PAI 4F
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan kemudahan serta
kelancaran dalam penyusunan makalah kami yang berjudul “Teknik Pengolahan Hasil
Tes Dengan Menggunakan Pendekatan Penilaian Acuan Patokan (Pap)” dengan baik.
Tidak lupa sholawat dan salam tetap terlimpahkankan kepada baginda Nabi
Muhammad SAW, yang telah mewariskan ilmu serta penuntun hidup yang
mencerahkan umat manusia.
1. Bapak Prof. Dr. Maftuhin, M.Ag. Selaku rektor UIN Sayyid Ali Rahmatullah
Tulungagung yang telah memberikan sarana-prasarana untuk penulis
menyelesaikan tugas penyusunan makalah ini.
2. Bapak Dr. H. Abdul Aziz , M.Pd.I. selaku Wakil Rektor UIN Sayyid Ali
Rahmatullah Tulungagung yang telah memberikan pelayanan akademik
kepada seluruh mahasiswa.
3. Ibu Prof. Dr. Hj. Binti Maunah, M.Pd.I. selaku dekan Fakultas Tarbiyah dan
Ilmu Keguruan.
4. Annas Ribab Sibilana, M.Pd.I selaku dosen pengampu mata kuliah Evaluasi
PAI yang telah membimbing dan memberikan masukan-masukan kepada
penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat
waktu.
5. Civitas UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung yang telah memberikan
izin dan fasilitas kepada penulis untuk mencari dan mendapatkan tambahan
pengetahuan dalam menyelesaikan makalah ini.
6. Teman-teman PAI 4F angkatan 2020 yang selalu mendukung penulis dalam
pengerjaan makalah ini.
i
Penulis sadar bahwa penyusunan makalah ini banyak terdapat kesalahan untuk
itu kritik dan saran sangat penulis harapkan demi kesempatan penulis dalam
menyelesaikan tugas-tugas dimasa datang. Semoga dengan adanya makalah ini bisa
bermanfaat kepada siapa saja yang membaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
PRAKATA .............................................................................................................. i
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ................................................................................................16
B. Saran ...........................................................................................................16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penilaian adalah bagian yang sangat penting dalam proses evaluasi.
Penilaian hasil belajar pserta didik yang dilakukan oleh guru selain untuk
memantau proses kemajuan dan perkembangan hasil belajar peserta didik
sesuai dengan potensi yang dimiliki, juga sekaligus umpan balik kepada
guru agar dapat menyempurnakan perencanaan dan proses program
pembelajaran. Diantara tugas guru atau pengajar dalam kegiatan
pembelajaran adalah merencanakan kegiatan pembelajaran, melaksanakan
dan menilai hasil belajar. Untuk mengetahui pencapaian hasil belajar dapat
dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan menggunakan
tes-tes dengan standar-standar tertentu sesuai dengan perkembangannya.
Maka dari itu bagi seorang guru atau pengajar harus mengetahui bagaimana
cara atau teknik-teknik yang baik untuk mengevaluasi peserta didiknya,
sejauhmana pencapaiannya dalam menguasai materi yang disampaikan.
Suatu tes hasil belajar dapat dipakai untuk menyatakan salah satunya adalah
memberikan suatu gambaran tentang tugas-tugas yang dapat atau belum
dapat dilakukan oleh mahasiswa. Hasil tes jenis ini dinyatakan dengan jenis-
jenis pengetahuan dan ketrampilan yang dapat diperlihatkan oleh setiap
peserta didik.
Kemampuan guru dalam memilih dan menyusun instrumen
penilaian yang sesuai dengan tujuan penilaian, mengolah dan menafsirkan
hasil penilaian akan sangat berpengaruh terhadap kualitas data hasil
penilaian sebagai dasar pengambilan keputusan. Oleh karena itu
kemampuan menilai proses dan hasil belajar siswa merupakan salah satu
kompetensi yang harus dikuasai oleh seorang guru maupun calon guru.
