Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PENGETAHUAN DASAR EVALUASI PENDIDIKAN

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Pada Mata Kuliah


Pengembangan Sistem Evaluasi Pendidikan
Dosen Pengampu : Risda Fibriana, M.Pd

Disusun Oleh :

FAHMI ROSIDI
NIM : 2127101010904
Prodi PAI 5B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FALKULTAS AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM ANNUR LAMPUNG
2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan pada kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat, hidayah serta karunia-Nya sehingga kami berhasil menyelesaikan tugas makalah
yang berjudul “Perkembangan Evaluasi Pendidikan” tepat pada waktunya.
Penyusuni menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Seperti
halnya pepatah “ tak ada gading yang tak retak “, oleh karena itu kami mengharapkan
kritik dan saran dari semua kalangan yang bersifat membangun guna kesempurnaan
makalah kami selanjutnya.
Akhir kata, penyusun ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Serta berharap agar
makalah ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan.
Amin

Batam, Oktober 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ……………………………………………………………………………

Daftar Isi ………………………………………………………………………………….

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang …………………………………………………………………….

B. Rumusan Masalah ………………………………………………………………….

C. Tujuan ………………………………………………………………………………

BAB II : PEMBAHASAN

A. Pengertian Evaluasi Pendidikan ……………………………………………………

B. Ruang Liangkup Evaluasi Pendidikan ……………………………………………..

C. Metode Dalam Evaluasi Pendidikan ……………………………………………….

BAB III : PENUTUP

A. Kesimpulan …………………………………………………………………………

B. Saran ………………………………………………………………………………..

Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini, pendidikan dijadikan ujung tombak kemajuan suatu negara.
Pendidikan dipandang mampu jadi pemecah atas masalah-masalah sosial yang ada.
Sejauh ini, pendidikan di negara kita masih semrawut, terutama soal pengaturan
kurikulum. Kritik terhadap kurikulum kita saat ini ialah kurang tepatnya kurikulum
dengan mata pelajaran yang terlalu banyak, dan tidak berfokus pada hal-hal yang
seharusnya diberikan. Dan yang paling parah pada setiap sistem pendidikan kita yaitu
kurangnya evaluasi yang efekti.
Pendidikan adalah upaya sadar dan tanggung jawab untuk memelihara
,membimbing dan mengarah kan pertumbuhan dan perkembangan kehidupan peserta
didik agar ia memiliki makna dan tujuan hidup yang hakiki. Sementara proses
pendidikan bertujuan untuk menimbulkan perubahan-perubahan yang diinginkan pada
setiap peserta didik.
Perubahan perubahan yang diinginkan pada peserta didik meliputi tiga bidang
yaitu (1) tujuan yang personal dan yang berkaitan dengan individu-individu yang
sedang belajar untuk terjadinya perubahan yang diinginkan, baik perubahan tingkah
laku, aktivitas dan pencapainya, serta pertumbuhan yang diingini pada peserta didik
(2) tujuan sosial yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat sebagai unit sosial
berikut dengan dinamika masyarakat umumnya (3) tujuan profesional yang berkaitan
dengan pendidikan dan pengajaran sebagai ilmu, seni dan profesi. Proses pendidikan
yang dimaksud tidak terlepas dari beberapa komponen yang mendukung. Salah satu
nya komponen yang urgen dalam melihat keberhasilan pendidikan adalah evaluasi.
Evaluasi adalah pengambilan keputusan berdasarkan hasil pengukuran dan
standar kriteria yang merupakan kegiatan berkesinambungan[1] Mengenai hal-hal yang
berhubungan dengan kegiatan evaluasi pendidikan, untuk lebih jelasnya akan dibahas
pada pembahasan di dalam makalah.
B. Rumusan Masalah
Ada pun rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan evalusi pendidikan.?
2. Bagaimana ruang lingkup evalusi pendidikan.?
3. Apa saja metode yang digunakan dalam evaluasi pendidikan.?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud evaluasi pendidikan.
2. Untuk mengetahui ruang lingkup evaluasi pendidikan.
3. Untuk mengetahuimetode yang digunakan dalam evaluasi pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Evaluasi Pendidikan


