Anda di halaman 1dari 24

CRITICAL BOOK REPORT

“KONDEP DASAR EVALUASI”

Dosen Pengampu:

Drs.Yasifati Hia,M.Si

Disusun Oleh :
(Kelompok 4)

Ibnu Imam Arif (4221111037)

Sanita.L.R.Simbolon (4223111035)

Violin Kristin Y Purba (4221111039)

Ecy Rorensa Br.Purba (4221111044)

Dina Hafiza (4221111036)

PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERITAS NEGERI MEDAN

2023

i
KATA PENGANTAR
Puji beserta syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah Swt., Tuhan Yang Maha
Esa, atas limpahan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan Critical Book Review atas buku
yang berjudul “Evaluasi Pembelajaran”
Critical Book Review (CBR) ini ditulis sebagai salah satu tugas yang diberikan pada
mata kuliah Evaluasi Pembelajaran Matematika,Jurusan Matematika,Pendidikan Matematika,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam ,Universitas Negeri Medan. Penulis juga
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan
makalah CBR ini.Terutama kepada dosen pembimbing mata kuliah ini yakni Dosen
Pengampu Bapak Drs.Yasifati Hia,M.Si yang telah membimbing penulis dalam
menyelesaikan Critical Book Report ini ini.
Penulis menyadari bahwa makalah CBR ini masih belum sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun selalu penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis berharap makalah CBR ini dapat bermanfaat bagi semua pihak serta dapat menambah
pengetahuan dan wawasan bagi pembacanya.

Medan,17 September 2023


Penulis,

Kelompok 4

ii
IDENTITAS BUKU

I.Buku Utama
Judul Buku :Evaluasi Pembelajaran

Nama Pengarang : Arief Aulia Rahman, M.Pd

Cut Eva Nasryah, M.Pd

Penerbit/Thn Terbit/Jlh Halaman : Uwais Inspirasi Indonesia/2019/144

II.Buku Pembanding
Judul Buku : Evaluasi Pembelajaran

Nama Pengarang : Dr. Rina Febriana, M.Pd

Penerbit/Tahun Terbit/Jlh Halaman : Sinar Grafika Offset/2019/194

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Pendidikan adalah fondasi bagi perkembangan individu dan masyarakat. Evaluasi
pembelajaran adalah alat yang sangat penting dalam memastikan efektivitas sistem
pendidikan untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang diinginkan. Perubahan dalam
paradigma pendidikan telah terjadi selama beberapa dekade terakhir. Dari pendidikan
berbasis guru menjadi pendidikan berbasis siswa, evaluasi pembelajaran menjadi elemen
kunci dalam memahami bagaimana siswa belajar dan berkembang.

Tujuan pembelajaran dalam konteks pendidikan sangat bervariasi, mulai dari pengembangan
pengetahuan dan keterampilan hingga pengembangan sikap, nilai, dan kompetensi. Evaluasi
pembelajaran memungkinkan pendidik untuk mengukur sejauh mana tujuan-tujuan ini
tercapai. Evaluasi pembelajaran tidak hanya memberikan informasi tentang pencapaian
siswa, tetapi juga dapat digunakan sebagai alat untuk pengambilan keputusan terkait dengan
perbaikan kurikulum, metode pengajaran, dan strategi pembelajaran.

Evaluasi pembelajaran erat kaitannya dengan pengembangan dan penyempurnaan kurikulum.


Ini membantu dalam menentukan apakah kurikulum tersebut efektif dalam mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan.Dunia pekerjaan saat ini semakin menuntut individu
memiliki keterampilan yang relevan. Evaluasi pembelajaran menjadi alat yang membantu
mengukur kesiapan siswa untuk memasuki pasar kerja.

Teknologi telah mengubah cara pembelajaran dilakukan. Evaluasi pembelajaran juga perlu
beradaptasi dengan perubahan ini untuk mengukur pencapaian pembelajaran dalam
lingkungan pembelajaran online dan berbasis teknologi.Ada banyak tantangan yang dihadapi
dalam proses evaluasi pembelajaran, termasuk masalah keadilan dalam penilaian,
penggunaan metode yang sesuai, dan pengumpulan data yang akurat. Pemahaman konsep
dasar evaluasi pembelajaran dapat membantu mengatasi beberapa tantangan ini.

B.Rumusan Masalah
1. Apa itu evaluasi pembelajaran ?
2. Apa tujuan dan fungsi evaluasi ?
3. apa saja jenis-jenis evaluasi pembelajaran

C.Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah evaluasi pembelajaran matematika
2. Untuk mengetahui apa itu evaluasi pembelajaran
3. Untuk mengetahui apa tujuan dan fungsi dari evaluasi
4. Untuk mengetahui jenis-jenis dari evaluasi

1
BAB II

RINGKASAN MATERI

A.Buku Utama
1.Pengertian Evaluasi,Penilaian,dan Pengukuran

Evaluasi memiliki ruang lingkup yang lebih luas dari penilaian, jika yang ingin dinilai adalah
sistem pembelajaran, maka ruang lingkup yang dinilai adalah seluruh komponen dalam
pembelajaran, maka istilah yang tepat untuk menilai sistem pembelajaran adalah evaluasi,
namun jika yang ingin dinilai adalah bagian/komponen pembelajaran, seperti hasil belajar
maka istilah yang tepat digunakan adalah penilaian. Evaluasi dan penilaian bersifat kualitatif,
sementara pengukuran bersifat kuantitatif (skor/angka) yang didapat melalui suatu alat ukur
atau instrument yang baku. Dalam konteks kognitif, alat ukur atau instrument berupa tes,
sedangkan afektif dapat berupa non-tes (Angket, wawancara, observasi, dll).

Secara garis besar dapat dikatakan bahwa evaluasi adalah pemberian nilai terhadap kualitas
sesuatu. Selain dari itu, evaluasi juga dapat dipandang sebagai proses merencanakan,
memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat alternatif-
alternatif keputusan. Dengan demikian, Evaluasi merupakan suatu proses yang sistematis
untuk menentukan atau membuat keputusan sampai sejauhmana tujuan-tujuan pengajaran
telah dicapai oleh siswa. Berdasarkan tujuannya, terdapat pengertian evaluasi sumatif dan
evaluasi formatif. Evaluasi formatif dinyatakan sebagai upaya untuk memperoleh feedback
perbaikan program, sementara itu evaluasi sumatif merupakan upaya menilai manfaat
program dan mengambil keputusan.

Penilaian (assessment) adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat
penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik atau
ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) peserta didik. Pengukuran adalah
penentuan besaran, dimensi, atau kapasitas, biasanya terhadap suatu standar atau satuan
pengukuran. Pengukuran memiliki dua karakteristik utama yaitu: 1) penggunaan angka atau
skala tertentu; 2) menurut suatu aturan atau formula tertentu.