Dalam mengolah dan menafsirkan hasil penilaian memerlukan sebuah
acuan standar penilaian atau asesmen. Dalam melakukan penilaian ada 2
jenis standar yang dapat digunakan oleh guru dalam mengolah hasil
1
penilaian, yaitu : Penilaian Acuan Patokan (PAP) dan Penilaian Acuan
Normatif (PAN). Kedua acuan ini menggunakan asumsi yang berbeda
tentang kemampuan seseorang. Asumsi yang berbeda akan menghasilkan
informasi yang berbeda. Penafsiran hasil antara kedua acuan ini juga
berbeda sehingga menghasilkan informasi yang berbeda maknanya.
Oleh karena itu adanya acuan dalam penilain mutlak harus ada.
Keberadaan acuan dalam penilaian ini akan menjadi pembahasan dalam
makalah ini. Hal ini menjadi penting karena berangkat dari kenyataan di
lapangan bahwa masih banyak penilaian yang dilakukan oleh para pendidik
hanya sebatas formalitas saja tanpa mengacu pada patokan yang telah ada.
Sehingga dengan adanya penilaian acuan patokan ini guru dan siswa dapat
mengetahui tingkat penguasaan materi yang telah diajarkan dan dipahami
oleh siswa, setelah proses pembelajaran itu berlangsung selama kurun
waktu tertentu.
2
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana hakikat hasil evaluasi progam pendidikan dan
pembelajaran?
2. Bagaimana definisi dari penilaian acuan patokan (PAP) ?
3. Bagaimana cara mengolah penilaian acuan patokan (PAP)?
4. Bagaimana kelebihan dan kekurang dari pengolahan penilaian acuan
patokan (PAP)?
5. Bagaimana persamaan dan perbedaan penilaian acuan patokan dengan
penilaian acuan norma
C. Tujuan Penulis
1. Menjelaskan mengenai hakikat hasil evaluasi progam pendidikan dan
pembelajaran
2. Menjelaskan definisi dari penilaian acuan patokan (PAP)
3. Menjelaskan cara mengolah penilaian acuan patokan (PAP)
4. Menjelaskan kelebihan dan kekurang dari pengolahan penilaian acuan
patokan (PAP)
5. Menjelaskan persamaan dan perbedaan penilaian acuan patokan dengan
penilaian acuan norma
3
BAB II
PEMBAHASAN
1
Ina Magdalena, Hadana Nur Fauzi, & Raafiza Putri, Pentingnya Evaluasi Dalam
Pembelajaran Dan Akibat Memanipulasinya, Bintang : Jurnal Pendidikan dan Sains, Volume 2,
Nomor 2, Agustus 2020; 244-257
4
diterapkan oleh tenaga pendidik. Karena bila seorang pendidik tidak
melakukan evaluasi, sama saja tenaga pendidik tersebut tidak ada
perkembangan dalam merancang sistem pembelajaran. Sehingga peserta
didik bisa saja merasa bosan dengan sistem belajar yang terus menerus
sama. Tenaga pendidik harus menciptakan inovasi baru untuk
memperbaharui sistem yang akan diterapkan dalam kelas, mulai dari materi,
metode belajar, lingkungan dan sistem penilaian.
Dan inti dari penilaian adalah menafsirkan atau menginterpretasikan
data hasil pengukuran. Oleh karena itu untuk melakukan penilaian harus
didahului dengan pengukuran terhadap objek yang akan dinilai. Hasil
pengukuran yang berupa skor (angka) kemudian diolah dan ditafsirkan
sehingga menjadi informasi yang lebih bermakna sebagai dasar
pengambilan keputusan. Dalam menafsirkan data ini hasil pengukuran dapat
diperbandingkan dengan berbagai jenis patokan (standar). Objek penilaian
dalam kegiatan pembelajaran meliputi pengetahuan, sikap dan ketrampilan
dapat dilakukan dengan tes maupun non tes.
