Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

KONSTRUKSI INSTRUMEN PENILAIAN PAI RANAH


AFEKTIF
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Evaluasi PAI
Dosen Pengampu: Anas Ribab Sibilana, M.Pd.I

Disusun oleh :
Kelompok 6 PAI-4F

1. Aulia Nur Afifah 126201201044 (06)


2. Ikhwan Saifuddin 126201203204 (25)
3. Ni’matus Salamah 126201203217 (26)
4. Michel Azahra Firdaus 126201203217 (30)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UIN SAYYID ALI RAHMATULLAH TULUNGAGUNG
FEBRUARI 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan jasmani dan
rohani sehingga kita masih tetap bisa menikmati indahnya alam ciptaan-Nya. Sholawat
dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada teladan kita Muhammad SAW yang
telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama yang sempurna
dan menjadi rahmat bagi seluruh alam.

Kami sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah yang menjadi


tugas mata kuliah Evaluasi PAI dengan judul “Konstruksi Instrumen Penilaian PAI
Ranah Afektif“. Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
membantu menyelenggarakan makalah ini. Ucapan terimakasih tidak lupa penulis
sampaikan kepada :

1. Prof. Dr. Maftuhin, M.Ag. selaku rektor UIN Sayyid Ali Rahmatullah
Tulungagung yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk menimba
ilmu di UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung.
2. Prof. Dr. Hj. Binti Maunah, M.Pd.I. selaku dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan.
3. Annas Ribab Sibilana, M.Pd.I. selaku dosen pengampu mata kuliah Evaluasi PAI
yang telah membimbing dan memberikan masukan-masukan kepada penulis,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
4. Kedua orang tua yang telah memberikan semangat serta dukungannya.
5. Civitas UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung. yang telah memberikan izin
dan fasilitas kepada penulis untuk mencari dan mendapatkan tambahan
pengetahuan dalam menyelesaikan makalah ini.
6. Teman-teman PAI 4F yang selalu mendukung penulis dalam pengerjaan makalah
ini.
Dengan penuh harap, semoga jasa kebaikan mereka diterima Allah SWT dan
tercatat sebagai amal salih. Penulis sadar bahwa penyusunan makalah ini banyak
terdapat kesalahan karena keterbatasan penulis sebagai manusia biasa, untuk itu kritik

i
dan saran sangat penulis harapkan demi kesempatan penulis dalam menyelesaikan
tugas-tugas dimasa datang. Semoga dengan adanya makalah ini bisa bermanfaat
kepada siapa saja yang membaca.

Lamongan, 26 Februari 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii
BAB 1 PENDAHULUAN .....................................................................................1
A. Latar Belakang ............................................................................................1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................1
C. Tujuan .........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................3
A. Pengertian Ranah Afektif ............................................................................3
B. Ruang Lingkup Penilaian Kompetensi Afektif ...........................................3
C. Fungsi Penilaian Afektif .............................................................................5
D. Teknik dan Instrument Penilaian Afektif .....................................................6
BAB III PENUTUP .............................................................................................15
A. Kesimpulan ...............................................................................................15
B. Saran ..........................................................................................................15
DAFTAR RUJUKAN .........................................................................................16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penilaian sebagai wujud dari teknik evaluasi merupakan salah satu
komponen penting dalam proses pembelajaran. Hasil penilaian dapat dijadikan
sebagai tolak ukur untuk melihat apakah tujuan pembelajaran sebagaimana
yang telah ditentukan dalam kurikulum sudah tercapai atau belum. Bahkan,
dalam hal ini penilaian juga bisa digunakan untuk mengukur seberapa jauh
tujuan pembelajaran tersebut telah tercapai. Seiring dengan perkembangan dan
perubahan kurikulum yang berlaku dari masa ke masa, model dan metode
penilaian selalu mengalami perubahan dan penyempurnaan. Di Indonesia telah
dilakukan pengubahan kurikulum sebanyak 9 kali, yaitu dimulai dari tahun
1947 yang dikenal dengan dengan kurikulum berkarakter. Setiap kurikulum
memiliki ciri khusus yang membedakannya dengan kurikulum sebelumnya,
termasuk didalamnya adalah metode penilaian. Namun, dalam
implementasinya para pendidik banyak yang berorientasi terhadap metode
penilaian kurikulum yang sebelumnya, yaitu melalui test / ujian untuk
memenuhi target dalam proses pembelajaran yang hasilnya dituangkan dalam
bentuk rapor, baik rapor mid semester, rapor semester dan ujian akhir.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian ranah afektif?
2. Apa saja ruang lingkup penilaian kompetensi afektif?
3. Apa saja fungsi penilaian afektif?
4. Apa saja Teknik dan instrument penilaian afektif?
C. Tujuan
1. Mengetahui ranah afektif
2. Mengetahui ruang lingkup penilaian kompetensi afektif
3. Mengetahui fungsi penilaian afektif