2.Tujuan dan Fungsi Evaluasi Pembelajaran

Evaluasi pembelajaran bertujuan untuk mengetahui efesiensi dan efektifitas pembelajaran


yang meliputi : tujuan, metode, konsep bahan bajar, media, sumber ajar, suasana belajar serta
cara penilaian. Selain itu, evaluasi pembelajaran juga ditujukan untuk menilai efektifitas
strategi pembelajaran, menilai dan meningkatkan efektifitas program kurikulum, menilai dan
meningkatkan efektifitas pembelajaran, membantu belajar peserta didik, mengidentifikasi

2
kekuatan dan kelemahan peserta didik, serta untuk menyediakan data yang membantu dalam
membuat keputusan.

Tujuan atau fungsi penilaian ada beberapa hal:

1. Penilaian berfungsi selektif:Dengan cara mengadakan penilaian guru mempunyai cara


untuk mengadakan seleksi atau penilaian terhadap peserta didiknya.
2. Penilaian berfungsi diagnotik:Apabila alat yang digunakan dalam penilaian cukup
memenuhi persyaratan, maka dengan melihat hasilnya, guru akan mengetahui
kelemahan peserta didik.
3. Penilaian berfungsi sebagai penempatan. Sistem baru yang kini banyak dipopulerkan
di negara Barat, adalah sistem belajar sendiri.
4. Penilaian berfungsi sebagai pengukur keberhasilan. Fungsi dari penilaian
dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana suatu program berhasil diterapkan.

Selain dari itu penilaian juga berguna bagi semua pihak pemangku kepentingan, mulai dari
peserta didik, tenaga pengajar, sekolah dan juga masyarakat.

3.Prinsip-Prinsip Evaluasi dan Penilaian Pembelajaran

a.Prinsip Evaluasi Pembelajaran


Untuk mendapatkan hasil evaluasi yang baik, kegiatan evaluasi harus dilakukan berdasarkan
prinsip-prinsip yang pasti, valid, komprehensif dll. Seperti penjelasan berikut ini:

a. Kepastian dan Kejelasan


Dalam proses evaluasi maka kepastian dan kejelasan yang akan dievaluasi menduduki
urutan pertama. Evaluasi akan dapat dilaksanakan apabila tujuan evaluasi tidak
dirumuskan dulu secara jelas dalam definisi yang operational.
b. Teknik Evaluasi
Teknik evaluasi yang dipilih sesuai dengan tujuan evaluasi. Hendaklah diingat bahwa
tidak ada teknik evaluasi yang cocok untuk semua keperluan dalam pendidikan.
c. Komprehensif
Evaluasi yang komprehensif memerlukan teknik bervariasi yaitu teknik evaluasi
tunggal yang mampu mengukur tingkat kemampuan siswa dalam belajar, meskipun
hanya dalam satu
d. pertemuan jam pelajaran.
Kesadaran adanya kesalahan pengukuran. Evaluator harus menyadari keterbatasan
dan kelemahan dalam teknik evaluasi yang digunakan.
e. Evaluasi adalah alat, bukan tujuan
Evaluator menyadari sepenuhnya bahwa tiap-tiap teknik evaluasi digunakan sesuai
dengan tujuan evaluasi. Hasil evaluasi yang diperoleh tanpa tujuan tertentu akan
membuang waktu dan uang, bahkan merugikan peserta didik.

3
b.Prinsip Penilaian Pembelajaran
1. Berorientasi kepada pencapaian kompetensi
Berarti penilaian mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai
teknik yang sesuai untuk memantau perkembangan kemampuan peserta didik.
2. Valid
Penilaian valid berarti menilai apa yang seharusnya dinilai dengan menggunakan alat
yang sesuai untuk mengukur kompetensi, sehingga penilaian tersebut menghasilkan
informasi yang akurat tentang aktivitas belajar.
3. Adil
Adil berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena
berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat
istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.
4. Obyektif
Penilaian yang bersifat objektif tidak memandang dan membeda-bedakan latar
belakang peserta didik, namun melihat kompetensi yang dihasilkan oleh peserta didik
tersebut, bukan atas dasar siapa dirinya. Penilaian harus dilaksanakan secara objektif
dan tidak dipengaruhi oleh subyektivitas penilai.
5. Berkesinambungan
Pelaksanaan penilaian hasil belajar dilakukan secara terencana, bertahap, dan terus
menerus untuk memperoleh gambaran tentang perkembangan belajar peserta didik.
6. Menyeluruh
Penilaian diambil dengan mencakup seluruh aspek kompetensi peserta didik dan
menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, termasuk mengumpulkan
berbagai bukti aktivitas belajar peserta didik.
7. Terbuka
Penilaian harus bersifat transparan dan pihak yang terkait harus tau bagaimana
pelaksanaan penilaian tersebut, dari aspek apa saja nilai tersebut didapat, dasar
pengambilan keputusan, dan bagaimana pengolahan nilai tersebut sampai hasil
akhirnya tertera, dan dapat diterima.
8. Bermakna
Penilaian hasil belajar oleh pendidik memiliki arti, makna, dan manfaat yang dapat
ditindaklanjuti oleh pihak lain, terutama pendidik, peserta didik, orang tua, dan
masyarakat.

4
4.Jenis Evaluasi Pembelajaran

a. Bentuk Tes sebagai Instrument Evaluasi


Secara harfiah, kata “tes” berasal dari bahasa Perancis Kuno testum dengan arti piring
untuk menyisihkan logamlogam mulia, dalam bahasa Inggris ditulis dengan test yang dalam
bahasa Indonesia diterjemahkan dengan “tes”, ”ujian”, atau ”percobaan”. Testing berarti saat
dilaksanakannya atau peristiwa berlangsungnya pengukuran dan penilaian. Tester adalah
orang yang melaksanakan tes atau pembuat tes. Testee adalah pihak yang dikenai tes (peserta
tes).

Dalam dunia evaluasi pendidikan, yang dimaksud dengan tes adalah cara atau
prosedur dalam pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan, yang berbentuk pemberian
tugas atau serangkaian tugas, baik berupa pertanyaanpertanyaan yang harus dijawab, atau
perintah-perintah oleh testee, sehingga dapat dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah
laku atau prestasi testee, nilai mana dapat dibandingkan dengan nilai-nilai yang dicapai oleh
testee lainnya, atau dibandingkan dengan nilai standar tertentu.

Tes banyak digunakan untuk mengukur prestasi belajar peserta didik dalam bidang
kognitif, seperti pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, dan evaluasi. Penggunaan tes
dalam dunia pendidikan sudah dikenal sejak dahulu kala, sejak orang mengenal pendidikan
itu sendiri.

Fungsi Tes

a. Fungsi untuk Kelas:


b. Fungsi untuk Bimbingan:
c. Fungsi untuk Administrasi

Langkah-langkah dalam Penyusunan Tes

Urutan langkah yang dilakukan dalam penyusunan tes adalah:

a.Menentukan tujuan mengadakan tes.

b. Mengadakan pembatasan terhadap bahan yang akan dijadikan tes.

c. Merumuskan tujuan instruksional khusus dari tiap bagian bahan.

d. Menderetkan semua indikator dalam tabel persiapan yang memuat pula aspek tingkah
laku yang terkandung dalam indikator itu.