5
baku atau standar. Ada dua jenis standar penilaian yang dapat digunakan
oleh guru dalam mengolah hasil penilaian :
❖ Standar mutlak, yaitu hasil yang dicapai masing-masing siswa
dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.
Pendekatan yang biasa digunakan dalam mengolah skor mentah
menjadi nilai dengan standar mutlak disebut dengan penilaian acuan
patokan (PAP)
❖ Standar relatif, yaitu hasil yang dicapai masing-masing siswa
dibandingkan dengan norma kelompok, yaitu hasil yang dicapai oleh
siswa-siswa lain dalam kelompok yang sama. Pendekatan yang biasa
digunakan dalam mengolah skor mentah menjadi nilai dengan
standar mutlak disebut dengan penilaian acuan norma (PAN)
2
Agus Sriyanto, Teknik Pengolahan Hasil Asesmen Penentuan Standar Asesmen, Teknik
Pengolahan Dengan Menggunakan Pendekatan Acuan Patokan (Pap) Dan Acuan Norma (Pan),
Jurnal Al-Lubab Volume 5, No. 2 Nopember 2019
6
Karakteristik dan Tujuan PAP
Tujuan penggunaan penilaian acuan patokan berfokus pada
kelompok perilaku peserta didik yang khusus. Dimaksudkan untuk
mendapat gambaran yang jelas tentang performan peserta tes dengan tanpa
memperhatikan bagaimana performan tersebut dibandingkan dengan
performan yang lain. Dengan kata lain tes acuan kriteria digunakan untuk
menyeleksi (secara pasti) status individual berkenaan dengan (mengenai)
domain perilaku yang ditetapkan / dirumuskan dengan baik.3
Pada penilaian acuan patokan, standar performan yang digunakan
adalah standar absolut. Dalam standar ini penentuan tingkatan (grade)
didasarkan pada skor-skor yang telah ditetapkan sebelumnya dalam bentuk
persentase. Untuk mendapatkan nilai A atau B, seorang mahasiswa harus
mendapatkan skor tertentu sesuai dengan batas yang telah ditetapkan tanpa
terpengaruh oleh performan (skor) yang diperoleh mahasiswa lain dalam
kelasnya. Salah satu kelemahan dalam menggunakan standar absolut adalah
sekor mahasiswa bergantung pada tingkat kesulitan tes yang mereka terima.
Artinya apabila tes yang diterima mahasiswa mudah akan sangat mungkin
para mahasiswa mendapatkan nilai A atau B, dan sebaliknya apabila tes
tersebut terlalu sulit untuk diselesaikan, maka kemungkinan untuk
mendapat nilai A atau B menjadi sangat kecil. Namun kelemahan ini dapat
diatasi dengan memperhatikan secara ketat tujuan yang akan diukur tingkat
pencapaiannya.
Tujuan PAP
Pembelajaran yang menuntut pencapaian kompetensi tertentu
sebagaimana diharapkan dan termuat pada kurikulum saat ini, PAP
merupakan cara pandang yang harus diterapkan. Dengan PAP setiap
individu dapat diketahui apa yang telah dan belum dikuasainya. Bimbingan
individual untuk meningkatkan penguasaan mahasiswa terhadap materi
pelajaran dapat dirancang, demikian pula untuk memantapkan apa yang
3
Etty Nurbayani, Penilaian Acuan Patokan (Pap) Di Perguruan Tinggi (Prinsip Dan
Operasionalnya), Provided by E-Journal IAIN Samarinda
7
telah dikuasainya dapat dikembangkan. PAP juga dapat digunakan untuk
menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya kurang terkontrolnya
penguasaan materi, terdapat peserta didik yang diuntungkan atau dirugikan,
dan tidak dipenuhinya nilai-nilai kelompok berdistribusi normal.
