Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

Secara umum, Standar Isi mencakup sasaran (goal) yang mencakup segala
sesuatu yang terdiri dari berbagai aspek yang akan dicapai dan menjadi pengalaman
belajar peserta didik. Hal ini sejalan dengan Urdan dalam Ku dan Soulier (2009: 651)
bahwa “goals are generally defined as performance objectives, or what learners want
to achieve”. Artinya, tujuan digambarkan secara umum sebagai sasaran hasil atau hal
yang ingin dicapai siswa. Selain sasaran, Kriedl (2010: 227) menambahkan bahwa
“curriculum purposes typically include the goals, aims, and objectives an educational
program”. Artinya tujuan kurikulum pada dasarnya terdiri dari sasaran, tujuan dan
program pendidikan yang objektif. Sasaran pada kurikulum 2013 dituangkan dalam
SKL, tujuan dituangkan dalam Standar Isi yang merupakan turunan dari SKL terdiri
KI dan KD, dan program pendidikan yang objektif dituangkan dalam Standar Proses
dan Standar Penilaian.

Dari sekian banyak unsur sumber daya pendidikan, kurikulum merupakan


salah satu unsur yang memberikan kontribusi yang signifikan mewujudkan proses
berkembangnya kualitas potensi peserta didik. Jadi tidak dapat disangkal lagi
bahwa kurikulum yang dikembangkan dengan berbasis pada kompetensi sangat
diperlukan sebagai instrumen untuk mengarahkan peserta didik menjadi : (1)
manusia berkualitas yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang
selalu berubah, dan (2) manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
(3) warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

Pada akhir tahun 2014, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


(Kemdikbud) dengan menterinya kala itu Prof. Dr. Muhamad Nuh mengeluarkan
beberapa Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) dalam
rangka penyempurnaan implementasi kurikulum 2013. Salah satu Permendikbud yang
dimaksud adalah Permendikbud No.103 tahun 2014 tentang Pembelajaran Pada
Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah. Isi dari Permendikbud tersebut antara
lain mengatur perihal format Rencana Pengelolaan Pembelajaran (RPP) yang harus

1
dibuat oleh guru. Dengan demikian Permendikbud ini membatalkan Permendikbud
No.81A yang sebelumnya juga mengatur antara lain tentang RPP kurikulum 2013.

Ada beberapa hal yang ditekankan dalam Permendikbud ini adalah bahwa:
pada setiap Kompetensi Dasar (KD) dikembangkan indikator. Indikator untuk KD
yang diturunkan dari KI-1 dan KI-2 dirumuskan dalam bentuk perilaku umum yang
bermuatan nilai dan sikap yang gejalanya dapat diamati sebagai dampak pengiring
dari KD pada KI-3 dan KI-4. Indikator untuk KD yang diturunkan dari KI-3 dan KI-4
dirumuskan dalam bentuk perilaku spesifik yang dapat diamati dan diukur. Pada
kegiatan inti, kelima pengalaman belajar tidak harus muncul seluruhnya dalam satu
pertemuan, tetapi dapat dilanjutkan pada pertemuan berikutnya, tergantung cakupan
muatan pembelajaran. Setiap langkah pembelajaran dapat digunakan sebagai metode
dan teknik pembelajaran.Penilaian merupakan salah satu komponen penting dalam
proses pembelajaran dalam dunia pendidikan. Penilaian mencakup proses
pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar
peserta didik. Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilaksanakan dalam bentuk
penilaian autentik dan non-autentik. Penilaian Autentik adalah bentuk penilaian yang
menghendaki peserta didik menampilkan sikap, menggunakan pengetahuan dan
keterampilan yang diperoleh dari pembelajaran dalam melakukan tugas pada situasi
yang sesungguhnya.

Bentuk penilaian autentik mencakup penilaian berdasarkan pengamatan, tugas


ke lapangan, portofolio, proyek, produk, jurnal, kerja laboratorium dan unjuk kerja,
serta penilaian diri. Bentuk penilaian non-autentik mencakup tes, ulangan, dan ujian.
Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik dilaksanakan untuk memenuhi fungsi formatif
dan sumatif dalam penilaian. Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik berfungsi untuk
memantau kemajuan belajar, memantau hasil belajar, dan mendeteksi kebutuhan
perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

Menelaah Standar Kompetensi, Standar Isi, Standar Proses, Standar Penilaian


dalam Kurikulum 2013

A. Pengertian Kurikulum 2013


Dalam Perundang-undangan No. 20 Tahun 2013 tentang Sistem Pendidikan
nasional dalam pasal 1 Butir 9 UUSPN menyatakan bahwa yang dimaksud kurikulum
adalah merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
belajar mengajar. Rumusan tentang kurikulum ini mengandung makna bahwa
kurikulum meliputi rencana, isi, dan bahan pelajaran dan cara penyelenggaraan
kegiatan belajar mengajar.1
Sedangkan Kurikulum 2013 merupakan suatu kebijakan baru pemerintah dalam
bidang pendidikan yang diharapkan mampu untuk menjawab tantangan dan persoalan
yang akan dihadapi oleh bangsa Indonesia ke depan. Perubahan yang mendasar pada
kurikulum 2013 dibanding dengan kurikulum-kurikulum sebelumnya adalah
perubahan pada tingkat satuan pendidikannya di mana implementasi kurikulum ini
dilakukan pada tingkat satuan pendidikan mulai dari sekolah dasar, sekolah menengah
pertama, dan sekolah menengah atas atau sekolah menengah kejuruan.
Menurut pendapat Hilda Taba, Kurikulum adalah sebuah rancangan
pembelajaran, yang disusun dengan mempertimbangkan berbagai hal mengenai proses
pembelajaran serta perkembangan individu. Pendapat lain Ronald C. D.
mengemukakan bahwa kurikulum merupakan keseluruhan pengalaman yang
ditawarkan pada anak-anak peserta didik di bawah arahan dan bimbingan sekolah.2
Sedangkan pengertian kurikulum yang dikemukakan oleh hamalik bahwa
kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh murid untuk
memperoleh ijazah.3

