Anda di halaman 1dari 9

HUBUNGAN DAN KENDALA FASILITATOR DALAM

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Makalah Ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Pada Matakuliah
Teknik Fasilitasi

Disusun Oleh Kelompok 6:

Anita
M. Syahrizan
Rian Purnama
Siti Nurhasiah
Umi Nurfitri

Dosen Pembimbing:

Reno Firdaus, ST., M.Si

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


JURUSAN TARBIYAH DAN KEGURUAN
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
BENGKALIS
2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmatnya,
sehingga pada hari ini penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Hubungan dan
kendala fasilitor dalam pemberdayaan masyarakat ” yang merupakan pembahasaan
dalam mata kuliah Teknik Fasilitasi. Sholawat serta salam tak lupa kita hadiahkan buat
junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW.

Penulis menyadari bahwa penjelasaan kami ini jauh dari kata sempurna, penulis juga
berharap agar diberikan kritik dan saran saran yang bersifat membangun agar penulis bisa
mengintropeksi makalah ini menjadi lebih baik lagi.

Akhir kata penulis ucapkan terimakasih kepada pihak yang bersangkutan dalam
pembuatan makalah ini, semoga pembaca bisa mengambil makna yang bermanfaat,
meninggalkan yang tidak bermanfaat. Lebih dan kurangnya penulis mohon maaf yang
sebesar besarnya.

Wassalamualaikum wr.wb

Bengkalis, 22 September 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................i

DAFTAR ISI ................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A Latar Belakang......................................................................................................1

B. Rumusan Masalah................................................................................................1

C. Tujuan Penulisan..................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

B. Hubungan Fasilitator Dengan Pemberdayaan Masyarakat..................................2

C. Kendala Fasilitator dalam menjalankan peran pemberdayaan.............................2

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...........................................................................................................5

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................6

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut Ife (dalam Anwas, 2014: 49) pemberdayaan adalah menyediakan
sumber daya, kesempatan, dan keahlian kepada masyarakat untuk meningkatkan
kapasitas dari masyarakat didalam menentukan masa depan mereka, serta ikut
berpartisipasi dan mempengaruhi kehidupan dalam komunitas masyarakat itu sendiri.
Pemberdayaan lebih merujuk pada proses pemberian, yaitu memberikan atau
mengalihkan sebagian kekuasaan, kekuatan, atau kemampuan kepada masyarakat atau
individu agar lebih berdaya (Suardiman, 2016: 29).
Deliveri (dalam Rinawati, 2009: 35) menyebutkan bahwa proses
pemberdayaan masyarakatn harus didampingi oleh suatu tim fasilitator yang mengerti
tentang bagaimana disiplin ilmu pengetahuan. Tim fasilitator yang memiliki perarn
sebagai pendamping ini merupakan salsh satu satu faktor eksternal yang sangat
berpengaruh dalam pemberdayaan masyarakat. Fasilitator sering juga disebut sebagai
agent of change.
Dalam perkembangannya, fasilitator hanya berperan sebagai penyampai
inovasi dan pemberi pengaruh kepada penerima manfaat dalam proses pengambilan
keputusan, tetapi ia juga harus mampu menjadi jambatan penghubung antara
pemerintah atau lembaga pemberdayaan masyarakat yang diwakili dengan
masyarakatnya, maupun untuk menyampaikan umpan balik atau tanggapan masyarakat
kepada pemerintah/lembaga pemberdayaan yang bersangkutan (Mardikanto dan
Soebianto, 2017: 140).
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan mengapa pemberdayaan masyarakat erat kaitannya dengan seorang
fasilitator ?
2. Bagaimana agar fasilitator tetap bisa berdaya ditengah berbagai tekanan kerja ?

C. Tujuan Masalah
1. Menjelaskan hubungan masyarakat dengan fasilitator
2. Menjelaskan kendala apa saja yang ditemui fasilitator dalam berbagai tekanan
kerja

1
BAB II

PEMBAHASAN
A. Hubungan Fasilitator dengan Pemberdayaan Masyarakat
Fasilitator berasal dari bahasa latin “fasilis” yang artinya mempermudah. Jadi,
failitator artinya orang yang bertugas mengelola proses belajar. Dalam konteks
fasilitator sebagai pendamping masyarakat, dapat dimaknai sebagai orang yang
mengelola proses untuk mempermudah proses perubahan.
Makna fasilitator tidak hanya melekat pada seseorang yang sedang
memfasilitasi suatu forum atau pelatihan. Lebih dari itu, peran fasilitator rmelekat
pada seseorang yang terjun ditengah masyarakat, sebagai fasilitator masyarakat.
Perannya tidak sebatas pada satu forum maupun kegiatan, namun berupa serangkaian
kegiatan, tindakan, nilai-nilai, gagasan, program bahkan prilaku keseharian yang
mampu membawa masyarakat pada perubahan positif dan mandiri.
Pemberdayaan masyarakat erat kaitannya dengan fasilitator yang fungsinya
dikenal dengan sebagai pendamping desa. Fasilitator dalam kegiatan masyarakat lebih
sering berperan untuk melakukan mediasi dalam kegiatan masyarakat. Artinya,
berbagai kegiatan yang diusulkan oleh masyarakat berusaha untuk disampaikan
kepada pemerintah agar dapat terealisasi. Disamping peran tersebut, fasilitator
cenderung lebih sering menempatkan menempatkan diri sebagai tempat konsultasi
masyarakat dalam berbagai hal terkait pemberdayaan masyarakat.
B. Kendala Fasilitator Dalam Menjalankan Peran Pemberdayaan
Kendala selama melaksanakan tugas tentunya banyak, antara lain ada tiga hal
yang sering muncul yaitu, faktor internal fasilitator, faktor eksternal dari pemilik
program, dan faktor eksternal dari lingkungan masyarakat yang didampingi.
1. Faktor internal fasilitator meliputi 3 hal, yaitu:
 Rendahnya kompetensi
 Kurangnya motivasi dan komitmen kerja
 Gangguan kondisi fisik
2. Faktor eksternal dari pemilik program meliputi
 Kualitas rekrutmen fasilitator
 Kurangnya dukungan kebijakan
 Kurangnya dukungan pengendalian program
3. Faktor eksternal dari lingkungan masyarakat meliputi