5
Bentuk-bentuk tes

a. Berdasarkan Fungsinya
 Tes seleksi
Tes seleksi sering dikenal dengan istilah “ujian saringan” atau “ujian masuk”.
Tes ini dilaksanakan dalam rangka penerimaan calon siswa baru, dimana hasil
tes digunakan untuk memilih calon peserta didik yang tergolong paling baik
dari sekian banyak calon yang mengikuti tes.
 Tes awal
Tes awal sering dikenal dengan istilah pre-test. Tes jenis ini dilaksanakan
dengan tujuan untuk mengetahui sejauh manakah materi atau bahan pelajaran
yang akan diajarkan telah dapat dikuasai oleh para peserta didik. Jadi tes awal
adalah tes yang dilaksanakan sebelum bahan pelajaran diberikan kepada
peserta didik. Karena itu maka butir-butir soalnya dibuat yang mudah-mudah.
 Tes akhir
Tes akhir sering dikenal dengan istilah post-test. Tes akhir dilaksanakan
dengan tujuan untuk mengetahui apakah semua materi pelajaran yang
tergolong penting sudah dapat dikuasai dengan sebaik-baiknya oleh para
peserta didik.
 Tes diagnostik
Tes diagnostik (diagnostic test) adalah tes yang digunakan untuk menentukan
secara tepat, jenis kesukaran yang dihadapi oleh peserta didik dalam suatu
mata pelajaran tertentu.
 Tes formatif
Tes formatif adalah tes hasil belajar yang bertujuan untuk mengetahui, sudah
sejauh manakah peserta didik “telah terbentuk” setelah mereka mengikuti
proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu.
 Tes sumatif Tes sumatif adalah tes hasil belajar yang dilaksanakan setelah
sekumpulan satuan program pengajaran selesai diberikan. Tes sumatif
dilaksanakan secara tertulis, agar semua siswa memperoleh soal yang sama.

b. Berdasarkan aspek psikis yang ingin diungkap


 Tes intelegensi, yakni tes yang dilaksanakan dengan tujuan mengungkap atau
mengetahui tingkat kecerdasan seseorang.
 Tes kemampuan, yakni tes yang dilaksanakan dengan tujuan untuk
mengungkap kemampuan dasar atau bakat khusus yang dimiliki oleh testee.
 Tes sikap, yakni salah satu jenis tes yang dipergunakan untuk mengungkap
predisposisi atau kecenderungan seseorang untuk melakukan suatu respon
tertentu terhadap dunia sekitarnya, baik berupa individu-individu maupun
obyekobyek tertentu.

6
 Tes kepribadian, yakni tes yang dilaksanakan dengan tujuan mengungkap ciri-
ciri khas dari seseorang yang banyak sedikitnya bersifat lahiriah.
 Tes hasil belajar, yang juga sering dikenal dengan istilah tes pencapaian, yakni
tes yang biasa digunakan untuk mengungkap tingkat pencapaian atau prestasi
belajar.

c. Penggolongan lain-lain
 Tes individual, yaitu tes dimana tester hanya berhadapan dengan satu orang
testee saja.
 Tes kelompok, yaitu tes dimana tester berhadapan dengan lebih dari satu orang
testee.

b.Bentuk Non Tes Sebagai Instrumen Evaluasi


Nontes adalah cara penilaian hasil belajar peserta didik yang dilakukan tanpa menguji
peserta didik tetapi dengan melakukan pengamatan secara sistematis. Pada prinsipnya, setiap
melakukan evaluasi pembelajaran, kita dapat menggunakan teknik tes dan nontes, sebab hasil
belajar atau aspek-aspek pembelajaran bersifat aneka ragam. perlu diketahui bahwa tes
bukanlah satu-satunya cara untuk melakukan evaluasi hasil belajar siswa, teknik lain yang
dapat dilakukan adalah teknik non tes.

1.Skala bertingkat (rating scale)

Skala menggambarkan nilai yang berbentuk angka terhadap suatu hasil pertimbangan.
Biasanya angka-angka yang digunakan diterangkan pada skala dengan jarak yang sama.
Meletakkannya secara bertingkat dari yang rendah ke yang tinggi.

2.Kuesioner

Kuesioner juga sering dikenal sebagai angket. Pada dasarnya kuesioner adalah Sebuah
daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur (responden). Dengan
kuesioner ini orang dapat diketahui tentang keadaan atau data diri, pengalaman,
pengetahuan sikap atau pendapatnya dan lain-lain.

3.Daftar cocok (check list)

Yang dimaksud dengan daftar cocok adalah deretan pernyataan (yang biasanya singkat-
singkat), dimana responden yang dievaluasi tinggal membubuhkan tanda cocok (√) di
tempat yang sudah disediakan.

4.Wawancara (interview)

Wawancara adalah suatu cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari
responden dengan jalan tanya jawab sepihak. Dikatakan sepihak karena dalam wawancara
ini responden tidak diberi kesempatan sama sekali untuk mengajukan pertanyaan.

7
5.Pengamatan (observation)

Pengamatan adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan
secara teliti serta pencatatan secara sistematis.

6.Riwayat hidup

Riwayat hidup adalah gambaran tentang keadaan seseorang selama dalam masa
kehidupannya. Dengan mempelajari riwayat hidup, maka subjek evaluasi akan dapat
menarik suatu kesimpulan tentang kepribadian kebiasaan dan sikap dari objek yang
dimulai.

B. Buku Pembanding
A. KONSEP EVALUASI
Pengertian evaluasi dalam arti luas adalah suatu proses dalam meren- canakan,
memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat diperlu- kan untuk membuat berbagai
alternatif keputusan. Sedangkan evaluasi pembelajaran adalah suatu proses berkelanjutan
tentang pengumpulan dan penafsiran informasi, dalam menilai (assessment) keputusan yang
dibuat untuk merancang suatu sistem pembelajaran. Sesuai dengan pengertian tersebut maka
setiap kegiatan evaluasi mempunyai tiga implikasi berikut ini.

Pertama, evaluasi merupakan suatu proses terus-menerus, bukan hanya pada akhir
pengajaran, tetapi dimulai sebelum dilaksanakannya pembelajaran. Kedua, proses evaluasi
harus diarahkan ke tujuan tertentu, yaitu untuk mendapatkan berbagai jawaban tentang
bagaimana memperbaiki pembelajaran. Ketiga, evaluasi mengharuskan penggunaan berbagai
alat ukur yang akurat dan bermakna, untuk mengumpulkan informasi yang dibutuhkan guna
membuat keputusan Dengan demikian, evaluasi adalah proses yang berkaitan dengan
pengumpulan informasi yang memungkinkan pendidik untuk menentukan tingkat kemajuan
pembelajaran, dan menentukan pembelajaran ke depan agar lebih baik.

Dalam hubungannya dengan kegiatan pembelajaran, Norman E Gronlund (1976)


merumuskan pengertian evaluasi sebagai berikut: "Evaluation a systematic process of
determining the extent to which instructional objectives are achieved by pupils
Evaluasi merupakan suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat
keputusan, sampai sejauh mana berbagai tujuan pembelajaran telah dicapai
oleh peserta didik.