1
Eka Prihatin, Konsep Pendidikan (Bandung : PT. Karsa Man
2
S. Nana Sukamdinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, (Bandung : Remaja
Rosdakarya, 2006), h. 16.
3
Syafaruddin, Nugraha Pasha, Mahariah, Ilmu Pendidikan Islam:Melejitkan Potensi Budaya Umat,
(Jakarta: Hijri Pustaka Umum, 2016), h. 88.
3
Selain itu, kurikulum 2013 juga membawa perubahan besar dalam
pelaksanaannya. Hal ini ditunjukkan dengan disediakannya buku ajar yang disusun
sesuai dengan tuntutan kurikulum itu sendiri. Artinya kurikulum 2013 itu tidak
sekedar hanya sebuah konsep dan dokumen semata tetapi dalam implementasinya,
kurikulum 2013 itu menata bagaimana dan apa yang seharusnya dilakukan guru dalam
melaksanakan pembelajarannya.4 Dan penerapan Kurikulum 2013 yang diberlakukan
mulai tahun ajaran 2013/2014.
Perubahan yang lain dapat dilihat dari konsep kurikulum 2013 itu sendiri.
Kurikulum dalam hal ini diharapkan dapat memberikan keseimbangan aspek kognitif,
aspek afektif, dan aspek psikomotor secara berimbang, sehingga pembelajaran yang
terjadi diharapkan dapat berjalan dengan menyeimbangkan ketiga aspek tersebut,
tidak seperti yang selama ini terjadi di mana pembelajaran lebih cenderung
mengutamakan aspek kognitif saja. Akibat dari konsep kurikulum 2013 itu, maka
penilaian dalam pembelajaran tentunya harus disesuaikan dengan konsep kurikulum
itu sendiri, sehingga penilaian juga harus didasarkan pada ketiga aspek tersebut yaitu
harus menilai aspek kognitifnya, menilai aspek afektifnya, dan menilai aspek
psikomotoriknya.
B. Perngertian SKL (Standar Kompetensi Lulusan)

Standar Kompetensi merupakan penjabaran dari Standar Kompetensi Lulusan


(SKL). Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 23 Tahun 2006
Standar Kompetensi Lulusan secara keseluruhan terdiri atas Standar Kompetensi
Lulusan Satuan Pendidikan (Dasar dan Menengah), Standar Kompetensi Lulusan
Kelompok Mata Pelajaran, dan Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran. 5
Selain itu Standart Kompetensi Lulusan merupakan acuan utama dari
pengembangan Standart Isi, Standart Proses, Standar Penilaian Pendidikan, Standart
Pendidik Dan Tenaga Kependididkan, Standar Sarana Dan Prasarana, Standar
Pengelolaan Dan Standar Pembiayaan. Berdasarkan ketujuh standar inilah maka
dikembangkan kerangka dasar kurikulum 2013. Setelah kerangka dasar kurikulum
telah dibuat, maka dikembangkanlah Struktur Kurikulum Nasional, yang meliputi
Kurikulum Muatan Lokal dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendididkan. Selanjutnya

4
Hasan Baharun, Pengembangan Kurikulum: Teori & Praktik, (Yogyakarta: CV. Cantrik Pustaka,
2017), h. 63.
5
Rusman, Manajemen Kurikulum, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011), cet.3, h. 419.
4
berdasarkan Struktur Kurikulum Nasional, dikembangkanlah lagi Kompetensi Inti,
Kompetensi Dasar, Muatan pembelajaran, Mata pelajaraan dan Beban belajar, yang
mengarah kepada pengembangan Silabus. Struktur Kurikulum Nasional ini disusun
oleh pemerintah berdasarkan tingkat dan jenjang pendidikan dari Pendidikan Anak
Usia Dini (PAUD), Pendidikan Dasar (DIKDAS), Pendidikan Menengah (DIKMEN),
dan Pendidikan Non Formal (PNF).
Kurikulum 2013 merupakan suatu kebijakan baru pemerintah dalam bidang
pendidikan yang diharapkan mampu untuk menjawab tantangan dan persoalan yang
akan dihadapi oleh bangsa Indonesia ke depan. Perubahan yang mendasar pada
kurikulum 2013 dibanding dengan kurikulum-kurikulum sebelumnya adalah
perubahan pada tingkat satuan pendidikannya di mana implementasi kurikulum ini
dilakukan pada tingkat satuan pendidikan mulai dari sekolah dasar, sekolah menengah
pertama, dan sekolah menengah atas atau sekolah menengah kejuruan.
Perubahan yang lain dapat dilihat dari konsep kurikulum 2013 itu sendiri.
Kurikulum dalam hal ini diharapkan dapat memberikan keseimbangan aspek kognitif,
aspek afektif, dan aspek psikomotor secara berimbang, sehingga pembelajaran yang
terjadi diharapkan dapat berjalan dengan menyeimbangkan ketiga aspek tersebut,
tidak seperti yang selama ini terjadi di mana pembelajaran lebih cenderung
mengutamakan aspek kognitif saja. Akibat dari konsep kurikulum 2013 itu, maka
penilaian dalam pembelajaran tentunya harus disesuaikan dengan konsep kurikulum
itu sendiri, sehingga penilaian juga harus didasarkan pada ketiga aspek tersebut yaitu
harus menilai aspek kognitifnya, menilai aspek afektifnya, dan menilai aspek
psikomotoriknya.6
Selain itu, kurikulum 2013 juga membawa perubahan besar dalam
pelaksanaannya. Hal ini ditunjukkan dengan disediakannya buku ajar yang disusun
sesuai dengan tuntutan kurikulum itu sendiri. Artinya kurikulum 2013 itu tidak
sekedar hanya sebuah konsep dan dokumen semata tetapi dalam implementasinya,
kurikulum 2013 itu menata bagaimana dan apa yang seharusnya dilakukan guru
dalam melaksanakan pembelajarannya.7

