Anda di halaman 1dari 16

ALAT UKUR EVALUASI

Disusun Oleh : Kelompok 4


Sutiana 2120100118
Paramina Indra Yani 2120100302
Sahilatur Rizqi Pasaribu 2120100052

Dosen Pengampu :
Prof. Dr. H. Syafnan, M.Pd.

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYEKH ALI HASAN AHMAD ADDARY
PADANGSIDIMPUAN
T.A 2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah memberikan kita rahmat, dan hidayah-nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Alat Ukur Evaluasi” dengan
tepat waktu. Adapun tujuan penulisan makalah kami ini adalah untuk memenuhi tugas dari
bapak dosen pengampuh.
Shalawat bertangkaikan salam juga mari kita hadiahkan kepada baginda nabi
muhammad saw. Semoga kita semua mendapat syafaat beliau di yaumil mahsyar kelak aamiin
yarabbal alaamiin. Kami selaku penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada bapak dosen
pengampu mata kuliah ini. Kami sangat berharap bahwa makalah kami ini dapat berguna dalam
rangka menambah wawasan kita tentang “Alat Ukur Evaluasi”. Kami menyadari bahwa
makalah kami ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran membangun
diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Padangsidimpuan, 10 Oktober 2023

Penulis.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i


DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 2
C. Tujuan Masalah ....................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Alat Evaluasi Pendidikan Dan Alat Ukur Evaluasi .............................. 3
B. Alat Ukur Evaluasi Pendidikan ............................................................................... 4
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................................. 5
B. Saran ....................................................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 7

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada makalah ini penulis akan mendiskusikan tentang perencanaan evaluasi
pengajaran. Definisi tentang perencanaan telah banyak didiskusikan oleh beberapa ahli,
Perencanaan adalah sejumlah keputusan yang menjadi pedoman untuk mencapai tujuan
tertentu. (Malayu Hasibuan). Kemudian Andrew Sikula juga mendefinisikan perencanaan
adalah Proses menentukan kebutuhan dan cara memenuhi kebutuhan tersebut. (Andrew
Sikula). Thomas H.Stone mendefinisikan perencanaan adalah Proses meramalkan
kebutuhan yang akan datang dan langkah-langkah yang digunakan untuk menjamin
kebutuhan itu terpenuhi.
Jadi bisa disimpulkan bahwa perencanaan merupakan proses penetapan tujuan,
sasaran, dan strategi, serta alat dan bahan yang diperlukan untuk mencapai tujuan tertentu.
Jika kita dapat merencanakan sesuatu kegiatan dengan baik, maka 50% dari tujuan sudah
kita capai dari yang ingin dicapai. Pernyataan ini menunjukkan bahwa fungsi perencanaan
dalam suatu proses kegiatan (manajemen) sangat besar. Proses pemilihan
yang sistematis dan rasional yang akan digunakan sebagai pedoman dalam menentukan
tujuan. Dalam hal ini yang dimaksud dengan pemilihan adalah pemilihan langkah, strategi,
metode, media, dsb. Dengan demikian perencanaan evaluasi dapat dikatakan sebagai
segala sesuatu yang dipilih secara sistematis dan rasional untuk melakukan proses evaluasi
pembelajaran dan pengajaran. Dalam hal perencanaan evaluasi yang dimaksud dengan
pemilihan adalah pemilihan bahan (evaluasi), media, strategi, alat dan bahan, ruang atau
tempat, dan sebagainya.
Yang dievaluasi dalam proses belajar mengajar sebenarnya bukan hanya siswa,
tetapi juga sistem pengajarannya. Karena itu dalam proses belajar mengajar terdiri dari
rangkaian test yang dimulai dari test awal untuk mengetahui mutu atau isi pelajaran apa
yang sudah diketahui oleh siswa dan apa yang belum, terhadap rencana pelajaran yang
akan diajarkan. Test awal untuk mengukur kemampuan siswa berdasarkan kemampuan
siswa dalam kelompok kemampuan yang kurang, sedang, dan pandai.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian evaluasi pendidikan dan alat ukur evaluasi?
2. Apa saja alat ukur evaluasi?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian evaluasi pendidikan dan alat ukur evaluasi
2. Mengetahui berbagai macam alat ukur evaluasi