B. PENGUKURAN, PENILAIAN, DAN EVALUASI

Berikut akan dijelaskan mengenai perbedaan penilaian, pengukuran, dan evaluasi.

8
1. Pengukuran

Pengukuran (measurement) adalah proses penetapan ukuran terhadap suatu gejala menurut
aturan tertentu (Guilford, 1982). Pengukuran pen- didikan berbasis kompetensi berdasar pada
klasifikasi observasi untuk kerja atau kemampuan peserta didik dengan menggunakan satu
standar. Pengukuran dapat menggunakan tes atau nontes. Pengukuran pen- didikan biasa
bersifat kuantitatif. Kuantitatif hasilnya berupa angka, sedangkan kualitatif hasilnya bukan
angka (berupa predikat atau pernya- taan kualitatif, misalnya sangat baik, baik, cukup,
kurang, sangat kurang), disertai deskripsi penjelasan prestasi peserta didik. Pengujian
merupakan bagian dari pengukuran yang dilanjutkan dengan kegiatan penilaian.

Dalam istilah pengukuran terdapat dua hal yaitu "alat ukur" dan apa yang diukur Alat ukur
tersebut berupa instrumen (tes ataupun nontes). Instrumen tes digunakan untuk mengukur
kemampuan kognitif dan psikomotorik, sedangkan instrumen nontes digunakan untuk
mengukur kemampuan afektif. Pengukuran adalah mengukur sesuatu atau dapat diartikan
sebagai pemberian angka terhadap objek yang diukur sehingga dapat mengambarkan
karakteristik dari objek tersebut.

Beberapa pendapat ahli tentang pengukuran adalal sebagai berikut. Menurut Allen & Yen
(1979). pengukuran (measurement) merupakan penetapan angka bagi individu dengan cara
sistematis, yang mencer- minkan sifat (karakteristik) dari individu. Sedangkan menurut
Saifuddin Azwar (2010), pengukuran adalah suatu prosedur pemberian angka ter- hadap
atribut atau variabel suatu kontinum Hasil dari pengukuran adalah angka. Menurut Saifuddin
Azwar, karakteristik dari pengukuran adalah sebagai berikut.

a. Perbandingan antara atribut yang diukur dengan alat ukurnya, maksudnya apa yang di ukur
adalah atribut atau dimensi dari sesuatu, bukan sesuatu itu sendiri.

b. Hasilnya dinyatakan secara kuantitatif, artinya hasil pengukuran berwujud angka.

c. Hasilnya bersifat deskriptif, artinya hanya sebatas memberikan angka yang tidak
diinterpretasikan lebih jauh.

2. Penilaian

Penilaian merupakan rangkaian kegiatan untuk memperoleh, meng- analisis, dan


menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara
sistematis dan berkesinambungan sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam
mengambil keputusan. Fokus penilaian pendidikan adalah keberhasilan belajar peserta didik
dalam mencapai standar kompetensi yang ditentukan. Pada tingkat mata pelajaran,
kompetensi yang harus dicapai berupa Standar Kompetensi (SK) mata pelajaran yang
selanjutnya dijabarkan dalam Kompetensi Dasar (KD) untuk tingkat satuan pendidikan,
kompetensi yang harus dicapai peserta didik adalah Standar Kompetensi Lulusan (SKL).

Standar Kompetensi Lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup


sikap, pengetahuan, dan keterampilan sebagai- mana yang diatur dalam Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional RI Nomor 23 Tahun 2006 (Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan

9
Pendidikan Dasar dan Menengah). Kualitas pendidikan sangat ditentukan oleh kemampuan
satuan pendidikan dalam mengelola proses pembelajaran.

Penilaian merupakan bagian yang penting dalam pembelajaran. Dengan melakukan


penilaian, pendidik mengetahui kemampuan yang dimiliki peserta didik, ketepatan metode
mengajar yang digunakan dan keberhasilan peserta didik dalam meraih kompetensi yang
telah ditetapkan. Penilaian yang dilakukan harus memiliki asas keadilan yang tinggi. Artinya,
peserta didik diperlakukan sama sehingga tidak merugi kan salah satu atau sekelompok
peserta didik yang dinilai. Selain itu, penilaian tidak membedakan latar belakang sosial
ekonomi, budaya, bahasa, gender, dan agama.

Penilaian adalah penafsiran dari hasil pengukuran. Penilaian meru- pakan cara yang
digunakan untuk menilai kinerja individu ataupun kelompok, sesuai dengan kriteria tertentu
guna memperoleh informasi untuk menjadi pertimbangan dalam pengambilan keputusan.

Penilaian (assesment) adalah istilah umum yang mencakup semua metode yang biasa
digunakan untuk menilai unjuk kerja individu atau kelompok peserta didik. Proses penilaian
mencakup pengumpulan bukti yang menunjukkan pencapaian belajar peserta didik. Proses
penilaian mencakup pengumpulan bukti yang menunjukkan pencapaian belajar peserta didik.
Penilaian merupakan suatu pernyataan berdasarkan sejumlah fakta umtuk menjelaskan
karakteristik seseorang atau sesuatu (Griffin & Nix, 1991). Penilaian mencakup semua proses
pembelajaran. Oleh karena itu, kegiatan penilaian tidak terbatas pada karakteristik peserta
didik saja, tetapi juga mencakup karakteristik metode mengajar, kurikulum, fasilitas, dan
administrasi sekolah. Instrumen penilaian berupa tes tertulis, tes lisan, lembar pengamatan,
pedoman wawancara, tugas rumah, dan sebagainya. Penilaian juga diartikan sebagai kegiatan
menafsirkan data hasil pengukuran atau kegiatan untuk memperoleh informasi tentang
pencapaian kemajuan belajar peserta didik.

Menurut Mahrens & Lehman (1973:6) penilaian merupakan proses dalam memperoleh dan
memberikan informasi yang berguna sebagai alternatif pengambilan keputusan Sedangkan
menurut Djemari Mardapi (2008), penilaian atau assesment mencakup semua cara yang
digunakan untuk menilai unjuk kerja individu atau kelompok. Penilaian dapat digunakan
untuk membuat kesimpulan tentang karakteristik seseorang atau objek. Tujuan dari penilaian
ini adalah untuk menginformasikan keputusan tentang pengalaman belajar dan melaporkan
apa yang telah didapatkan peserta didik.

Penilaian dapat dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu Pendekatan Acuan Norma (PAN)
dan Pendekatan Acuan Kriteria (PAK). Pendekatan Acuan Norma (PAN) mengacu pada
distribusi normal, yakni dilakukan pengukuran terlebih dahulu baru ditetapkan kriteria
penilaian. Sedang- kan Pendekatan Acuan Kriteria (PAK) adalah menentukan kriteria
penilaian terlebih dahulu, dan selanjutnya baru dilakukan pengukuran.