6
Pardomuan Nauli Josip Mario Sinambela, Majalah/Jurnal Generasi Kampus (Campus
Generation) Volume 6, Nomor 2, September 2013, ISSN 1978-869x, 22
7
Ibid., 22
5
Kedalaman muatan kurikulum pada setiap satuan pendidikan dituangkan dalam
kompetensi yang terdiri atas standar kompetensi dan kompetensi dasar pada setiap
tingkat dan/ atau semester.
Berdasarkan Permendikbud Nomor 54 tahun 2013 tentang Standar Lulusan
Pendididkan Dasar dan Menengah, Standart kompetensi Lulusan (SKL) adalah kriteria
mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.8
Dalam Penyusunan SKL dilakukan melalui tahapan kegiatan sebagai berikut:
1. Pengkajian dokumen;
2. Diskusi- diskusi internal maupun eksternal;
3. Penyusunan draf SKL;
4. Validasi;
5. Uji publik; dan
6. Pelaporan9

Sedangkan Ruang Lingkup Standar Kompetensi Lulusan (SKL) terdiri atas


kriteria kualifikasi kemampuan peserta didik yang diharapkan dapat dicapai setelah
menyelesaikan masa belajarnya di satuan pendididkan pada jenjang pendidikan dasar
dan menengah. Standar Kompetensi Lulusan meliputi:

1. Kompetensi Lulusan SD/MI/SDLB/Paket A


2. Kompetensi Lulusan SMP/MTs/SMPLB/Paket B
3. Kompetensi Lulusan SMA/MA/SMK/SMALB/Paket C

Adapun Kompetensi Lulusan yang diharapkan dapat dicapai pada setiap


jenjang pendidikan adalah sebagai berikut:

1. KOMPETENSI LULUSAN SD/MI/SDLB/PAKET A


Lulusan SD/MI/SDLB/Paket A memiliki sikap, pengetahuan, dan
keterampilan sebagai berikut:

8
Neliwati, Diktat: Telaah Kurikulum Pendidikan Agama Islam, (Medan: Universitas Negeri Islam
Sumatera Utara, 2018), h.79.
9
Ibid,. Manajemen Kurikulum, h. 420- 434
6
SD/MI/SDLB/Paket A

Dimensi Kualifikasi Kemampuan

Sikap Memiliki prilaku yang mencerminkan sikap orang beriman,


berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam di lingkungan rumah, sekolah, dan juga tempat bermain.
Pengetahuan Memiliki pengetahuan factual dan juga konseptual berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan
budaya dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait fenomena dan kejadian di lingkungan
rumah, sekolah, dan tempat bermain.
Keterampilan Memiliki kemapuan fikir dan tindak yang produktif dan juga
kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sesuai dengan yang
ditugaskan kepadanya.

2. KOMPETENSI LULUSAN SMP/MTS/SMPLB/PAKET B


Lulusan SMP/MTs/SMPLB/Paket B memiliki sikap, pengetahuan, dan
keterampilan sebagai berikut:

SMP/MTS/SMPLB/PAKET B

Dimensi Kualifikasi Kemampuan

Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman,


berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.

Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural dalam


ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
fenomena dan kejadian yang tampak mata.

7
Keterampilan Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif
dalam ranah abstrak dan konkret sesuai dengan yang dipelajari
disekolah dan sumber lain sejenis.

3. KOMPETENSI LULUSAN SMA/MA/SMK/SMALB/PAKET C


Lulusan SMA/MA/SMK/MAK/SMALB/Paket C memiliki sikap,
pengetahuan, dan keterampilan sebagai berikut:

SMA/MA/SMK/SMALB/PAKET C

Dimensi Kualifikasi Kemampuan

Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman,


berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural dalam
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
fenomena dan kejadian yang tampak mata.
Keterampilan Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif
dalam ranah abstrak dan konkret sesuai dengan yang dipelajari
disekolah dan sumber lain sejenis.