Sebelum membicarakan evaluasi dalam pendidikan, ada baiknya kita
menyamakan persepsi terlebih dahulu tentang konsep dan pengertian yang akan kita
gunakan. Secara garis besar berbicara evaluasi adalah berbicara tentang penilaian
dimana pada saat membicarakan masalah penilaian, kita sering menggunakan beberapa
istilah seperti tes, pengukuran, asesmen, dan tak terkecuali didalamnya yaitu evaluasi
yang digunakan secara tumpang tindih (over lap). Berikut ini beberapa pengertian dari
istilah-istilah tersebut.
Pengukuran adalah kegiatan penentu angka dari suatu obyek yang akan diukur,
yaitu membandingkan sesuatu dengan satu ukuran, dan bersifat kuantitatif.
Penilaian adalah kegiatan yang dirancang untuk mengukur efektifitas pembelajaran
yang melibatkan sejumlah komponen penentu keberhasilan pembelajaran, dan bersifat
kualitatif.
Asesmen adalah proses pengumpulan informasi hasil belajar siswa yang diperoleh
dari berbagai jenis tagihan dan mengolah untuk menilai hasil belajar dan
perkembangan belajar siswa.
Evaluasi adalah penilaian keseluruhan program pendidikan mulai perencanaan,
kurikulum dan penilain serta pelaksanaannya.
Tes adalah alat ukur untuk memperoleh informasi hasil belajar siswa yang memerlukan
jawaban benar dan salah[2]
Dilihat dari segi bahasa, evaluasi berasal dari kata Bahasa Inggris; evaluation.
Sedang dalam Bahasa Arab; al-Tqdir (‫)التقدير‬, dan dalam Bahasa Indonesia; penilaian
yang akar katanya adalah value (inggris), al-Qimah (arab), nilai (Indonesia)[3]
Sementara pendidikan merupakan sebuah program. Program yang melibatkan sejumlah
komponen yang bekerja sama dalam sebuah proses untuk mencapai tujuan yang telah
diprogramkan. Dengan demikian, secara harfiah evaluasi dapat diartikan sebagai
penilaian dalam bidang pendidikan atau penilaian mengenai hal-hal yang berhubungan
dengan kegiatan pendidikan.
Dalam dunia pendidikan, khususnya dunia persekolahan, penilaian mempunyai
makna ditinjau dari berbagai segi. Makna bagi siswa, yaitu memuaskan, dan tidak
memuaskan. Makna bagi guru, yaitu mengetahui siswa mana yang berhak melanjutkan
pelajarannya, mengetahui apakah materi yang diajarkan sudah tepat bagi siswa, dan
mengetahui apakah metode yang digunakan sudah tepat atau belum. Makna bagi
sekolah, yaitu dapat diketahui apakah kondisi belajar yang diciptakan oleh sekolah
sesuai dengan harapan, menjadi bahan pertimbangan bagi perencanaan sekolah dan
menjadi pedoman bagi sekolah.[4]
Sedangkan pengertian dari Pengertian Evaluasi sendiri adalah kegiatan yang
terencana untuk mengetahui keadaan suatu obyek dengan menggunakan instrumen dan
membandingkan hasilnya dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan.
Evaluasi berasal dari kata to evaluate yang berarti menilai. Nilai dalam bahasa arab
di sebut al qimat. istilah nilai ini mulanya di populerkan oleh para filsuf. dalam hal ini,
plato merupakan filsuf yang pertama kali mengemukakannya. Pembahasan ’’nilai’’
secara khusus di perdalam dalam diskursus filsafat, terutama pada aspek oksiologinya.
Begitu penting kedudukan nilai dalam filsafat sehingga para filsuf meletakan nilai
sebagai muara bagi epistemologi dan antologi filsafat. Kata nilai menurut filsuf adalah
idea of worth Selanjutnya, kata nilai menjadi popular.[5]
Nana Sudjana menjelaskan bahwa evaluasi pada dasarnya memberikan
pertimbangan atau harga untuk nilai berdasarkan kriteria tertentu. Tujuan tersebut
dinyatakan dalam rumusan tingkah laku yang diharapkan dimiliki peserta didik setelah
menyelesaikn pengalaman belajarnya
Roestiyah N. K. dkk dalam bukunya "masalah-masalah ilmu keguruan"
menyebutkan empat pengertian evaluasi menurut deskripsinya berikut ini Evaluasi
adalah proses memahami atau memberi arti, Mendapatkan dan mengkomunikasikan
suatu informasi bagi petunjuk pihak-pihak pengambil keputusan.
Evaluasi adalah kegiatan mengumpulkan data seluas-luasnya, sedalam-dalamnya
yang bersangkutan dengan kapabilitas siswa, guna mengetahui sebab-akibat hasil
belajar siswa yang dapat mendorong dan mengembangkan kemampuan belajar.
Dalam rangka pengembangan siswa instruksional, evaluasi merupakan suatu
kegiatan untuk menilai seberapa jauh program telah berjalan seperti yang telah
direncanakan.
Evaluasi adalah suatu alat untuk menentukan apakah tujuan pendidikan dan apakah
proses dalam pengembangan ilmu telah berada di jalan yang diharapkan.
Jadi Evaluasi pendidikan adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menetukan
nilai daripada sesuatu menurut Brown dan Wand bahwa sebagai suatu tindakan atau
proses untuk menentukan nilai atau segala sesuatu yang berhubungan dengan dunia
pendidikan. Dalam arti luas evaluasi adalah suatu proses merencanakan, memperoleh
dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat suatu keputusan.