3. Evaluasi

Evaluasi (evaluation) adalah penilaian yang sistematik tentang manfaat atau kegunaan
suatu objek (Mehress & Lehmann, 1991). Dalam mela- kukan evaluasi terdapat judgment

10
untuk menentukan nilai suatu program yang sedikit banyak mengandung unsur subjektif.
Evaluasi memerlukan data hasil pengukuran dan informasi hasil penilaian yang memiliki
banyak dimensi, seperti kemampuan, kreativitas, sikap, minat, keterampilan, dan sebagainya.
Oleh karena itu, dalam kegiatan evaluasi, alat ukur yang digunakan juga bervariasi
bergantung pada jenis data yang ingin diperoleh. Pengukuran, penilaian, dan evaluasi bersifat
bertahap, maksudnya kegiatan dilakukan secara berurutan, dimulai dengan pengukuran,
kemudian penilaian, dan terakhir evaluasi.

Evaluasi adalah kegiatan yang dilaksanakan sebagai alternatif untuk memperbaiki program
atau kegiatan yang sedang atau sudah dilak- sanakan. Pengertian evaluasi menurut beberapa
ahli adalah sebagai berikut.

a. Djemari Mardapi (2008:8), evaluasi adalah salah satu rangkaian kegiatan dalam
meningkatkan kualitas, serta kinerja atau produktivitas suatu satuan lembaga dalam
melaksanakan suatu program.

b. Miller (2008: 2), evaluasi adalah penilaian kualitatif yang menggunakan hasil pengukuran
dari tes dan informasi penilaian untuk menentukan nilai.

c. Griffin dan Nix (dalam Mardapi, 2012: 26), evaluasi adalah judgment terhadap nilai atau
implikasi dari hasil pengukuran. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan evaluasi selalu
didahului dengan kegiatan pengukuran dan penilaian.

Tujuan dari evaluasi adalah untuk meningkatkan kualitas proses dan memberikan
keputusan terhadap suatu program yang dievaluasi, apakah program tersebut harus diperbaiki,
diteruskan, atau bahkan dihentikan. Selanjutnya, kegunaan dari hasil evaluasi ini adalah
sebagai acuan untuk pengambilan keputusan atau kebijakan. Untuk lebih lanjut, berikut
perbedaan lebih jelas di antara pengukuran, penilaian, dan evaluasi. Pengukuran adalah
membandingkan hasil tes dengan standar yang ditetapkan. Pengukuran bersifat kuantitatif.
Sedangkan menilai adalah kegiatan mengukur dan mengadakan estimasi terhadap hasil
pengukuran, atau membanding bandingkan dan tidak sampai ke taraf pengam- bilan
keputusan. Penilaian lebih bersifat kualitatif. Contoh dari peng- ukuran: Dari 100 butir soal
yang diajukan dalam tes, Budi menjawab betul sebanyak 80 butir soal. Berdasarkan contoh
tersebut dapat dipahami bahwa pengukuran itu bersifat kuantitatif.

Dapat disimpulkan bahwa pengukuran adalah proses pemberian (skor) terhadap proses dan
hasil pembelajaran. Hal ini tentunya berda sarkan kriteria atau ukuran tertentu yang jelas dan
sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan dalam rangka memberikan judgement, yaitu
berupa keputusan terhadap proses dan hasil pembelajaran.

Penilaian merupakan suatu proses untuk mengambil keputusan dengan menggunakan


informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar, baik yang menggunakan tes
maupun nontes Contoh penilaian adalah: Dari 100 butir soal 80 butir dijawab dengan betul
oleh Budi Jadi, dapat ditentukan bahwa Budi termasuk anak yang pandai.

11
Evaluasi Menurut Suharsimi Arikunto (2004) adalah kegiatan untuk mengumpulkan
informasi tentang bekerjanya sesuatu, dan selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk
menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan.

C. BEBERAPA PERMENDIKBUD MENGENAI PENILAIAN HASIL BELAJAR

Terdapat beberapa Permendikbud mengenai penilaian hasil belajar, yaitu sebagai berikut.

1. Berdasarkan Pasal Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 53 Tahun 2015
tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar
dan Pendidikan Menengah, Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik adalah proses pengumpulan
informasi/data tentang capaian pembelajaran peserta didik dalam aspek sikap, aspek
pengetahuan, dan aspek keterampilan yang dilakukan secara terencana dan sistematis yang
dilakukan untuk memantau proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar melalui
penugasan dan evaluasi hasil belajar. Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara
berkesinambungan.

2. Berdasarkan Permendikbud No. 81 A Tahun 2013 istilah penilaian (assessment) terdiri dari
tiga kegiatan, yaitu pengukuran, penilaian, dan evaluasi. Ketiga istilah tersebut memiliki arti
yang berbeda meski saling berkaitan. Pengukuran adalah kegiatan membandingkan hasil
pengamatan dengan suatu kriteria atau ukuran. Penilaian adalah proses mengumpulkan
informasi/bukti melalui pengukuran. menafsirkan, mendeskripsikan, dan menginterpretasi
bukti-bukti hasil pengukuran. Evaluasi adalah proses mengambil keputusan berdasarkan hasil
hasil penilaian.

3. Berdasarkan Permendikbud No.53 Tahun 2015 penilaian hasil belajar oleh pendidik adalah
proses pengumpulan informasi/bukti tentang capaian pembelajaran peserta didik dalam
kompetensi sikap spi- ritual dan sikap sosial, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi
keterampilan yang dilakukan secara terencana dan sistematis, selama dan setelah proses
pembelajaran. Penilaian dilakukan melalui observasi, penilaian diri, penilaian antarpeserta
didik, ulangan, penu- gasan, tes praktik, proyek dan portofolio yang disesuaikan dengan
karakteristik kompetensi

4. Berdasarkan Permendikbud no,23 tahun 2016 standar penilaian pendidikan adalah kriteria
mengenai lingkup, tujuan, manfaat prinsip, mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian
hasil bel- ajar peserta didik yang digunakan sebagai dasar dalam penilaian hasil belajar
peserta didik pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Penilaian adalah
pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta
didik. Pembel- ajaran adalah proses interaksi antarpeserta didik, antara peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Ulangan adalah proses yang
dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam
proses pembelajaran untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik.

12
D. TUJUAN DAN FUNGSI EVALUASI

Fungsi evaluasi di dalam pendidikan tidak dapat dilepaskan dari tujuan evaluasi itu sendiri.
Tujuan dari evaluasi pendidikan itu sendiri adalah untuk mendapatkan data pembuktian yang
akan menunjukkan tingkat keberhasilan peserta didik untuk mencapai tujuan kurikuler. Selain
itu, evaluasi juga dapat digunakan oleh pendidik dan pengawas pendidikan dalam mengukur
atau menilai keefektifan mengajar, kegiatan belajar, maupun metode mengajar yang
digunakan. Dengan demikian, evaluasi itu dapat dikatakan sangat penting dalam proses
belajar mengajar. Secara rinci, fungsi evaluasi dalam pembelajaran dapat dikelompokkan
menjadi empat fungsi berikut.