(Salinan Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor


54 Tahun 2013 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan
Menengah. )
C. Standar Isi
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan

8
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan ditetapkan
bahwa Standar Isi adalah kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat
kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan
tertentu. Ruang lingkup materi dirumuskan berdasarkan kriteria muatan wajib yang
ditetapkan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan, konsep keilmuan, dan
karakteristik satuan pendidikan dan program pendidikan. Selanjutnya, tingkat
kompetensi dirumuskan berdasarkan kriteria tingkat perkembangan peserta didik,
kualifikasi kompetensi Indonesia, dan penguasaan kompetensi yang berjenjang.
(Salinan Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun 2016
Tentang Standar Isi Pendidikan Dasar Dan Menengah )
Standar isi adalah kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat
kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidian
tertentu. Penataan standar isi terutama berkaitan dengan penguatan materi melalui
evaluasi ulang ruang lingkup materi:
1. mengeliminasi materi yang tidak esensial atau tidak relevan bagi siswa,
2. mempertahankan materi yang sesuai dengan kebutuhan siswa, dan
3. menambahkan materi yang dianggap penting dalam perbandingan
internasional; evaluasi ulang ke dalam materi sesuai dengan tuntutan
perbandingan internasional, serta menyusun kompetensi dasar yang sesuai
dengan materi yang dibutuhkan.
Secara garis besar ketentuan tentang standar kompetensi lulusan
dideskripsikan sebagai berikut.
a. Tingkat kompetensi berlaku untuk peserta didik pada setiap tingkat kelas.
b. Standar isi dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan dengan Peraturan
Menteri.
c. Ruang lingkup materi dirumuskan berdasarkan criteria:
1. Muatan wajib yang ditetapkan dalam ketentuan peraturan perundang-
undangan; Konsep keilmuan; dan
2. Karakteristik satuan pendidikan dan program pendidikan.
d. Tingkat kompetensi dirumuskan berdasarkan kriteria:
1. Tingkat perkembangan peserta didik;
2. Kualifikasi kompetensi Indonesia; dan
3. Penguasaan kompetensi yang berjenjang.
9
D. Standar Proses Pembelajaran Kurikulum 2013
Standar proses adalah kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada
satu satuan pendidikan untuk mencapai Standar kompetensi Lulusan. Secara garis
besar standar proses tersebut dapat dideskripsikan sebagai berikut.

a. Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif,


inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan
fisik serta psikologis peserta didik.
b. Setiap satuan pendidik melakukan perencanaan proses pembelajaran,
pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan
pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran
yang efektif dan efisien.

Perencanaan pembelajaran merupakan penyusunan rencana pelaksanaan


pembelajaran untuk setiap muatan pembelajaran.
Proses Pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,
dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan melakukan
perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses
pembelajaran untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian
kompetensi lulusan.
Berdasarkan standar proses pembelajaran pada implementasi Kurikulum
2013, maka guru harus melaksanakan 3 tahapan yaitu:
1. Kegiatan Pendahuluan
2. Kegiatan Inti
3. Kegiatan Penutup.
Adapun kegiatan proses pembelajaran pada implementasi Kurikulum 2013 yaitu
sebagai berikut:

10
1. Kegiatan Pendahuluan pada Proses Pembelajaran Kurikulum 2013
Kegiatan pendahuluan yang harus dilakukan oleh guru berdasarkan amanat
Kurikulum 2013 adalah:
a. Kegiatan yang mula-mula harus dilakukan oleh guru pada kegiatan
pendahuluan di dalam sebuah proses pembelajaran adalah mempersiapkan
siswa baik psikis maupun fisik agar dapat mengikuti proses pembelajaran
dengan baik.
b. Selanjutnya guru harus mengajukan beberapa pertanyaan-pertanyaan terkait
materi pembelajaran baik materi yang telah siswa pelajari serta materi-materi
yang akan mereka pelajari dalam proses pembelajaran tersebut.
c. Setelah memberikan pertanyaan-pertanyaan, guru kemudian mengajak siswa
untuk mencermati suatu permasalahan atau tugas yang akan dikerjakan
sehingga dengan demikian mereka akan belajar tentang suatu materi,
kemudian langsung dilanjutkan dengan menguraikan tentang tujuan
pembelajaran atau KD yang akan dicapai pada pembelajaran tersebut.
d. Terkahir, dalam kegiatan pendahuluan guru harus memberikan outline
cakupan materi serta penjelasan mengenai kegiatan belajar yang akan
dilakukan oleh siswa untuk menyelesaikan permasalahan atau tugas yang
diberikan.
2. Kegiatan Inti pada Proses Pembelajaran Kuriku lum 2013
Pada hakikatnya, kegiatan inti adalah suatu proses pembelajaran agar
tujuan yang ingin dicapai dapat diraih. Kegiatan ini mestinya dilakukan oleh guru
dengan cara-cara yang bersifat interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi siswa agar dengan cara yang aktif menjadi seorang pencari informasi,
serta dapat memberikan kesempatan yang memadai bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis
siswa.
Metode yang digunakan dalam kegiatan inti harus bersesuaian dengan
karakteristik siswa dan mata pelajaran. Kegiatan inti mencakup proses-proses
berikut:
Melakukan observasi;
a. Bertanya;

11
b. Mengumpulkan informasi;
c. Mengasosiasikan informasi-informasi yang telah diperoleh; dan
d. Mengkomunikasikan hasilnya.

Di tiap kegiatan pembelajaran seharunya guru memperhatikan kompetensi


yang terkait dengan sikap seperti jujur, teliti, kerja sama, toleransi, disiplin, taat
aturan, menghargai pendapat orang lain sebagaimana yang telah dicantumkan pada
silabus dan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). Cara-cara yang dilakukan
berkaitan dengan proses pengumpulan data (informasi) diusahakan sedemikian
rupa sehingga relevan dengan jenis data yang sedang dieksplorasi, misalnya di
laboratorium, studio, lapangan, perpustakaan, museum, dan lain-lain. Sebelum
menggunakan informasi atau data yang telah dikumpulkan dan diperoleh siswa
mesti tahu dan kemudian berlatih, lalu dilanjutkan dengan menerapkannya pada
berbagai situasi.

