Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KONSEP-KONSEP DASAR ASESMEN DAN EVALUASI


PEMBELAJARAN

Mata Kuliah : Evaluasi Pembelajaran PAI


Dosen Pengasuh : Putri Su’aidah Pulungan, M. Pd

Disusun Oleh Kelompok 1 :


1. ARI YANTO

MPI Reguler/Semester 3

MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM DA’AR ULUM
ASAHAN-KISARAN
T.A 2022
KATA PENGANTAR

‫ــــــــــــــــــم هللاِ ال َّر ْح َم ِن ال َّر ِح ْي ِم‬


ِ ‫س‬
ْ ِ‫ب‬

Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur senantiasa selalu kita panjatkan kepada Allah Swt yang telah
memberikan limpah Rahmat, Taufik dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini. Sholawat serta salam tak lupa kita
curahkan kepada Nabi Muhammad Saw yang telah menunjukkan jalan kebaikan
dan kebenaran di dunia dan akhirat kepada umat manusia.
Makalah ini kami susun guna memenuhi tugas mata kuliah Evaluasi
Pembelajaran PAI di bawah bimbingan dosen kami Ummi Putri Su’aidah
Pulungan, M. Pd dan sebagai bahan penambah ilmu pengetahuan serta informasi
yang bermanfaat.
Makalah ini kami susun dengan segala kemampuan kami dan semaksimal
mungkin. Namun, kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tentu
tidaklah sempurna dan masih banyak kesalahan serta kekurangan. Maka dari itu
kami sebagai penyusun makalah ini mohon kritik dan saran dari semua yang
membaca makalah ini terutama dosen mata kuliah Evaluasi Pembelajaran PAI
yang kami harapkan sebagai bahan koreksi untuk kami.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Kisaran, Oktober 2022

Penulis, Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................1
C. Tujuan Penulisan................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................3
A. Pengertian Asesmen dan Evaluasi......................................................3
B. Tujuan Asesmen dan Evaluasi............................................................3
C. Fungsi Asesmen dan Evaluasi............................................................4
D. Prinsip-Prinsip Asesmen dan Evaluasi...............................................5
E. Teknik Asesmen dan Evaluasi............................................................6

BAB III PENUTUP.....................................................................................10


A. Kesimpulan.......................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Selain dari istilah evaluasi (evaluation) dan asesmen (assessment)
dikenal pula beberapa istilah lainnya yaitu pengukuran (measurement),
test (test) dan testing. Diantara ketiga istilah tersebut, tes merupakan istilah
yang paling akrab dengan guru. Hal tersebut disebabkan karena Tes presentasi
( Achievement test), seringkali dijadikan sebgai satu-satunya alat untuk menilai
hasil belajar siswa. Padahal tes sebenarnya hanya merupakan salahsatu alat
ukur hasil belajar siswa. Tes presentasi belajar (Achievement test) seringkali
dipertukarkan pemakaiannya oleh guru dengan konsep pengukuran hasil
belajar (measurement). Dengan demikian, perlu adanya upaya untuk
memperkenalkan kepada guru tentang pengertian dan esensi tentang konsep
evaluasi, asesmen, tes, dan pengukuran yang sesungguhnya. Diantara
peristilahan tersebut, asesmen merupakan istilah yang belum dikenalsecara
umum. Para guru seringkali salah dalam menafsirkan makna asesmen
yangsesungguhnya. Istilah asesmen perlu diperkenalkan kepada guru. Hal ini
disebabkan karena asesmen telah menjadi khazanah peristilahan dalam dunia
pendidikan kita. Selain itu pemahaman tentang asesmen juga dapat mendukung
keberhasilan guru dalam melaksanakan praktek penilian pembelajaran di kelas.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pengertian asesmen dan evaluasi ?
2. Apa saja tujuan asesmen dan evaluasi ?
3. Apa fungsi asesmen dan evaluasi ?
4. Apa prinsip-prinsip asesmen dan evaluasi ?
5. Apa teknik asesmen dan evaluasi ?