Ket :
4
Ratna Pangastuti, Kusnul Munfa’ati : Penilaian Acuan Norma, Penilaian Acuan
Patokan, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
8
Contoh Penilaian 1
1. Pada sebuah tes objektif pilihan ganda dengan jumlah soal sebanyak
50 butir. seorang siswa menjawab dengan benar 30 soal. Maka skor
yang dicapai adalah 30. Maka nilai yang dicapai adalah =
30 × 100 = 60
50
2. Skala penilaian kemampuan membaca Al-Qur’an
Satuan pendidikan : Madrasah Aliyah
Kelas/Semester : X/1
Mata pelajaran : Al-Qur’an Hadist
1. Ika 4 4 4 4 16
2. Ildina 4 3 5 3 15
3. Mirza 5 5 4 5 19
Pedoman Penskoran :
5 : Sangat baik
4 : Baik
3 : Cukup baik
2 : Kurang baik
1 : Sangat kurang
Pada skala penilaian di atas anak yang bernama Aza memperolah
skor 16, sedang skor maksimal adalah 20, maka nilai anak tersebut
adalah = 16 × 100 = 80
20
9
Contoh Penilaian 2
Masidjo, membedakan PAP dalam 2 tipe, yaitu : PAP tipe I
menetapkan batas penguasaan materi perkuliahan dengan
kompetensi minimal yang dianggap lulus dari keseluruhan
penguasaan materi yakni 65% (diberi nilai cukup (6 atau C).
Sedangkan PAP tipe II penguasaan kompetensi minimal
yangmerupakan passing score adalah 56% dari total skor yang
seharusnya dicapai diberi nilai cukup.
90%-100% 81%-100% A 4
80%-89% 66%-80% B 3
65%-79% 56%-65% C 2
55%-64% 46%-55% D 1
Dibawah Dibawah
E 0
55% 45%
10
Cara Penghitungan
1. Menghitung skor menjadi nilai menggunakan rumus PAP
Nilai
Perhitungan PAP I Perhitungan PAP II
Huruf Angka
2. Konversi Nilai
77 ke atas A 4 69 ke atas
68 – 76 B 3 56 – 68
55 – 67 C 2 48 – 55
47 – 54 D 1 39 – 47
47 ke bawah E 0/ggl 39 ke bawah
11
3. Ubahan Skor Menjadi Nilai
72 B 3 A 4 44 E 0 E 0
45 E 0 D 1 73 B 3 A 4
70 B 3 A 4 59 C 2 B 3
66 C 2 B 3 61 C 2 B 3
74 B 3 A 4 55 C 2 C 2
68 B 3 B 3 67 C 2 B 3
63 C 2 B 3 80 A 4 A 4
61 C 2 B 3 82 A 4 A 4
57 C 2 B 3 56 C 2 B 3
70 B 3 A 4 75 B 3 A 4
53 D 1 C 2 77 B 3 A 4
81 A 4 A 4 67 B 3 B 3
12
D. Kelebihan dan Kekurang dari Pengolahan Penilaian Acuan Patokan (PAP)
➢ Kelebihan dari Pengelohan Penilaian Acuan Patokan (PAP)
Diantaranya :
1. Hasil penilaian dengan menggunakan pendekatan PAP merupakan
umpan balik yang dapat digunakan guru untuk mengetahui sejauh
mana tingkat penguasaan siswa terhadap materi, apakah tergolong
tinggi, cukup atau rendah?.jika siswa nilainya tinggi maka tingkat
kedalaman materinya juga tinggi, begitupula sebaliknya jika nilainya
rendah maka tingkat penguasaan materinya juga rendah.
2. Dalam penentuan nilai hasil tes digunakan standar mutlak, sangat
cocok diterapkan pada tes-tes formatif, dimana guru/dosen ingin
mengetahui sejauh mana peserta didik “telah terbentuk”, setelah
mengikuti program pengajaran dalam waktu tertentu. Sehingga
guru/dosen dapat melakukan upaya-upaya yang dipandang perlu agar
tujuan pengajaran dapat tercapai secara optimal.
