Sahroni ( 201200179 )
Dosen Pengampu:
PONOROGO
SEPTEMBER 2021
KATA PENGANTAR
i
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang.......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah…………………………………………… 2
C. Tujuan………………………………………………………... 3
A. Kesimpulan……………………………………………………. 17
B. Saran…………………………………………………………… 18
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Razali M Thaib and Irman Peserta didiknto, ―Inovasi Kurikulum Dalam Pengembangan
Pendidikan (Studi Analisis Implementatif),‖ Jurnal Edukasi 1 (2015): 216–228.
1
diwujudkan dalam proses belajar mengajar sesuai dengan prinsip-prinsip dan
tuntutan kurikulum yang dikembangkan sebelumnya bagi pendidikan/sekolah
tertentu. Dengan demikian, pembinaan kurikulum di sekolah dilakukan setelah
melalui tahap pengembangan kurikulum, atau setelah terbentuknya kurikulum
baru.
B. Rumusan Masalah
2
C. Tujuan
3
BAB II
PEMBAHASAN
2
Zakiah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam. (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2016). hlm 34.
3
Aset Sugiana, ―Proses Pengembangan Organisasi Kurikulum Di Indonesia,‖ El-HiKMAH Jurnal
Kajian Dan Penelitian Pendidikan Islam 12 (2018): 91–103.
4
ajar atau materi yang akan diajarkan kepada peserta didik. Dengan adanya
pengorganisasian kurikulum, diharapkan kurikulum akan memenuhi berbagai
kebutuhan, tuntutan, harapan, permasalahan yang dialami peserta didik,
pendidik, maupun masyarakat. Selain pengorganisasian kurikulum perlu
dilakukan perencanaan, validasi, implementasi dan evaluasi yang merupakan
bagian dari desain kurikulum. Dalam mendesain kurikulum harus
memerhatikan berbagai prinsip yang dijadikan acuan. Dengan memahami
organisasi dan desain pengembangan kurikulum, sebuah lembaga akan
mampu mengorganisasi dan mendesain kurikulum yang digunakannya dengan
sedemikian baik agar dapat membawa lembaga atau sekolahnya kepada
pencapaian tujuan pendidikan yang ditentukan. Untuk mengetahui lebih lanjut
tentang apa organisasi kurikulum dan desain pengembangan kurikulum, dalam
kajian ini akan dipaparkan sedikit mengenai organisasi dan desain
pengembangan kurikulum. 4
4
Aset Sugiana, Vol.05 No.02, Juli-Desember 2018. Proses Pengembangan Organisasi Kurikulum
Dalam Meningkatkan Pendidikan Di Indonesia, Uin Sunan Kalijaga Yogyakarta, Jurnal
Pedagogik.
5
Musyarofah, ―Manajemen Proses Pengembangan Kurikulum (Need Assesment Dan
Pengembangan
5
Model kurikulum yang berorientasi pada pengembangan intelektual
siswa dikembangkan oleh para ahli mata pelajaran sesuai dengan disiplin ilmu
masing masing. Mereka menyusun materi pembelajaran apa yang harus
dikuasai siswa baik menyangkut fakta, konsep maupun teori yang ada dalam
setiap disiplin ilmu mereka masing-masing. Selain menentukan materi
kurikulum, juga para pengembang kurikulum menyusun bagaimana
melakukuan pengkajian materi pembelajaran melalui proses penelitian ilmiah
sesuai dengan corak masalah yang terkandung dalam disiplin ilmu. Jadi,
dengan demikian dalam desain model ini bukan hanya diharapkan siswa
semata-mata dapat menguasai materi pelajaran sesuai dengan disiplin ilmu,
akan tetapi juga menguasai proses berpikir melalui proses penelitian ilmiah
yang sistematis.
Terdapat tiga bentuk organisasi kurikulum yang berorientasi pada disiplin ilmu,
yaitu: subject centered curriculum, correlated curriculum, dan integrated
curriculum.6
6
Nana Syaodih Sukmadinata, Pengantar Kurikulum, Teori dan Praktek. (Bandung: Remaja
Rosdakarya. 1997). hlm 45.