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Evaluasi pendidikan dan Alat Ukur Evaluasi


1. Evaluasi Pendidikan
Dalam evaluasi pendidikan selalu mengandung proses.proses evaluasi pendidikan
harus tepat terhadap tipe tujuan yang biasa dinyatakan dalam bahasa perilaku.
Dikarenakan tidak semua perilaku dapat dinyatakan dengan alat evaluasi yang
sama, maka dari itu evaluasi menjadi salah satu hal yang sulit dan menentang,yang
harus disadari oleh seorang guru evaluasi pendidikan dilakukan dalam rangka
pengendalian mutu pendidikan secara nasional sebagai bentuk akuntalibitas
penyelenggara pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, diantaranya
terhadap peserta didik, lembaga dan program pendidikan, sedangkan seorang guru
perlu memahami metode evaluasi, yaitu cara-cara evaluasi yang digunakan oleh
seseorang guru agar memperoleh informasi yang diperlukan.dari pemahaman
bermacam-macam metode evaluasi tersebut. Kemudian dipilih yang paling tepat untuk
dapat diterapkan kepada peserta didik.
Dilihat dari aspek fungsi evaluasi pedidikan yang dilakukan dalam peroses belajar
mengajar, pada perinsipnya dapat dibagi dua, membantu guru dalam menentukan
derajat tujuan pengajaran agar dapat dicapai, membantu guru mengetahui keadaan
yang benar dan pada siswanya. Fungsi kedua merupakan tujuan tambahan sebagai
implikasi dan evaluasi dalam peroses pembelajaran.
Tugas guru dalam melakukan evaluasi pendidikan untuk membantu siswa dalam
mencapai ilmu dan pendidikan yang telah ditetapkan agar tercapai tujuan pendidikan
yang dimaksut, seorang guru lalu bertindak secara aktif dalam membantu setiap
langkah dalam peroses pembelajaran. Tindakan aktif tersebut sebaiknya merupakan
tindakan profesional yang dilakukan oleh seorang guru agar dikatakan bermakna

3
apabila hasil akhirnya berorientasi pada tujuan pembelajaran dan diterapkan didalam
kelas.1
2. Alat Ukur Evaluasi
Alat ukur evaluasi pembelajaran menurut saya yaitu seperangkat tools(alat)
yang dipergunakan dalam rangka memberikan penilaian serta evaluasi kepada peserta
didik, bentuknya ada 2 macam yaitu dengan teknik Tes dan Non-Tes. Adapula
menurutpenulis dalam blog lughotudhod.blogspot.com, tipe evaluasi tes bisadi
realisasikan dengan tes tertulis. Tes ini digunakan utamanyauntuk memperoleh data,
baik data kuantitatif maupun kualitatif. Tes tertulis juga dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu tes objektif dan tes esai.tes tertulis digunakan untuk mengumpulkan data
kuantitatif pengetahuan secara komprehensif dan fakta penggunaannya. Disamping itu,
tes tertulis juga digunakan untuk menganalisis dan mensinteksiskan informasi tentang
siswa.
B. Alat ukur Evaluasi Pendidikan
1. Tehnik tes
Merupakan suatu kenyataan bahwa manusia dalam hidupnya berbeda antar
individu yang satu dengan individu yang lain.tidaj dua individu yang persisi sama baik
dari segi fisik maupun segi psikisnya.ini merupakan salah satu bukti keagungan Allah
SWT atas segala ciptaanNya agar kita semua berbakti kepada Nya.
a. Pengertian Tes
Secara harfiah kata tes berasal dari bahasa prancis kuno: testum dengan arti
“piring untuk menyisihkan logam logam mulia”, dalam bahasa inggris ditulis
dengan test yang dalam Indonesia diterjemahkan dengan tes “ujian” atau
“percobaan”, dalam bahasa arab “imtihan”. Ada beberapa istilah sehubungan
dengan diatas yaitu test, testing, tester dan testee. Test adalah alat atau prosedur
yang dipergunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian.Testing berarti saat
dilaksanakannya atau peristiwa berlangsungnya pengukuran dan penilaian. Tester
artinya orang yang melaksanakan tes atau pembuat tes atau orang yang sedang
melakukan percobaan. Testee adalah pihak yang sedang dikenai tes atau pihak yang