1
4. Mengetahui Teknik dan instrument penilaian afektif

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Ranah Afektif


Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Ranah
afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi atau
nilai. Kemampuan afektif berhubungan dengan minat dan sikap yang dapat
berbentuk tanggung jawab, kerja sama, disiplin, komitmen, percaya diri, jujur,
menghargai pendapat orang lain dan kemampuan mengendalikan diri.1
Kompetensi sikap yang dimaksud dalam panduan ini adalah ekspresi dari nilai-
nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang dan diwujudkan dalam
perilaku. Penilaian kompetensi sikap dalam pembelajaran merupakan
serangkaian kegiatan yang dirancang untuk mengukur sikap peserta didik
sebagai hasil dari suatu program pembelajaran. Kegunaan utama penilaian sikap
sebagai bagian dari pembelajaran adalah refleksi (cerminan) pemahaman dan
kemajuan sikap peserta didik secara individual.2 Dengan demikian, penilaian
afektif adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk mengukur sikap
peserta didik sebagai suatu pelaksanaan pembelajaran. Cakupan penilaian sikap
yakni watak perilaku seperti perasaan, minat, emosi atau nilai.
B. Ruang Lingkup Penilaian Kompetensi Afektif
Pembelajaran yakni berkaitan dengan sikap yang terdiri atas lima:
1. Menerima atau memerhatikan (receiving atau attending)
2. Merespon atau menanggapi (responding)
3. Menilai atau menghargai (valuing)
4. Mengorganisasi atau mengelola (organization)

1
Kunandar, Penilaian Autentik: Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik
Berdasarkan Kurikulum 2013, (Jakarta: Rajawali Pers, 2015), 104
2
Al-Maududy, Teknik dan Bentuk-bentuk Penilaian Sikap (online),
http://www.almaududy.com/2014/10/teknik-dan-bentuk-penilaian-sikap-
pada.html, 27 Februari 2022

3
5. Berkarakter (characterization)

Berikut ini penjelasan masing- masing proses berpikir afektif, yakni:

1. Kemampuan Menerima
Kemampuan menerima adalah kepekaan seseorang dalam menerima
rangsangan atau stimulus dari luar yang datang kepada dirinya dalam bentuk
masalah, situasi, gejala, dan lain- lain. Dalam kegiatan belajar hal itu dapat
ditunjukkan dengan adanya suatu kesenangan dalam diri peserta didik
terhadap suatu hal yang menyangkut belajar, misalnya senang mengerjakan
soal-soal, senang membaca, dan senang menulis. Contoh hasil belajar
afektif jenjang menerima adalah peserta didik menyadari bahwa disiplin
wajib ditegakkan, sifat malas dan tidak disiplin harus disingkirkan jauh-
jauh.3
2. Kemampuan Merespons
Kemampuan merespon adalah kemampuan yang dimiliki oleh
seseorang untuk mengikut sertakan dirinya secara aktif dalam fenomena
tertentu dan membuat reaksi terhadapnya dengan salah satu cara. Misalnya
senang membaca buku, senang bertanya, senang membantu teman, senang
dengan kebersihan dan kerapian.4 Contoh hasil belajar afektif jenjang
menanggapi adalah peserta didik tumbuh hasrat nya untuk mempelajari
lebih jauh atau menggali lebih dalam lagi tentang konsep disiplin.
3. Kemampuan Menilai
Kemampuan menilai adalah kemampuan memberikan nilai atau
penghargaan suatu kegiatan atau objek, sehingga kegiatan itu tidak
dikerjakan, dirasakan akan membawa kerugian atau penyesalan. Dalam
kegiatan belajar dapat ditunjukkan antara lain melalui rajin, tepat waktu,