3. Hasil penilaian PAP dapat membantu pengajar untuk merancang
program remidi.
4. Patokan dalam penilaian acuan patokan bersifat tetap/mutlak karena
tidak ditentukan dari prestasi kelompok
13
3. Sukarnya menetapkan standar nilai atau patokan. Hampir tidak
pernah dapat ditetapkan patokan yang benar – benar tuntas
4. Apabila butir-butir soal terlalu sukar, maka siswa betapapun
pandainya akan memperoleh nilai yang rendah, sebaliknya apabila
soal terlalu mudah, maka siswa betapapun bodohnya akan meraih
nilai yang tinggi, sehingga gambaran sebenarnya tingkat kemampuan
siswa tidak sesuai dengan kanyataan.
14
dalam jumlah yang terbatas dengan banyak butir tes untuk setiap
perilaku.
2. Penilaian acuan norma menekankan perbedaan di antara peserta
tes dari segi tingkat pencapaian belajar secara relatif. Penilaian
acuan patokan menekankan penjelasan tentang apa perilaku yang
dapat dan yang tidak dapat dilakukan oleh setiap peserta tes.
3. Penilaian acuan norma lebih mementingkan butir-butir tes yang
mempunyai tingkat kesulitan sedang dan biasanya membuang tes
yang terlalu mudah dan terlalu sulit. Penilaian acuan patokan
mementingkan butir-butir tes yang relevan dengan perilaku yang
akan diukur tanpa perduli dengan tingkat kesulitannya.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengolahan hasil tes merupakan kegiatan lanjutan , yaitu memeriksa hasil
ujian dan mencocokkan jawaban peserta didik/mahasiswa dengan kunci.
Terdapat 2 cara dalam mengolah hasil tes, yaitu skala dan acuan. Salah satu
acuan yang dikembangkan di PT adalah Penilaian Acuan Patokan (PAP).
Penilaian Acuan Patokan (PAP) adalah suatu cara menentukan kelulusan
seseorang peserta didik/mahasiswa dengan menggunakan sejumlah patokan
yang telah disepakati guru/dosen dan lembaga. Bilamana seseorang peserta
didik/mahasiswa telah memenuhi patokan tersebut ia dinyatakan berhasil
(lulus). Tetapi sebaliknya bila seseorang belum memenuhi patokan ia
dikatakan gagal atu belum menguasai bahan tersebut. Dengan PAP dapat
dikdetahui hasil belajar yang sebenarnya oleh karena normanya adalah
norma ideal, dengan PAP tidak diperlukan perhitungan statistik, sehingga
memudahkan dosen yang tidak menguasai metode-metode statistic serta
dengan PAP hanya ada satu makna bagi satu nilai yang sama oleh karena
normanya tidak bersifat nisbi.
B. Saran
Dalam hal ini penulis mencoba memberikan saran dari uraian di atas :
• Pendidik sebaiknya mengetahui berbagai macam teknik dalam
pengolahan dan pengonversian hasil evaluasi dengan
memanfaatkan metode penilaian acuan norma dan acuan patokan.
• Pendidik mampu menangani peserta didiknya dalam proses
pembelajaran
16
DAFTAR PUSTAKA
Ina Magdalena, Hadana Nur Fauzi, & Raafiza Putri, Pentingnya Evaluasi Dalam
Pembelajaran Dan Akibat Memanipulasinya, Bintang : Jurnal Pendidikan
dan Sains, Volume 2, Nomor 2, Agustus 2020; 244-257
Etty Nurbayani, Penilaian Acuan Patokan (Pap) Di Perguruan Tinggi (Prinsip Dan
Operasionalnya), Provided by E-Journal IAIN Samarinda
17
18