.
a. Domain kognitif
Pada domain kognitif, tujuan pembelajaran berkaitan dengan aspek
intelektual siswa, melalui penguasaan pengetahuan dan informasi
mengenai data dan fakta, konsep, generalisasi, dan prinsip. Semakin kuat
seseorang dalam menguasai pengetahuan dan informasi, maka semakin
mudah seseorang dalam melaksanakan aktivitas belajar.
b. Domain afektif
Domain afektif adalah domain yang berhubungan dengan
penerimaan dan apresiasi seseorang terhadap suatu hal dan
perkembangan mental yang ada dalam diri seseorang.
c. Domain psikomotor
Domain psikomotor adalah domain yang menggambarkan
kemampuan dan keterampilan seseorang yang dapat dilihat dari unjuk
kerja atau performance yang berupa keterampilan fisik dan keterampilan
non fisik. Keterampilan fisik adalah keterampilan seseorang untuk
mengerjakan sesuatu dengan menggunakan otot, sedangkan keterampilan
nonfisik adalah keterampilan seseorang dalam menggunakan otak
sebagai alat utama dalam mengerjakan dan memecahkan suatu
permasalahan.
2. Memilih pengalaman belajar

20
Belajar bukan hanya sekedar mencatat dan menghafal, akan tetapi
proses berpengalaman, sehingga siswa harus didorong secara aktif untuk
melakukan kegiatan tertentu, mencari dan menemukan sendiri fakta. Ada
kalanya proses pembelajaran juga dilakukan dengan simulasi dan
dramatisasi. Tujuan yang hendak dicapai tidak hanya sekedar untuk
mengingat, tetapi juga menghayati suatu peran tertentu yang berkaitan
dengan perkembangan mental dan emosi siswa. Ada kalanya siswa juga
diberi kesempatan untuk belajar secara berkelompok yang memberikan
pengalaman pada siswa untuk mampu bersosialisasi dengan orang lain.
3. Menentukan kegiatan belajar mengajar
Menentukan kegiatan belajar mengajar yang sesuai pada dasarnya
dapat dirancang melalui pendekatan kelompok atau pendekatan individual.
Pendekatan kelompok adalah pembelajaran yang dirancang dengan
menggunakan pendekatan klasikal, yakni pembelajaran di mana setiap siswa
belajar secara berkelompok, baik kelompok besar maupun kelompok kecil.
Pembelajaran individual adalah pembelajaran di mana siswa belajar secara
mandiri melalui bahan ajar yang dirancang sedemikian rupa, sehingga siswa
dapat belajar menurut kecepatan dan kemampuan masing-masing.
4. Menentukan orang yang terlibat dalam proses pembelajaran
Orang-orang yang akan terlibat dalam proses pembelajaran dan
berperan sebagai sumber belajar meliputi instruktur atau guru, dan tenaga
profesional. Peran guru dalam proses pembelajaran adalah sebagai
pengelola pembelajaran. Agar guru dapat melaksanakan fungsi dan tugasnya
secara maksimal, maka guru harus memiliki kemampuan untuk berbicara
dang berkomunikasi dengan menggunakan berbagai media. Selain itu, guru
juga berperan sebagai pengatur lingkungan belajar yang memberikan
pengalaman belajar yang memadai bagi siswa. Guru dituntut untuk dapat
mendesain dan mengatur lingkungan agar siswa dapat belajar dngan penuh
semangat sesuai dengan gaya belajarnya masing-masing.
5. Memilih bahan dan alat