3
Penilaian Autentik: Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan (Jakarta:
Rajawali Pers, 2015), 105
4
Abdul Majid, Penilaian Autentik Proses dan Hasil Belajar, (Bandung: PT
Rosdakarya)

4
disiplin, mandiri, objektif dalam melihat dan memecahkan masalah.
Valuing merupakan tingkatan afektif yang lebih tinggi lagi dari pada
receiving dan responding. Contoh hasil belajar afektif tumbuhnya kemauan
yang kuat pada diri peserta didik untuk berlaku disiplin, baik di sekolah,
rumah maupun masyarakat.5
4. Kemampuan Mengatur atau Mengorganisasikan
Kemampuan megatur atau mengorganisasikan artinya menyatukam
nilainilai yang berbeda, menyelesaikan/memecahkan masalah, membentuk
suatu sistem nilai.6 Contoh hasil belajar afektif pada jenjang kemampuan
mengorganisasikan adalah peserta didik mendukung penegakan disiplin.
5. Kemampuan Menerima
Kemampuan berkarakter atau menghayati adalah kemampuan
memadukan semua system nilai yang telah dimiliki seseorang yang
mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. Contoh hasil belajar
afektif jenjang kemampuan berkarakter adalah peserta didik menjadikan
nilai disiplin sebagai pola pikir dalam bertindak di sekolah, rumah,
masyarakat.7
Jadi, dalam pembelajaran afektif siswa mampu memberi tanggapan
terhadap hasil yang telah didapat untuk membedakan suatu hal yang
dianggap baik dan buruk dalam proses pembelajaran.
C. Fungsi Penilaian Afektif
Penilaian afektif berfungsi karena praktik penilaian terhadap pendidikan
dan proses pembelajaran yang terjadi selama ini lebih menekankan pada aspek
kogntitif. Akibatnya, lembaga pendidikan formal sekolah lebih banyak

5
Penilaian Autentik: Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan (Jakarta:
Rajawali Pers, 2015), 110-111
6
Abdul Majid, Penilaian Autentik Prosesdan Hasil Belajar, (Bandung: PT
Rosdakarya)
7
Penilaian Autentik: Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan (Jakarta:
Rajawali Pers, 2015), 112

5
menghasilkan lulusan yang penguasaan aspek kognitif cukup memadai, tetapi
kurang memiliki aspek afektif positif sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku
masyarakatnya serta kurang memiliki keterampilan untuk menjalankan
kehidupan di masyarakat serta lingkungannya.

Menurut Alex Sobur, aspek afektif memiliki berbagai fungsi, yaitu:

1. Fungsi instrumental, yaitu mengekspresikan keinginan umum kita untuk


mendapatkan manfaat atau hadiah dan menghindari hukuman.
2. Fungsi pengetahuan, yaitu membantu kita memahami dunia, yang
membawa keteraturan bagai berbagai informasi yang harus kita
asimilasikan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Fungsi nilai-ekspresif, yaitu mengekspresikan nilai-nilai kita atau
mencerminkan diri kita.
4. Fungsi pertahanan ego, yaitu melindungi kita dari kecemasan atau ancaman
bagi harga diri kita.
5. Fungsi penyesuaian sosial, yaitu membantu kita merasa menjadi bagian
dari komunitas.8

Penilaian sikap berfungsi menumbuhkan kepercayaan diri peserta didik,


membantu melakukan intropeksi diri dan mendorong peserta didik untuk
berprilaku jujur.