Pada proses pembelajaran yang terkait dengan KD yang bersifat prosedur


untuk melakukan sesuatu, guru memfasilitasi sedemikian rupa sehingga siswa
dapat melakukan pengamatan terhadap pemodelan/demonstrasi yang diberikan
guru atau ahli, siswa menirukannya, selanjutnya guru melakukan pengecekan dan
pemberian umpan balik, dan latihan lanjutan kepada siswa.

Berikut ini merupakan contoh penerapan dari kelima tahap kegiatan ini pada
proses pembelajaran:
a. Melakukan Observasi (Melakukan Pengamatan)
Dalam kegiatan melakukan pengamatan, guru membuka secara luas dan bervariasi
kesempatan siswa untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan-kegitan seperti:
melihat, menyimak, mendengar, dan membaca. Guru memfasilitasi siswa untuk
melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan (melihat,
membaca, mendengar) hal yang penting dari suatu benda atau objek.
b. Bertanya
Pada saat siswa berada pada kegiatan melakukan pengamatan, guru membuka
kesempatan secara luas kepada peserta didik untuk mempertanyakan mengenai
apapun yang telah mereka lihat, mereka simak, atau mereka baca. Penting bagi
guru untuk memberikan bimbingan kepada siswa agar bisa mengajukan
pertanyaan. Pertanyaan yang dimaksud di sini berkaitan dengan pertanyaan dari
12
hasil pengamatan objek yang konkrit sampai kepada yang abstrak baik berupa
fakta, konsep, prosedur, atau pun hal lain yang lebih abstrak. Pertanyaan dapat
pula yang bersifat faktual hingga pada pertanyaan yang bersifat hipotetik.
Berawal situasi siswa diajak untuk berlatih menggunakan pertanyaan dari
guru diusahakan agar terus meningkat kualitas tahapan ini sehingga pada akhirnya
siswa mampu mengajukan pertanyaan secara mandiri. Dari kegiatan bertanya ini
akan dihasilkan sejumlah pertanyaan. Kegiatan bertanya dimaksudkan juga agar
siswa dapat mengembangkan rasa ingin tahunya. Pada prinsipnya, semakin terlatih
siswa untuk bertanya maka rasa ingin tahu mereka akan semakin berkembang.
Pertanyaan-pertanyaan yang telah mereka ajukan akan dijadikan dasar untuk
mencari informasi yang lebih lanjut dan beragam dari sumber-sumber belajar yang
telah ditentukan oleh guru hingga mencari informasi ke sumber-sumber yang
ditentukan oleh siswa sendiri, dari sumber yang tunggal sampai sumber yang
beragam.
c. Mengumpulkan Dan Mengasosiasikan Informasi
Adapun langkah selanjutnya yang merupakan tindak lanjut dari kegiatan
bertanya adalah menggali dan mengumpulkan informasi dari beragam sumber
dengan bermacam cara. Dalam hal ini siswa boleh membaca buku yang lebih banyak,
mengamati fenomena atau objek dengan lebih teliti, atau bisa juga melaksanakan
eksperimen. Berdasarkan kegiatan-kegiatan inilah pada akhirnya akan dikumpulkan
banyak informasi.
Informasi yang banyak ini selanjutnya akan dijadikan fondasi untuk kegiatan
berikutnya yakni memproses informasi sehingga pada akhirnya siswa akan
menemukan suatu keterkaitan antara satu informasi dengan informasi lainnya,
menemukan pola dari keterkaitan informasi dan bahkan mengambil berbagai
kesimpulan dari pola yang ditemukan.
d. Mengkomunikasikan Hasil
Kegiatan terakhir dalam kegiatan inti yaitu membuat tulisan atau bercerita
tentang apa-apa saja yang telah mereka temukan dalam kegiatan mencari informasi,
mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil tersebut disampikan di kelas dan
dinilai oleh guru sebagai hasil belajar siswa atau kelompok siswa tersebut.

13
3.Kegiatan Penutup pada Proses Pembelajaran Kurikulum 2013

Pada kegiatan penutup, guru bersama-sama dengan siswa dan/atau sendiri


membuat rangkuman/simpulan pelajaran, melakukan penilaian dan/atau refleksi
terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram,
memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran, merencanakan
kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan,
layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun
kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik, dan menyampaikan rencana
pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
Perlu diingat, bahwa KI-KD diorganisasikan ke dalam 4 (empat) KI
(Kompetensi Inti).
1. KI-1 berkaitan dengan sikap diri terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

2. KI-2 berkaitan dengan karakter diri dan sikap sosial.


3. KI-3 berisi KD tentang pengetahuan terhadap materi ajar
4. KI-4 berisi KD tentang penyajian pengetahuan.
KI-1, KI-2, dan KI-4 harus dikembangkan dan ditumbuhkan melalui proses
pembelajaran setiap materi pokok yang tercantum dalam KI-3, untuk semua mata
pelajaran. KI-1 dan KI-2 tidak diajarkan langsung, tetapi menggunakan proses
pembelajaran yang bersifat indirect teaching pada setiap kegiatan pembelajaran.10
E. Pengertian Penilaian dan Penilaian Autentik dalam Kurikulum 2013

Secara umum dipahami bahwa penilaian adalah memberikan suatu nilai


terhadap suatu objek yang dilihat, dirasa, diamati dan sebagainya. Nana Sudjana,
menjelaskan bahwa untuk dapat menentukan suatu nilai atau harga suatu objek
diperlukan adanya ukuran atau kriteria. Misalnya, untuk dapat mengatakan baik,
sedang, kurang, diperlukan ketentuan atau ukuran yang jelas bagaimana yang baik,
yang sedang dan yang kurang. Ukuran itulah yang dinamakan kriteria.
Standar penilaian pendidikan adalah kriteria mengenai mekanisme, prosedur,
dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. Ulangan adalah proses yang
dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik secara berkelanjutan

10
Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, ( Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2013), h.173-176.
14
dalam proses pembelajaran, untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar
peserta didik. Ujian adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur pencapaian
kompetensi peserta didik sebagai pengakuan prestasi belajar dan /atau penyelesaian
dari suatu satuan pendiidkan.