1
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian evaluasi dan asesmen.
2. Untuk mengetahui tujuan evaluasi dan asesmen.
3. Untuk mengetahui fungsi asesmen dan evaluasi.
4. Untuk mengetahui prinsip-prinsip asesmen dan evaluasi.
5. Untuk mengetahui teknik-teknik evaluasi dan asesmen.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Asesmen dan Evaluasi


 Secara umum, asesmen dapat diartikan sebagai proses untuk
mendapatkan informasi dalam bentuk apapun yang dapat digunakan untuk
dasar pengambilan keputusan tentang siswa baik yang menyangkut
kurikulumnya, program pembelajarannya, iklim sekolah maupun kebijakan-
kebijakan sekolah. Keputusan tentang siswa ini termasuk bagaimana guru
mengelola pembelajaran di kelas, bagaimana guru menempatkan siswa pada
program- program pembelajaran yang berbeda, tingkatan tugas-tugas untuk
siswa yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan masing-masing,
bimbingan dan penyuluhan, dan saran untuk studi lanjut.1
Secara etimologis kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation
yang berarti penilaian terhadap sesuatu. Witherington secara singkat
merumuskan bahwa an evaluation is a dedaration that samething has or
class not have value. Kata evaluasi selalu melekat dalam proses pembelajaran,
secara sederhana evaluasi dapat diartikan sebagai penilaian terhadap peserta
didik. Evaluasi merupakan suatu proses berkelanjutan tentang pengumpulan
dan penafsiran informasi untuk menilai keputusan-keputusan yang dibuat
dalam merancang suatu sistem pembelajaran.

B. Tujuan Asesmen dan Evaluasi


Adapun tujuan asesmen adalah untuk melihat kondisi anak saat itu.
Dalam rangkamenyusun suatu program pembelajaran yang tepat sehingga
dapat melakukan layanan pembelajaran secara tepat. Adapun tujuan asesmen
kebutuhan dilakukan menurut Sumardi & Sunaryo adalah :
1. Memperoleh data yang relevan, objektif, akurat dan komprehensif tentang
kondisi anak saat ini.

1
Mudjiono Dimyati, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002), h. 88

3
2. Mengetahui profil anak secara utuh terutama permasalahan dan hambatan
belajar yang dihadapi, potensi yang dimiliki, kebutuhan-kebutuhan
khususnya, serta daya dukung lingkungan yang dibutuhkan anak.2
3. Menentukan layanan yang dibutuhkan dalam rangka memenuhi
kebutuhan kebutuhan khususnya dan memonitor kemampuannya.

Adapun tujuan evaluasi dalam bidang pendidikan menurut Sudijono adalah:


1. Untuk menghimpun bahan-bahan keterangan yang akan dijadikan sebagai
bukti mengenai taraf perkembangan atau taraf kemajuan yang dialami oleh
para peserta didik, setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam
jangka waktu tertentu.
2. Untuk mengetahui tingkat efektivitas dari metode-metode pengajaran yang
telah dipergunakan dalam proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu.

C. Fungsi Asesmen dan Evaluasi


Fungsi dari Asesmen sebagai berikut:
1. Menggambarkan sejauh mana seorang peserta didik telah menguasai
suatu kompetensi.
2. Membantu peserta didik memahami dirinya, membuat keputusan
tentang langkah pemilihan program, pengembangan kepribadian dan
penjurusan.
3. Menemukan kesulitan belajar dan prestasi yang bisa dikembangkan
serta sebagai alat diagnosis perlu tidak siswa mengikuti remedial atau
program pengayaan.
4. Menemukan kelemahan dan kekurangan proses pembelajaran yang
telah dilakukan ataupun yang sedang berlangsung.