2
 Intervensi pemangku kebijakan lokal
 Kondisi geografis lokasi dampingan yang berat
 Rendahnya partisipasi masyarakat
Dari berbagai kendala yang dihadapi fasilitator,demi membela kepentingan
masyarakat dan keberpihakan untuk memberdayakan masyarakat sorang fasilitator
harus bisa “ berdaya”. Adapun agar tetap bisa berdaya ditengah tekanan berbagai
beban kerja yang menggunung meliputi:
1. Jadilah pribadi yang “merdeka”
Yaitu pribadi profesional yang memiliki tanggungjawab yang tinggi
terhadap masyarakat dan kelompok binaan. Kita kuasai konsep program
dan implementasikan konsep program bukan hanya sekedar memenuhi
tuntutan “proyek” dari program itu sendiri tetapi karena benar-benar ingin
menjadikan masyarakat dampingan kita menjadi masyarakat yang mampu
dan mandiri mengembangkan potensi dan menyelesaikan masalahnya.
2. Jadilah pribadi yang “berani”
Yaitu pribadi profesional yang berani untuk tegas dari awal dalam
menerapkan prinsip-prinsip program sehingga dapat meminimalisir deviasi
yang mungkin timbul. Kondisi geografis yang sulit tidak menyurutkan
semangat untuk membangun bersama masyarakat desa.
3. Jadilah pribadi “cerdas”
Yaitu pribadi profesional yang bisa menyeimbangkan implementasi konsep
program dengan perkembangan zaman. Setiap orang harus mempunyai
target peningkatan kompetensi dan pengembangan kemampuan diri
sehingga ditengah masyarakat dapat mengimbangi perubahan yang ada .
saat menghadapi ancaman PHK karena kinerja dianggap kurang atau
kurang tuntunan pengurangan lokasi program, seorang fasilitator tidak
akan takut untuk tidak bisa berkarya lagi, karena dengan kompetensi yang
dimilki kita akan dapat menjadi pribadi yang dibutuhkan pihak manapun.
4. Jadilah pribadi yang konsisten
Yaitu pribadi profesional yang siap menjaga komitmen dan tidak mudah
tergoda oleh bujukan, rayuan, dan yang mungkin menggiring untuk
berbuat hal yang merugikan masyarakat dampingan.
5. Jadilah pribadi yang mempunyai empati

3
Yaitu pribadi profesional yang dapat menjaga hubungan relasi sosial
dengan masyarakat dampingannya dengan baik sehingga mendorong
terjadinya dinamika dari sisi perubahan dan perkembangan masyarakat
yang positif.

4
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pemberdayaan masyarakat erat kaitannya dengan fasilitator yang fungsinya
dikenal dengan sebagai pendamping desa. Fasilitator dalam kegiatan masyarakat lebih
sering berperan untuk melakukan mediasi dalam kegiatan masyarakat. Artinya,
berbagai kegiatan yang diusulkan oleh masyarakat berusaha untuk disampaikan
kepada pemerintah agar dapat terealisasi. Disamping peran tersebut, fasilitator
cenderung lebih sering menempatkan menempatkan diri sebagai tempat konsultasi
masyarakat dalam berbagai hal terkait pemberdayaan masyarakat.
Adapun agar tetap bisa berdaya ditengah tekanan berbagai beban kerja yang
menggunung meliputi:
1. Jadilah pribadi yang “merdeka”
2. Jadilah pribadi yang “berani”
3. Jadilah pribadi “cerdas”
4. Jadilah pribadi yang konsisten
5. Jadilah pribadi yang mempunyai empati

5
DAFTAR PUSTAKA
Yatimah, Durotul. 2015. Strategi Fasilitasi Perubahan Sosial. Jakarta

Jumrana, Megawati Asrul Tawulo. “Fasilitator Dalam Komunikasi Pemberdayaan


Masyarakat”, Jurnal Komunikasi PROFETIK. Vol.08. No.01. April 2015

Anda mungkin juga menyukai