1
Achadah, A. (2019). Evaluasi dalam pendidikan sebagai alat ukur hasil belajar. An-Nuha: Jurnal Kajian
Islam, Pendidikan, Budaya Dan Sosial, 6(1), 97-114.

4
dikenai percobaan. Dalam defenisi tersebut dapat dipahami bahwa dalam dunia
evaluasi pendidikan, yang dimaksud dengan tes adalah cara (yang dapat
dipergunakan ) atau prosedur (yang perlu ditempuh) dalam rangka pengukuran dan
penilaian dibidang pendidikan, yang berbentuk pemberian tugas atau serangakaian
tugas baik berupa pertanyaan atau perintah-perintah.
b. Fungsi Tes
Sebagai alat pengukur terhadap peserta didik, dalam hubungan ini tes
berfungsi mengukur tingkat pekembangan atau kemajuan yang telah dicapai oleh
peserta.
Sebagai alat pengukur keberhasilan program pengajaran, sebab melalui tersebut
akan dapat diketahui sudah seberapa jauh program pengajaran yang telah
ditentukan.2
c. Jenis Tes

Ditinjau dari segi pelaksanaan tes terdiri dari

1. Tes bentuk uraian, yaitu semua tes yang pertanyaannya membutuhkan


jawabannya dalam bentuk uraian,
2. Tes bentuk objektif, yaitu semua tes yang mengharuskan peserta didik
memilih diantara kemungkinan-kemungkinan jawaban yang telah
disediakan, memberi jawaban singkat, atau mengisi jawaban pada kolom
titik-titik yang telah disediakan

Ditinjau dari segi fungsinyas sebagai alat ukur tes terdiri dari :

1. Tes seleksi, tes ini dilaksanakan dalam rangka pengujian dan pemilihan calon
peserta didik yang tergolong baik dari sekian banyak calon yang mengikuti tes.
2. Tes awal, dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana materi
atau bahan Pelajaran yang akan diajarkan telah dapat dikuasai oleh para peserta
didik.

2
Dr.Elis Ratna Wulan,S.Si.,MT.Dr.H.A.Rusdiana, Drs.,MM. Evaluasi Pembelajaran (Pustaka Setia Bandung, 8
februari 2014) hlm 65-67

5
3. Tes akhir, dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui apakah semua
Pelajaran tergolong penting sudah dapat dikuasai dengan sebaik baiknya oleh
peserta didik.
4. Tes diagnostic, untuk menentukan secara tepat jenis kesukaran yang dihadapi
5. Tes formatif, tes hasil belajar untuk mengetahui sejauh mana peserta didik
mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu
6. Tes sumatif, dilaksanakan setelah sekumpulan satuan program pengajaran
selesai diberikan.3