Sedangkan fungsi evaluasi pendidikan menurut Arikunto adalah:


1. Berfungsi selektif. Dengan mengadakan evaluasi, guru dapat melakukan
seleksi atau penilaian terhadap siswanya.

2
Ibid, h. 91

4
2. Berfungsi diagnostik. Dengan mengadakan evaluasi, guru dapat melakukan
diagnosis tentang kebaikan dan kelemahan siswanya.
3. Berfungsi sebagai penempatan. Dengan mengadakan evaluasi, guru
dapat  menempatkan siswa sesuai dengan kemampuannya masing-masing.
4. Berfungsi sebagai pengukur keberhasilan. Dengan mengadakan evaluasi,
guru dapat mengetahui sejauh mana keberhasilan suatu program yang telah
diterapkan.

D. Prinsip Asesmen dan Evaluasi


Prinsip-prinsip asesmen sebagai berikut:
1. Prinsip Validitas: Menilai apa yang seharusnya dinilai dan alat
penilaian yang digunakan sesuai dengan apa yang seharusnya dinilai
dengan menggunakan alat yang sesuai untuk mengukur kompetensi.3
2. Prinsip Reliabilitas: Dengan menjaga konsistensi (keajegan) hasil
penilaian. Penilaian yang ajeg (reliable) memungkinkan perbandingan
yang reliable, menjamin konsistensi, dan keterpercayaan.
3. Prinsip Komprehensif: Penilaian yang dilakukan harus
menyeluruh mencakup seluruh domain yang tertuang pada setiap
kompetensi dasar dengan menggunakan beragam cara dan alat untuk
menilai beragam kompetensi.
4. Prinsip Objektivitas: Proses penilaian yang dilakukan harus
meminimalkan pengaruh-pengaruh atau pertimbangan subyektif dari penilai.
5. Prinsip Mendidik: penilaian dilakukan bukan untuk mendiskriminasi
siswa (lulus atau tidak lulus) atau menghukum siswa tetapi untuk
mendiferensiasi siswa (sejauh mana seorang siswa membuat kemajuan atau
posisi masingmasing siswa dalam rentang cakupan pencapaian suatu
kompetensi)

Prinsip evaluasi menurut Arikunto ada satu prinsip umum dan penting
dalam kegiatan evaluasi yaitu adanya triangulasi:

3
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), h. 105

5
1. Tujuan pembelajaran
2. Kegiatan pembelajaran atau  KBM
3. Evaluasi

E. Teknik Asesmen dan Evaluasi


Dilihat dari tekniknya, asesmen proses dan hasil belajar dibedakan
menjadi dua macam yaitu dengan Teknik Tes dan Non Tes:
1. Teknik tes adalah seperangkat tugas yang harus dikerjakan oleh orang
yang dites, dan berdasarkan hasil menunaikan tugas-tugas tersebut, akan
dapat ditarik kesimpulan tentang aspek tertentu pada orang tersebut. Tes
sebagai alat ukur sangat banyak macamnya dan luas penggunaannya.
2. Teknik non-tes dapat dilakukan dengan observasi baik secara
langsung ataupun tak langsung, angket ataupun wawancara. Dapat pula
dilakukan dengan Sosiometri, teknik non tes digunakan sebagai pelengkap
dan digunakan sebagai pertimbangan tambahan dalam
pengambilan  keputusan penentuan kualitas hasil belajar, teknik ini dapat
bersifat lebih menyeluruh pada semua aspek kehidupan anak. Dalam KBK
teknik nontes disarankan untuk banyak digunakan.4
a. Teknik Non-Tes
Non tes adalah alat mengevaluasi yang biasanya di gunakan untuk
menilai aspek tingkah laku termasuk sikap, minat, dan motivasi. Ada
beberapa non-tes sebagai alat evaluasi, diantaranya:
1) Skala Bertingkat
Skala bertingkat menggambarkan suatu nilai yang berwujud
angka terhadap suatu hasil penentuan. Kita dapat menilai hampir
segala aspek dengan skala. Dengan maksud  agar  pencatatannya
objektif, maka penilaian terhadap penampilan atau pengambaran
kepribadian seseorang disiapkan dalam bentuk skala.
2) Kuesioner