21
Penentuan bahan dan alat dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai
berikut:
a. Keberagaman kemampuan intelektual siswa
b. Jumlah dan keberagaman tujuan pembelajaran khusus yang harus dicapai
siswa
c. Tipe-tipe media yang diproduksi dan digunakan secara khusus
d. Berbagai alternatif pengalaman belajar untuk mencapai tujuan
pembelajaran
e. Bahan dan alat yang dapat dimanfaatkan
f. Fasilitas fisik yang tersedia
6. Ketersediaan fasilitas fisik
Fasilitas fisik merupakan faktor yang akan berpengaruh terhadap
keberhasilan proses pembelajaran. Fasilitas fisik meliputi ruangan kelas,
pusat media, laboratorium, dan lain-lain. Guru dan siswa akan bekerja sama
menggunakan bahan pelajaran, memanfaatkan alat, berdiskusi, dan lain
sebagainya dan kesemuanya itu dapat digunakan melalui proses
perencanaan yang matang melalui pengaturan secara profesional termasuk
adanya dukungan finansial sesuai dengan kebutuhan.
7. Perencanaan evaluasi dan pengembangan
Prosedur evaluasi merupakan faktor penting dalam perencanaan
pembelajaran, sebab dengan evaluasi akan dapat dilihat keberhasilan
pengelolaan pembelajaran dan keberhasilan siswa mencapai tujuan
pembelajaran. Melalui evaluasi dapat dilihat keberhasilan pengelolaan
pembelajaran dan keberhasilan siswa mencapai tujuan pembelajaran.
Adapun penilaian dilakukan bertujuan untuk:
a. Merangsang aktivitas siswa;
b. Menemukan penyebab kemajuan atau kegagalan siswa, guru, maupun
proses pembelajaran itu sendiri;
c. Memberi bimbingan yang sesuai kepada setiap siswa;
d. Memberi laporan tentang kemajuan atau perkembangan siswa kepada
orangtua dan lembaga pendidikan terkait.

22
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa perencanaan


pembelajaran adalah proses penyusunan materi pelajaran, penggunaan media
pengajaran, penggunaan pendekatan dan metode pengajaran, dan penilaian dalam
suatu alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa tertentu untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan.
Perencanaan pembelajaran diperlukan untuk perbaikan pembelajaran.
Karena persiapan yang matang akan menjadikan kegiatan pembelajaran berjalan
dengan lancar. Selain itu dengan adanya perencanaan pembelajaran maka
kesulitan-kesulitan yang akan dihadapi dapat diminimalisir. Sehingga kegiatan
belajar berjalan dengan baik.
Adapun yang menjadi dimensi dalam perencanaan diantaranya:
signifikansi, feasibilitas, relevansi, kepastian, ketelitian, adaptabilitas, waktu,
monitoring dan isi perencanaan.
Beberapa manfaat dan fungsi dari perencanaan diantaranya sebagai
petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan, sebagai pola dasar dalam
mengatur tugas dan wewenang bagi setiap unsur yang terlibat dalam kegiatan,
sebagai pedoman kerja bagi setiap unsur baik bagi guru maupun siswa, serta
dengan adanya perencanaan yang baik maka akan membuat kegiatan
pembelajaran berlangsung dengan sistematis.sedangkan fungsi dari pembelajaran
itu sendiri yaitu sebagai fungsi kreatif, inovatif, selektif, komunikatif, prediktif,
akurasi, pencapaian tujuan, fungsi kontrol.
Sedangkan kriteria penyusunan perencanaan diantaranya ialah harus
signifikansi, relevan, kepastian, adaptabilitas, kesederhanaan, serta prediktif.
Dijelaskan juga jenis-jenis perencanaan belajar diantaranya dari segi
besaran yaitu perencanaan mikro, meso, dan makro. Sedang dri segi telaahnya
yakni perencanaan strategis, manajerial, dan operasional. Sedangkan ditinjau dari
jangka waktunya diantaranya perencanaan jangka panjang, menengah dan pendek.

23
Perencanaan memiliki beberapa langkah-langkah yaitu: merumuskan
tujuan pembelajaran, memilih pengalaman belajar, menentukan kegiatan belajar
mengajar, menentukan orang yag terlibat dalam proses pembelajaran, memilih
bahan dan alat, ketersediaan fasilitas fisik, serta perencanaan evaluasi dan
pengembangan.