Untuk mengetahui seberapa maju dan berkembangnya peserta didik setelah melakukan
kegiatan belajar selama jangka waktu tertentu Hasil evaluasi yang didapatkan itu selanjutnya
digunakan untuk memperbaiki cara belajar peserta didik atau mengisi rapor Hal itu berarti
pula untuk menentukan kenaikan kelas atau kelulusan seorang peserta didik di sekolah atau
lembaga pendidikan. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan program pengajaran Peng ajaran
sebagai suatu sistem terdiri dari beberapa komponen yang memiliki keterkaitan Komponen
tersebut adalah tujuan, materi. bahan pengajaran, metode belajar, alat dan sumber pelajaran,
serta alat evaluasi.

3. Untuk keperluan Bimbingan dan Konseling (BK). Berbagai hasil evaluasi yang telah
dilaksanakan pendidik terhadap peserta didik dapat digunakan sebagai sumber informasi atau
data bagi pelayanan BK, oleh para konselor sekolah atau pembimbing lainnya untuk:

a. membuat berbagai diagnosis kelemahan, kekuatan, atau kemam- puan peserta didik,

b. mengetahui dalam hal apa yang harus diperbaiki atau remedial dari peserta didik,

c. sebagai dasar untuk menangani berbagai kasus yang terjadi pada peserta didik,

d. sebagai acuan dalam melayani berbagai kebutuhan peserta didik untuk membimbing
kariernya di masa depan.

4. Untuk mengetahui berbagai keperluan pengembangan dan per- baikan kurikulum sekolah.
Seperti yang telah dijelaskan di awal bahwa hampir setiap saat pendidik melakukan kegiatan
evaluasi, untuk menilai berbagai keberhasilan belajar peserta didik dan menilai program
pembelajaran. Dengan demikian, pendidik juga menilai isi dan juga materi pelajaran yang ada
di dalam kurikulum. Seorang pendidik yang dinamis tentunya tidak begitu saja mengikuti apa
yang ada di dalam kurikulum, namun mereka juga menyesuaikan materi tersebut dengan
berbagai materi yang dibutuhkan peserta didik, lingkungannya, dan juga perkembangan
masyarakat. Materi kurikulum yang sudah tidak sesuai maka tidak digunakan. Benar adanya
bahwa terdapat anggapan mengenai hakikat kurikulum sekolah yang sebenarnya ditemukan
oleh para pendidik.

E. PRINSIP-PRINSIP DALAM EVALUASI PEMBELAJARAN

13
Evaluasi hasil belajar dapat dikatakan terlaksana dengan baik jika berpe- gang pada tiga
prinsip dasar berikut.

1. Prinsip Keseluruhan

Prinsip keseluruhan atau prinsip menyeluruh dikenal dengan prinsip komperehensif.


Dengan prinsip ini maka evaluasi hasil belajar dapat terlaksana dengan baik, apabila evaluasi
tersebut dilaksanakan secara utuh atau menyeluruh. Perlu diingat bahwa evaluasi hasil belajar
itu tidak boleh dilakukan sepotong-potong, melainkan harus dilaksanakan secara utuh dan
menyeluruh.

2. Prinsip Kesinambungan

Prinsip ini dikenal dengan prinsip kontinuitas, yakni evaluasi hasil belajar yang baik adalah
evaluasi hasil belajar yang dilaksanakan secara teratur dan sambung menyambung dari waktu
ke waktu.

3. Prinsip Objektivitas

Prinsip objektivitas mengandung makna bahwa evaluasi hasil belajar dapat dinyatakan
sebagai evaluasi yang baik apabila dapat terlepas dari faktor-faktor yang sifatnya subjektif

Seorang pendidik juga harus memerhatikan berbagai prinsip dalam menilai hasil belajar
peserta didiknya. Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut

1. Sahih. Penilaian yang dilakukan pendidik dapat sahih ketika dila- kukan berdasarkan data
yang mencerminkan kemampuan yang diukur, dan menggunakan instrumen pengukuran yang
jelas.

2. Objektif. Pendidik tidak memasukan penilaian secara subjektif Dengan demikian,


digunakan pedoman penilaian (rubrik) sehingga dapat menyamakan antara persepsi penilai
dan memperkecil subjektivitas.

3. Adil Penilaian harus sesuai dengan hasil nyata capaian belajar pesertadidik dengan
kompetensi yang dinilai.

4. Terpadu. Penilaian oleh pendidik adalah salah satu komponen yang tidak dapat dipisahkan
dari kegiatan pembelajaran, dan mengacu pada kompetensi yang diajarkan pada proses
pembelajaran.

5. Terbuka. Prosedur dan kriteria penilaian harus terbuka dan jelas, serta diketahui oleh
pendidik dan peserta didik. Peserta didik atau pengguna hasil penilaian harus tahu proses dan
acuan apa yang dipakai untuk merumuskan penilaian.

6. Menyeluruh dan berkesinambungan. Penilaian yang dilakukan oleh pendidik harus


mencakup semua aspek kompetensi, dengan meng- gunakan berbagai teknik penilaian yang
sesuai dengan instrumen. Penilaian itu juga dilakukan sepanjang proses pembelajaran, dan

14
menggunakan pendekatan assessment as learning, for learning, dan of learning secara
seimbang

7. Sistematis. Penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti berbagai
langkah baku. Hal ini diawali dengan pemetaan, yaitu mengidentifikasi, menganalisis KD,
dan indikator ketercapaian KD. Berdasarkan hasil identifikasi dan analisis tersebut
selanjutnya dipetakan teknik penilaian, bentuk instrumen, dan waktu penilaian yang sesuai.

8. Beracuan kriteria penilaian. Penilaian dilakukan sesuai dengan acuan kriteria minimal yang
telah ditetapkan. Peserta didik yang telah mencapai batas tersebut maka dinyatakan tuntas,
sedangkan peserta didik yang belum mencapai batas harus menjalani remedial.

9. Akuntabel. Hasil penilaian dapat dipertanggungjawabkan dari segi teknik, prosedur,


maupun hasilnya Selain penilaian dilakukan secara sahih, objektif, adil, dan terbuka, namun
penilaian juga harus memi- liki makna bagi peserta didik dan juga proses pembelajarannya

F. TEKNIK, PROSEDUR, DAN PEMANFAATAN HASIL BELAJAR PESERTA


DIDIK

Berikut akan dijelaskan lebih rinci mengenai hasil belajar peserta didik.

1. Teknik Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik

Penilaian hasil belajar oleh pendidik menggunakan berbagai instrumen penilaian berupa
tes, pengamatan, penugasan perseorangan atau ke- lompok, dan bentuk lain yang sesuai
dengan karakteristik kompetensi dan tingkat perkembangan peserta didik. Penilaian ini
dilakukan oleh pendidik untuk memantau proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil
belajar melalui penugasan dan pengukuran pencapaian satu atau lebih Kompetensi Dasar.
Hasil penilaian pencapaian pengetahuan dan keterampilan oleh pendidik disampaikan dalam
bentuk angka atau deskripsi. Peserta didik yang belum mencapai KKM harus mengikuti
pembelajaran remedial.