2. Tehnik non tes

Tehnik tes bukanlah satu satunya tehnik untuk melakukan evaluasi hasil belajar,
sebab masih ada teknik lainnya yang dapat dipergunakan, yaitu teknik non-tes. Dengan
teknik non-tes maka penilaian atau evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan dengan
tanpa "menguji peserta didik, melain kan dilakukan dengan melakukan pengamatan secara
sistematis (observation), melakukan wawancara (interview), menyebarkan angket
(questionnaire), dan memeriksa atau meneliti dokumen-dokumen (documentary analysis).
Teknik non-tes ini pada umumnya memegang peranan yang penting dalam rangka
mengevaluasi hasil belajar peserta didik dari segi ranah sikap hidup (affective domain) dan
ranah keterampilan (psychomotoric domain), sedangkan teknik tes sebagaimana telah
dikemukakan sebelum ini, lebih banyak digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar
peserta didik dari segi ranah proses berpikirnya (cognitive domain).4

a. Pengertian non tes


Adalah prosedur penilain yang ditujukan untuk menilai hasil belajar dari
aspek tingkah laku seperti menilai aspek efektif dan aspek
keterampilan(psikomotorik)

3
DRS.Amirono, M.T, DRS. Daryono, Evaluasi dan Penilaian Pembelajaran, (Gava Media, Malang, Agustus 2016)
hlm, 76-92
4
Dr.Elis Ratna Wulan,S.Si.,MT.Dr.H.A.Rusdiana, Drs.,mm, Evaluasi Pembelajaran (Pustaka Setia Bandung, 8 februari
2014) hlm 76

6
b. Jenis tehnik non tes
1. Pengamatan (observasi)
Secara umum, pengertian observasi adalah cara meng- himpun bahan-
bahan keterangan (= data) yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan
dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang
dijadikan sasaran pengamatan. Observasi sebagai alatevaluasi banyak
digunakan untuk menilai tingkah laku individu atau proses terjadinya suatu
kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang sebe- narnya maupun
dalam situasi buatan.
Observasi dapat mengukur atau menilai hasil dan proses belajar;
misalnya tingkah laku peserta didik pada waktu guru pendidikan agama
menyampaikan pelajaran di kelas, tingkah laku peserta didik pada jam-jam
istirahat atau pada saat terjadi- nya kekosongan pelajaran, perilaku peserta
didik pada saat shalat jama'ah di musholla sekolah, ceramah-ceramah ke-
agamaan, upacara bendera, ibadah shalat tarawih. Observasi dapat
dilakukan baik secara partisipatif (participant observation) maupun
nonpartisipatif (nonpartisi pant observation). Observasi dapat pula
berbentuk observasi eksperimental (experimental observation) yaitu
observasi yang dilakukan dalam situasi buatan atau berbentuk observasi
yang dilakukan dalam situasi yang wajar (nonexperimental observation).
Pada observasi berpartisipasi, observer (dalam hal ini pendidik yang sedang
melakukan kegiatan penilaian, seperti: guru, dosen dan sebagainya)
melibatkan diri di tengah-tengah kegiatan observee (dalam hal ini peserta
didik yang sedang diamati tingkah lakunya, seperti murid, siswa,
mahasiswa dan sebagainya) sedangkan pada observasi nonpartisipasi,
evaluator berada "di luar garis", seolah-olah sebagai penonton belaka.

2. Wawancara (Interview )
Secara umum yang dimaksud dengan wawancara adalah: cara
menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilaksanakan dengan
melakukan tanya jawab lisan secara sepihak, berhadapan muka, dan dengan

7
arah serta tujuan yang telah ditentukan. Ada dua jenis wawancara yang
dapat dipergunakan sebagai alat evaluasi, yaitu:
a. Wawancara terpimpin (guided interview) yang juga sering dikenal
dengan istilah wawancara berstruktur (structured interview) atau
wawancara sistematis (systematic interview). Dalam wawancara terpimpin,
evaluator melakukan tanya jawab lisan dengan pihak-pihak yang
diperlukan; mi- salnya wawancara dengan peserta didik, wawancara de-
ngan orang tua atau wali murid dan lain-lain, dalam rangka menghimpun
bahan-bahan keterangan untuk penilaian terhadap peserta didiknya.
Wawancara ini sudah dipersiapkan secara matang, yaitu dengan berpegang
pada panduan wawancara.
b. Wawancara tidak terpimpin (un-guided interview) yang sering dikenal
dengan istilah wawancara sederhana (simple interview) atau wawancara
tidak sistematis (non- systematic interview), atau wawancara bebas. Dalam
wawancara bebas, pewawancara selaku evaluator mengajukan pertanyaan-
pertanyaan kepada peserta didik atau orang tuanya tanpa dikendalikan oleh
pedoman tertentu. Mereka dengan bebas mengemukakan jawabannya.