4
Ibid, h. 110

6
Kuesioner juga dapat diartikan angket yang digunakan sebagai
alat bantu dalam rangka pengukuran  dan  penilaian hasil belajar.
Dengan adanya angket yang harus diisi oleh siswa maka guru akan
mengetahui keadaan, pengalaman, pengetahuan dan tingkah. Angket
atau soal kuesioner dapat di berikan secara langsung dan dijawab atau
diisi langsung oleh objeknya, ini dikatakan kuesioner langsung. Dan
jika angket atau soal kuesioner dikirim dan diisi oleh orang lain (sanak
saudaranya), namun soalnya dituju untuk objek, ini disebut kuesioner
tidak langsung. Dengan cara tes ini lebih menghemat waktu dan
tenaga.
3) Daftar Cocok
Daftar cocok adalah deretan pertanyaan yang singkat serta
mudah dipahami oleh penjawabnya dengan cara menconteng saja.5
4) Wawancara
Adalah proses pengumpulan keterangan yang dilakukang
dengan tanya jawab lisan sepihak, bertatap muka langsung, dengan
arah serta tujuan yang telah ditentukan. Wawancara dapat dibedakan
dengan dua jenis: (a) Wawancara terpimpin,yang
materi pertanyaannya telah terstruktur dengan tujuannya. (b)
Wawacara bebas, yang materi yang ditanyakan bebas tidak terstruktur
akan tetapi mempunyai tujuan. Objeknya bisa pada siswa langsung
atau orang tuanya.
5) Pengamatan
Pengamatan atau observasi adalah sebuah cara menghimpun
data yang dilakukan oleh guru kepada  peserta didiknya dengan cara
pengamatan yang teliti dan mencatat hasil pengamatan secara
sistematis. Observasi atau pengamatan dapat dibedakan menjadi 3
bentuk: (a) Pengamatan partisipan adalah pengamatan yang
pengamatnya langsung memasuki dan mengikuti kegiatan yang

5
Arikunto Suharsimi, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005),
h. 95

7
sedang diamati. Seperti pengamatan tentang pertanian, maka
pengamat harus bergabung menjadi petani. (b) Pengamatan sistematik
adalah observasi dimana faktor yang diamati sudah didaftar secara
sistematis, dan sudah diatur menurut kategorinya. Pengamatan ini
dilakukan di luar dari kelompok yang ingin diamati. (c) Pengamatan
eksperimental akan terjadi jika pengamat tidak berpartisipasi dalam
kelompok. Dalam  hal ini ia dapat mengendalikan unsur-unsur penting
dalam situasi sedemikian rupa sehingga situasi dapat diatur sesuai
dengan tujuan evaluasi.
6) Riwayat hidup
Riwayat hidup juga bisa kita katakan curiculum vitae (CV) atau
gambaran hidup peserta didik, dalam segala aspek. Dengan mengkaji
atau menganalisis dokumen atau riwayat hidupnya maka seorang guru
akan dapat menarik kesimpulan tentang tingkah laku atau kepribadian
dan sikap dari peserta didik. Soal-soal yang biasa digunakan seperti.
Nama siswa, status dalam  keluarga, agama yang dianut, prestasinya
dll.6

b. Teknik Tes
Sebagai alat pengukur dan penilai, tes ada beberapa macam model
menurut pemakain dan waktu atau kapan digunakannya tes tersebut
Model-model tes tersebut, yaitu:
1) Tes Diagnostik
Tes ini adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-
kelemahan siswa sehingga dengan mengetahui kelemahan siswa
tersebut, maka kita bisa memperlakukan siswa tersebut dengan tepat.
Materi tes yang ditanya dalam tes diagnostik biasanya mengenai hal-
hal  tertentu yang juga merupakan pengalaman sulit bagi siswa.
Tes ini dapat dilaksanakan dengan cara lisan, tulisan, atau
dengan mengkolaborasi kedua cara tes. Dalam catatan, tes ini hanya