B. Saran
Kami menyadari, bahwa tulisan kami ini jauh dari kata sempurna. Penulis
membutuhkan masukan , saran ,serta kritik yang membangun terkait konsep
umum perencanaan pembelajaran. Bahwa perencanaan pembelajaran adalah
kegiatan penyuusnan materi pelajaran, penggunaan media pengajaran,
penggunaan metode dan pendekatan serta penilaian dalam masa tertentu untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Harapan kami, seorang guru / pendidik mampu membuat perencanaan
pembelajaran yang baik sebelum melakukan tugasnya di sekolah. Dengan adanya
perencanaan pembelajaran,hal ini akan mempermudah dalam menyampaikan
materi secara sistematis dan terarah. Sedangkan untuk peserta didik diharapkan
mampu memahami materi dengan baik serta mampu menjadi tidak hanya objek
pendidikan, namun juga sebagai subjek pendidikan sehingga tujuan pembelajaran
dapat berjalan sesuai harapan.

24
DAFTAR PUSTAKA

Hamalik,Oemar.2008.Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan


Sistem.Jakarta:Bumi Aksara.
Harjanto.2006.Perencanaan Pengajaran.Jakarta:Rineka Cipta.
Majid,Abdul.2006.Perencanaan Pembelajaran.Bandung:Remaja Rosdakarya.
Mustofa,Ali dan Hanum Asrohah.2013.Bahan Ajar Perencanaan
Pembelajaran.Surabaya:Kopertais IV Pres.
Nawawi,Hadari.1983.Metode Penelitian Bidang Sosial.Yogya:Gadjah Mada
University Pres.
Rohani,Ahmad.2004.Pengelolaan Kelas.Jakarta:Rineka Cipta.
Sanjaya,Wina.2008.Perencanaan dan Desain Sistem
Pembelajaran.Jakarta:Kencana Pranada Media Grup.
Wiyani,Novan Ardi.2013.Desain Pembelajaran Pendidikan.Yogyakarta:Ar Ruz
Media.

25
Lampiran:

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)
Satuan Pendidikan : MTs……
Mata Pelajaran : Fiqih
Kelas/ Semester : VII/ Gasal
Materi Pokok : Thaharah
Alokasi Waktu : 2 x 40 Menit (1 kali pertemuan)
A. Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2. Menghargai dan menghayati prilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergauan dan keberadaannya
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang)
sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama
dalam sudut pandang/ teori

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

NO KOMPETENSI DASAR INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI


11.1. 1.1 Meyakini pentingnya bersuci
1.1.1 1.1.1 Menunjukkan keyakinan pentingnya bersuci
sebagai syarat melaksanakan dalam realitas kehidupan sehari-hari
ibadah
22.1. 2.1 Membiasakan diri bersuci 2.1.12.1.1
dari Menunjukkan sikap berhati-hati dan selalu

26
hadats dan najis menjaga kebersihan
33.1. 3.1 Memahami hadats dan najis
3.1. 3.1.1 Menjelaskan pengertian bersuci (thaharah)
dan tata cara menyucikan dan klasifikasinya
3.1.2 3.1.2. Menyebutkan macam-macam air dan
hukumnya untuk bersuci
44.1 4.1 Mendemonstrasikan tata cara
4.1. 4.1.1 Mendemonstrasikan tata cara bersuci dari
bersuci dari hadats dan najis hadats
4.1. 4.1.2 Mendemonstrasikan tata cara bersuci dari
najis

C. Tujuan Pembelajaran
Melalui metode ceramah, tanya jawab, diskusi, dan information search:
1. Peserta didik dapat menunjukkan pentingnya bersuci dalam realitas
kehidupan sehari-hari
2. Peserta didik dapat menunjukkan sikap berhati-hati dan selalu menjaga
kebersihan
3. Peserta didik dapat menjelaskan pengertian bersuci (thaharah) dan
klasifikasinya
4. Peserta didik dapat menjelaskan macam-macam air dan hukumnya untuk
bersuci
5. Peserta didik dapat mendemonstrasikan tata cara bersuci dari hadats
6. Peserta didik dapat mendemonstrasikan tata cara bersuci dari najis