D. Teknik dan Instrumen Penilaian Afektif


Dalam dunia pendidikan, instrumen dapat disebut alat untuk mengukur
suatu objek dalam pengumpulan data. Instrumen yang digunakan dapat berupa
tes maupun non tes.9 Dalam penilaian afektif terdapat empat teknik yang dapat
digunakan, yaitu:

8
Supardi, Penilaian Autentik Pembelajaran Afektif, Kognitif dan Psikomotorik:
Konsep dan Aplikasi, (Jakarta: Rajawali Pres, 2016), 37-38
9
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara,
2015), 134

6
1. Observasi
a. Pengertian Observasi
Observasi yaitu teknik penilaian yang dilakukan secara
berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung
maupun tidak langsung terhadap perilaku yang diamati. Pengamatan
atau observasi perilaku peserta didik dalam pembelajaran dapat
dilakukan dengan menggunakan alat lembar pengamatan atau
observasi.10
Sedangkan dalam kurikulum 2013 guru harus melakukan
pengamatan terhadap kompetensi sikap yang meliputi sikap spritual dan
sikap sosial dari peserta didik. Oleh karena itu, dalam melakukan
observasi guru harus mengidentifikasi aspek-aspek apa saja yang mau
diobservasi dari kompetensi sikap spritual dan sikap sosial.
Pedoman observasi dilengkapi juga dengan rubrik dan petunjuk
pensekoran. Rubrik memuat petunjuk/uraian dalam penilaian skala atau
daftar cek. Sedangkan petunjuk penskoran memuat cara memberikan
skor dan mengolah skor menjadi nilai akhir.11
Bentuk instrumen yang digunakan untuk obervasi adalah pedoman
obervasi yang berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang
sertai rubik. Daftar cek digunakan untuk mengamati ada tidaknya suatu
sikap atau perilaku. Sedangkan skala penilaian menentukan posisi sikap
atau perilaku peserta didik dalam suatu rentang sikap. Pedoman
observasi secara umum memuat pernyataan sikap atau perilaku yang
diamati dan hasil pengamatan sikap atau perilaku sesuai kenyataan.
Pernyataan memuat sikap atau perilaku yang positif atau negatif sesuai
indikator penjabaran sikap dalam kompetensi inti dan kompetensi dasar.

10
Abdul Majid, Penilaian Autentik Prosesdan Hasil Belajar, (Bandung: PT
Rosdakarya), 169
11
Kunandar, Penilaian Autentik: Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik
Berdasarkan Kurikulum 2013, (Jakarta: Rajawali Pers, 2015), 122

7
Dengan demikian, observasi dilakukan dengan cara pengamatan
terhadap perilaku-perilaku yang ditunjukkan siswa terutama disekolah.
Observasi perilaku dapat digunakan buku catatan khusus berkaitan
dengan kejadian-kejadian siswa selama berada disekolah.
b. Langkah-Langkah Penilaian Observasi
1) Perencanaan Penilain Kompetensi Sikap Melalui Observasi
Beberapa hal yang dilakukan dalam merencanakan penilaian
sikap melalui observasi adalah sebagai berikut:

a) Menentukan kompetensi terkait sikap yang akan dinilai melalui


observasi.
b) Menentukan komponen sikap yang akan dinilai apakah terkait
kognitif, afektif atau konatif.

c) Menyusun indikator tampilan sikap yang akan diharapkan sesuai


dengan kompetensi yang akan diukur.
d) Merencanakan waktu penilaian.

e) Memilih teknik penilaian yang sesuai dengan indikator sikap


yang akan diukur(misalnya, catatan harian, daftar cek dan
catatan anekdot).
f) Menyusun rubrik penilaian sikap yang berupa kriteria kumci
yang menunjukkan pencapaian indikator.
g) Merencanakan teknik pencatatan sikap apakah dalam bentuk
chek list, deskripsi ataupun kualifikasi (misalnya: baik, sedang,
kurang) dari tampilan sikap peserta didik.

h) Menyusun lembar observasi untuk mencatat tampilan sikap


peserta didik.

i) Menyusun tugas jika diperlukan. Tugas digunakan untuk


tampilan sikap peserta didik yang dapat direncanakan atau
dikondisikan untuk dapat ditampilkan oleh peserta didik.