B. Ruang Lingkup Evaluasi Pendidikan


1. Dasar dan Tujuan Evaluasi
Evaluasi yang efektif harus mempunyai dasar yang kuat dan tujuan yang jelas.
Maka akan dikemukakan tentang:
Dasar evaluasi atau prinsip ilmiah yang mendasari waktu menyusun evaluasi ialah:
1. Filsafat
2. Psikologi
3. Komunikasi
4. Kurikulum
5. Manajemen
6. Tujuan evaluasi
Program evaluasi bertujuan untuk mengetahui siapa diantara anak didik yang
cerdas dan yang lemah, sehingga yang lemah diberi perhatian khusus agar ia dapat
mengejar kekurangannya, sehingga naik tingkat, kelas maupun tamat sekolah.[6]
Tujuan evaluasi adalah untuk melihat dan mengetahui proses yang terjadi dalam
proses pembelajaran. Proses pembelajaran memiliki 3 hal penting yaitu, input,
transformasi dan output. Input adalah peserta didik yang telah dinilai kemampuannya
dan siap menjalani proses pembelajaran. Transformasi adalah segala unsur yang terkait
dengan proses pembelajaran yaitu; guru, media dan bahan belajar, metode pengajaran,
sarana penunjang dan sistem administrasi. Sedangkan output adalah capaian yang
dihasilkan dari proses pembelajaran.
Jika kita ingin melakukan kegiatan evaluasi, terlepas dari jenis evaluasi apa yang
digunakan, maka guru harus mengetahui dan memahami terlebih dahulu tentang tujuan
dan fungsi evaluasi. Bila tidak, maka guru akan mengalami kesulitan merencanakan dan
melaksanakan evaluasi. Hampir setiap orang yang membahas evaluasi pula tentang
tujuan dan fungsi evaluasi. Tujuan evaluasi pembelajaran adalah untuk mengetahui
keefektifan dan efisiensi sistem pembelajaran, baik yang menyangkut tentang tujuan
materi, metode, media sumber belajar, lingkungan maupun sistem penilaian itu sendiri.
Sedangkan tujuan khusus evaluasi pembelajaran disesuaikan dengan jenis evaluasi
pembelajaran itu sendiri, seperti evaluasi perencanaan dan pengembangan, evaluasi
monitoring, evaluasi dampak, evaluasi efisinensi-ekonomi, dan evaluasi program
komprehensif.[7]
Dalam konteks yang lebih lulas lagi, Gilbert Sax (1980 : 28) mengemukakan tujuan
evaluasi dan pengukuran adalah untuk “selection, placement, diagnosis and
remediation, feedback: norm-referenced and criterion-referenced interpretation,
motivation and guidance of learning, program and curriculum interpretation, formative
and summative evaluation, and theory development”.
Tujuan utama melakukan evaluasi dalam proses belajar mengajar adalah untuk
mendapatkan informasi yang akurat mengenai tingkat pencapaian tujuan instruksional
oleh siswa sehingga dapat diupayakan tindak lanjutnya. Tindak lanjut termaksud
merupakan fungsi evaluasi dan dapat berupa.[8]
a. Penempatan pada tempat yang tepat
b. Emberian umpan balik
c. Diagnosis kesulitan belajar siswa
d. Penentuan kelulusan