Penilaian sikap dilakukan dengan teknik observasi atau teknik lainnya yang relevan.
Teknik penilaian observasi dapat menggunakan instrumen seperti lembar observasi atau buku
jurnal. Teknik penilaian lain yang dapat digunakan yaitu penilaian diri dan penilaian
antarteman. Penilaian diri dan penilaian antarteman dapat digunakan dalam rangka
pembinaan dan pembentukan karakter peserta didik. Setelah itu, hasil penilaian ini dapat
dijadikan sebagai salah satu data konfirmasi dari hasil penilaian sikap oleh pendidik. Hasil
penilaian pencapaian sikap oleh pendidik disampaikan dalam bentuk predikat atau deskripsi.
Penilaian pengetahuan dilakukan dengan berbagai teknik. Pendidik dapat memilih teknik
penilaian yang paling sesuai dengan karakteristik kompetensi dasar, indikator, atau tujuan
pembelajaran yang akan dinilai Berbagai hal yang akan dilakukan dalam proses penilaian
perlu ditetapkan terlebih dahulu pada saat menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP). Teknik yang biasa digunakan adalah tes tertulis, tes lisan, dan penugasan. Hasil
penilaian pencapaian pengetahuan oleh pendidik disampaikan dalam bentuk angka ataupun
deskripsi Penilaian pengetahuan dilakukan dengan berbagai teknik. Pendidik dapat memilih
teknik penilaian yang paling sesuai dengan karakteristik kompetensi dasar, indikator, atau

15
tujuan pembelajaran yang akan dinilai. Berbagai hal yang akan dilakukan dalam proses
penilaian perlu ditetapkan terlebih dahulu pada saat menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP). Teknik yang biasa digunakan adalah tes tertulis, tes lisan, dan
penugasan. Hasil penilaian pencapaian pengetahuan oleh pendidik disampaikan dalam bentuk
angka ataupun deskripsi.

Penilaian keterampilan yakni penilaian yang dilakukan untuk melihat sejauh apa
kemampuan peserta didik dalam menerapkan pengetahuan, ketika melakukan tugas tertentu
pada berbagai macam konteks sesuai dengan indikator pencapaian kompetensi. Penilaian
keterampilan dapat dilakukan dengan berbagai teknik, antara lain penilaian praktik, penilaian
produk, penilaian proyek, dan penilaian portofolio. Teknik penilaian keterampilan yang
digunakan kemudian dipilih sesuai dengan karak- teristik KD pada Kl-4. Hasil penilaian
pencapaian keterampilan oleh pendidik disampaikan dalam bentuk angka maupun deskripsi

2. Prosedur Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik

Pada umumnya, prosedur penilaian hasil belajar oleh pendidik mencakup beberapa hal
berikut.

a. Penyusunan rencana penilaian yang meliputi: 1) menetapkan tu- juan penilaian dengan
mengacu pada RPP yang telah disusun, 2) menyusun kisi-kisi penilaian, 3) membuat
instrumen penilaian berikut pedoman penilaian, dan 4) melakukan analisis kualitas instrumen.

b. Pelaksanaan penilaian.

c. Pengolahan, analisis, dan interpretasi dari hasil penilaian.

3. Pelaporan dan Pemanfaatan Hasil Penilaian Berikut penjabarannya lebih lanjut.

a. Perencanaan Penilaian

Perencanaan penilaian oleh pendidik adalah kegiatan perancangan peni laian yang
dilakukan sebelum kegiatan tersebut dilaksanakan. Peren- canaan dilakukan untuk
menentukan tujuan penilaian dan KD tertentu akan dinilai menggunakan bentuk apa, teknik
apa, berapa frekuensinya, untuk apa pemanfaatannya, serta bagaimana tindak lanjutnya.
Peren- canaan penilaian tersebut harus dilaksanakan secara sistematis agar tujuan dapat
tercapai. Perancangan penilaian dilakukan ketika penyu- sunan RPP berdasarkan silabus.
Berbagai langkah penting dalam peren- canaan penilaian meliputi: menetapkan tujuan
penilaian, menentukan bentuk penilaian, memilih teknik penilaian, menyusun kisi-kisi, meru-
lis soal berdasarkan kisi-kisi dan kaidah penulisan soal, serta menyusun pedoman penskoran.

b. Pelaksanaan Penilaian

Pelaksanaan penilaian merupakan eksekusi atas perencanaan penilaian. Waktu dan


frekuensi pelaksanaan penilaian dilakukan berdasarkan pemetaan dan perencanaan yang
dilakukan oleh pendidik, yang sesuai pada program semester dan program tahunan.
Berdasarkan bentuknya, pelaksanaan penilaian terutama untuk penilaian pengetahuan dan
peni- laian keterampilan terdiri dari pelaksanaan Penilaian Harian (PH) dan Penilaian Tengah

16
Semester (PTS). Penilaian harian dilaksanakan setelah serangkaian kegiatan pembelajaran
berlangsung sebagaimana yang direncanakan dalam RPP. Penilaian Tengah Semester (PTS)
merupakan kegiatan penilaian yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kom- petensi
dasar mata pelajaran, ketika kegiatan pembelajaran telah ber- langsung 8-9 minggu. Cakupan
PTS meliputi seluruh KD pada periode tersebut.

Frekuensi penilaian yang dilakukan oleh pendidik ditentukan ber- dasarkan hasil pemetaan
penilaian, dan selanjutnya dicantumkan pada program tahunan dan program semester.
Penentuan frekuensi penilaian tersebut didasarkan pada analisis KD. Berbagai KD yang
"gemuk dapat dinilai lebih dari 1 (satu) kali, sedangkan berbagai KD yang "kurus" dapat
disatukan untuk sekali penilaian atau diujikan bersama. Dengan demikian, frekuensi dalam
penilaian atau ulangan pada satu semester dapat bervariasi, dan tergantung pada tuntutan KD
dan hasil pemetaan oleh pendidik.

c. Pengolahan Hasil Penilaian

Pengolahan hasil penilaian sikap untuk membuat deskripsi nilai/per- kembangan sikap selama
satu semester.

1) Pendidik mata pelajaran, wali kelas, dan pendidik BK masing-masing mengelompokkan


(menandai) berbagai catatan sikap pada jurnal yang dibuatnya ke dalam sikap spiritual dan
sikap sosial (apabila pada jurnal belum ada kolom butir nilai).

2) Pendidik mata pelajaran, wali kelas, dan pendidik BK masing-masing membuat rumusan
deskripsi singkat sikap spiritual dan sikap sosial,berdasarkan berbagai catatan jurnal untuk
setiap peserta didik.

3) Wali kelas mengumpulkan deskripsi singkat sikap dari pendidik mata pelajaran dan
pendidik BK. Dengan memperhatikan deskripsi singkat sikap spiritual dan sosial dari
pendidik mata pelajaran, pendidik BK, dan wali kelas yang bersangkutan, wali kelas
menyim- pulkan (merumuskan deskripsi) capaian sikap spiritual dan sosial setiap peserta
didik.