8
2) Pelaksanaan Penilaian Kompetensi Sikap Melalui Observasi
Beberapa hal yang haru dilakukan dalam melaksanakan
penilaian sikap melalui observasi adalah sebagai berikut:

a) Menyampaikan kompetensi sikap yang perlu dicapai peserta


didik.

b) Menyampaikan kriteria penilaian dan indikator pencapaian sikap


kepada peserta didik.
c) Melakukan pengamatan terhadap tampilan sikap peserta didik
selama pembelajaran di dalam kelas atau selama sikap tersebut
ditampilkan.
d) Menemukan dan mengenali berbagai indikator kunci pada rubrik
penilaian yang menunjukkan pencapaian sikap peserta didik.
e) Membandingkan tampilan sikap peserta didik dengan rubrik
penilaian.

f) Menentukan tingkat pencapaian sikap peserta didik.

g) Menarik kesimpulan dari pencapaian kompetensi sikap.12


2. Penilaian Diri
a. Pengertian Penilaian Diri
Penilaian diri yaitu teknik penilaian dengan cara meminta peserta
didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam
konteks pencapaian kompetensi sikap, baik spritual maupun sosial.

Instrumen yang digunakan untuk penilaian diri berupa lembar


penilaian diri yang dirumuskan secara sederhana, namun jelas dan tidak
bermakna ganda, dengan bahasa lugas yang dapat dipahami peserta
didik, dan menggunakan format sederhana yang mudah diisi peserta
didik. Lembar penilaian diri dibuat sedemikian rupa sehingga dapat

12
Ibid, 125-127

9
menunjukkan sikap peserta didik mengidentifikasi kekuatan atau
kelemahannya. Hal ini untuk menghilangkan kecenderungan peserta
didik menilai dirinya secara subjektif.13

b. Langkah-langkah Penilain Diri


1) Perencanaan Penilaian Diri
Hal-hal yang harus dilakukan dalam merencanakan penilaian diri:
a) Menentukan kompetensi atau aspek kemampuan yang akan
dinilai.
b) Menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan.
c) Merumuskan format penilaian, dapat berupa pedoman
penskoran, daftar tanda cek atau skala penilaian.
2) Pelaksanaan Penilaian Diri
Beberapa hal yang harus dilakukan dalam melaksanakan
penilaian sikap melalui penilaian diri adalah sebagai berikut:
a) Menyampaikan kriteria penilaian kepada peserta didik.
b) Membagikan format penilaian diri kepada peserta didik.
c) Meminta peserta didik untuk melakukan penilaian diri.
d) Guru mengkaji hasil penilaian untuk mendorong siswa peserta
didik supaya senantiasa melakukan penilaian diri secara cermat
dan objektif.
e) Menyampaikan umpan balik kepada peserta didik berdasarkan
hasil kajian terhadap penilaian diri.
f) Membuat kesimpulan terhadap hasil penilaian dengan penilaian
diri berkaitan dengan pencapaian kompetensi sikap spiritual dan
sosial dari peserta didik.

13
Tinta Pendidikan Indonesia, Penilaian Sikap dalam Kurikulum 2013 (online),
http://www.tintapendidikanindonesia.com/2017/10/penilaian-sikap-dalam-
kurikulum-2013.html, 27 Februari 2022

10
g) Melakukan tindak lanjut dengan mangacu pada hasil penilaian
melalui penilaian diri.14
3. Penilaian Antarteman

a. Pengertian Penilaian Antarteman

Penilaian antarteman merupakan teknik penilaian yang dapat


digunakan untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi sikap,
baik sikap spiritual maupun sosial dengan cara meminta peserta
didik untuk saling menilai satu sama lain.