D. Materi Pembelajaran
Materi Pembelajaran
Thaharah
1. Pengertian Thaharah
Thaharah dalam fiqih Islam adalah salah satu cara untuk membersihkan
atau mensucikan diri dari hadats dan najis, baik berupa hadats besar
maupun hadats kecil. Menurut syara’, thaharah adalah membersihkan diri,

27
pakaian, tempat, dan benda-benda lain dari najis dan hadats menurut cara-
cara yang ditentukan oleh syariat Islam.
2. Macam-macam Air
Dilihat dari sah dan tidaknya apabila dipakai untuk bersuci, air dapat
dibedakan menjadi lima macam, yaitu:
a. Air Mutlak
- air laut
- air sumur
- air sungai
- air es
- air mata air
- air salju
- air embun

b. Air Mutanajis
c. Air Thahir Ghairu Muthahir
d. Air Musta’mal
e. Air Musyammas

E. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Saintifik
Model Pembelajaran : Small Group Discussion dan Information Search
Metode Pembelajaran : Ceramah, Diskusi, Tanya Jawab

F. Media, Alat, dan Sumber Belajar


Media : Gelas, Air teh, Air sungai, Air kotor, Air matahari, Air mineral,
Sumber Pembelajaran :
- Buku Penerapan Fiqih Kelas VII MTs, Tiga Serangkai
- LKS

28
G. Langkah Langkah Kegiatan Belajar
NO Kegiatan Waktu
1 Pendahuluan: 10 menit

a. Membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam dan


berdoa sebelum belajar
b. Mengecek kehadiran dan kesiapan siswa serta kebersihan
kelas
c. Menanyakan kabar siswa
d. Melakukan penjajakan kesiapan belajar siswa dengan
memberikan pertanyaan tentang materi yang akan diajarkan
e. Guru menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai
2 Kegiatan Inti 60 menit
a. Mengamati
1. Peserta didik melihat dan mengamati gelas yang sudah berisi macam-
macam air
2. Siswa mengamati penjelasan guru tentang toharah
b. Menanya
1. Melalui motivasi dari guru, siswa mengajukan tanggapan dan
pertanyaan tentang apa yang dilihat dan diamati
c. Eksperimen/ Explore
1. Peserta didik mencari informasi tentang macam-macam air dari buku
referensi terkait
2. Peserta didik mendiskusikan dan mengidentifikasi beberapa macam
air yang telah disiapkan oleh guru dengan kelompoknya
d. Asosiasi
1. Peserta didik secara kelompok merumuskan hasil diskusi
kelompoknya tentang macam-macam air dan contohnya dalam
realitas
2. Peserta didik secara kelompok menuliskan macam-macam air dan

29
hukumnya untuk bersuci
e. Komunikasi
1. Peserta didik mewakili kelompoknya mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya, kemudian peserta didik dari kelompok lain
menanggapinya.
Perwakilan peserta didik menyimpulkan tentang macam-macam air
dan hukumnya untuk bersuci.
3 Penutup: 10 menit

a. Peserta didik menjawab pertanyaan dari guru sebagai evaluasi


hasil pembelajaran secara lisan
b. Peserta didik merefleksi pembelajaran yang telah
dilaksanakan sebagai bahan masukan untuk memperbaiki
pembelajaran selanjutnya
c. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dengan memberikan
tugas individu bagi peserta didik
d. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya
e. Mengakhiri pembelajaran dengan bacaan hamdalah dan
mengingatkan untuk selalu rajin belajar agar mendapatkan
ilmu yang bermanfaat

H. Penilaian
1. Sikap Spiritual
a. Teknik Penilaian : Penilaian diri
b. Bentuk Instrumen : Lembar penilaian diri
c. Kisi-kisi :
NO Sikap/ Nilai Butir Instrumen
1 Menunjukkan keyakinan tentang pentingnya bersuci dalam 1
realitas kehidupan sehari-hari