3. Skala Bertingkat (Rating Scale)


Skala yang menggambarkan suatu nilai yang berbentuk angka terhadap
suatu hasil perkembangan. Seperti Oppenheim mengatakan: rating gives a
numerical value to some kind of judgement, maka suatu skala selalu
disajikan dalam bentuk angka. Kita dapat menilai hamper segala sesuatunya
dengan skala. Dengan maksud agar pencatatannya dapat objektif maka
penilaian terhadap penampilan atau penggambaran kepribadian seseorang
disajikan dengan bentuk skala. Contoh kecendrungan seseorang terhadap
jenis kesenian tertentu.

4. Kuesioner
Kuesioner juga sering dikenal dengan angket.pada dasarnya, kuesioner
adalah berupa daftar pertanyaan yang harus diisi seseorang yang akan

8
diukur (responden).adapun macam-macam kuesioner dapat ditinjau dari
beberapa segi, diantaranya :
a. Ditinjau dari segi persiapan
• Kuesioner langsung, dikatakan langsung jika kuesioner
tersebut dikirimkan dan diisi oleh orang yang akan dimintai
jawaban tentang dirinya.
• Kuesioner tak langsung adalah kuesioner yang dikimkan dan
diisi oleh bukan orang yang dimintai keterangannya.
b. Ditinjau dari segi cara menjawab
• Kuesioner tertutup adalah kuesioner yang disusun dengan
menyediakan pilihan jawaban lengkap sehingga pengisi
hanya tinggal memberi tanda pada jawaban yang dipilih.
• Kuesioner terbuka adalah kuesioner yang disusun
sedemikian rupa sehingga para pengisi bebas
mengemukakan penddapatnya.5

5. Check list
Check list adalah suatu daftar yang berisi subjek dan aspek-aspek
yang akan diamati. Checklist dapat menjamin observer mencatat tiap-tiap
kejadian yang betapapun kecilnya tetapi dianggap yang penting. Ada
bermacam-macam aspek perbuatan yang biasa dicantumkan dalam daftar
cek kemudian observer tinggal memberikan tanda cek pada tiap-tiap aspek
tersebut sesuai dengan hasil pengamatannya. Misalnya check list tentang
keaktifan siswa dalam kegiatan diskusi pada bidang studi tertentu, checklist
tentang kebiasaan belajar dan sebagainya.

6. Studi kasus

5
DRS.Amirono, M.T, DRS. Daryono, Evaluasi dan Penilaian Pembelajaran, (Gava Media, Malang, Agustus 2016)
hlm, 71-74.

9
Hal ini mempelajari tingkah laku individu dalam periode tertentu
secara terus menerus dengan maksud untuk melihat perkembanganya. Studi
kasus secara intensif mempelajari secara khusus anak nakal, anak yang
tidak bisa bergaul dengan orang lain, anak yang selalu gagal belajar atau
anak pandai, anak yang paling disukai temannya dan kaus lainnya. Dalam
pendidikan, studi kasus dapat dilakukan oleh guru, pembimbing, wali kelas
terutama untuk kasus siswa di kelas. Pada umumnya permasalahan yang
dihadapi bekenaan dengan kegagalan belajar, tidak dapat menyesuaikan
diri, gangguan emosional, frustasi, sering membolos dan hal lain yang
berkaitan dengan perilaku siswa. Untuk menemukenali kasus-kasus pada
siswa dapat dilakukan dengan mengamati tingkah lakunya, menganalisis
prestasi belajarnya, hubungan sosialnya dan perilaku ekstrem lainnya.
Teknik non-tes selain yang telah disebutkan juga bisa dilakukan. dengan
sosiometri yaitu suatu teknik untuk mengetahui kemampuan siswa dalam
menyesuaikan dirinya terutama hubungan siswa dengan teman sekelasnya.
Juga bisa menggunakan teknik inventori yaitu sejenis alat evaluasi non-tes
yang terdiri dari sejumlah pernyataan kemudian siswa memilih alternative
jawaban setuju, kurang atau tidak setuju.6