Instrumen yang digunakan bisa berupa lembar penilaian


antarteman dalam bentuk angket atau kuesioner. Penilaian
antarteman menuntut keobjektifan dan rasa tanggung jawab dari
peserta didik, sehingga menghasilkan data yang akurat.15

Jadi penilaian antarteman teknik yang dilakukan oleh siswa


terhadap siswa lain untuk menumbuhkan beberapa nilai seperti
kejujuran, tenggang rasa, dan saling menghargai.

b. Langkah-langkah Penilaian Antarteman


1). Perencanaan Penilaian Antarteman
Beberapa hal yang harus dilakukan dalam merencanakan
penilaian dengan menggunakan teknik penilaian sebaya atau
penilaian antarteman adalah sebagai berikut:
a) Menentukan kompetensi atau aspek kemampuan yang akan
dinilai.

14
Kunandar, Penilaian Autentik: Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik
Berdasarkan Kurikulum 2013, (Jakarta: Rajawali Pers, 2015), 137-138
15
Ajoefahmi, Teknik Penilaian Sikap,
(Online)http://ajoefahmi.blogspot.co.id/2016/11/teknikpenilaian-sikap-
observasi.html, 27 Februari 2022

11
b) Menyusun kriteria penilaian yang akan digunakan.
c) Menyusun format penilaian dapat berupa pedoman
penskoran, daftar tanda cek, dan skala penilaian.
2). Pelaksanaan Penilaian Antarteman
Hal-hal yang harus dilakukan dalam melaksanakan penilaian
melalui teknik penilaian antarteman adalah sebagai berikut:

a) Menyampaikan kriteria penilaian kepada peserta didik.

b) Membagikan format penilaian diri kepada peserta didik.

c) Menyamakan persepsi tentang setiap indikator yang akan


dinilai.

d) Menentukan penilaian untuk setiap peserta didik. Satu


orang peserta didik sebaiknya dinilai oleh beberapa
teman lainnya.

e) Meminta peserta didik untuk melakukan penilaian


terhadap sikap temannya pada lembar penilaian.16

f) Menyampaikan umpan balik kepada peserta didik


berdasarkan hasil kajian terhadap penilaian antarteman.

g) Membuat kesimpulan terhadap hasil penilaian dengan


menggunakan penilaian antarteman berkaitan dngan
pencapaian kompetensi sikap spiritual dan sosial dari
peserta didik.

16
Kunandar, Penilaian Autentik: Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik
Berdasarkan Kurikulum 2013, (Jakarta: Rajawali Pers, 2015), 137

12
h) Melakukan tindak lanjut dengan mengacu pada hasil
penilaian melalui penilaian antarteman.17

4. Jurnal

a. Pengertian Penilaian dengan Jurnal


Jurnal yaitu catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang
berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan
peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan perilaku.18 Guru
hendaknya memiliki catatan-catatan khusus tentang sikap spritual
dan sikap sosial. Catatancatatan tersebut secara tertulis dan
dijadikan dokumen bagi guru untuk melakukan pembinaan dan
bimbingan terhadap peserta didik. Jurnal yang berisi catatan-catatan
peserta didik sebaiknya dibuat per peserta didik. Catatan-catatan
kelemahan dan kekurangan peserta didik berkaitan dengan sikap
spiritual dan sikap sosial selanjutnya ditindak lanjuti dengan
upayaupaya pembinaan dan bimbingan. Maka, akan terjadi
perubahan sikap dan perilaku peserta didik secara bertahap.19
Dengan demikian, yang dicatat dalam jurnal tidak terbatas
pada sikap kurang baik dan sangat baik, tetapi juga setiap
perkembangan sikap menuju sikap yang diharapkan. Berdasarkan
kumpulan catatan tersebut guru membuat deskripsi penilaian sikap
untuk satu semester.
b. Langkah-langkah Penilaian Menggunakan Jurnal
1). Perencanaan Penilain Kompetensi Sikap Melalui Penilaian
Jurnal