4) Pelaporan hasil penilaian sikap dalam bentuk predikat dan deskripsi. Pada penilaian
pengetahuan, nilai pengetahuan didapatkan dari hasil Penilaian Harian (PH), Penilaian
Tengah Semester (PTS), dan Penilaian Akhir Semester (PAS) yang dilakukan dengan
beberapa teknik penilaian sesuai tuntutan KD. Penulisan capaian pengetahuan pada rapor
menggunakan angka pada skala o - 100 dan deskripsi Sedangkan pada penilaian
keterampilan, nilai tersebut didapatkan dari hasil penilaian praktik, produk, proyek, dan
portofolio. Hasil penilaian dengan teknik praktik dan proyek dirata-rata untuk mem- peroleh
nilai akhir keterampilan pada setiap mata pelajaran. Seperti pada pengetahuan, penulisan
capaian keterampilan pada rapor merg gunakan angka pada skala 0-100 dan deskripsi

d. Pelaporan dan Pemanfaatan Hasil Penilaian Berdasarkan pengolahan hasil penilaian,


pendidik membuat laporan hasil penilaian. Hasil penilaian dapat berbentuk rekap nilai peserta
didik atau nilai pada masing-masing lembar jawabannya, serta bentuk lain sesuai dengan
tujuannya. Rekap nilai atau lembar jawaban begitu diperlukan bagi peserta didik untuk

17
mengetahui materi yang sudah dikuasai, dan materi yang belum dikuasainya sehingga dapat
digunakan sebagai acuan untuk belajar lebih baik.

G. JENIS-JENIS EVALUASI

Jenis-jenis untuk melakukan evaluasi yang dapat dilakukan oleh pendidik terhadap peserta
didik berdasarkan Permendiknas No. 20 Tahun 2007.

1. Ulangan adalah proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta
didik secara berkelanjutan dalam proses pem- belajaran, untuk memantau kemajuan,
melakukan perbaikan pem- belajaran, dan menentukan keberhasilan belajar peserta didik.

2. Ulangan harian adalah kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik setelah me- nyelesaikan satu Kompetensi Dasar (KD)
atau lebih.3. Ulangan tengah semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk
mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8-9 minggu kegiatan
pembelajaran. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan seluruh
KD pada periode tersebut.

4. Ulangan akhir semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pen- didik untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester. Cakupan ulangan meliputi seluruh
indikator yang merepresentasikan semua KD pada semester tersebut.

5. Ulangan kenaikan kelas adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik di akhir semester
genap untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik, di akhir semester genap pada
satuan pendidikan yang menggunakan sistem paket. Cakupan ulangan meliputi seluruh
indikator yang merepresentasikan KD pada semester tersebut.

6. Ujian sekolah/madrasah adalah kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi peserta didik


yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk memperoleh pengakuan atas prestasi belajar
dan merupakan salah satu persyaratan kelulusan dari satuan pendidikan. Mata pelajaran yang
diujikan adalah mata pelajaran kelompok mata. pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi
yang tidak diujikan dalam ujian nasional dan aspek kognitif dan/atau psikomotorik kelompok
mata pelajaran agama dan akhlak mulia, serta kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan
kepribadian yang akan diatur dalam POS Ujian Sekolah/Madrasah.

7. Ujian Nasional yang disebut UN adalah kegiatan pengukuran pen- capaian kompetensi
peserta didik pada beberapa mata pelajaran tertentu, dalam kelompok mata pelajaran ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam rangka menilai pencapaian Standar Nasional Pendidikan.

18
BAB III

KELEBIHAN DAN KELEMAHAN BUKU

A. KELEBIHAN BUKU
Dalam buku Evaluasi Pembelajaran karangan Arief Aulia Rahman, M.PD. dan Cut
Eva Nasyrah, M.Pd., terdapat beberapa kelebihan berdasarkan buku pembanding, yaitu :
 Materi dalam buku ini dijelaskan secara beruntut sehingga terlihat
keterikatan yang jelas antara materi pada bab berikut dengan bab sebelumnya.
 Materi yang dijabarkan dalam setiap bab merupakan materi yang cukup banyak dan
lengkap.
 Aspek-aspek pengetahuan mengenai konsep evaluasi pembelajaran.
 Bahasa yang digunakan dalam buku ini mudah dimengerti sehingga bagi siapa
saja yang membacanya akan lebih mudah memahaminya.
 Penulisan dalam buku sesuai dengan aturan EYD.
 Cover buku yang menarik, membuat adanya ketertarikan pembaca untuk membaca
buku tersebut.

B. KELEMAHAN BUKU
Dalam buku Evaluasi Pembelajaran karangan Arief Aulia Rahman, M.PD. dan Cut
Eva Nasyrah, M.Pd., terdapat beberapa kelemahan berdasarkan buku pembanding, yaitu :
 Penulisan yang sesuai dengan EYD, namun masih tidak begitu bagus dalam format
penulisan karena tidak menarik.

19
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan dari materi evaluasi, penilaian, dan pengukuran adalah bahwa proses ini
merupakan instrumen penting dalam pendidikan dan manajemen yang dapat membantu
mengukur, memahami, dan meningkatkan pencapaian tujuan serta kinerja individu atau
organisasi. Dengan memperhatikan konteks, metode yang sesuai, dan penggunaan data yang
bijak, kita dapat memastikan bahwa evaluasi, penilaian, dan pengukuran menjadi alat yang
efektif untuk pengembangan dan perbaikan berkelanjutan.
Melalui penerapan prinsip-prinsip etika, transparansi, dan kolaborasi, evaluasi juga
dapat menjadi alat yang lebih adil dan diterima oleh semua pihak yang terlibat. Ini berarti
bahwa kita harus menjadikan evaluasi sebagai bagian integral dari proses pembelajaran atau
manajemen, mengembangkan instrumen yang berkualitas, dan memanfaatkan hasil evaluasi
untuk mengambil keputusan yang lebih baik.
Dalam keseluruhan, kesimpulan utama adalah bahwa evaluasi, penilaian, dan
pengukuran bukan hanya sekadar tugas administratif, tetapi merupakan alat penting dalam
meningkatkan kualitas pendidikan, kinerja, dan pengambilan keputusan. Dengan pendekatan
yang bijak dan komitmen terhadap perbaikan berkelanjutan, kita dapat memaksimalkan
manfaat dari proses evaluasi ini dalam berbagai konteks.

B. Saran
Saran kepada para pembaca untuk membaca buku ini sebagai bahan pembelajaran
atau bahan pengetahuan untuk membahas tentang masalah dalam melakukan Evaluasi
Pembelajaran, sebaiknya diperhatikan syarat-syarat dalam penyusunan evaluasi pembelajaran
tersebut serta memilih teknik evaluasi pembelajaran yang sesuai agar hasil yang diinginkan
sesuai.

20
DAFTAR PUSTAKA

Aulia, A. (2019). Evaluasi Pembelajaran. Uwais Inspirasi Indonesia.

Febrina, R. (2019). Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Sinar Grafika Offset.

21

Anda mungkin juga menyukai