Komponen perubahan pada penilaian hasil belajar:

a. Penilaian berbasis kompetensi


b. Pergeseran dari penilain melalui tes (mengukur kompetensi pengetahuan
berdasarkan hasil saja), menuju penilaian otentik (mengukur semua
kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan
hasil)
c. Memperkuat PAP (Penilaian Acuan Patokan) yaitu pencapaian hasil belajar
didasarkan pada posisi skor yang diperolehnya terhadap skor ideal (maksimal)
d. Penilaian tidak hanya pada level KD, tetapi juga kompetensi inti dan SKL
e. Mendorong pemanfaatan portofolio yang dibuat siswa sebagai instrumen
utama penilaian.

Maka, dapat dipahami bahwa penilaian hasil belajar adalah proses pemberian
nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu. Hal
ini mengisyaratkan bahwa objek yang dinilai adalah hasil belajar siswa. Hasil
belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku siswa, yang
mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotor atau dalam kurikulum 2013
cakupannya adalah perubahan sikap, pengetahuan dan keterampilan. Oleh sebab
itu, dalam penilaian hasil belajar, peranan tujuan intruksional yang berisi rumusan
kemampuan dan tingkah laku yang ingin dikuasai siswa menjadi unsur penting
sebagai dasar dan acuan penilaian.11
Sedangkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan sebelumnya, Mohammad
Nuh sebagai pemangku kebijakan tertinggi mengatakan bahwa “standar penilaian
pada kurikulum baru tentu berbeda dengan kurikulum sebelumnya. Karena tujuan
dan kurikulum 2013 adalah mendorong siswa aktif dalam tiap materi

11
Sutomo, Teknik Penilaian Pendidikan, (Surabaya: PT Bina Ilmu, 1985), cet.1, h. 9
15
pembelajaran, maka salah satu komponen nilai siswa adalah jika si anak banyak
bertanya.”
Tentunya banyak lagi komponen penilaian dalam kurikulum ini, seperti
proses dan hasil observasi siswa terhadap suatu masalah yang diajukan guru,
kemudian, kemampuan siswa menalar suatu masalah juga menjadi komponen
penilaian sehingga anak terus diajak untuk berpikir logis, dan yang terakhir adalah
kemampuan anak berkomunikasi melalui presentasi mengenai tema yang dibahas
di kelas.
Adapun definisi standar penilaian pendidikan dijelaskan dalam Lampiran
Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan,
adalah kriteria mengenai mekanisme, prosedur dan instrument penilaian hasil
belajar peserta didik. Definisi tersebut juga senada dengan definisi standar
penilaian pendidikan.
Penilaian pendidikan sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi
untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik mencakup: penilaian
autentik, penilaian diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian,
ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian
mutu tingkat kompetensi, ujian nasional, dan ujian sekolah/madrasah, yang
diuraikan sebagai berikut:
a. Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk
menilai mulai dari masukan (input), proses,dan keluaran (output) pembelajaran.
b. Penilaian diri merupakan penilaian yang dilakukan sendiri oleh peserta didik
secara reflektif untuk membandingkan posisi relatifnya dengan kriteria yang telah
ditetapkan.
c. Penilaian berbasis portofolio merupakan penilaian yang dilaksanakan untuk
menilai keseluruhan entitas proses belajar peserta didik termasuk penugasan
perseorangan dan/atau kelompok di dalam dan/atau di luar kelas khususnya pada
sikap/perilaku dan keterampilan.
d. Ulangan merupakan proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian
kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk
memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik.

16
e. Ulangan harian merupakan kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk menilai
kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu Kompetensi Dasar (KD) atau
lebih.
f. Ulangan tengah semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk
mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8 – 9
minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan tengah semester meliputi
seluruh indikator yang merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut.
g. Ulangan akhir semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk
mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester. Cakupan
ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD pada
semester tersebut.
h. Ujian Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UTK merupakan kegiatan
pengukuran yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk mengetahui pencapaian
tingkat kompetensi. Cakupan UTK meliputi sejumlah Kompetensi Dasar yang
merepresentasikan Kompetensi Inti pada tingkat kompetensi tersebut.
i. Ujian Mutu Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UMTK merupakan
kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengetahui
pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan UMTK meliputi sejumlah Kompetensi
Dasar yang merepresentasikan Kompetensi Inti pada tingkat kompetensi tersebut.
j. Ujian Nasional yang selanjutnya disebut UN merupakan kegiatan pengukuran
kompetensi tertentu yang dicapai peserta didik dalam rangka menilai pencapaian
Standar Nasional Pendidikan, yang dilaksanakan secara nasional.
k. Ujian Sekolah/Madrasah merupakan kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi
di luar kompetensi yang diujikan pada UN, dilakukan oleh satuan pendidikan.12

Dalam Lampiran Permen yang di atas, lebih lanjut menjelaskan bahwa


dalam penilaian hasil belajar peserta didik, harus meliputi prinsip-prinsip sebagai
berikut:
a. Objektif, berarti penilaian berbasis pada standar dan tidak dipengaruhi faktor
subjektivitas penilai.
b. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana, menyatu
dengan kegiatan pembelajaran dan berkesinambungan.