17
Ibid, 148
18
Panduan Penilaian untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP), 2015
19 Kunandar, Penilaian Autentik: Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan
Kurikulum 2013, (Jakarta: Rajawali Pers, 2015), 151-152

13
Beberapa hal yang dilakukan dalam merencanakan penilaian
sikap melalui jurnal adalah sebagai berikut:
a) Menentukan kompetensi atau aspek kemampuan yang akan
dinilai melalui penilaian dengan menggunakan jurnal.
b) Menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan dalam
penilaian dengan menggunakan jurnal.
c) Merumuskan format penilaian, dapat berupa aspek positif
dan negatif apa yang mau dimasukan ke jurnal atau
pengolahan hasil penilaian dengan jurnal.
2). Pelaksanaan Penilaian Kompetensi Sikap Melalui Jurnal
Hal-hal dalam melaksanakan penilaian sikap melalui jurnal
adalah sebagai berikut:
a) Mencatat kekuatan dan kelemahan peserta didik dalam
buku catatan harian secara cermat dan teliti.
b) Guru mengkaji hasil penilaian dengan jurnal data dan
catatancatatan peserta didik secara cermat dan objektif.
c) Menyampaikan umpan balik kepada peserta didik
berdasarkan hasil kajian terhadap penilaian dengan
menggunakan jurnal.
d) Membuat kesimpulan terhadap hasil penilaian dengan
menggunakan jurnal berkaitan dengan pencapaian
kompetensi sikap spiritual dan sosial dari peserta didik.
e) Melakukan tindak lanjut dengan mengacu pada hasil
penilaian melalui wawancara.20

20
Ibid, 156

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Ruang
lingkup penilaian kompetensi afektif antara lain: menerima atau memerhatikan,
merespon atau menanggapi, menilai atau menghargai, dan mengorganisasi atau
mengelola.
Menurut Alex Sobur, aspek afektif memiliki berbagai fungsi, yaitu: fungsi
instrumental, fungsi pengetahuan, fungsi nilai-ekspresif, fungsi pertahanan ego,
dan fungsi penyesuaian social. Dalam penilaian afektif terdapat empat teknik
yang dapat digunakan, yaitu: observasi, penilaian diri, penilaian antarteman,
dan jurnal.
B. Saran
Demikian makalah ini kami susun juga telah kami uraikan secara singkat
dan sederhana mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi para pembaca semua.
Apabila dalam makalah ini banyak terjadi kesalahan itu merupakan kekurangan
dari kami, maka kritik dan saran pembaca sangat kami harapkan guna
membangun dan memperbaiki makalah ini selanjutnya agar lebih sempurna.

15
DAFTAR PUSTAKA

2015. Panduan Penilaian untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP).

2015. Penilaian Autentik: Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan


(Jakarta: Rajawali Pers).

Ajoefahmi. Teknik Penilaian Sikap.


(Online)http://ajoefahmi.blogspot.co.id/2016/11/teknikpenilaian-sikap-
observasi.html.

Al-Maududy. Teknik dan Bentuk-bentuk Penilaian Sikap (online).


http://www.almaududy.com/2014/10/teknik-dan-bentuk-penilaian-sikap-
pada.html.

Arikunto Suharsimi. 2015. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. (Jakarta:Bumi


Aksara).
Kunandar. 2015. Penilaian Autentik: Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik
Berdasarkan Kurikulum 2013. (Jakarta: Rajawali Pers).

Majid Abdul. Penilaian Autentik Prosesdan Hasil Belajar. (Bandung: PT


Rosdakarya ).

Supardi. 2016. Penilaian Autentik Pembelajaran Afektif, Kognitif dan


Psikomotorik: Konsep dan Aplikasi. (Jakarta: Rajawali Pres).

Tinta Pendidikan Indonesia. Penilaian Sikap dalam Kurikulum 2013 (online).


http://www.tintapendidikanindonesia.com/2017/10/penilaian-sikap-dalam-
kurikulum-2013.html.

16

Anda mungkin juga menyukai