2. Prinsip Evaluasi
Di dalam petunjuk pelaksanaan penilaian yang diterbitkan oleh Ditdikmenum,
dikemukakan sejumlah prinsip evaluasi dalam semua program pembelajaran, yaitu:
menyeluruh, berorientasi pada tujuan, objektif, terbuka, bermakna, sesuai, dan
mendidik. Prinsip-prinsip tersebut dapat dijelaskan secara singkat berikut ini
a. Menyeluruh
Evaluasi dilakukan terhadap semua ranah kemampuan, yaitu kognitif,
psikomotorik, dan afektif.
b. Berkesinambungan
Evaluasi dilaksanakan secara kontinu dan terus-menerus.
c. Berorientasi pada tujuan
Evaluasi merupakan kegiatan yang dilaksankan untuk mengetahui apakah tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan tercapai atau tidak.
d. Objektif
Objektif mengandung arti bahwa informasi dan skor yang diperoleh, serta
keputusan yang ditetapkan sesuai dengan keadaan siswa yang sebenarnya.
e. Terbuka
Proses dan hasil evaluasi dapat diketahui oleh semua pihak yang terkait, yaitu,
sekolah, siswa, dan orang tua.
f. Bermakna
Evaluasi yang dilaksanakan hendaknya mempunyai makna bagi pihak-pihak
yang terkait, yaitu siswa dan guru.

3. Obyek dan Subyek Evaluasi


Obyek penilaian meliputi dua hal yaitu Input dan output. Terkait mengenai
penilaian dari sisi input adalah sebagai berikut. Aspek yang bersifat rohani setidak-
tidaknya mencangkup 4 hal, yaitu:
a. Kemampuan
b. Kepribadian
c. Sikap-sikap
d. Inteligensi
Sedangkan unsur-unsur evaluasi, yaitu:
a. Kurikulum/materi
b. Metode dan cara penilaian
c. Sarana pendidikan/media
d. Sistem administrasi
e. Guru dan personil lainnya