6
Pada organisasi kurikulum ini, mata pelajaran tidak disajikan secara terpisah,
akan tetapi setiap mata pelajaran yang memiliki kedekatan ataupun mata
pelajaran sejenis dikelompokan sehingga menjadi satu bidang
studi (broad field), seperti misalnya mata pelajaran geografi, sejarah,
ekonomi dikelompokan dalam bidang studi IPS. Demikian juga dengan
mata pelajaran biologi, kimia, fisika, dikelompokkan menjadi bidang
studi IPA. 7
Mengorelasikan bahan atau isi materi kurikulum dapat dilakukan dengan beberapa
cara :
a) Pendekatan struktual
Dalam pendekatan ini, kajian suatu kelompok bahasan ditinjau dari beberapa
mata pelajaran sejenis. Seperti misalnya, kajian suatu topic tentang
geografi tidak senata-mata ditinjau dari satu sudut saja, akan tetapi juga
ditinjau dari sejarah, ekonomi atau mungkin budaya.
b) Pendekatan fungsional
Pendekatan ini didasarkan kepada pengkajian masalah yang berarti dalam
kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, suatu topic tidak diambil dari
mata pelajaran tertentu akan tetapi diambil dariapa yang dirasakan perlu
untuk anak, selanjutnya topikitu dikaji oleh berbagai mata pelajaran yang
memiliki ketrkaitan. Contohnya masalah “kemiskinan” ditinjau dari sudut
ekonomi, geografi, dan sejarah.
c) Pendekatan daerah
Pendekatan ini materi pelajaran ditentukan berdasarkan lokasi atau tempat.
Seperti mengkaji daerah ibu kota ditinjau dari keadaan iklim, sejarah,
sosial budayanya, ekonominya dan lain sebagainya.
d) Integrated curriculum
7
Muhaimin, dkk,. Paradigama Pendidikan Islam Upaya Mengefektifikan Pendidikan Agama
Islam di Sekolah, (Cet. I .Bandung : Remaja Rosdakarya. 2001). hlm. 25.
7
Pada organisasi kurikulum yang menggunakan model integrated, tidak lagi
menampakan nama-nama mata pelajaran atau bidang studi. Belajar
berangkat dari suatu pokok masalah yang harus dipecahkan.Masalah
tersebut kemudian dinamakan unit. Belajar berdasarkan unit bukan hanya
menghafal sejumlah fakta, akan tetapi juga mencari dan menganalisis fakta
sebagai bahan untuk memecahkan masalah. Belajar melalui pemecahan
masalah itu diharapkan perkembangan siswa tidak hanya terjadi pada segi
intlektual saja akan tetapi seluruh aspek seperti sikap, emosi, atau
keterampilan.8
8
Ahmad Mukhlasin and Rakhmat Wibowo, ―Desain Pengembangan Kurikulum Integratif Dan
Implementasinya Dalam Pembelajaran,‖ Jurnal Tawadhu 2 (2018): 368-372.
9
Masyukur, 2019, Teori dan Telaah Pengembangan Kurikulum, halaman 79, ( Lampung : Aura)
8
berkembang. Perkembangan masyarakat dipengaruhi oleh falsafah hidup,
nilai-nilai, iptek dan kebutuhan yang ada dalam masyarakat. Perkembangan
masyarakat menuntut tersedianva proses pendidikan yang relevan. Untuk
terciptanya proses pendidikan yang sesuai dengan perkembangan masyarakat
maka diperlukan rancangan berupa kurikulum yang landasan
pengembangannya memperhatikan faktor perkembangan masyarakat.
9
Tujuan yang ingin dicapai kurikulum yaitu manusia yang memiliki kualitas
yang diperlukan untuk pelestarian dan pengembangan kehidupan masyarakat.
Target kualitas yang harus dicapai siswa ditandai oleh kemampuan siswa
tersebut dalam mengembangkan diri dan kepribadiannya, kepemimpinan
dalam menggerakkan masyarakat ke arah kehidupan yang lebih baik, rasa
kebangsaan yang kuat, dan partisipasi dalam berbagai bentuk dan dimensi
kehidupan masyarakat di sekitamya. Kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi bukan merupakan tujuan utama, tetapi memajukan dan
meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat melalui kualitas individu
anggota masyarakatnya. Masyarakat dalam hal ini terdiri atas masyarakat yang
paling dekat dengan siswa, sekolah, lingkungan sosial, budaya, lingkungan
pemerintahan, dan masyarakat intemasional. 11
11
Masyukur, 2019, Teori dan Telaah Pengembangan Kurikulum, halaman 80-81, ( Lampung : Aura)
10
memandang bahwa pendidikan bukan upaya sendiri, melainkan kegiatan
bersama, interaksi, dan kerja sama. Interaksi dan kerja sama bukan hanya
antara guru dengan siswa, tetapi antar siswa dengan siswa, siswa dengan
lingkungan dan sumber belajar lainnya. 12
c) Proses pembelajaran terjadi interaktif dan aktif antara guru dan siswa
secara kooperatif, kolaboratif, dan komunikatif.