6
Enung Nugraha, Alat-alat Evaluasi Pendidikan, Tsaqofah, volume 7 no 2 (juli-desember 2009)

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam evaluasi pendidikan selalu mengandung proses.proses evaluasi pen-didikan harus


tepat terhadap tipe tujuan yang biasa dinyatakan dalam bahasa perilaku. Dikarenakan
tidak semua perilaku dapat dinyatakan dengan alat evaluasi yang sama, maka dari itu
evaluasi menjadi salah satu hal yang sulit dan menentang,yang harus disadari oleh seorang
guru evaluasi pendidikan di-lakukan dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara
nasional seba-gai bentuk akuntalibitas penyelenggara pendidikan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan, diantaranya terhadap peserta didik, lembaga dan program pendidikan,
sedangkan seorang guru perlu memahami metode evaluasi, yaitu cara-cara evaluasi yang
digunakan oleh seseorang guru agar memperoleh informasi yang diperlukan.dari
pemahaman bermacam-macam metode evaluasi tersebut. Kemudian dipilih yang paling tepat
untuk dapat diterapkan kepada peserta didik.

Alat ukur Evaluasi Pendidikan

1. Tehnik tes

Merupakan suatu kenyataan bahwa manusia dalam hidupnya berbeda antar individu
yang satu dengan individu yang lain.tidaj dua individu yang persisi sama baik dari segi
fisik maupun segi psikisnya.

2. Tehknik Non-Tes

Non-Tes adalah prosedur penilain yang ditujukan untuk menilai hasil belajar dari
aspek tingkah laku seperti menilai aspek efektif dan aspek keterampilan(psikomotorik).
Sebagai berikut jenis-jsenis Non-Tes yaitu:

a) Pengamatan (Obsevasi)
b) Wawancara (Interview)
c) Skala Bertingkat (Rating Scale)

11
d) Kuesioner
e) Chek List
f) Studi Kasus

B. Saran

Dari makalah kami yang singkat ini semoga dapat menfaat bagi kita semua, umumnya kami
pribadi. Yang baik datangnya dari Allah swt. dan yang salah datangnya dari kami sebagai
hambanya. Dan kami sadar bahwa bahwa makalah kami masih jauh dari kata sempurna. Jadi
Kami harapkan saran dan juga kritiknya yang bersifat membangun untuk perbaikan
kedepannya.

12
DAFTAR PUSTAKA

DRS.Amirono, M.T, DRS. Daryono, Evaluasi dan Penilaian Pembelajaran, (Gava Media,
Malang, Agustus 2016) hlm, 71-74.

Enung Nugraha, Alat-alat Evaluasi Pendidikan, Tsaqofah, volume 7 no 2 (juli-desember 2009

Dr.Elis Ratna Wulan,S.Si.,MT.Dr.H.A.Rusdiana, Drs.,MM. Evaluasi Pembelajaran (Pustaka


Setia Bandung, 8 februari 2014) hlm 65-67

Achadah, A. (2019). Evaluasi dalam pendidikan sebagai alat ukur hasil belajar. An-Nuha: Jurnal
Kajian Islam, Pendidikan, Budaya Dan Sosial, 6(1), 97-114.

13

Anda mungkin juga menyukai