Disamping inpout, unsur lain dari evaluasi adalah output. Dilihat dari sisi
outputnya evaluasi pendidikan adalah Penilaian terhadap lulusan sesuatu sekolah
dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh tingkat pencapaian/prestasi belajar
mereka selama mengikuti program. Alat yang digunakan untuk mengukur
pencapaian ini disebut tes pencapaian. Sebagai obyek evaluasi, ia harus
memberikan respon atau jawaban, maka obyek tersebut juga disebut sebagai
responden.
Adapun Subyek evaluasi, adalah orang yang melakukan pekerjaan evaluasi.
Siapa yang dapat disebut sebagai subyek evaluasi untuk setiap evaluasi untuk
setiap tes, ditentukan oleh suatu aturan pembagian tugas atau ketentuan yang
berlaku. Contoh :
a) Untuk mengetahui evaluasi tentang hasil belajar, maka sebagai subyek
evaluasi adalah guru.
b) Untuk melaksanakan evaluasi sikap yang menggunakan sebuah skala,
maka sebagai subyeknya dapat meminta petugas yang ditunjuk.
c) Untuk melaksanakan evaluasi terhadap kepribadian dimana menggunakan
sebuah alat ukur yang sudah distandardisir, maka subyeknya adalah ahli-
ahli psikologi

C. Metode Dalam Evaluasi Pendidikan


Secara garis besar, metode evaluasi dalam pendidikan dibedakan dalam dua
bentuk, yaitu tes dan nontes. Tipe evaluasi yang pertama adalah tes yang biasanya
direalisasikan dengan tes tertulis. Tes tertulis juga dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu:
1. Tes objek
Tes ini disebut juga alat evaluasi guna mengungkap atau menghafal kembali
dan mengenal materi yang telah diberikan. Tes ini biasanya diberikan dengan item
pertanyaan menghafal yang di antaranya sebagai jawaban bebas, melengkapi, dan
identifikasi. Pertanyaan pengenalan (recognizing question) dibedakan menjadi tiga
macam bentuk tampilan, yaitu soal benar-salah, pilihan ganda, dan menjodohkan.
Tes objektif ini ada dua macam, yaitu jenis isian (supply type) dan jenis
pilihan ganda (selection type). Tes objektif jenis isian juga mencakup tiga macam
tes, yaitu tes jawaban bebas atau jawaban terbatas, tes melengkapi, dan tes asosiasi.
Tes objektif jenis pilihan ganda dikatakan lebih efektif oleh sebagian ahli penilaian,
terutama untuk mengukur beberapa hasil belajar peserta didik. Tes ini bervariasi
dari yang sederhana misalnya jawaban dua alternatif betul-salah, item tes
menjodohkan, sampai pada item tes pilihan ganda yang dapat digunakan untuk
mengukur hasil belajar kompleks.[9]
2. Tes esai
Pertanyaan esai pada umumnya dapat dibedakan dalam dua jawaban berbeda,
yaitu jawaban terbatas dan jawaban luas. Evaluasi yang dibuat dengan
menggunakan pertanyaan esai biasanya digunakan untuk menerangkan,
mengontraskan, menunjukkan hubungan, memberikan pembuktian, menganalisis
perbedaan, menarik kesimpulan, dan menggeneralisasi pengetahuan peserta didik.
Grounlund membedakan tes esai menjadi dua macam, yaitu tes esai dengan
jawaban panjang, dan tes esai dengan jawaban singkat. Tes esai dengan jawaban
panjang dirancang oleh para evaluator untuk melihat kemampuan siswa dalam
menuangkan ide dalam satu kesatuan yang komprehensip, koherensi, dan
sistematis sehingga memberikan kejelasan jawaban. Jawaban tes esai yang tidak
membatasi ide-ide yang dituangkan oleh siswa untuk menjawab pertanyaan item
merupakan tes yang disusun untuk tujuan tertentu. Contohnya, tes tertulis ujian
tahap akhir, yakni ujian skripsi, tesis, dan disertasi, di mana siswa dituntut untuk
menjawab pertanyaan secara komprehensip dan mendalam.[10]
Tes esai dikatakan sebagai jawaban terbatas, apabila dalam menjawab para
siswa hanya diminta menguraikan ide-idenya secara singkat dan tepat sesuai
dengan spasi atau ruang yang disediakan oleh para evaluator. Jawaban pertanyaan
esai terbatas ini biasanya mengarah kepada jawaban yang lebih spesifik dan lebih
pasti seperti kunci jawaban yang telah dibuat evaluator.
Item tes esai dapat dikontruksi dengan menggunakan kata bantu pertanyaan
tertentu yang mengandung unsur 4W + 1H. Di samping itu, pertanyaan esai harus
direncanakan secara sistematis untuk mendorong para siswa agar memiliki
kemampuan mengekspresikan ide-ide mereka
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jadi dapat disimpulkan dalam makalah ini yaitu sebagai berikut.
1. Evaluasi pendidikan adalah suatu proses merencanakan, memperoleh dan
menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat suatu
keputusan dalam pendidikan.
2. Ruang lingkup evaluasi adalah sebagai berikut.
a. Dasar evaluasi ialah: Filsafat, Psikologi, Komunikasi, Kurikulum,
Manajemen, Tujuan evaluasi
b. Tujuan evaluasi adalah untuk melihat dan mengetahui proses yang terjadi
dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran memiliki 3 hal penting
yaitu, input, transformasi dan output. Tujuan utama melakukan evaluasi
dalam proses belajar mengajar adalah untuk mendapatkan informasi yang
akurat mengenai tingkat pencapaian tujuan instruksional oleh siswa
sehingga dapat diupayakan tindak lanjutnya.
c. Prinsip-prinsip evaluasi adalah Menyeluruh, Berkesinambungan,
Berorientasi pada tujuan, Objektif, Terbuka, Bermakna
d. Obyek penilaian meliputi dua hal yaitu Input dan output. Adapun Subyek
evaluasi, adalah orang yang melakukan pekerjaan evaluasi.
3. Metode evaluasi pendidikan diantaranya ada 2 yaitu
a. Tes Objek
b. Tes Esai