6
Ibid, h. 100

8
untuk memeriksa, jika hasil pemeriksaan tersebut membuktikan
kelemahan daya serap siswa terhadap suatu pembelajaran. Maka akan
dilakukan pembimbingan secara khusus kepadanya.
2) Tes Formatif
Tes ini merupakan tes hasil belajar yang tujuannya untuk
mengetahui sejauh mana siswa menguasai pelajaran setelah mengikuti
proses pembelajaran dalam jangka waktu  yang telah ditentukan, tes
ini dilaksanakan biasanya di tengah-tengah perjalanan program
pembelajaran. Tes ini juga disebut dengan “ujian harian”.
Materi tes ini adalah materi yang telah di sampaikan kepada
siswa sebelumnya. Soalnya bisa dalam tingkat mudah maupun sulit.
Dalam tes ini, jika siswa telah menguasai materi yang telah diajarkan
dengan baik, maka guru akan menyampaikan materi selanjutnya. Dan
apabila materi belum dapat dikuasai secara menyeluruh, maka guru
harus mengajarkan bagian materi yang belum dipahami.7
3) Tes Sumatif
Tes ini tidak asing bagi siswa, karena tes ini adalah tes akhir dari
program pembelajaran. Tes ini juga bisa disebut EBTA, tes akhir
semestes, UAN. Tes ini dilaksanakan pada akhir program
pembelajaran. Seperti setiap akhir semester, akhir tahun. Materinya
yang dites adalah materi yang telah diajarkan selama satu semester.
Dengan demikian materi ini lebih banyak dari materi  yang ada
pada tes formatif. Tes ini biasanya dilakukan dengan cara tulisan, dan
biasanya siswa memperoleh soal yang sama satu sama  lain. Tes ini
memiliki tingkat tes yang sukar atau lebih berat dari tes formatif.
Dengan ada tes ini maka kita bisa menentukan peringkat atau rangking
siswa selama program  pembelajaran, dan juga tes ini menentukan
kelayakan seorang siswa untuk mengikuti program pembelajaran
selanjutnya.

7
Evelin Siregar dan Nara Hartini, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Ghalia
Indonesia, 2010), h. 79

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Asesmen merupakan proses untuk mendapatkan informasi dalam bentuk
apapun yangdapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan tentang
siswa, baik yang menyangkutkurikulum, proses pembelajaran, iklim sekolah
maupun kebijakan sekolah. Sedangkan evaluasi adalah sebuah proses yang
dilakukan oleh seseorang (evaluator) untuk mengetahui sejauh mana
keberhasilan suatu program (yang telah dibuat melalui asesmen) telah
tercapaidan dilakukan secara berkesinambungan. Jadi, asesmen dan evaluasi
merupakan dua proses yang saling berkaitan dan berkesinambungan untuk
mengetahui dan menilai hasil pembelajaran yang sudah dilakukan
hasil pembelajaran yang sudah dilakukan, sejauh mana pemahaman siswa dlam
materi yang diberikan dan keefektifan program pembelajaran yang diterapkan
agar dapat dipertanggungjawabkan kepada instansi terkait, siswa itu sendiri dan
orang tua siswa.

10
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal.2009. Evaluasi Pembelajaran.Bandung: Remaja Rosdakarya

Dimyati, Mudjiono.2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Siregar, Evelin. dan Hartini Nara.2010.  Teori Belajar dan Pembelajaran,.


Jakarta: Ghalia Indonesia.
Suharsimi, Arikunto.2005. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.

11

Anda mungkin juga menyukai