30
Rubrik Penilaian :
ASPEK YANG PENILAIAN
DINILAI K C B SB
Menunjukkan Meyakini Meyakini Meyakini Meyakini
keyakinan pentingnya bersuci pentingnya pentingnya pentingnya
tentang karena hanya bersuci karena bersuci karena bersuci karena
pentingnya mengikuti merupakan merupakan sadar
bersuci dalam temannya sebelum syarat sah suatu hal yang bahwasanya diri
realitas melakukan ibadah untuk harus kita ini kotor,
kehidupan melakukan diperhatikan dan setiap
sehari-hari ibadah/ shalat setiap menghadap
melakukan Allah SWT
ibadah harus bersih dan
suci dahulu

2. Sikap Spiritual
d. Teknik Penilaian : Penilaian diri
e. Bentuk Instrumen : Lembar penilaian diri
Kisi-kisi :
No. Sikap/ Nilai Butir Instrumen
1 Menunjukkan sikap berhati-hati dan selalu menjaga kebersihan 1

Rubrik Penilaian :
ASPEK YANG PENILAIAN
DINILAI K C B SB
Menunjukkan Tidak mencuci tangan Mencuci tangan Sering Selalu
sikap berhati-hati dan kaki setiap habis dan kaki setiap mencuci memperhati
dan selalu bermain habis bermain tangan dan kan
menjaga kaki setiap kebersihan
kebersihan akan dan diri maupun
habis pakaian di

31
bermain setiap
melakukan
aktifitas

3. Pengetahuan
a. Teknik Penilaian : Tes Tertulis
b. Bentuk Instrumen : Pertanyaan Uraian
c. Kisi-kisi :
No. Indikator Butir Instrumen
1 Peserta didik dapat menjelaskan Jelaskan pengertian bersuci (thaharah) dan
pengertian bersuci (thaharah) dan pembagiannya!
klasifikasinya
2 Peserta didik dapat menjelaskan macam- Sebutkan macam-macam air dan hukumnya
macam air dan hukumnya untuk bersuci untuk bersuci!

Rubrik Penilaian:
NO JAWABAN SKOR
1 Thaharah adalah membersihkan diri, pakaian, tempat, dan
benda-benda lain dari najis dan hadats menurut cara-cara 50
yang ditentukan oleh syariat Islam.
2 Air dapat dibedakan menjadi lima macam, yaitu:
a. Air Mutlak, yaitu air yang suci dan mensucikan, dan air
seperti inilah yang sah apabila digunakan untuk bersuci.
b. Air Mutanajis, yaitu air yang telah terkena najis, air ini tentu
tidak halal untuk diminum, dan tidak sah apabila digunakan
untuk bersuci.
c. Air Thahir Ghairu Muthahir, yaitu air yang suci tetapi tidak
sah apabila digunakan untuk bersuci. 50
d. Air Musta’mal, yaitu air yang jumlahnya sedikit yang sudah
dipakai untuk bersuci walaupun tidak berubah sifatnya. Air
ini tidak sah digunakan untuk bersuci.
e. Air Musyammas, yaitu air yang hukumnya makruh apabila
digunakan untuk bersuci, artinya air ini sebaiknya tidak
digunakan untuk bersuci walaupun masih sah apabila
digunakan untuk bersuci.
Total Skor Maksimal 100

32
4. Ketrampilan
a. Teknik penilaian : Observasi
b. Bentuk Instrumen : Check list
c. Kisi-kisi :
No. Ketrampilan Butir instrumen
1 Mendemonstrasikan tata cara bersuci dari hadats 1
2 Mendemonstrasikan tata cara bersuci dari najis 1

Genteng, …………………….
Mengetahui,
Kepala Sekolah/Madrasah Guru Mapel

NIP. NIP.

33

Anda mungkin juga menyukai