Manajemen peserta didik berdasarkan pada dua kata, yang merupakan penggabungan dari
manajemen dan peserta didik. Manajemen sendiri, dalam buku M. Manullang yang mengutip
pada buku Encylopedia of the Social Science dikatakan bahwa manajemen adalah suatu
proses, dengan proses dimana pelaksanaan suatu tujuan tertentu diselenggarakan dan
diawasi. Sedangkan peserta didik sendiri ialah orang yang mempunyai suatu pilihan untuk
menempuh ilmu sesuai dengan cita-cita dan harapan masa depan. Dengan dasar Undang-
undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, peserta didik adalah
anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran
yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.
Manajemen peserta didik adalah penataan dan pengaturan terhadap kegiatan yang berkaitan
dengan peserta didik, mulai dari masuk sampai dengan keluarnya peserta didik tersebut dari
suatu sekolah. Manajemen peserta didik bukan hanya berbentuk pencatatan data peserta
didik, melainkan meliputi aspek yang lebih luas yang secara operasional dapat membantu
upaya pertumbuhan dan perkembangan peserta didik dalam proses pendidikan di sekolah.
Tujuan umum manajemen peserta didik adalah mengatur kegiatan-kegiatan peserta didik agar
kegiatan-kegiatan tersebut menunjang proses belajar mengajar di sekolah. Lebih lanjut,
proses belajar mengajar di sekolah dapat berjalan lancar, tertib dan teratur sehingga dapat
memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan sekolah dan tujuan pendidikan secara
keseluruhan. Tujuan khusus manajemen peserta didik adalah sebagai berikut:
Fungsi manajemen peserta didik secara umum adalah sebagai wahana bagi peserta didik
untuk mengembangkan diri seoptimal mungkin, baik yang berkenaan dengan segi-segi
individualitasnya, segi sosialnya, segi aspirasinya, segi kebutuhannya dan segi-segi potensi
peserta didik lainnya. Fungsi manajemen peserta didik secara khusus dirumuskan sebagai
berikut:
1. Fungsi yang berkenaan dengan pengembangan individualitas peserta didik, ialah agar
mereka dapat mengembangkan potensi-potensi individualitasnya tanpa banyak
terhambat. Potensi-potensi bawaan tersebut meliputi: kemampuan umum
(kecerdasan), kemampuan khusus (bakat), dan kemampuan lainnya.
2. Fungsi yang berkenaan dengan pengembangan fungsi sosial peserta didik ialah agar
peserta didik dapat mengadakan sosialisasi dengan sebayanya, dengan orang tua dan
keluarganya, dengan lingkungan sosial sekolahnya dan lingkungan sosial
masyarakatnya. Fungsi ini berkaitan dengan hakekat peserta didik sebagai makhluk
sosial.
3. Fungsi yang berkenaan dengan penyaluran aspirasi dan harapan peserta didik, ialah
agar peserta didik tersalur hobi, kesenangan dan minatnya. Hobi, kesenangan dan
minat peserta didik demikian patut disalurkan, oleh karena ia juga dapat menunjang
terhadap perkembangan diri peserta didik secara keseluruhan.
4. Fungsi yang berkenaan dengan pemenuhan kebutuhan dan kesejahteraan peserta didik
ialah agar peserta didik sejahtera dalam hidupnya. Kesejahteraan demikian sangat
penting karena dengan demikian ia akan juga turut memikirkan kesejahteraan
sebayanya.
Yang dimaksudkan dengan prinsip adalah sesuatu yang harus dipedomani dalam
melaksanakan tugas. Jika sesuatu tersebut sudah tidak dipedomani lagi, maka akan tanggal
sebagai suatu prinsip. Prinsip manajemen peserta didik mengandung arti bahwa dalam rangka
memanaj peserta didik, prinsip-prinsip yang disebutkan di bawah ini haruslah selalu dipegang
dan dipedomani. Adapun prinsip-prinsip manajemen peserta didik tersebut adalah sebagai
berikut:
1) Merencanakan jumlah peserta didik yang akan diterima. Agar supaya penentuan
jumlah tersebut optimal dalam pembelajaran.
2) Menyusun program kegiatan peserta didik yang didasari dengan:
Penyeleksian peserta didik merupakan kegiatan pemilihan peserta didik untuk ditentukan
diterima atau tidak. Pada dasarnya, penyeleksian dilakukan oleh lembaga pendidikan yang
daya tampungnya melebihi daya tampung yang teresedia.
Orientasi peserta didik (siswa baru) merupakan kegiatan penerimaan peserta didik baru
dengan mengenalkan situasi dan kondisi lembaga pendidikan tempat peserta didik itu
menempuh pendidikan. Situasi dan kondisi ini menyangkut lingkungan fisik sekolah dan
sosial sekolah.Tujuan diadakan kegiatan orientasi bagi peserta didik adalah:
1) Agar peserta didik dapat mengerti dan mentaati segala peraturan yang berlaku di
sekolah
2) Agar peserta didik siap mengahadapi lingkungannya yang baru baik secara fisik,
mental, dan emosional. Sehingga peserta didik merasa betah dalam mengikuti proses
pembelajaran di sekolah serta menyesuaikan dengan kehidupan sekolah.
Sebelum peserta didik yang diterima dalam sebuah lembaga pendidikan (sekolah) mengikuti
kegiatan pembelajaran, terlebih dahulu perlu ditempatkan dan dikelompokkan dalam
kelompok belajarnya. Pengelompokkan peserta didik yang dilaksanakan pada sekolah-
sekolah didasarakan kepada sistem kelas.
Menurut William A Jeager dalam pengelompokkan peserta didik dapat didasarkan kepada:
1) Fungsi integrasi, yaitu pengelompokkan berdasakan kesamaan-kesamaan peserta
didik. Pengelompokkan ini berdasarkan jenis kelamin, umur, dan sebagainnya.
Pengelompokkan berdasarkan fungsi ini menghasilkan pembelajaran yang bersifat
klasikal.
2) Fungsi perbedaan, yaitu pengelompokkan peserta didik didasarakan kepada
perbedaan-perbedaan yang ada dalam induvidu peserta didik, seperti minat, bakat,
kemampuan, dan sebagainnya. Pengelompokkan berdasarkan fungsi ini menghasilkan
pembelajaran yang bersifat induvidual.
Pembinaan dan pengembagan peserta didik dilakukan untuk membina dan membantu
mengembagkan potensi yang dimilki peserta didik dalam beraneka ragam pembelajaran.
Sehingga peserta didik mempunyai bekal untuk kehidupan di masa yang akan datang.
Dengan pengalaman-pengalaman yang diberikan oleh lembaga pendidikan (sekolah). Untuk
mendapatkan pengetahuan dan pengalaman beraneka pembelajaran. Biasanya pihak lembaga
pendidikan (sekolah) melaksanakan bermacam-macam kegiatan seperti kegiatan kurikurel
dan extra kerikurel.
Pencatatan dan pelaporan peserta didik di sebuah lembaga pendidikan (sekolah) sangat
diperlukan. Kegiatan pencatatan dan pelaporan ini dimulai sejak awal peserta didik diterima
sampai lulusan atau peserta didik meninggalkan sekolah tesebut. Pencatatan tentang peserta
didik di sebuah lembaga pendidikan (sekolah) agar pihak lembaga dapat membimbing secara
optimal. Sedangkan pelaporan dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab lembaga pendidikan
agar pihak-pihak yang terkait dapat mengetahui perkembangannya.
DAFTAR RUJUKAN