12
Ibid, Teknik Penilaian Pendidikan, h. 17-22
17
c. Ekonomis, berarti penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan pelaporannya.
d. Transparan, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan
keputusan dapat diakses oleh semua pihak.
e. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak internal
sekolah maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur, dan hasilnya.
f. Edukatif, berarti mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru.13

Sedangkan definisi penilaian hasil belajar oleh pendidik dijelaskan dalam


lampiran Permendikbud Nomor 104 Tahun 2014 Tentang Penilaian Hasil Belajar
Oleh Pendidik Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah yaitu
diantaranya:
a. Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik adalah proses pengumpulan informasi/bukti
tentang capaian pembelajaran peserta didik dalam kompetensi sikap spiritual dan
sikap sosial, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan yang
dilakukan secara terencana dan sistematis, selama dan setelah proses
pembelajaran.
b. Pendekatan Penilaian adalah proses atau jalan yang ditempuh dalam melakukan
penilaian hasil belajar peserta didik.
c. Bentuk Penilaian adalah cara yang dilakukan dalam menilai capaian pembelajaran
peserta didik, misalnya: penilaian unjuk kerja, penilaian projek, dan penilaian
tertulis.
d. Instrumen Penilaian adalah alat yang digunakan untuk menilai capaian
pembelajaran peserta didik, misalnya: tes dan skala sikap
e. Ketuntasan Belajar adalah tingkat minimal pencapaian kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan meliputi ketuntasan penguasaan substansi dan
ketuntasan belajar dalam konteks kurun waktu belajar.
f. Penilaian Autentik adalah bentuk penilaian yang menghendaki peserta didik
menampilkan sikap, menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh
dari pembelajaran dalam melakukan tugas pada situasi yang sesungguhnya.

13
Op.cit., Teknik Penilaian Pendidikan, h. 23
18
g. Penilaian Diri adalah teknik penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
dilakukan sendiri oleh peserta didik secara reflektif.
h. Penilaian Tugas adalah penilaian atas proses dan hasil pengerjaan tugas yang
dilakukan secara mandiri dan/atau kelompok.
i. Penilaian Projek adalah penilaian terhadap suatu tugas berupa suatu investigasi
sejak dari perencanaan, pelaksanaan, pengolahan data, sampai pelaporan.
j. Penilaian berdasarkan Pengamatan adalah penilaian terhadap kegiatan peserta
didik selama mengikuti proses pembelajaran.
k. Ulangan Harian adalah penilaian yang dilakukan setiap menyelesaikan satu
muatan pembelajaran.
l. Ulangan Tengah Semester adalah penilaian yang dilakukan untuk semua muatan
pembelajaran yang diselesaikan dalam paruh pertama semester.
m. Ulangan Akhir Semester adalah penilaian yang dilakukan untuk semua muatan
pembelajaran yang diselesaikan dalam satu semester.
n. Nilai modus adalah nilai terbanyak capaian pembelajaran pada ranah sikap.
o. Nilai rerata adalah nilai rerata capaian pembelajaran pada ranah pengetahuan.
Nilai optimum adalah nilai tertinggi capaian pembelajaran pada ranah
keterampilan. 14
Dalam Lampiran Permen yang di atas, lebih lanjut menjelaskan bahwa dalam
Prinsip Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik meliputi prinsip umum dan prinsip khusus.
Prinsip umum dalam Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik adalah sebagai berikut.
a. Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan
yang diukur.
b. Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak
dipengaruhi subjektivitas penilai.
c. Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena
berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat
istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.
d. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen yang tak
terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.

14
Permendikbud Nomor 104 Tahun 2014 Tentang Penilaian Hasil Belajar Oleh Pendidik Pada
Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah, h. 3-4.
19
e. Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan
keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan.
f. Holistik dan berkesinambungan, berarti penilaian oleh pendidik mencakup semua
aspek kompetensi dan dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai
dengan kompetensi yang harus dikuasai peserta didik.
g. Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan
mengikuti langkah-langkah baku.
h. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik,
prosedur, maupun hasilnya.
i. Edukatif, berarti penilaian dilakukan untuk kepentingan dan kemajuan peserta
didik dalam belajar.

Prinsip khusus dalam Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik berisikan prinsip-
prinsip Penilaian Autentik sebagai berikut.
a. Materi penilaian dikembangkan dari kurikulum.
b. Bersifat lintas muatan atau mata pelajaran.
c. Berkaitan dengan kemampuan peserta didik.
d. Berbasis kinerja peserta didik.
e. Memotivasi belajar peserta didik.
f. Menekankan pada kegiatan dan pengalaman belajar peserta didik.
g. Memberi kebebasan peserta didik untuk mengkonstruksi responnya.
h. Menekankan keterpaduan sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
i. Mengembangkan kemampuan berpikir divergen.
j. Menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pembelajaran.
k. Menghendaki balikan yang segera dan terus menerus.
l. Menekankan konteks yang mencerminkan dunia nyata.
m. Terkait dengan dunia kerja.
n. Menggunakan data yang diperoleh langsung dari dunia nyata.
o. Menggunakan berbagai cara dan instrumen. 15