12
Masyukur, 2019, Teori dan Telaah Pengembangan Kurikulum, halaman 81-82, ( Lampung : Aura)
11
merupakan bagian yang sangat penting pada model kurikulum ini.
Hasil proses evaluasi apakah ada pengaruhnya terhadap perkembangan
dinamika yang terjadi di masyarakat.13
13
Masyukur, 2019, Teori dan Telaah Pengembangan Kurikulum, halaman 82-83, ( Lampung : Aura)
14
Masyukur, 2019, Teori dan Telaah Pengembangan Kurikulum, halaman 55-56, ( Lampung : Aura)
12
2005,86). Pendidikan yang menggunakan kurikulum ini selalu
mengedepankan peran siswa di sekolah. Dengan situasi seperti ini, anak
diharapkan mampu mengembangkan segala potensi yang dimilikinya.
Pendidikan dianggap sebagai proses yang dinamis serta merupakan upaya
yang mampu mendorong siswa untuk bisa mengembangkan potensi dirinya.
Karena itu, seseorang yang telah mampu mengaktualisasikan diri adalah orang
yang telah mencapai keseimbangan perkembangan dari aspek kognitif,
estetika, dan moral. Dalam proses penerapan di kelas, kurikulum humanistik
menuntut hubungan emosinal yang baik antara guru dan siswa. Guru harus
bisa memberikan layanan yang membuat siswa merasa aman sehingga
memperlancar proses belajar mengajar. Guru tidak perlu memaksakan segala
sesuatu jika murid tidak menyukainya. Dengan rasa aman ini siswa akan lebih
mudah menjalani proses pengembangan dirinya. 15
15
Masyukur, 2019, Teori dan Telaah Pengembangan Kurikulum, halaman 56, ( Lampung : Aura)
13
pendekatan inkuiri-diskovery dan pemecahan masalah. Konsep ini banyak
16
dipengaruhi oleh filsafat pendidikan Progresivisme dan Romantisisme.
Atas dasar pendapat di atas maka teknologi adalah semua hasil cipta karsa
manusia yang dapat digunakan dan dimanfaatkan oleh manusia dalam
kehiduapan baik terkait dengan masalah ekonomi, social, budaya dan politik.
Khusus terkait dengan teknologi pendidikan dapat dartikan segala sesuatu
yang dihasilkan dari penelitian, temuan dan percobaan sehingga melahirkan
model,teknik,pendekatandan strategi pembelajaran atau perangkat aplikasi
komputer yang dapat digunakan dalam kegiatan pendidikan. 18
14
dimanfaatkan dalam bidang pendidikan, baik dalam bentuk perangkat lunak
(software) maupun perangkat keras (hardware). Perangkat lunak berperan
dalam membentuk sistem, sedangkan perangkat keras lebih mengarah pada
alat sebagai media dalam proses pembelajaran. Pengertian teknologi sebagai
sistem, model kurikulum yang dikembangkan lebih menekankan pada
penyusunan program pengajaran atau rencana pembelajaran yang dipadukan
dengan alat-alat dan media pengajaran yang mengikuti perkembangan
teknologi yang semakin canggih. 19
15
dapat mengajukan diri untuk dievaluasi. Evaluasi sebagai alat umpan balik apakah
tujuan, materi dan strategi yang digunakan dalam proses pembelajaran mencapai
target atau belum. Hasil evaluasi dijadikan pertimbangan dalam mengambil
keputusan tentang peserta didik untuk melanjutkan atau mengulang materi yang
belum tercapai. 21
21
Masyukur, 2019, Teori dan Telaah Pengembangan Kurikulum, halaman 61, ( Lampung : Aura)
22
Masyukur, 2019, Teori dan Telaah Pengembangan Kurikulum, halaman 61-62, ( Lampung : Aura)
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
17
B. Saran
18
DAFTAR PUSTAKA
Razali M Thaib and Irman Peserta didiknto, (2015), ―Inovasi Kurikulum Dalam
Pengembangan Pendidikan (Studi Analisis Implementatif),‖ Jurnal
Edukasi 1.
19
20