B. Saran-saran
Dalam penyusunan makalah ini, penyusun sudah berusaha memaparkan dan
menjelaskan materi dengan semaksimal mungkin, tapi tidak menutup kemungkinan
adanya kekeliruan dalam penyusunannya, baik dari segi materi, maupun
penyusunannya, oleh karena itu penyusun mengharapakan sumbangsih pembaca
untuk penyempurnaan makalah selanjutnya, dan harapan bagi penyusun, semoga
makalah ini dapat memberi manfaat dalam proses evaluasi pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan islam
Departemen Agama RI, 2009.
Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 1993.
http://www.scrib.com/doc/21624443/Tujuan-dan-Fungsi-Evaluasi-Pendidikan-Islam. 28
Maret 2015.
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar. Cet. III; Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011.
Salim, Moh. Haitami dan Syamsul Kurniawan. Studi Ilmu Pendidikan Islam. Bandung:
Alfabeta, 2000.
Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo, 2011.
Sukardi, M. Evaluasi Pendidikan; Prinsip & Operasionalnya. Jakarta: Bumi Aksara, 2009.
Suryanto, Adi. Evaluasi Pembelajaran di SD . Jakarta: Universitas Terbuka, 2009.

[1] Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar (Cet. III; Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), h. 1.
[2] Adi Suryanto, Evaluasi Pembelajaran di SD (Jakarta: Universitas Terbuka, 2009), h.
16-18.
[3] Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rajagrafindo, 2011), h. 10.
[4]Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 1993),
h. 6-7.
[5]Moh. Haitami salim dan Syamsul Kurniawan ,Studi Ilmu Pendidikan Islam (Bandung:
Alfabeta, 2000), h. 240-241.
[6]http://www.scrib.com/doc/21624443/Tujuan-dan-Fungsi-Evaluasi-Pendidikan-Islam.
(Diakses 28 Maret 2015).
[7]Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan islam
Departemen Agama RI, 2009), h. 30.
[8] Daryanto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 11.
[9]M. Sukardi, Evaluasi Pendidikan; Prinsip & Operasionalnya, (Jakarta: Bumi Aksara,
2009), h. 117.
[10] M. Sukardi, Evaluasi Pendidikan; Prinsip & Operasionalnya, h. 94-95.

Anda mungkin juga menyukai