15
Permendikbud Nomor 104 Tahun 2014 Tentang Penilaian Hasil Belajar Oleh Pendidik Pada
Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah. H. 5-6.
20
Dalam hal ini Ruang Lingkup, Teknik dan Instrumen Penilaian Kurikulum
2013 yang dikemukakan oleh Imas dan Berlin (2014: 51-54) menjelaskan uraiannya
tentang ruang lingkup, teknik dan instrument penilaian kurikulum 2013 sebagai
berikut.
a. Ruang Lingkup Penilaian Kurikulum 2013
Penilaian hasil belajar peserta didik mencakup kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan secara berimbang sehingga dapat
digunakan untuk menentukan posisi relative setiap peserta didik terhadap standar
yang telah ditetapkan. Cakupan penilaian merujuk pada ruang lingkup materi,
kompetensi mata pelajaran atau kompetensi muatan atau kompetensi program dan
proses.
b. Teknik dan Instrumen Penilaian Kurikulum 2013
Teknik dan instrumen yang digunakan untuk penilaian kompetensi sikap,
pengetahuan dan keterampilan adalah sebagai berikut:
1. Penilaian Kompetensi Sikap
Pendidik melakukan penilaian kompetensi sikap melalui observasi,
penilaian diri atau self assasment, penilaian “teman sejawat” (peer
assasment) dan jurnal.
2. Observasi
Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara
berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung
maupun tidak langsung dengan menggunakan pedoman observasi yang
berisi sejumlah indicator perilaku yang diamati.
3. Penilaian Diri
Merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk
mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks
pencapaian kompetensi. Instrument yang digunakan berupa lembar
penilaian diri.
4. Penilaian Antar Peserta Didik
Merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk
saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi. Instrument yang
digunakan berupa lembar penilaian antar peserta didik.
5. Jurnal
21
Merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi
informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik
yang berkaitan dengan sikap dan perilaku.16

16
Wina, Sudjana, Penelitian Dan Penilaian Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru, 1989), h. 220
22
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwaku rikulum 2013 itu tidak sekedar hanya sebuah
konsep dan dokumen semata tetapi dalam implementasinya, kurikulum 2013 itu
menata bagaimana dan apa yang seharusnya dilakukan guru dalam melaksanakan
pembelajaran.
Standart Kompetensi Lulusan merupakan acuan utama dari pengembangan
Standart Isi, Standart Proses, Standar Penilaian Pendidikan, Standart Pendidik Dan
Tenaga Kependididkan, Standar Sarana Dan Prasarana, Standar Pengelolaan Dan
Standar Pembiayaan.
Sedangkan Ruang Lingkup Standar Kompetensi Lulusan (SKL) terdiri atas
kriteria kualifikasi kemampuan peserta didik yang diharapkan dapat dicapai setelah
menyelesaikan masa belajarnya di satuan pendididkan pada jenjang pendidikan
dasar dan menengah. Standar Kompetensi Lulusan meliputi:
1. Kompetensi Lulusan SD/MI/SDLB/Paket A
2. Kompetensi Lulusan SMP/MTs/SMPLB/Paket B
3. Kompetensi Lulusan SMA/MA/SMK/SMALB/Paket C

Agar mencapainya kompetensi kelulusan baik tingkat SD/MI/SDLB/Paket


A, SMP/MTs/SMPLB/paket B, SMA/MA/SMK/SMALB/Paket C,harus mempunyai
kualifikasi kemampuan yaitu:

1. Sikap
2. Pengetahuan
3. Keterampilan

Penilaian hasil belajar peserta didik mencakup kompetensi sikap,


pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan secara berimbang sehingga dapat
digunakan untuk menentukan posisi relative setiap peserta didik terhadap standar
yang telah ditetapkan. Cakupan penilaian merujuk pada ruang lingkup materi,
kompetensi mata pelajaran atau kompetensi muatan atau kompetensi program dan
proses.

23
B. Saran
Saranya dari materi ini, Semoga kita bukan hanya dapat mengetahui isi dari Materi
ini tetapi juga dapat mengaplikasikannya secara Lansung.

24
DAFTAR PUSTAKA

Syafaruddin,dkk. 2016. Ilmu Pendidikan Islam:Melejitkan Potensi Budaya Umat. Jakarta:


Hijri Pustaka Umum.
Baharun, Hasan . 2017. Pengembangan Kurikulum: Teori & Praktik. Yogyakarta: CV.
Cantrik Pustaka.
Sukamdinata, S. Nana. 2006. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Bandung :
Remaja Rosdakarya, 2006
Mulyasa. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Neliwati. 2018. Diktat: Telaah Kurikulum Pendidikan Agama Islam. Medan: Universitas
Negeri Islam Sumatera Utara.
Permendikbud Nomor 104 Tahun 2014 Tentang Penilaian Hasil Belajar Oleh Pendidik
Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah
Prihatin, Eka 2008. Konsep Pendidikan. Bandung : PT. Karsa Mandiri Persada.
Rusman. 2011. Manajemen Kurikulum. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Sudjana, Wina. 1989. Penelitian Dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru.
Sutomo. 1985. Teknik Penilaian Pendidikan. Surabaya: PT Bina Ilmu.
Pardomuan Nauli Josip Mario Sinambela, Majalah/Jurnal Generasi Kampus (Campus
Generation) Volume 6, Nomor 2, September 2013, ISSN 1978-869x,
Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun 2016 Tentang Standar
Isi Pendidikan Dasar Dan Menengah

25

Anda mungkin juga menyukai